NovelToon NovelToon
Calon TUMBAL

Calon TUMBAL

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Spiritual / Matabatin / Horror Thriller-Horror / Iblis
Popularitas:225k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ratna Jumillah

"Kamu spesial, Jingga.. Kalo ada yang nanya wetonmu, jangan di kasih tau ya, nak."

"Kenapa, uti?"

"Karena mereka bisa menyakitimu, lewat hari lahirmu.
Weton kelahiran itu ibarat senjata mematikan bagi orang jahat yang mau berbuat jahat padamu, maka dari itu jangan beritahukan wetonmu pada sembarang orang!"

Jingga, memiliki nama panjang Radenaruna Jingga. adalah gadis spesial yang menjadi incaran makhluk ghoib. Dia lahir di detik - detik kematian ibunya, dan hal itu menjadikan dia memiliki kemampuan melihat hantu dan berkomunikasi dengan mereka (Indigo).

Sampai suatu hari dia di adopsi oleh majikan mendiang ayahnya saat akan menginjak SMP dan ikut tinggal di Jakarta. Dia mendapati kejanggalan dan keanehan di rumah orang tua angkatnya itu. Banyak Arwah - arwah yang menangis meminta tolong dan ada juga yang selalu mengganggu Jingga!

Apa sebenarnya yang terjadi di rumah itu?? Misteri apa yang tidak di ketahui oleh Jingga??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 21. Kemarahan Delima.

Jingga merasa terganggu dari tidur nya saat mendengar suara berisik. Ia bangun dan melihat Raka yang rupanya sudah pulang sekolah dan sekarang sedang bermain game dengan komputernya.

"Ah elah! Padahal dikit lagi tadi, ck!" Raka terlihat marah, sepertinya dia kalah dari permainan nya.

Jingga melihat jam dan terkejut ternyata sudah setengah enam sore, ia pun langsung bangkit dari ranjang.

"Astaghfirullah, aku belom sholat Ashar!" Ujar Jingga, sampai Raka yang sedang kesal pun melirik ke arah nya.

"Ngapain si lu!? Ngagetin gue aja!" Ujar Raka.

"Maaf bang." Ujar Jingga, ia beringsut duduk dengan penuh penyesalan. Jingga merasa bersalah telah lalai sampai melewatkan sholat Ashar.

"Lu di cari in mama tadi." Ujar Raka.

"Oh, iya bang." Sahut Jingga, ia turun dari ranjang lalu keluar dari kamar Raka.

Jingga hendak turun ke bawah tapi dia melihat seperti seseorang yang berjalan ke atas tangga, menggunakan gaun merah panjang. Rambutnya terurai panjang dan berjalan membelakangi Jingga.

"Ma." Panggil Jingga, ia pikir itu Delima.

"Iya, nak." Sahut Delima, tapi dari lantai satu.

Jingga pun tertegun, siapa gerangan yang dia lihat naik ke atas tadi? Dan yang Jingga lihat naik keatas tadi tidak terlihat lagi di belokan tangga.

"Sudah bangun ya? Sini turun." Panggil Delima.

"Iya ma." Sahut Jingga, ia pun turun ke bawah dengan heran karena dia seperti melihat orang naik ke atas.

Saat Jingga sampai di bawah, di bawah sudah banyak paper bag dan kantong - kantong lain yang di letakan di atas sofa ruang santai.

"Jingga, tadi mama mampir ke mall beli in baju buat kamu, coba gih lihat." Ujar Delima.

"Iya ma, makasih." Ujar Jingga, ia berjalan menuju sofa.

Jingga terkejut melihat semua belanjaan di sana, sangat banyak. Ia mengeluarkan satu dan itu adalah pakaian yang sangat bagus menurut Jingga, ia lantas mengeluarkan semuanya dan semuanya juga sangat bagus. Ada kaos, celana, pakaian dalam dan lain - lain yang Jingga butuhkan. Bahkan ada seragam sekolah yang bermotif sama dengan punya Raka.

"Ma, ini.." Tanya Jingga.

"Oh, itu seragam sekolah kamu nak. Besok kita ke sekolah ya, sesuai janji mama dan papa, kamu akan sekolah di tempat yang bagus." Ujar Delima.

"Makasih banyak, ma." Jingga berkaca - kaca mendengarnya.

"Iya nak, kamu suka pakaian nya?" Tanya Delima.

"Suka, sangat suka. Makasih banyak ma.." Ujar Jingga lagi, kali ini dia tidak bisa menahan air matanya.

"Eh.. Kok nangis." Delima menghampiri Jingga dan memeluknya.

"Jangan nangis, dong nak." Ujar Delima.

"Jingga terharu dan bahagia, mama sangat baik sama Jingga." Ujar Jingga.

Delima melerai pelukan nya lalu menggenggam tangan Jingga, ia terkejut karena ada plaster yang menempel di tangan Jingga.

"Tangan nya kenapa, nak?" Tanya Delima terkejut.

"Ini, cuma nggak sengaja kegores, ma." Ujar Jingga.

Delima terlihat sangat marah, ia pun melirik dan menatap tajam ke arah pelayan tua dan pelayan tua itu juga menunduk takut.

"Jingga jangan nangis lagi, Jingga bawa pakaian - pakaian ini ke atas ya." Ujar Delima.

"Iya ma." Sahut Jingga.

"Ika! Tolong bantu Jingga bawa pakaian nya ke kamar." Panggil Delima pada Ika.

"Iya bu." Sahut Ika, dia langsung membantu Jingga.

Jingga tak menolak karena memang barang nya sangat banyak, mereka pun naik ke atas. Sementara Delima, ia menatap dingin pelayan tua dan menghampirinya.

"Ikut saya!" Ujar Delima, dan mereka masuk kedalam kamar Delima.

Setelah masuk kedalam kamar Delima, pelayan tua itu langsung bersimpuh di kaki Delima seperti memohon ampun sambil menangis.

"Ampuni saya, nyonya. Saya tidak melakukan nya, itu karena non Jingga mengais sampah mencari barang - barang nenek nya." Ujar pelayan tua.

"Kau tahu apa hukuman nya orang lalai!?" Ujar Delima, wajahnya sangat marah.

"Tapi nyonya.."

"KAU TAHU APA HUKUMAN NYA ORANG LALAI!!?" Bentak Delima, dan pelayan tua itu semakin tersedu - sedu.

"Iya nyonya, saya tahu." Sahut pelayan tua.

"Hukum dirimu, dan jangan sampai ini terulang lagi! Jaga Jingga baik - baik atau kau akan mendapat konsekuensi lebih buruk!" Ujar Delima.

"Iya nyonya, ampun." Ujar pelayan tua itu.

"Keluar!" Usir Delima.

"Nyonya, siang tadi pembantu baru yang namanya Ika menyuruh non Jingga berkebun, sementara dia sendiri tidur." Ujar pelayan tua, dia mengadu.

"Beraninya.." Gumam Delima, tangan nya mengepal kuat.

"Saya permisi, nyonya." Ujar pelayan tua, lalu keluar dari kamar Delima.

Saat pelayan tua itu keluar, terlihat Ika yang berjalan menuruni tangga tak jauh dari kamar Delima, pelayan tua pun menatapnya dengan tatapan tajam seolah penuh dendam lalu berlalu pergi.

Suara teriakan Delima tak begitu jelas terdengar, Ika yang lewat tadi tidak begitu mendengar dengan jelas apa yang di teriakan majikan nya, dia hanya menebak bahwa pelayan tua itu di marahi majikan nya.

Waktu berlalu, dan kini hari berganti malam. Jingga sedang bersiap tidur tapi dia masih belum bisa tidur karena siang tadi dia tidur terlalu lama, sementara Raka sendiri sedang belajar di meja belajar sambil telinga nya di sumpali headset. Ia tak peduli dengan kehadiran Jingga di sana..

'Kalo aku satu sekolah sama bang Raka, berarti bang Raka tahu pelajaran di sana, kan? Apa aku tanya - tanya dulu sama bang Raka?' Batin Jingga.

Dia memikirkan bagaimana dia akan beradaptasi dengan sekolah barunya, apalagi dia hanya lulusan sekolah dasar dan itu pun di kampung yang minim dengan pengetahuan.

'Tapi bang Raka galak, nanti dia marah.' Batin Jingga lagi, dia ragu sendiri.

Tiba - tiba Raka menutup bukunya dan mematikan layar komputernya, lalu ia mencopot headset di telinganya dan bangun dari duduknya. Jingga langsung berpura - pura tidur, takut ketahuan Raka.

Raka sendiri berbalik dan berjalan melewati ranjang nya dan malah menatap Jingga sambil menghela nafas.

"Mama - mama, masa gue di jadi in sekamar sama cewek. Ya kalo ceweknya cakep sih masih mending, lah ini butek banget gitu.. Mana masih bocah lagi." Gumam Raka, Ia tidak tahu Jingga belum tidur.

"Nyusahin gue aja, jadi nggak bebas gue." Timpal Raka lagi, lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Jingga yang mendengar itu pun jadi sedih, padahal dia belum terlibat banyak hal dengan Raka tapi Raka sudah mengatainya menyusahkan.

'Sabar Jingga, demi mama Delima dan calon anak nya, kamu harus bisa bikin bang Raka jadi baik sama adek nya.' Batin Jingga.

Tiba - tiba Raka keluar dari kamar mandi dan mematikan lampu kamar, lalu merebahkan dirinya di ranjang.

"Tar dia ketakutan nggak ya? Dia bilang katanya takut gelap." Gumam Raka, masih ada hati rupanya.

Raka kembali bangun lalu menyalakan lampu belajar nya di meja belajar, jadi ada penerangan walau tidak begitu terang, setelah itu Raka tidur. Jingga yang sebelumnya tidak bisa tidur jadi ikut mengantuk dan ikut tidur setelah lampu menjadi remang - remang.

Ketika semua orang sudah tidur, di luar kamar itu tepat nya di kamar para pembantu, terlihat pelayan tua sedang berjalan sambil membawa sesuatu di tangan nya, ia berjalan naik ke atas lantai dua dan lanjut ke atas ke lantai tiga.

Rupanya di lantai tiga ada dua kamar lagi, dan setengah dari bagian lantai tiga itu di buat ruang out door yang di buat taman kecil dan ada tempat untuk menjemur pakaian. pelayan tua itu keluar ke taman dan terlihat ada sebuah ruangan yang bertuliskan ruang laundry, atau ruangan yang biasa di gunakan untuk mencuci pakaian milik penghuni rumah.

Tapi bukan ruangan itu tujuan pelayan tua, dia membuka pagar kecil berduri yang seharusnya sebagai pembatas aman anti maling, dan dia berjalan menyisiri balkoni yang hanya selebar 3 jengkal jari. Setelah sampai di tengah - tengah, ia menjatuhkan sesuatu yang dia bawa dan sesuatu itu pecah di depan pintu lantai satu, yang rupanya itu adalah telur ayam.

Pelayan tua itu hanya menatap dingin ke bawah, setelah itu dia bergegas pergi dari sana.

BERSAMBUNG..

1
🥰Siti Hindun
duhhh... ngeri😣
🥰Siti Hindun
apa yg bu Delima lakukan terhadap Raka ya?
🥰Siti Hindun
sebenar'y itu suara siapa ya?🤔
🥰Siti Hindun
😭😭😭😭
Elyaumi Narty
bagus
Muchamad Ikbal
good, lanjutkan...
Muchamad Ikbal
Kecewa
Ass Yfa
Raka memilih mengakhiri hidupnya, tragis
Ass Yfa
Luar biasa
Ass Yfa
ibunya disetubuhi anaknya tapi itu genderuwo... kena tulah
Kasmal 72
Saya suka cerita horor..
Ratna Jumillah: Selamat membaca, kak.. 😊 Semoga suka ceritanya.
total 1 replies
Ass Yfa
mampir kak
Ratna Jumillah: Makasih banyakk... 🫰🏻🫰🏻😁
total 1 replies
Hasnah Siti
kasian sekali sama jingga 🥺
Hasnah Siti
ufttttt hampir ajahhhh🥶
Hasnah Siti
oh tuhan Gini woiiiii....jujur yah aku lg bersendirian nih waktu baca...takut ..tp rasa penasaran yg tinggi selalu membuncah..😟
Ratna Jumillah: Tenang kak, paling yang di sebelah kakak ikutan baca, 😁 Nggak deng, canda.. 😄
total 1 replies
FiaNasa
gak usah nangis jg jingga,,raka.udah pergi,,andai kan kau bisa segera datang menolongnya mungkin Raka masih bisa diselamatkan
FiaNasa
ini alasannya kenapa jingga disuruh sekamar sama Raka.
Yati Darmaniar Yati
cerita nya bagus Skali,mksh kak athor
Yusuf Saputra
Luar biasa
Ratna Jumillah: Terimakasih banyak.. 🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖
nah kalo gini keliatan akak😁
makasih udah diulang infonya
Ratna Jumillah: /Smirk/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!