Monika terpaksa menikah dengan Herman, pria itu selalu dingin dan cuek tidak peduli. Tidak ada cinta dalam rumah tangga mereka, yang ada hanya keterpaksaan.
Setelah pernikahan, begitu banyak cobaan yang Monika hadapi. Suami yang selalu dingin dan mertua yang tidak menerima kehadiran nya, bahkan usaha mereka untuk menyingkirkan Monika dari hidup Herman.
Sebelum nya Monika sempat menolak keras saat Herman datang untuk melamarnya. Alasan pernikahan mereka bukan cuma karena malam yang pernah mereka habiskan bersama tanpa di sengaja, tetapi juga karena Adik Monika sendiri.
Ternyata, tanpa Monika ketahui, selama ini dia sudah menyakiti sang adik dan bahkan hampir membunuhnya. Adiknya itu adalah wanita yang sangat Herman cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jumli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maaf
"Nak, jangan seperti ini. Semua sudah siap, kasian Nak Mario kalau kita tunda pernikahannya."
Salma ikut membujuk putrinya itu.
"Ananda, apa kamu tega merusak kebahagiaan Kelvin hari ini?"
Dari tempatnya berdiri, Laily juga ikut menimpali. Perkataan wanita baya itu berhasil meredupkan wajah Ananda. Ia beralih melihat Kelvin yang saat ini tengah memperhatikan mereka, anak itu saat ini di pangku oleh Deri agar tidak kemana-mana.
Deri adalah sepupu Mario, sedangkan Kelvin adalah anak Mario yang sudah sangat dekat dengan Ananda melebihi Ibu dan anak kandung.
Ananda menatap wajah kecilnya yang polos, tega kah dirinya merusak kepolosan itu?
"Baiklah," kata Ananda pasrah.
Tanpa di suruh ia kembali berjalan ke tempat nya semula tidak menunggu yang lain. Mario juga segera menyusul dan duduk di samping wanita itu.
"Mas, ayo."
Salma mengajak Surya untuk segera menikah kan putri mereka. Dengan mengangguk dan tersenyum, Surya ikut menuju ke tempat akad akan di ucapkan.
Surya segera duduk di samping penghulu dan berhadapan dengan Mario. Mereka mulai berjabat tangan dan melafalkan akad dalam sekali percobaan.
"Bagaimana para saksi?" tanya penghulu pada saksi-saksi yang telah duduk menyaksikan, baik pihak perempuan maupun laki-laki.
"Sah," ucap mereka satu persatu.
"Sah!"
Penghulu mengakhiri kata Sah dengan sangat tegas, doa pun mulai di lafalkan nya untuk keberkahan pernikahan mempelai tersebut.
Pasangan yang telah lama berpisah sangat terharu, kedua putri mereka telah memiliki pasangan masing-masing. Dalam waktu yang berdekatan Surya menikahkan mereka.
Setelah Akad selesai, Ananda segera berdiri dan pergi ke dalam meninggalkan semua orang. Mario dengan cepat menyusul istri nya dengan wajah khawatir.
Monika yang masih belum berani menyaksikan akad itu dari depan, hanya bisa ikut menitikkan air matanya dalam diam. Ia sangat merasa bersalah, karena kehadiran nya Ananda jadi tidak bahagia di hari pernikahan nya sendiri.
"Ananda, maafkan Kakak," lirih Monika sambil menyaksikan Mario yang menyusul Ananda.
Salma yang dari kejauhan melihat Monika yang duduk di belakang, berdiri mendekati anaknya itu.
"Nak, kamu kenapa?" tanya Salma. Ia juga melihat Herman yang terlihat biasa-biasa saja saat Monika sedang menangis.
"Ma, apa sebaiknya kami pergi saja?" tanya balik Monika.
"Loh, kenapa?" tanya Salma bingung.
"Sepertinya Ananda tidak senang dengan kehadiran Monik dan Papa."
Monika langsung memeluk Mama nya itu dengan erat. Salma hanya bisa menenangkan nya saja.
"Tidak kok. Ananda pasti senang saat tahu punya Kakak secantik kamu. Tunggu sebentar lagi ya," ujar Salma dengan lembut.
"Tapi Ma, Monik dan Ana_"
"Iya, Bu. Kami akan menunggu sebentar lagi. Karena setelah dari sini akan langsung ke Bandara."
Dengan cepat Herman memotong perkataan Monika, wanita itu juga baru sadar dan hampir saja mengejutkan sang Ibu.
"Kalian hati-hati ya. Jangan lupa kabari Ibu kalau sudah sampai di sana."
Pengantin baru itu mengangguk bersamaan.
Tidak berselang lama, terdengar MC yang mengumumkan kalau pengantin akan naik ke atas panggung. Surya terlihat mencari keberadaan Monika di segala penjuru dari banyaknya tamu yang hadir.
Setelah menemukan nya, Pria baya itu mendekati sang putri.
"Sayang, kalian akan melakukan penerbangan sebentar lagi kan? Ayo, temui dulu Adik mu," ujar Surya setelah berdiri di dekat Anak nya itu.
Herman selalu setia menemani walau dengan wajah dingin, sesekali dia bertegur sapa dengan para rekan bisnis yang juga hadir di sana apabila mengenal nya.
"Tapi Pah. Apa Ananda masih mau memaafkan Monik?" tanya wanita itu.
Surya hanya meyakinkan nya untuk mencoba, dan kalau tidak di maafkan berarti yang penting Monika sudah niat untuk meminta maaf pada Ananda. Akhirnya Monika mau dan mengikuti Surya.
"Jangan menangis dulu," kata Mario. Dia sudah menjelaskan semuanya pada Istrinya itu tentang alasan Surya tidak menemuinya.
Air mata Ananda memang sudah menggenang begitu melihat Surya, matanya juga mencari-cari keberadaan Monika, yang ternyata berada tidak jauh di belakang sang Papa
Namun Ananda sudah tidak tahan lagi dan segera menghampiri Surya lalu memeluk pria itu.
"Papa, maafin Anna."
Surya mendekap erat pelukan hangat dari Ananda. Dirinya juga menangis haru karena Ananda mau memeluk nya seperti sekarang.
"Tidak, Nak. Papa yang harus meminta maaf. Maafkan, Papa."
Ananda menggeleng dalam dekapan Surya. Sejujurnya Ananda sangat senang karena Ayah nya itu bisa hadir di hari bahagia Ananda.
Sungguh, Ananda pernah memimpikan hal ini namun selalu berakhir dengan berandai-andai. Tidak mungkin Ayah nya datang karena Ananda tidak pernah tahu seperti apa dirinya.
"Ada yang mau bertemu dengan mu."
Surya melepaskan pelukannya dari Ananda.
"Sayang, kemarilah," panggil pria baya itu pada Monika putrinya.
Dengan takut-takut, Monika yang berjalan dari arah belakang mendekati mereka. Ananda masih dengan air mata bahagia nya melihat pada wanita itu.
"Dia adalah kakak mu, Nak. Monika."
Ananda menoleh pada Surya lalu kembali kepada Monika, wanita itu mengangguk mengiyakan perkataan Papa nya.
"Ananda.... Bisakah Aku memeluk mu," pinta Monika dengan sangat pelan.
Ini adalah pertama kali Ananda mendengar perkataan lembut dari wanita yang sedang meminta pelukan kepada nya. Tergambar jelas dalam mata nya yang ingin sekali memeluk Ananda, se gurat kerinduan juga terpancar dari dalam mata nya.
"Boleh."
Ananda mendekati Monika dan berpelukan dengan nya. Semua keluarga yang menyaksikan itu menjadi sangat terharu.
Bagaimana tidak, selama ini mereka semua tahu bagaimana kelakuan Monika kepada Ananda yang menjadi Istri Mario. Namun mereka bisa melihat bahwa wanita itu sungguh sudah sangat berubah.
Pancaran wajahnya yang biasa memancarkan kecemburuan, kini berganti kasih Sayang yang tidak bisa di sembunyikan.
"Ananda. Maaf kan, Kakak," kata Monika dengan tulus dalam pelukan mereka.
"Aku juga minta maaf, Kak. Maafkan Anna."
Monika tidak bisa menahan air matanya yang sudah dari tadi ingin keluar. Bahkan Ananda sangat mudah memaafkan kan dirinya setelah apa yang selama ini Monika lakukan.
Dirinya memang sangat bodoh karena tidak bisa mengenali adik sendiri yang selama ini ingin dia temui. Kenapa tuhan harus mempertemukan mereka dalam sebuah kesalahan?
"Terimakasih, Anna. Terimakasih...."
Ananda mengelus pelan punggung Monika yang saat ini bergetar hebat. Apakah sekarang dia sedang menangis?
Ananda melepaskan dirinya dari Monika dan melihat wanita itu.
"Sudah kak, Aku sudah memaafkan mu. Sejujurnya Kakak tidak pernah berbuat salah kepada ku."
Monika tidak kuasa menahan rasa harunya, kata-kata Ananda tersebut seakan menampar keras diri Monika. Bibirnya kembali mengeluarkan wajah sedih dan menangis dengan suara kencang sambil kembali memeluk Ananda.
"Maafkan Kakak Anna. Maafkan Kakak. Aku tahu kesalahan ku sangat besar, aku sangat takut kamu tidak akan memberi ku maaf. Maaf.... Maaf kan aku."
Suara Monika sudah tidak jelas saat mengeluarkan kata-katanya, entah seperti apa dia harus meminta maaf agar kesalahan yang selama ini dia perbuat bisa dimaafkan.
Tapi Ananda justru memaafkan dirinya begitu saja dengan mudah, bahkan tanpa kata-kata yang mungkin bisa Monika dengar dan akan menerima kemarahan Ananda dengan ikhlas. Namun, justru kata maaf pula yang keluar dari mulut adik nya itu.
"Sudah kak, jangan meminta maaf terus. Aku justru sangat senang karena baru tahu mempunyai seorang kakak yang sangat cantik," kata Ananda sambil tersenyum.
Dirinya kini melihat Herman yang memperhatikan mereka di belakang Monika.
"Kakak dan Herman?"
.
.
.
Semoga berkenan memberikan dukungan kepada penulis berupa like 👍 kalian
Author sangat mengharapkan nya 🤗
Sebelum nya terimakasih pada teman-teman semua 🙏🙏🙏
🌹🦈🦈 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔𝚖𝚞,,,,𝚜𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 💪