NovelToon NovelToon
TA'ARUF KELUAR JALUR

TA'ARUF KELUAR JALUR

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Hamil di luar nikah / Selingkuh / Beda Usia / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: cerryblosoom

Keputusan untuk melanjutkan pendidikan atau menikah, menjadi beban sejak aku menerima surat kelulusan SMA. Ditengah kegundahan hati, kepercayaan keluargaku, membawa penerimaan hatiku akan kehadiranmu yang asing.

Meski perkenalan kita hanya singkat, janji yang kamu ucapkan kala itu begitu manis.

"Gpp, aku tungguin kamu sampai lulus kuliah kok. Kita tunangan saja dulu. Nanti aku juga akan membantu biayanya."

"Tapiiii-"

"Udahlah, nduk percaya sama, Rian. Niat nya kan baik mau mengikat kamu. Dari pada kalian pacaran-pacaran yang gak bener, loh."

"Tapi bu, aku masih ingin kuliah."

"Iya kan bener kalian tunangan dulu, kamu lanjut tuh kuliahnya. Itu nak Rian juga mau bantu biayai, benar kan, nak."

"Iya bener, Bude."

Masih kuingat pancaran mata berapi-api tanpa keraguan yang menatapku. Mata itu pula yang membuat aku jatuh hati. Karena seolah hanya aku di matanya. Saat itu aku hanya bisa menggangguk pasrah.

"Baiklah."

Tanpa kutahu badai yang menerpa akan begitu dasyatnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cerryblosoom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21 YANG DITUNGGU-TUNGGU

Detik demi detik berlalu, tapi keberadaan Adrian masih tidak diketahui. Ponselnya masih tak dapat dihubungi. Saat Reizal mendatangi tempat kostnya. Kost an nya kosong tanpa ada seorang pun. Menilai dari pintu kost yang terkunci rapat, sudah dipastikan dia kembali ke rumah orang tuanya. Masalahnya baik Reizal atau Amy tak ada yang tau dimana rumah orang tua Adrian. Alhasil semua menemui jalan buntu. Dan hanya bisa menunggu dengan perasaan yang gelisah.

Sampai waktu telah menunjukkan pukul 3 sore. Barulah batang hidung Adrian terlihat.

Bu Dona dan Pak Fahmi berada di depan rumah, saat mobil Adrian sekeluarga masuk ke pekarangan. Memang sengaja keduanya tinggal di luar. Kalau-kalau Adrian muncul, mereka bisa langsung menyambutnya. Bisa dihitung berapa jam mereka telah menunggu. Panas, haus, dan lapar sama sekali tak dirasa.

Tak hanya itu, Reizal yang pergi mencari keberadaan Adrian sampai sekarang saja masih belum kembali. Seolah pantang kembali sebelum kabar Adrian diketahui. Tapi tak ada rasa marah ataupun kecewa dari keluarga Ameera. Mereka sangat mempercayai Adrian.

Jika saja Ameera mengetahuinya pastilah gadis itu akan membuat keributan. Untungnya keluarga dengan kompak membohonginya.

'Dughh' Satu persatu pintu mobil terbuka. Nampak Adrian keluar lebih dahulu, diikuti kedua orang tua, dan terakhir kakak perempuan bersama dengan suaminya.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Adrian dengan sopan mencium tangan kedua orang tua Ameera. Tentunya hanya dia yang melakukan hal itu. Keluarganya hanya berdiri sambil menangkupkan tangan dari jauh sebagai salam.

"Maaf, Rian terlambat Bude, Pak dhe,, tadi sempat ada kendala," Adrian menunduk tak berani menatap mata kedua orang tua Ameera.

Diingatkan akan keterlambatan Adrian, tak ada raut tidak senang, yang ada hanya senyuman ceria dari Bu Dona dan Pak Fahmi.

"Ya ampun nak, gak masalah. Bude dan Pak Dhe mengerti. Yang penting sekarang, kamu disini. Alhamdulillah, semuanya baik-baik saja," balas Bu Dona.

Adrian yang mendengarnya tersentuh. Dia telah menguatkan hati jika kedatangannya mungkin saja akan ditolak. Keterlambatannya bukan hanya sejam dua jam. Tapi hampir enam jam lamanya. Apalagi ponselnya tak dapat dihubungi. Jika dirinya di begitu kan sudah pasti tak akan bisa bersikap baik lagi.

"Dibicarakan di dalam saja, ayo. Ayo-ayo masuk ke dalam," Pak Fahmi ikut bicara.

Dengan pengingat suaminya, Bu Dona menatap tersenyum pada keluarga Adrian. "Mari Bu, Pak silahkan masuk ke rumah. Maaf jika rumahnya kecil."

Maksud Bu Dona tentu saja, ungkapan merendah. Karena sesungguhnya rumah mereka cukup besar. Walaupun bukan termasuk orang kaya raya. Namun, sebelum keluarga menghadapi kesulitan. Keluarga mereka bisa dimasukkan dalam kategori masyarakat menengah ke atas. Jadi tentu saja rumahnya tidak kecil sama sekali.

Dengan dipandu kedua orang tua Ameera. Adrian dan keluarga pun mulai berjalan masuk ke dalam rumah.

Bu Lina yang berjalan paling belakang melihat sekeliling rumah. Tak bisa menahan untuk mencibir dalam hati, "Bahkan orang tuanya membuat anak ku meminta maaf. Hebat!!"

...----------------...

"Pak dhe, Bude, kenalkan ini orang tua Rian,, Ibu Lina dan Pak Hariyanto. Kalau yang ini kakak perempuan Rian, kak Dela dan suaminya kak Setto," Adrian memulai dengan memperkenalkan keluarganya. Seusai memperkenalkan orang tuanya sendiri. Dia pun beralih memperkenalkan orang tua Ameera. "Nah, mereka ini orang tua Ameera, Ma, Pa, Kak,, Ibu Dona dan Pak Fahmi. Keduanya sudah baik pada Rian selama ini."

"Makasih sudah merawat anak saya Pak, Bu," kata Pak Hari berwibawa.

"Sama-sama Oak. Nak Rian sudah kami anggap anak sendiri," balas Pak Fahmi.

Semua saling tersenyum menanggapi pengenalan Adrian. Kecuali Bu Lina yang masih memasang wajah tak suka. Beruntung tak ada yang memperhatikannya.

Tak lama Ameera datang bersama dengan kakak ipar dan ponakannya. Sarah langsung duduk disamping ibu mertuanya. Sedangkan Ameera menyempatkan mencium tangan kedua orang tua Adrian.

Meski dalam hati tak mau, untuk wajah keluarganya, Bu Lina tentu tak bisa menolaknya. Hanya saja belum sempai Ameera mencium tangannya. Dia telah menariknya.

Rasa canggung sempat Ameera rasakan. Tapi hanya sekejap saja. Dengan cepat perasaannya kembali seperti biasa.

Tanpa terburu-buru Ameera pun mundur dan duduk di tengah-tengah ayah dan ibunya.

Merasa waktunya telah tepat, Adrian pun memulai pembicaraan inti.

"Sebelumnya Rian sekeluarga ingin kembali menyampaikan permohonan maaf. Sudah membuat keluarga Pak Dhe menunggu lama. Terutama Ameera,, maafin mas sudah tidak menepati janji, sampai membuat semuanya menunggu lama," Adrian menatap Ameera dengan pandangan tulus. 

Tapi sayang Ameera hanya menunduk, tak memandang ke arahnya. Namun, Adrian tak berkecil hati. Dalam hati dia tahu kesalahannya. Dan berjanji akan menebusnya.

Pak Fahmi yang cukup peka mewakili untuk menjawab.

"Tak apa nak, kami maafkan,, namanya musibah kita tak pernah tahu. Ya kan Amy?" Pak Fahmi menyenggol pelan tangan Ameera.

"Iya," jawab Ameera lemah.

Adrian tersenyum tipis, "Terima kasih, atas kebaikan Pak Dhe, Bude, dan Ameera. Rian pasti mengingatnya."

"Ah, kamu ini loh Rian, formal sekali kayak sama siapa. Sudah kayak mau pidato, di depan pejabat saja, hahaha," sahut Bu Dona. Mencoba memecah suasana dengan candaannya. Dan untungnya itu berhasil.

"Ya gini kalau gugup, Bu," canda Pak Hari. Jika perihal meminta maaf tentu saja dia tak akan mau ikut campur. Bisa dibilang dia sangat mementingkan harga diri. Apalagi ini di depan calon besannya. Tak ada ceritanya orang tua meminta maaf. Jika putranya yang meminta maaf maka itu bisa dimaklumi. Toh memang keluarga mereka salah. Dia tak akan banyak ikut campur.

"Jadi seperti yang telah Bapak dan Ibu tahu. Kedatangan kami sekeluarga kemari untuk melamar Ameera. Saya sempat tak percaya,, saat Adrian bilang dia menyukai seorang gadis, dan ingin melamarnya. Tapi kemudian saya percaya melihat bagaimana dia begitu memuji Ameera. Kata Adrian, Ameera itu sangat baik, sayang pada orang tuanya. Terus Ameera itu meski masih muda, tapi punya jiwa keibuan, suka anak-anak kecil katanya. Dia juga bilang Ameera itu galak Pa padaku, tapi sama sekali tak menakutkan, malah terlihat sangat manis hingga membuatnya jatuh hati, hahaha lucu sekali. Katanya baru kali ini ada cewek yang galak padanya-" 

Pak Hari memulai dengan menceritakan kejadian saat Adrian mengenalkan Ameera. Tak ada yang dia tambahi atau dikurangi semua masih apa adanya.

Semua tentu tak bisa menahan cekikikan mendengar cerita dari ayah Adrian. Yang membuat Adrian memerah malu. Apalagi kulitnya putih, jadi sangat terlihat sekali. Seperti di ditaburi pemerah pipi.

"-Adrian ini kan pendiem. Gak pernah bercanda anaknya. Makanya saya bisa yakin kalau dia bener-bener serius dengan Ameera. Sebagai orang tua tentu kami hanya bisa mendukung kemauan anak.... Walaupun sudah diputuskan. Tetap saya harus tanya ulang, Apa bapak sama ibu mau menerima lamaran kami?"

Semua orang tersenyum dengan kata-kata ayah Adrian yang baik.

Hanya Bu Lina yang memutar bola mata malas. Dengan bertele-tele nya ucapan mantan suaminya itu.

"Lebay sekali sih. Udah jelaslah mereka tak akan menolak anakku," katanya dalam hati.

1
cerry
Tanpa sadar seminggu gak up/Grievance//Hammer//Smug/
cerry: Hehehe/Blush/
Ig : moon.moon9921: emang kok, othornya sungguh annu /Grievance/
total 2 replies
cerry
Detail yg hampir terlupa/Toasted/. Adrian sdh pernah melihat Amy tanpa kerudung/Facepalm//Pray/
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf
tolong /Facepalm/... minum air putih dulu
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf: lagi cari hiburan /Facepalm/
cerry: Han kok ad disini 👀👀
total 2 replies
NurAzizah504
Hai, Kak. Ceritanya keren. Mau saling dukung ga, Kak?
cerry: Semangat berkaryanya/Determined/
NurAzizah504: Oalah, baiklah, Kak /Joyful//Good/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!