"menikah lah dengan putra ku, Kayla!", tuan Arya memohon kepada Kayla yang seorang anak pembantu sekaligus perawatnya. Kayla yang dari kecil diajarkan patuh oleh ibunya pun tidak bisa mengatakan tidak, apalagi Kayla yg sudah lama memperhatikan putra tuannya tentu saja ia senang. akan kah pernikahan Kayla dan putra majikan nya bahagia?
Buat yang suka romantis mending baca ini, konfliknya ringan.
Kayla kegirangan
Kenapa tuan Reino diam saja ya, dari wajah nya seperti nya dia sedang ada masalah, batin Kayla.
Kayla pun masuk ke dalam untuk mengambil sapu, selimut serta obat luka. Ketika ia kembali, ia melihat Reino masih tetap termenung sambil menatap derasnya air hujan. Kayla meletakkan selimut dan obat itu di atas meja. Pertama tama ia membereskan pecahan cangkir terlebih dahulu, kemudian ia mengambil obat luka dan mendekat ke arah Reino. "Permisi tuan, tangan anda", Kayla meraih tangan Reino untuk mengoleskan krim dan membalutnya dengan kasa. Tangannya dingin sekali, jantung ku... aku tidak percaya akan memegang tangannya seperti ini... rasa yang tidak bisa dijelaskan. Dan lihat ini urat urat tangan nya terlihat, aaargh... benar benar idaman , Gumam Kayla dalam hatinya sambil senyum senyum sendiri. Setelah selesai Kayla pun segera menyelimuti tubuh Reino dengan selimut yang tadi ia bawa, namun Reino tetap tidak merespon. "Kalau begitu saya masuk dulu tuan, Selamat malam!", ucap Kayla.
Hujan perlahan mulai reda, Reino yang sedari tadi hanya diam dalam lamunan pun segera tersadar. Reino melihat tubuh nya yang terbalut selimut dan kedua tangannya yang diperban. "Gadis itu, dasar caper!", umpatnya. "Bagus lah, sekarang aku akan pulang ke apartemen ku". ucap Reino sambil berjalan masuk ke arah kamarnya untuk mengambil hp dan kunci mobil nya.
Reino mendatangi kamar bi Ina agar membuka kan pintu depan. "tok..tok.. bik, aku mau pulang, tolong pintu depan dibuka sebentar!", ucap Reino yang tengah berdiri di depan kamar bi Ina. "Ceklek.. tuan Reino, jam 12 lebih kenapa tidak menginap saja?", ucap Kayla setelah membuka pintu kamar. "Aku nyari bi Ina, bukan kamu!", jawab Reino ketus. "Baiklah... baiklah... mari saya bukakan, biarkan ibu saya tidur", ucap Kayla.
Kayla dan Reino menuju pintu depan lalu Kayla membuka nya. "Beritahu ayah nanti kalau dia sudah bangun!", ucap Reino setelah keluar dari pintu. "siap tuan, hati hati di jalan ya!", jawab Kayla sambil memperlihatkan senyuman termanis nya. "uek", Reino berekspresi seperti orang yang mau muntah.
Kayla kembali ke tempat tidur nya, dia senyum senyum sendiri mengingat kejadian hari ini saat dia melihat tubuh Reino yang telanjang dada, saat mengobati tangan Reino dan terakhir saat membuka pintu untuk Reino. "Haaaah... hari ini luar biasa!", ucap Kayla sedikit keras karena terlalu bersemangat. "Kayla cepat tidur jangan berisik!", tegur ibunya dengan mata yang masih terpejam.
Sementara itu Reino telah tiba di apartemennya. ia langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur tiba-tiba hpnya berdering, tertera di layar "zen memanggil".
"halo kenapa?" Reino.
"besok pagi tinjau proyek keluar kota, Lo inget kan?" Zein.
"terus" Reino.
"berangkat dari rumah aja nggak usah kekantor dulu kelamaan" Zein.
"Ya udah besok lu jemput gue" Reino.
"oke sayang" Zein.
"amit amit lu" Reino.
tiit.. Reino mengakhiri panggilan nya. Ia ingin berbenah tapi rasa lelah dan mengantuk membuat nya memilih untuk tidur saja.
sedangkan diseberang sana Zein masih duduk di depan komputer nya untuk mempersiapkan meeting dan peninjauan proyek besok. Tiba-tiba "grep", seseorang memeluk Zein dari belakang. "Mita! hentikan! kakak sedang lembur ini", ucap Zein pada adik nya. "kak, besok Mita tuh pengen jalan Ama temen, bagi duit dong kakak ku yang Tampan terparipurna...", ucap Mita dengan nada manja nya. "Baru 2 hari yang lalu kakak kasih 300 ribu masa dah habis sih! padahal uang kuliah juga udah kakak bayar. Banyak amat jajan kamu?", kata Zein sedikit kesal. "Ya kan keperluan aku banyak! buat beli pulsa, lipstik juga abis, beli cilok, martabak...", tiba tiba Mita berhenti karena Zein menyela. "cukup! baiklah baiklah nanti ku TF 200 ribu, sekarang tidur lah kepala ku pusing dengerin kamu!, ucap Zein yang akhirnya menuruti adik satu satunya itu.
....