Mengejar Cinta MAS Ojol

Iwan pun akhirnya menahan Sheila untuk ke kontrakannya. Karena kondisi dari Sheila itu. Dan Sheila pun mengikuti perkataan Iwan. Iwan menyeduh kopi seperti biasa. Kemudian menyulut sebatang rokok, untuk menemani ngopi.

" Gw satu Wan.." Ucap Sheila mengambil rokok milik Iwan.

" Elo doyan..?"

" Ga tahu kalau yg ini?, biasanya yg menthol.." Sahut Sheila, kemudian ikut menyalakan rokok.

" Bagaimana..?"

" Lumayan.." Sahut Sheila kemudian menyandarkan kepalanya dibahu Iwan.

" Gw merasa nyaman kalau seperti ini. Tidak ada yg atur kesana kemari.." Gerutu Sheila namun didengar oleh Iwan.

" Kalau gw yg ngatur..?"

" Gw akan ikut perkataan lo, mau diatas atau dibawah, gw ikut.." Ucap Sheila sambil menghembuskan asap rokoknya.

" Dasar.." Ucap Iwan, kemudian mencubit hidung Sheila.

" Enak ternyata Wan, baru kali ini soalnya.." Sahut Sheila.

" Padahal kita bukan suami istri lho, sepasang kekasih juga bukan.." Celetuk Iwan.

" Bodo amat sama hal itu, Gw hanya maunya sama elo.." Sahut Sheila kemudian merangkul Iwan dan bibir Sheila menyambar bibir Iwan kembali. Iwan pun membalasnya. Hingga beberapa saat kemudian , Sheila dan Iwan menyudahinya.

Iwan mengulas senyum. Entah kenapa jika Sheila diberitahu tentang status itu terlihat tidak menyukainya. Iwan hanya diam saja serta memperhatikan.

Setelah beberapa saat beristirahat, dan Sheila sudah nyaman. Iwan mengajaknya menuju kontrakan Sheila. Untuk mengambil beberapa pakaian dan juga perlengkapan lainnya. Setelah itu mereka mencari makan.

Seperti biasa Iwan menggunakan jaket ojol nya. Memakai helm khas miliknya serta helm ojol sebagai cadangan. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Namun jalanan masih sangat ramai. Terutama karena hari ini malam Sabtu. Hari besok dan Minggu kebanyakan pekerja dan anak anak sekolah libur.

Saat sampai dikontrakkan, Sheila dikejutkan dengan keberadaan Vina disana. Menunggu Sheila menggunakan motor kesayangannya. Sheila pun tertawa, karena kesetiaan sahabatnya yg menunggu sambil mengobrol dengan tetangga kontrakan.

" Sialan Lo!, ditungguin dari tadi ga pulang pulang. Kemana aja sih..?" Ketus Vina sambil mendatangi Sheila yg turun dari motor Iwan. Beruntung Iwan menggunakan masker dan lengkap cirikhas ojol.

" Jalan jalan lah, masa di kontrakan mulu. Emang elu! ngerem mulu di kamar.." Sahut Sheila sambil membuka pintu kontrakan.

Vina memperhatikan jalan Sheila yg tidak seperti biasanya. Hanya saja belum bisa menanyakan kenapa bisa seperti itu.

" Duh, sakit gw!, datang bulan mendadak begini. Kecapean kali ya.." Keluh Sheila pura pura, karena Vina memperhatikannya sejak tadi.

" Makanya kalau pulang kerja ya pulang kerumah. Bukan malah keluyuran kesana kemari.." Sahut Vina curiga, karena malam ini Sheila pulang telat, bahkan sangat telat.

" Lu mau ngapain?, mau ngecek gw masih hidup atau kaga?" Celetuk Sheila melihat Vina memperhatikannya terus.

" Buset deh, iya gw khawatir kalau elu mendadak berubah drastis begini.." Ketus Vina. Kemudian memperhatikan Sheila yg beberes pakaian dan beberapa perlengkapan.

" Ngapain lu beres beres pakaian dan masukin ke tas..?" Ucap Vina, karena Sheila mengambil barang dan dimasukkan ke tas miliknya.

" Mau ketempat bibi. kangen gw.." Sahut Sheila. Bibi yg diketahui Vina adalah pengasuhnya dahulu yg sudah pulang kampung. Dan Sheila sering kesana.

" Naik apaan..?"

" Ojol, tuh..!" Sahut Sheila sambil menunjuk Iwan yg menunggu di motor.

" Buset , ga salah lu..?"

Sheila hanya menjawab dengan anggukan, kemudian membereskan pakaiannya untuk dibawa ke kontrakan Iwan.

Sementara Iwan menunggu Sheila diluar kontrakan. Sheila bersiap siap didalam. Iwan memperhatikan Vina sahabat Sheila. Memang Iwan pernah bertemu ketika memesan makanan. Serta di kantor sempat berpapasan. Selain itu, Iwan juga tahu jika Vina adalah cucu dari yg punya kontrakan Iwan, engkong Sa'i.

" Gila Lo!!, malam malam begini elu kesana. Engga nunggu besok..?" Celetuk Vina, karena Sheila orang yg nekat ini.

" Lu tahu gw kan Vin!. Gw nekat dalam keadaan apapun..!" Ucap Sheila memberitahukan kebiasannya itu.

Dan Vina tahu akan hal itu, dan baru kali ini Sheila bisa berinteraksi banyak dengan dirinya. Sehingga Vina sedikit curiga. Dan itu terjadi ketika pulang dari kantor tadi.

" Lu beda hari ini deh?. Apa elu udah ketemu dengan orang yg elu cari..?" Tanya Vina kepada Sheila, namun Sheila tidak menjawabnya." Orangnya diluar tuh Vina, elu kaga tahu aja. Kalau lihat wajah sebenarnya , pasti lu naksir dah. Tapi sudah jadi milik gw.xixixi" batin Sheila dalam hati.

" Malah senyum senyum, dah ketemu ya..?"

" Ora..!" Sahut Sheila masih fokus menutup tasnya. Semua keperluan sudah masuk ke dalam tas. Tinggal ganti pakaian yg pas. Namun karena keberadaan Vina disini, akhirnya Sheila memakai pakaian untuk perjalanan malam.

Setelah selesai Sheila pun keluar pintu di ikuti oleh Vina.

" Lu mau disini apa pulang..?" Celetuk Sheila kepada Vina.

" Pulang lah, ngapain disini.." Sahut Vina, memperhatikan Sheila dan ojol yg menunggu.

" Ya udah gw tinggal dulu. Bye bye!, Ayok bang!, jalan..!" Ucap Vina. Dan Iwan menunduk kepada Vina untuk pamit. Kemudian meninggalkan kontrakan tersebut.

Vina memperhatikan sikap Sheila dibelakang ojol tersebut. Vina melihat Sheila tampak akrab dengan ojol tersebut. Bahkan dagu Sheila berpaku dipundak ojol. Membuat Vina yg memperhatikan geleng geleng kepala.

Tak lama kemudian, ponsel Vina berdering. Arya meneleponnya.

" Ya kak..!"

" Sheila sudah balik..?"

" Udah kak, tapi pergi lagi naik ojol. Katanya mau ke tempat bibi Aisyah.." Jawab Vina.

" Ojol?,..ya udah, terima kasih Vin.."

" Ya kak, sama sama.."

Arya pun menutup sambungan teleponnya. Membuat Vina mengerutkan keningnya. Sebab perkataan Arya seperti sudah mengetahui dengan siapa Sheila pergi.

" Sepertinya kak Arya sudah tahu, Sheila pergi kemana.." Gerutu Vina kemudian meninggalkan kontrakan, untuk kembali ke rumahnya.

...****************...

Sementara Sheila dan Iwan kini berada di warung pecel lele. Sheila yg memintanya untuk makan malam. Sheila ingat kenangan pertamanya bersama Iwan dan ingin mengulang kembali.

" Kemarin nyoba begini, tapi gosong.." Ucap Sheila sambil menerima ayam goreng pesanannya.

" Mudah itu.." Sahut Iwan.

" Gw kan ga bisa masak Wan.."

" Nanti belajar lagi. Masih banyak waktu.." Sahut iwan, kemudian menikmati makanan yg sudah tersedia.

" Belajar apa Wan, kuda kudaan lagi..?" Bisik Sheila ditelinga Iwan. Iwan hanya cekikikan mendengar perkataan Sheila.

" Mau lagi.."

" Ho ooh, sampai ga bisa jalan.."

" Alah, tadi aja nyerah kok..!" Sahut Iwan kemudian Sheila menjulurkan lidahnya.

" laper, isi tenaga dulu.." Sahut Sheila.

Keduanya pun menikmati makan di emperan ruko. Warung pecel ayam plus pecel lele cirikhas warung kecil pinggir jalan setiap malamnya. Sheila mulai bisa menikmatinya. Karena seperti yg Iwan katakan. Besok belum tentu lebih nikmat dari sekarang. Dan Sheila belajar untuk hal hal yg sederhana ini.

Sheila sudah memantapkan diri untuk berjuang dari bawah. Dan tidak menggantungkan kehidupannya dengan orang tua dan keluarga.

Setelah makan dan istirahat sebentar, Iwan dan Sheila kembali ke kontrakan Iwan. Yg memang tidak jauh dari kontrakan Sheila. keduanya masuk ke dalam kemudian menutup pintu.

" Disini sepi, jadi kalau mendesaaaahh tidak ada yg denger.." Celetuk Sheila yg bergelayut manja dengan Iwan. Sementara Iwan sudah memeluk nya dari belakang.

" Udah isi tenaga, mau lagi..?" Ucap Iwan dan Sheila mengangguk. Hingga keduanya pun menyatu kembali. Hingga tengah malam, keduanya menyudahinya. Keduanya pun terlelap dalam mimpi.

...****************...