NovelToon NovelToon
Wanita Janda Istri Sang Dokter

Wanita Janda Istri Sang Dokter

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Janda
Popularitas:123.2k
Nilai: 5
Nama Author: indah yuni rahayu

Fahmi yang sudah bertunangan dengan Sesil terpaksa harus menikahi Saras yang seorang janda. Bukan karena cinta melainkan karena rasa kasihan dan kepeduliannya terhadap janda miskin beranak satu.

Lantas bagaimana dengan Sesil setelah tahu tunangannya sudah menikah lebih dulu ?

Lalu bagaimana dengan Saras yang telah menjadi istri seorang dokter itu, akankah ia mendapatkan cinta yang tulus darinya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah yuni rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Amukan Sesil

" Kamu bilang tidak mencintai wanita ini, lalu kenapa sekarang ia bisa hamil!" Awalnya tadi ia bisa menahan amarah, tapi begitu mendengar Saras hamil, amarahnya sudah sampai di ubun - ubun.

"Sesil, aku bisa jelaskan ini padamu." Fahmi terperanjat dengan kedatangan Sesil yang sudah merah padam.

Dan belum sempat Fahmi melanjutkan bicaranya ia sudah mendapatkan serangan dari Sesil. Sesil memukul bahunya dan hampir saja wajahnya terkena cakaran, sontak Fahmi berdiri dan berusaha menenangkannya. "Dengar dulu penjelasanku, Sesil!"

"Aku tidak mau mendengar apa - apa lagi dari mulut mu ! Kamu jahat ! Aku yang pertama mencintaimu tapi kamu malah menduakanku. Kamu tidak berlaku adil padaku sebagai seorang suami!" Sesil meradang dan sungguh ia sangat kesal dengan semua yang telah terjadi.

Saras ikut bangkit, ia mencoba untuk bicara disela amukan Sesil. "Sesil, sebenarnya anak yang aku kandung ini ...." belum sampai kelar ia bicara sebuah tamparan yang cukup keras mengenai pipinya hingga tubuhnya yang kurus itu terhuyung ke samping dan dahinya membentur tembok. Kejadian begitu cepat dan tak bisa dihindari lagi.

Saras meringis menahan sakit di sudut bibirnya ditambah dahinya yang juga sedikit berdenyut.

"Sesil!" pekik Fahmi seketika. Sedikit kebencian mulai menguap melihat sikap istri muda nya yang anarkis dan mau menang sendiri itu.

Fahmi menarik lengannya dengan kasar, "Lihat aku!" bentaknya yang kini berhasil membuat Sesil membeku.

"Saras hamil anak mantan suaminya. Ketika aku menikahinya dia sudah hamil dan kami tidak mengetahuinya. Kamu puas dengan penjelasanku! Keadilan apa yang kamu minta dariku, hah ! Aku tidak pernah menyentuhnya sedikit pun. Seharusnya itu keliru, karena aku yang tidak berlaku adil terhadapnya!"

Sesil membola kedua matanya, "Apa, itu tidak mungkin." gumamnya lirih.

Fahmi melepaskan tangannya lalu menghampiri Saras, membantunya untuk bangun. "Mbak Saras, kamu baik - baik saja kan?" selidik Fahmi yang melihat bibirnya berdarah. Fahmi menyeka sudut bibir itu dengan ibu jarinya. Sentuhan yang begitu lembut ditengah sakitnya luka.

Saras sedikit gemetaran, "I-iya, aku baik."

Lalu memapahnya memasuki kamar. Sesil menatap kepergian mereka dengan tatapan kosong. Di sana ada Bagas yang sedang belajar. Melihat ibunya yang sedang tidak baik - baik saja, ia bergegas mengemasi semua bukunya. "Bunda ? Bunda kenapa Ayah?"

Fahmi mendudukkan Saras di tepi ranjang dengan pelan. "Tidak apa-apa, Bagas, kamu bisa ambilkan minuman hangat di dapur? Minta tolong Bik Yem ya !"

Bagas mengangguk dan bergegas ke luar kamar.

Saras sedikit merasakan nyeri di perutnya. Lalu ia mengusap perutnya yang kram.

Fahmi membantu Saras meluruskan kakinya lalu memijatnya dengan pelan. Keadaannya sudah mendingan. "Maafkan atas perlakuan Sesil tadi, aku sebagai suami ternyata tidak bisa bijaksana atau berlaku adil padamu. Sungguh, aku tidak sanggup berpoligami seperti ini dan membuatmu terus menderita. Apa yang harus aku lakukan?"

"Mas Fahmi tidak sepenuh nya salah. Karena semua ini sudah kehendak Tuhan tinggal kita saja bagaimana menjalani garis yang sudah ditentukan. Untuk Sesil, aku memahami perasaanya sebagai wanita. Sebelumnya dia sudah amat terpukul dengan kabar pernikahan kita. Ditambah kita tinggal satu atap yang sama. Sikap itu wajar, karena dia sangat mencintaimu."

Dalam hati Saras menyambung kalimatnya, "Begitu pula denganku."

"Aku tidak marah dan sudah memaafkannya."

"Terimakasih Mbak Saras," Fahmi begitu tersanjung dengan sikap Saras yang selalu merendah dan mempedulikan perasaan orang lain.

Kemudian Bagas datang. Lalu memindahkan gelas dari tangan Bagas.

"Terimakasih Bagas. Ayah bisa minta bantuanmu lagi ?"

"Iya, katakan saja Ayah !"

"Ayah ingin tidur disini menjaga bundamu, apa kamu keberatan?"

Mendengar itu Saras bersemu merah mukanya.

"Aku malah senang, dengan Ayah tidur di kamar bersama Bunda, maka Bunda tidak akan menangis lagi." tutur bocah itu dengan tanpa sengaja membocorkan rahasia Saras.

"Hah, bunda kamu menangis?" Fahmi menatap Saras yang tersipu malu.

"Itu tidak mungkin, Bagas pasti salah melihat." Saras mendelik menatap Bagas. Bagas hanya menyengir kuda.

Sementara itu, Sesil uring - uringan sendiri dan mengamuk di kamar terlebih, Fahmi tidur bersama Saras malam ini.

Amira datang menghampiri Sesil. "Kamu kenapa lagi?" tanyanya yang melihat Sesil berantakan.

Sesil memeluk ibu mertuanya dan menangis dalam pelukan. "Saras hamil, Ma!"

"Apa, dia hamil!" Amira memekik tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan.

Ini kesempatan bagus untuk mengelabuhi mertuanya agar sepenuhnya mendukungnya.

"Kita harus memikirkan cara lain untuk menyingkirkan dia dari rumah ini. Sepertinya Fahmi sudah mulai jatuh cinta padanya." ujar Amira lalu mengurai pelukannya.

"Kamu harus cepat hamil, agar kasih sayang Fahmi terlimpah hanya padamu." imbuhnya yang membuat Sesil tersenyum smirk.

"Bagaimana kalau kita buat dia menderita dengan menghilangkan janinnya. Aku yakin dengan begitu Saras menyerah dan akan angkat kaki dengan sendirinya ." Sesil menyampaikan idenya yang busuk.

"Maksud kamu membuatnya keguguran?" Amira menatap intens menantu kesayangannya.

Sesil mengangguk. "Aku punya seorang kenalan yang ahli sekali melakukan aborsi. Tidak masalah berapapun biayanya akan aku keluarkan."

Amira menatap kagum, "Sesil, pemikiranmu sangat luas aku sampai tidak terpikirkan rencana yang demikian. Tapi, bagaimana kita melakukannya?"

Sesil membisikkan sesuatu di telinga mertuanya.

Setelah kejadian itu, Sesil merubah sikapnya lalu meminta maaf pada Saras dan Fahmi agar rencana kedepannya tidak dicurigai.

Suatu hari saat hari Minggu Saras seperti biasa melakukan pekerjaan rumah tangga, menyapu, mengepel dan mencuci baju. Ini adalah suatu kegiatan wanita pada umumnya. Tapi tidak sepemikiran dengan Fahmi, Fahmi yang melihat itu meminta Saras untuk menghentikan pekerjaannya. "Apa yang Mbak Saras lakukan?"

"Aku hanya melakukan pekerjaan rumah itu saja. Kenapa kamu memelototiku seperti ini ?"

"Aku menggaji pembantu juga untuk melakukan pekerjaan rumah, kamu tidak perlu capek - capek seperti ini. Sudahlah, ayo, sebaiknya kamu istirahat !" Fahmi meminta alat pel dan meletakkannya asal. Menggiring Saras ke teras depan.

Pemandangan barusan terlihat oleh mereka berdua.

"Benarkan yang aku pikirkan, Fahmi begitu menyayangi Saras karena ia sedang hamil anaknya." tukas Amira yang tidak tahu faktanya sementara Sesil merahasiakan kebenarannya.

Di teras depan ada Ambar yang sedang menunggui anak - anaknya bermain bersama Bagas juga.

"Saras, aku perhatikan kamu sekarang agak gemuk ?"

Saras mengusap perutnya, "Iya Mbak, aku hamil sudah hampir 5 bulan."

"5 bulan ? Kenapa aku baru tahu, sedangkan kalian baru menikah sebulan yang lalu,"

"Ini anak mantan suamiku." sahut Saras jujur dan pernyataan Saras membuat hati Fahmi tercubit, entah apa yang ia rasakan, ia sendiri juga sulit untuk mengartikan.

Ambar tercengang tapi ia ikut bahagia. Apa pun keadaan Saras sekarang ia sudah menjadi bagian dari keluarga.

...----------------...

Rika mengetahui dari via face book jika Saras sekarang tinggal di area perkotaan yang cukup jauh dari tempatnya. Ia pernah mencicipi nasi goreng on line saat berada di tempat mertuanya. Ia hafal betul cita rasa nasi goreng itu. Dan saat melihat siapa pemilik akun penjual nasi goreng on line, Rika tercengang tidak percaya bahwa pemilik akun itu tidak lain adalah Saras.

Rika segera pergi mencari keberadaan Joni yang seminggu ini telah menempati kontrakan baru. Dan dengan hati - hati, ia menyelinap melewati pintu belakang.

"Bang Joni, keluarlah!" teriak Rika.

"Siapa di sana!" sahut seseorang dari balik pintu.

"Aku Rika."

Bergegas Joni membukakan pintu dan memastikan Rika tidak ada yang membuntuti. "Masuklah!" serunya dirasa aman.

"Ada berita bagus Bang." ucapnya kemudian.

"Tentang apa ? Jangan kamu bilang mengenai pekerjaan baru, aku sudah muak mendengarnya. Aku berjudi sehari saja bisa untung ratus ribuan."

"Bukan .... Ini tentang Saras." ujarnya dengan mendesah.

"Saras. Janda sialan yang sudah berani memenjarakanku itu ? Dimana dia sekarang?"

1
Evy
Dokter bedah memang punya gaji yang fantastis...
Evy
sama2 hamil mungkin...
Evy
Mertua yang benar-benar sudah tidak punya hati nurani...
Evy
kenapa sampai seperti itu...gak banget deh...kasihan pak dokter... kenapa...sebel jadinya..
Evy
Carikan rumah kontrakan Saja istri mu ... kasihan jika harus satu rumah dengan mertua yang tidak bisa menerima kehadiran nya.
Evy
Tetangga yang kejaaam... fitnah yang luar biasa jahatnya..
Alanna Th
trima ksh, thor sungguh mnghibur karyamu. smoga othor sehat n sukses selalu /Kiss/ /Pray//Good/
Kam1la: alhamdulillah, terimakasih sudah didoakan. mampir juga di karya saya yang lain.
total 1 replies
Alanna Th
lagi" sesil mnyerang saras. fahmi mesti dsentil krn telah ceroboh. knapa saras tdk djauhkn dari sesil??
Alanna Th
ya, sarah n saras, putri kmbr setyo n sonia
Alanna Th
siap" kembali djebloskn k penjara, sesil. kamu blm jera juga
Alanna Th
fahmi trnyt mudah skali dhasut sesil. kasian saras, blm dpt bahagia
Alanna Th
rehan mngenali saras saat mnjadi bidan dulu
Alanna Th
sptny obat prngsng dmskkn sesil k dlm kopi itu . . , siapa yg akan djadikan pmuasnya oleh fahmi?
Alanna Th
nambah lagi tindakan kriminal s joni
Alanna Th
waaa, gawat mulai saling mnaruh hati
vi
karya yang bagus...
Kam1la: terima kasih Kak....
total 1 replies
Sandisalbiah
hati sesil terlalu dengki jd lupa rasa bersyukur... dan Fahmi... entakah..
Sandisalbiah
hadeh.. harusnya di suntik mati aja si Sesil ini
Sandisalbiah
manusia² licik dan culas itu emang harus kudu segera di kerangkeng.. biar kapok
Kam1la: setuju...!
total 1 replies
Sandisalbiah
Amira mengatakan Saras wanira liar tpkelakuan dan mulutnya lebih liar.. hais..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!