NovelToon NovelToon
Tanah Bangsawan

Tanah Bangsawan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: lunar crimson

Kahisyana jatuh hati pada Carlio seorang bangsawan Belanda dari keluarga Fredinand, seorang penjajah yang menjajah bangsanya ratusan tahun. Kahisyana berusaha mengelak dan meninggalkan cintanya, namun takdir terasa selalu mengembalikannya pada Carlio.

Di samping itu, ia adalah wanita kuat yang selalu berusaha meninggikan derajat wanita, menjadi seorang relawan sebagai guru melawan protes dari pihak penjajah dan pihak bangsanya sendiri. Akankah Kahisyana berhasil atas dirinya dan bangsanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lunar crimson, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

003 — Carlio dan Glenio

Srak!

Kahis dengan segera menarik kerah Carlio, kedua anak buahnya itu tampak panik dan cemas. Kahis menghimpitkan jaraknya dengan Carlio, menatap pupil pria itu yang semakin membesar. “Pergi!”

Glenn berbalik, menatap anak buahnya. Mereka langsung melangkah cepat, menangkap Kahis yang tak bisa lagi menghindar. Tangan Kahis dikunci dan didorong untuk memasuki mobil jep.

“Ayo, kamu ikut kami!” ajak pria bertubuh gempal menyeret Kahis.

“Bajingan lepasin. Kalian kok diem aja enggak ngapa-ngapain?!!” bentaknya pada gerombolan pribumi yang langsung pergi ke anak-anak mereka tanpa mempedulikan Kahis. “Biadab,” Kahis berserapah.

“Lepaskan,”

Suara tak dikenal itu datang dari pria yang berdiri tak jauh dari mereka, sedari tadi melihat perdebatan antara gadis pribumi dan tiga orang yang dikenalnya.

Surai coklat miliknya berkilau diterpa sinar matahari pagi, tubuhnya paling jangkung membuat semua yang berada di sekitarnya menjadi mini. Tatapannya tajam, beriris abu-abu juga sama seperti pria bernama Glenn. Wajahnya kental darah bangsa luar, sangat kental.

Pria itu melihat sekeliling sembari melangkahkan kakinya ke arah Kahis. “Glenio, jangan bertindak kasar kepada gadis,” ujarnya menatap Kahis yang berdecih sinis. Begitupun Glenio yang biasa dipanggil Glen menatapnya tajam.

“Nona? Anda tidak senang aku membelamu?” tanya pria itu lalu menepuk-nepuk pundak Kahis langsung ia tepis. “Maafkan kami,”

“Carlio, apa maksudmu? Kau gila?” tanya Glenio, dua makhluk di belakangnya juga tampak melayangkan protes.

“Diamlah ini urusanku,” sahut Carlio langsung berbalik, kakinya jenjangnya melangkah pergi. Kahis akhirnya bernapas lega, masalahnya hari ini dengan mereka tampaknya sampai sini saja.

Carlio tiba-tiba menghentikan langkahnya setelah mengambil jarak beberapa langkah.

“Hancurkan atau bakar terserah dirimu,” ujar Carlio pada lelaki di hadapannya yang tiba-tiba menyusul dan kini mengangguk patuh.

Kahis membulatkan matanya dan merosotkan pundak perlahan, Glenio dan dua orang itu tampak bahagia. Mereka beranjak pergi, tak lupa Glenio menepuk-nepuk kepala Kahis. “Selamat jumpa lagi, gadis.”

Flashback off.

“Keren?”

Kahis langsung terlonjak sesaat mendengar suara seseorang, padahal sedari tadi tiada siapa-siapa di sini. Kahis berbalik, lalu melihat Carlio berdiri di belakangnya sembari menyilangkan tangan di dada dan alis tebalnya satunya itu terlihat terangkat ke atas.

Kahis mendengus kemudian kembali menikmati duduknya, Carlio menyusul duduk mempersempitkan jarak. Kahis langsung mengambil jarak lebar di antara mereka. “Ayolah, maafkan aku.”

Tanpa balasan, Kahis bergeming dengan mata yang penuh binar memandangi kumpulan kuda sekiranya ada 5 ekor di sana sedang berlarian di padang rumput. “Mereka kuda-kudaku,” gumam Carlio.

Kahis langsung mendelik tak suka. “Hei, Kuda-kudamu? Mimpi. Bukankah itu kuda milik pribumi yang mereka pelihara dan kalian ambil seenaknya?” tanya Kahis menekan nada.

“Memang begitu, tapi ini ganti bayaran atas kerugian yang kami terima waktu itu,” balas Carlio menghembuskan nafasnya.

“Masalah sawah terbakar itu? Seenaknya saja kalian menuduh kami yang pribumi. Kebakarannya malam hari, ke mana anak buahmu yang menjaga? Itu pasti ulah anak buahmu sendiri,” balas Kahis menyolot, Carlio menolehkan tatapannya pada Kahis.

“Kau hobi berceloteh ya, gadis arogan. Memangnya berita itu sampai ke Gresik?” tanya Carlio penasaran.

“Bodoh, itu berita besar mana mungkin aku tidak tau,” ejek Kahis membuat Carlio mengulum senyum.

“Di mana ini? Surabaya?” tanya Kahis lagi dan Carlio menganggukkan kepalanya.

“Benar, bagaimana kau bisa tau?” Carlio yakin, wanita ini bukan pribumi biasa. Sifat arogannya sudah dapat menjelaskan, apalagi dengan cara sikapnya. Manis.

“Aku pintar,” Kahis menjawab dengan nada yang begitu jutek.

“MAKHLUK APA INI SIALAN?!!“ Kahis menjerit dan terlonjak dari duduknya setelah benda lunak berlendir mengenai wajahnya. Kahis menghadap ke hewan itu dengan mata yang tersulut.

“Dia temanku, Crol,” Carliopun langsung bangun dari duduk, menghampiri temannya itu. Mengelus surai hitamnya yang panjang, merasa nyaman kemudian meringkik berapa kali.

“Pantas saja otakmu seperti kuda,” gumam Kahis yang dapat didengar oleh Carlio. Gadis itu mendekati kuda milik Carlio. “Aku pandai menjinakkan hewan,”

Carlio menjauhkan diri dari keduanya, mempersilahkan Kahis untuk gantian mengelus Crol. Jemari lentik itu mulai mengelus surai panjang milik Croil dan apa? Lihat, semua hewan pasti akan takhluk dengan Kahis.

DUKH!

“Aduh! Sakit!” Carlio terkejut dengan segera menghampiri Kahis yang jatuh terduduk dan meringis sakit akibat terjangan dari Crol.

“Crol jangan nakal!” pinta Carlio dengan suara tegas, Kahis menepis tangan Carlio yang berada di pundaknya. Dia punya sedikit trauma dengan lelaki …

Kahis langsung berlari meninggalkan Carlio yang mendengus pada Crol lalu dengan cepat menyusul Kahis yang mulai terlihat jauh darinya.

Bruk.

Ah, sialan. Kenapa Kahis mudah sekali terjatuh? Lemah sekali! Dirinya terisak pelan, rasanya tiba-tiba menyesakkan begitu saja saat lelaki menyentuh dirinya. Kahis masih teringat jelas malam itu, malam terburuk.

Bagaimana jika malam itu dia tertangkap? Hina dan sakit sekali mengingat ia pernah akan dilucuti.

“Ada apa?” Carlio menghampiri Kahis dan menepuk pundaknya pelan. “Kau menangis karena terjatuh saja, Nona?”

Carlio yang akan menyentuh pundak Kahis yang langsung ditepis olehnya. “Menjauh dariku dasar brengsek!”

“Aku menyakitimu?” Carlio masih berusaha membuka pertanyaan untuk gadis yang terisak semakin kuat. “Nona …, Ibuku bilang jika seseorang menangis ia butuh pelukan,”

Kahis memelankan tangisnya, berusaha meredam perasaan yang tidak bisa dikendalikan olehnya. Kahis menatap Carlio di hadapannya dengan mata memerah.

Carlio dengan segera memeluk Kahis, begitupun gadis itu yang menerima pelukan Carlio dalam. Carlio bukan pria brengsek yang ia temui di malam itu, Kahis percaya pada Carlio.

Pelukan Kahis pada Carlio semakin erat, pria itu menepuk punggung Kahis dengan pelan lalu melihat suatu cairan yang keluar dari hidung Kahis, merah. “Hidungmu, Nona.”

Gelap.

***

“Sialan. Tampang saja terlihat baik, ternyata bermain wanita duluan dari pada diriku yang lebih tua,” Lelaki itu bersungut-sungut ke arah adiknya, memutari meja di ruangan milik Carlio.

“Diamlah, berisik!” sentak Carlio yang kini berkutat di sebuah lembaran surat. Banyaknya kertas yang sengaja Carlio tumpuk hampir menutupi wajahnya itu.

“Aduh, kau pikir saja. Jika benihmu berhasil pada gadis pribumi itu bagaimana?! tanya Glenio menggertakkan gigi, mengusap rambutnya berkali-kali.

“KAU PIKIR AKU INI APA, KAK?!” Carlio bangkit lalu memukul meja.

“Lalu apa lagi? Memang kebanyakan pria yang tampangnya acuh ternyata luar biasa mainnya.

“Lebih baik kau pergi dari sini, mengacaukan fokusku pada kerjaan ini,” usir Carlio mengayunkan ujung jarinya berkali-kali.

“Siapa dia? wanita milikmu?” tanya Glenio merasa tak puas, Carlio mengabaikan pertanyaan yang tak perlu dijawab dari kakaknya itu. Carlio kembali berkutat mengenggam sebuah pena dan menggoreskan tinta hitam di selembar kertas.

DUAKHH


NGRIKKK! NGRIKKKK!

Keduanya terlonjak bersamaan setelah suara yang begitu mengguncang jantung mereka. “Crol!” teriak mereka bersamaan setelah menyadari pemilik suara yang familiar dan asalnya ada di bawah halaman rumah mereka.

Carlio dan Glen bangkit langsung melangkahkan kaki cepat-cepat, itu kuda istimewa milik seseorang yang dititip oleh mereka. Gawat sekali jika kenapa-kenapa.

Keduanya berada di luar halaman rumah, menggulirkan bola matanya saat mendapati Crol tengah berlarian. Tapi bukan Crol yang menjadi fokus utama mereka, melainkan gadis di depan Crol yang tengah berlari menghindari amukan Crol.

“Kuda sialan!” teriaknya tersiksa, Carlio langsung berlari mengejar keduanya agar dapat menghentikan Crol. Sedangkan Glenio tertawa lepas hampir menitikkan air matanya, lalu dengan langkah sedikit cepat menyusul adiknya itu.

“Crol kemari!” teriak Carlio memanggil kuda kesayangannya yang biasanya langsung patuh saat dipanggil, namun kali ini kuda hitam itu tidak peduli sama sekali.

Carlio kalah telak dalam berlari menyusul Crol, akan jadi apa gadis itu jika sampai didapat oleh Crol. Kaki jenjang miliknya terus bergerak cepat, menginjak pada rumput basah kemudian menghentakan kaki kirinya.

Hap.

Carlio berhasil menunggangi Crol, buru-buru ia menarik tali kekang Crol dan bersyukur saja hewan itu dapat patuh padanya.

Kahis kewalahan berlari dan langkah kakinya tidak bisa ia kontrol dengan sempurna ditambah lagi dengan kehadiran lelaki yang muncul tiba - tiba di hadapannya.

“Awas! Kakiku seperti melayang!” teriak Kahis mengibaskan tangannya berkali - kali.

Gelabruk.

Sesuai harapan, keduanya terjatuh bersama - sama dengan posisi Kahis sedang menimpa Glenio. “Aduh, sakit.”

1
Arlingga Ve Mustafa🇮🇩🇹🇷
hadir,,,, semangaat ea,,, 💪💪
Yi Yid
siapa ini? carlio kh
Zizi
smngt kak up nya🌹🌹
lunariesse van der hourver: terima kasih semangat juga 💗💗💗
total 1 replies
hazelsgn
p
Ikhsan
bagus kak,keren
Ikhsan: sama sama kak
lunariesse van der hourver: terimakasih
total 2 replies
Bilqies
gak kurang sih cuma udah kewajiban kamu sebagai orang tua untuk membesarkan dan membiayai anaknya
Bilqies
1 kata egois
sama aja jual anaknya untuk kepentingan dia yang tak mau jadi gelandangan
Mhila izuna
mampir thor
si ciprut
dua dulu😁
si ciprut
saya sih bukan mau mencela atau bagaimana. cuma untuk sesi bab awal lebih baik fokus pada tokoh utama dulu. entah itu perkenalan dari tokoh protagonis. dari segi pendidikan atau visual ataupun yg lainnya. fokus itu dulu. baru bab selanjutnya adalah jalan cerita kisah yg akan disampaikan.
maaf saya juga orang baru di dunia novel. tapi itu semua pernah saya alami dan juga ditegur oleh auditor NT. dan untuk 'kata' lebih baik 1000- 1200 kata, agar bisa mencakup cerita di satu bab.
tetap semangat kak. semoga sukses🤗
lunariesse van der hourver: baiklaaa terima kasih krisarnya kakk
total 1 replies
Yiab Yoje
thorrr
lunariesse van der hourver: apaaaa
total 1 replies
husnia wahidah
prolognya bagus bgt, heran
lunariesse van der hourver: makasih ya sengku
total 1 replies
husnia wahidah
kapan up nya thor? seru banget baru kali ini nemu cerita kaya gini
lunariesse van der hourver: ditunggu ya seng
total 1 replies
Legiyan Lyn
keren
niara kahishaa
mantap bgt thor
hazelsgn
hehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!