NovelToon NovelToon
Kamboja

Kamboja

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rinarient 2

Kisah haru seorang gadis yang dilahirkan dari sebuah keluarga miskin. Perjuangan tak kenal lelah mencari bapaknya yang pergi ke luar negeri sebagai TKI, dimulai setelah ibunya meninggal dunia.
Sepeninggal ibunya, Lily kecil diasuh oleh tetangga yang trenyuh melihat nasibnya. Namun ternyata hal itu tidak serta merta merubah nasib Lily. Karena tak lama kemudian bunda Sekar yang mengasuhnya juga berpulang.
Di rumah keluarga bunda Sekar, Lily diperlakukan seperti pembantu. Bahkan Lily mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh suami almarhumah. Lelaki yang sangat dihormati oleh Lily dan dianggap seperti pengganti bapaknya yang hilang entah kemana.
Ditambah perlakuan kasar dari Seruni, anak semata wayang bunda Sekar, membuat Lily akhirnya memutuskan untuk pergi.
Kemana Lily pergi dan tinggal bersama siapa? Yuk, ikuti terus ceritanya sampai tamat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rinarient 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Berteman

Ternyata apa yang dikhawatirkan Lily tak jadi nyata.

Setelah Doni menggodanya tadi, dia malah ikut bergabung.

"Kayaknya enak ini!" Doni mengambil satu kue yang sebenarnya dari tadi diincar Lily.

Lily hanya bisa menelan ludah. Tak mungkin juga dia melarang Doni mengambilnya. Apalagi berebut.

"Makan aja. Nanti aku beli lagi buat Lily. Kamu kepingin juga kan, Ly?"

Lavender sepertinya memahami tatapan mata Lily saat Doni mengambil kue itu.

"Ah, enggak. Mak..maksudku ini aja udah cukup kok." Lily menolaknya dengan halus.

"Apa kita bagi dua aja?" Doni mencoba menawari Lily.

"Enggak, Don. Makan aja. Aku yang ini aja." Lily mengambil kue lainnya. Itu adalah kue kedua yang diambilnya.

Doni manggut-manggut.

"Kalau begitu kamu pesenin aku minuman aja, Ven," ucap Doni.

"Hm. Enak aja!" Lavender memanyunkan bibirnya.

"Pesen aja sendiri!" lanjut Lavender.

"Ya udah, kalau begitu aku minum aja punya kamu." Doni langsung menyambar minuman milik Lavender.

"Ih, curang!"

Plok!

Lavender memukul lengan Doni. Yang dipukul bukannya marah, tapi malah tertawa terbahak-bahak.

Lily melihatnya sambil tersenyum. Hal yang selama ini hanya bisa dilihat Lily dari kejauhan, saat teman-temannya bercanda.

Lily bahagia karena saat ini dia jadi bagian dari mereka. Bukan cuma penonton saja.

"Aku boleh ikutan gabung enggak?"

Sonia salah satu teman Lily yang terkenal sok kaya dan genit, mendekat.

Lavender menatap gadis itu dengan sinis.

Sudah lama Lavender kurang suka dengan sikap Sonia. Dia hanya mau bergabung kalau ada anak cowok di antara mereka.

"Silakan nona cantik," sahut Doni sambil bergeser memberikan tempat duduk untuk Sonia.

Sonia merasa kegeeran. Dia langsung saja duduk mepet pada Doni. Tak menunggu persetujuan dari Lavender apalagi Lily.

Lily tak bereaksi. Baginya melihat sikap Sonia yang seperti itu, sudah biasa.

"Aduh, bahagia banget aku bisa duduk ditempel cewek cantik," ucap Doni yang membuat Sonia makin besar kepala.

"Tapi aku akan lebih bahagia kalau nona cantik ini membelikan aku minuman dan makanan," lanjut Doni.

Mata Doni mengedip ke arah Lavender.

Lavender menahan senyumnya. Dia mulai paham kalau Doni sedang memanfaatkan Sonia.

"Memangnya kamu mau makan apa, Don?" tanya Sonia dengan suara centil.

"Mm..aku mau spageti dan orange jus. Kayaknya seger banget siang-siang begini minum orange jus," jawab Doni.

"Oke."

Sonia merogoh kantong bajunya. Dia mengambil satu lembar uang warna merah, lalu menyerahkannya pada Lily.

"Heh! Kamu belikan pesanan Doni. Ini uangnya!" perintah Sonia pada Lily dengan kasar.

Lily terhenyak. Dia tak mengira bakal dapat perlakuan seperti itu.

"Sembarangan aja kamu main perintah! Kamu kan punya kaki! Jalan sendiri!"

Lavender merasa tak terima Lily diperlakukan kasar oleh Sonia.

Lavender sedang merasa berhutang budi pada Lily karena tadi memberinya contekan.

"Aku enggak merintah kamu! Tapi dia!" sahut Sonia tak mau kalah sambil menunjuk ke wajah Lily.

"Jangan nunjuk-nunjuk seenaknya!" bentak Lavender.

Lily hanya diam melihat adegan itu. Dia tak mengira Lavender sedemikiannya membela.

"Turunkan tanganmu, nona cantik. Dan jangan marah-marah. Ntar cantiknya ilang." Doni menurunkan tangan Sonia.

"Siapa yang marah-marah? Dia tuh!" Sonia menunjuk Lavender dengan dagunya.

Lavender naik darah. Dia langsung berdiri dan berkacak pinggang.

"Heh! Aku marah karena kamu berlaku enggak sopan ke temenku!" sahut Lavender.

Sonia tertawa mendengarnya.

"Apa? Temenmu? Yang ini?" Sonia kembali menunjuk ke wajah Lily.

"Sejak kapan anak babu ini jadi temenmu, hah?" Sonia sangat menghina Lily.

Darah Lily mulai mendidih mendengarnya. Baru kali ini dia dikatai anak babu tepat di depannya.

"Jaga mulut kamu! Jangan menghina orang seenaknya!" ucap Lavender. Dia terlihat benar-benar marah pada Sonia.

"Lah, emang bener kok. Kamu anak babu, kan?" tanya Sonia dengan sinis pada Lily.

Lily mengepalkan tangannya. Ingin rasanya meninju wajah Sonia yang putih mulus itu.

"Sst. Jangan begitu, ah. Ayo kita cari meja lain!" Doni menarik tangan Sonia agar pergi dan tak semakin menghina Lily.

"Ajak pergi yang jauh tuh, Don. Dasar anak sombong!" ucap Lavender dengan ketus.

Sonia mengangkat dagunya.

Doni pun langsung membawa pergi Sonia.

"Jangan diambil hati, Ly. Dia emang anak sombong!" ucap Lavender berusaha menenangkan Lily.

Lavender tahu kalau Lily tersinggung oleh ucapan Sonia. Terlihat jelas dari wajah Lily yang memerah dengan rahang mengeras.

Lily menghela nafasnya berusaha menenangkan dirinya sendiri. Lalu mengangguk.

Baru kali ini dia mendapatkan pembelaan dari temannya. Apalagi tadi didengarnya Lavender mengatakan kalau dia adalah temannya.

"Makasih ya, Ven. Kamu baik banget," ucap Lily.

Ingin rasanya dia memeluk Lavender sebagai ungkapan perasaannya. Tapi Lily cukup tahu diri.

"Kamu yang baik banget, Ly. Udah menolongku tadi pas ulangan," sahut Lavender.

Ups.

Lily menelan ludahnya.

Gawat. Gimana kalau ternyata jawaban ulanganku tadi salah semua? Lavender bisa ngamuk. Batin Lily.

"Ah, itu cuma kebetulan aja aku bisa ngerjainnya. Tapi enggak tau juga hasilnya nanti," sahut Lily grogi.

Lily benar-benar khawatir kalau jawabannya tadi salah semua.

"Enggak masalah. Yang penting kertas ulanganku enggak kosong," sahut Lavender.

"Memangnya kamu enggak punya jawaban sama sekali?" tanya Lily.

Lavender menggeleng.

"Otakku lagi nge-blank. Enggak ada jawaban sama sekali," jawab Lavender.

"Semalam aku main game sampai larut. Paginya aja aku malas bangun. Kalau bukan karena takut dimarahi papaku, aku udah bolos hari ini," lanjutnya.

Lily mengangguk-angguk. Rupanya Lavender masih punya rasa takut juga pada papanya.

Lily pikir, Lavender anak yang selalu dimanja oleh orang tuanya. Dan tak akan mungkin dimarahi.

"Kalau papa kamu gimana, Ly? Suka marahi kamu, enggak?" tanya Lavender sambil menyedot minuman yang masih tersisa. Sisa diminum Doni tadi.

Lily menundukan wajahnya. Dia sedih mendengar pertanyaan itu.

"Kenapa?" tanya Lavender lagi.

Lily menggeleng.

"Enggak apa-apa," jawab Lily.

"Aku balik ke kelas dulu, ya?" pamit Lily, lalu berdiri. Dia sudah merasa tidak nyaman karena pertanyaan Lavender tadi.

"Kamu sedih ya denger pertanyaanku?" tanya Lavender dengan perasaan bersalah.

Lily terdiam. Lalu menghela nafasnya dalam-dalam.

"Ly. Cerita aja ke aku. Boleh dong aku tau sedikit tentang kamu," pinta Lavender.

"Enggak ada yang menarik dari cerita tentang aku," sahut Lily.

"Ly. Mulai sekarang kita berteman. Aku janji akan menjaga rahasiamu." Lavender mengacungkan jari kelingkingnya ke arah Lily.

Lily diam lagi. Hatinya ragu untuk menerima tawaran pertemanan dari Lavender.

Lavender mengangguk. Berusaha meyakinkan Lily kalau dia benar-benar ingin berteman.

Lily menatap wajah Lavender.

Lavender pun tersenyum.

Lalu Lily mengangguk dan menyambut jari kelingking Lavender dengan jari kelingkingnya.

"Kita berteman!" ucap Lavender.

Lily mengangguk sambil tersenyum.

Dan tanpa disangka, tiba-tiba Lavender memeluk Lily.

1
Shuhairi Nafsir
Mohon Thor jadikan Lily anak yang tegas . jenius lagi bisa bela diri
Anita Jenius
Baca sampai sini dulu. 5 like mendarat buatmu thor. semangat ya.
Rina Rient: Siap..Terima kasih like-nya 🙏
total 1 replies
Fatta ...
lanjut Thor..,
Rina Rient: Siap..tunggu episode-episode selanjutnya, ya 🙏
total 1 replies
Anto D Cotto
lanjut thor
Rina Rient: Siap..tunggu yaa 🙏
total 1 replies
Anto D Cotto
lanjutkan, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Rina Rient: Terima kasih 🙏
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal kak. 3 like mendarat buatmu thor. semangat ya
Rina Rient: Terima kasih 🤗
total 1 replies
Irsalina Lina
kapan ep ke 2 nya di tanyangkan thoor?......, GK sabar ni mau baca. soalnya cerita nya bagus dan menarik
Rina Rient: Sabar ya..step by step 😊
total 1 replies
Mamimi Samejima
Bikin happy setiap kali baca. Gak bisa berhenti bacanya.
Rina Rient
terima kasih🥰.. tunggu episode2 selanjutnya ya 🙏
Jing Mingzhu5290
Saya merasa terinspirasi oleh perjuangan tokoh-tokoh dalam cerita.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!