NovelToon NovelToon
Tanah Bangsawan

Tanah Bangsawan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: lunar crimson

Kahisyana jatuh hati pada Carlio seorang bangsawan Belanda dari keluarga Fredinand, seorang penjajah yang menjajah bangsanya ratusan tahun. Kahisyana berusaha mengelak dan meninggalkan cintanya, namun takdir terasa selalu mengembalikannya pada Carlio.

Di samping itu, ia adalah wanita kuat yang selalu berusaha meninggikan derajat wanita, menjadi seorang relawan sebagai guru melawan protes dari pihak penjajah dan pihak bangsanya sendiri. Akankah Kahisyana berhasil atas dirinya dan bangsanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lunar crimson, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

026 — Malam di Kediaman Fredinand

Jeffrien kini telah memberhentikan jepnya di pekarangan rumah milik Carlio, pria itu tampak terburu - buru untuk turun lalu melangka menuju pintu rumah Carlio.

Tapi Jeffrien harus memelankan langkahnya setelah ia mendengar kedatangan jep lain, Glenio dan … bersama perempuan yang familiar di matanya. Lelaki itu tetap dengan raut emosi sedangkan perempuan di sebelahnya terlihat sangat tertekan berada di sebelahnya. Perempuan itu tampak kesusahan membawa dua tas tentengan begitu besar di tangannya, sedikit tersaruk - saruk.

“Bisakah kau membawanya dengan benar, pribumi bodoh?” tanya Glenio dengan ketus, perempuan itupun tampak panik.

“Boleh saya membantu membawanya?” tawar Jeffrien mengeluarkan suara secara tiba - tiba, ketidaksadaran mereka akan adanya Jeffrien terbuyar seketika.

Saat menyadari Jeffrien berada di tempat yang sama, Glenio menatap Jeffrien sinis. Perempuan yang ia kenal tapi ia lupa namanya juga menatapnya takut - takut dan sedikit tersenyum.

“Tidak perlu kau menawarkan bantuan, aku melatih babuku agar cepat mandiri dan tidak manja,” tolak ketus Glenio hingga Jeffrien menghembuskan nafasnya pelan.

“Papa!” Sebelum sempat ia berdiri di depan pintu, anak kecilnya itu membuka dengan spontan lalu tersenyum riang, berlari ke arah Jeffrien. Jeffrien bertekuk lutut memeluk putra satu - satunya, mengusap surai lembut itu berkali - kali dan menggendongnya untuk masuk ke rumah Carlio.

Disusul dengan Glenio beserta Linggar, perempuan itu ingin sekali bertemu Kahis. Bahkan tak sempat ia mengucapkan terima kasih atas penyelamatan heroik yang diberikan Kahis untuk dirinya. Tapi, apa benar Kahis berada di rumah ini?

“Kenapa pula kau membawa tentengan begitu besar?” selidik Carlio saat mendapati kakaknya masuk dan pandangannya jatuh pada perempuan yang sedang kewalahan membawa tentengan begitu besar.

Kahis mengerjapkan matanya perlahan, berharap tidak salah lihat dan di detik berikutnya ia menghampiri Linggar secara spontan. Kahis langsung memeluk Linggar

“Wow ternyata pribumi itu saling mengenal ya,” celetuk Glenio. Ruangan itu seketika terlihat suram karena seisi ruang melayangkan tatapan tajam tak terkecuali, bahkan Pocco mendengarnya malas.

“Aku tidak ingin ribut denganmu,” sahut Carlio, lelaki lebih tua darinya itu menghela napasnya perlahan.

“Babu, bantulah sana Mbok Nur di dapur!” tegur Glenio. Linggar yang dipanggil babu itu langsung mengangguk kikuk, Kahis yang mendengarnya bersidekap.

“Kenapa bisa dia bersamamu?” tanya Kahis pada Glenio, lelaki pemarah itu hanya melirik tak minat untuk merespon.

“Itu pertanyaan yang ingin aku tanyakan juga,” timpal Jeffrien yang diam - diam menguping, sekarang ia sedang memangku Pocco di atas pahanya. Melihat Pocco bermanja dengan Papanya itu membuat Glenio mencibir. Sebenarnya, Carlio juga ingin tahu sih sedikit.

“Dia yang memohon padaku untuk mengangkutnya,” ujar Glenio sembarangan. Linggar yang kini sedang mengantarkan jamuan terlihat berusaha untuk menahan raut kesalnya. Majikan pemarah itu memfitnah dirinya yang tidak - tidak.

“Benarkah yang dia katakan, Linggar? Biasanya pria pemarah itu hanya bisa berbohong tentang kita yang pribumi,” sahut Kahis yang masih melayangkan tatapan tajam, dibalas dengan tatapan yang tak kalah tajam oleh Glenio.

Kini Glenio melotot ke arah Linggar, menyuruhnya untuk patuh. “Ah iya, Tuan Glen baik sekali,” kikuk Linggar dengan cengiran.

“Papa kata Daddy Carlio, Pocco akan segera punya adik,” lapor Pocco dalam bahasa Belanda. Semua orang yang mendengar laporan Pocco langsung terkejut dan menatap Carlio secara bersamaan.

Sialan, Carlio lupa menyiapkan jawaban yang tepat. Kahis melirik Carlio yang juga melirik ke arahnya, dia ikut bingung. Apalagi tidak Carlio saja yang dihujami beberapa atensi, Kahispun begitu sembari menggaruk kening.

Mbok Nur yang terlihat cengar - cengir di balik tembok, menikmati obrolan itu. Di samping Mbok Nur ada Linggar yang tak mengerti apa maksud dari perbincangan itu, hanya bisa menerka - nerka. Lalu, Jeffrien yang menuntut jawaban Carlio, pasalnya ia tahu jika putra kecilnya itu tidak dituruti akan mengamuk semingguan.

Glenio yang juga ikut menunggu jawaban, ah dia malas dengan anak kecil, dia tidak terima menjadi seorang paman. Tangisan mereka sangat mengganggu gendang telinganya, belum lagi harus mengerti bahasa anak. Ia tidak akan pernah menjadi seorang ayah, tidak akan pernah.

“Iya’kan Mommy?” Kini Pocco bertanya pada Kahis yang bingung hampir setengah mati. Buliran keringat terasa keluar sebesar sebiji jagung.

“Permisi,”

Semuanya langsung berpandangan ke arah sumber suara, tepatnya pada ambang pintu depan. Kilam berdiri di ambang pintu sembari merasakan tegang saat semua tatapan serius itu melayang ke arahnya.

Bagus, Kilam! Batin kedua pasangan itu yang saling menghembuskan napasnya lega.

“Siapa lagi anak kecil kurus kering ini?” tanya Glenio menatap keherananan Kilam, Kahis langsung melayangkan tatapan tajam begitupun oranh yang ada di sana. “Carlio, kau memungut anak ini di mana?” decak Glenio keheranan.

“Apakah aku boleh masuk?” gugup Kilam, Kahis langsung mengiyakan.

Setelah Carlio menemui Tuqn Demort, anak yang menginjak usia remaja itu akhirnya dilepas secara cuma - cuma ke Carlio. Mungkin untuk sekarang, Kilam bisa tinggal di rumah kediaman Fredinand menjadi pembantu tenaga tambahan. Omong - omong, mengingat Mbok Nur juga yang kini sudah terlalu tua untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang begitu besar itu sendirian.

“Kau tau rumah paling besar di Gresik, pernahkah kau melihatnya? Seingatku kau pernah ke sana menggantikan tugas,” papar Jeffrien membuka obrolan lain pada Carlio sekaligus Glenio.

“Madam Chourissa?” tanya Carlio berusaha untuk menebak, Jeffrien mengangguk - nganggukan kepalanya. Kahis yang tak sengaja mendengar nama itu saat ia ingin mengantarkan jamuan lain langsung ingin menguping. “Tak perlu dirimu untuk mengantarkan ini, kemari,”

Tiba - tiba Carlio berujar memintanya untuk tidak seperti itu sembari menepuk ruang kosong tempat duduk di sofa sebelah Carlio. Lelaki itu dengan ringan merangkulnya, Jeffrien tampak bersyukur ikut senang sedangkan Glenio berekspresi jijik.

Apalagi Kilam yang terlihat menyibukkan diri membereskan barang - barang di ruang sebelah memasang telinga yang amat lebar. Hal yang sulit Kilam mengerti tentang morfin, dia memang minim pengetahuan. Ia kira selama ini semua obat akan menyembuhkan, tetapi setelah mendengarkan penjelasan Kahis adalah sebaliknya.

Seketika ia meneteskan air matanya lagi, bahkan sakitnya terasa saat perlahan suara kecil adik perempuannya itu lama - lama akan terlupakan dalam benaknya. Bukankah memang seperti itu? Saat orang tersayang yang meninggalkan kita telah lama, kita akan melupakan suara mereka secara berangsur - angsur perlahan.

Bagaimana kabar Madam Chourissa di sana? Nyatanya Kilam tak bisa menyalahkan Madam Chourrisa, benar perkataan Kahis. Madam Chourissa adalah pengguna obat berat sekaligus penyebar. Tiba - tiba Mbok Nur menghampirinya lalu menepuk pundak ringkih itu perlahan.

1
Arlingga Ve Mustafa🇮🇩🇹🇷
hadir,,,, semangaat ea,,, 💪💪
Yi Yid
siapa ini? carlio kh
hazelsgn
p
ikhsan
bagus kak,keren
ikhsan: sama sama kak
lunariesse van der hourver: terimakasih
total 2 replies
Bilqies
gak kurang sih cuma udah kewajiban kamu sebagai orang tua untuk membesarkan dan membiayai anaknya
Bilqies
1 kata egois
sama aja jual anaknya untuk kepentingan dia yang tak mau jadi gelandangan
Mhila izuna
mampir thor
ˢᶦ Ciprut
dua dulu😁
ˢᶦ Ciprut
saya sih bukan mau mencela atau bagaimana. cuma untuk sesi bab awal lebih baik fokus pada tokoh utama dulu. entah itu perkenalan dari tokoh protagonis. dari segi pendidikan atau visual ataupun yg lainnya. fokus itu dulu. baru bab selanjutnya adalah jalan cerita kisah yg akan disampaikan.
maaf saya juga orang baru di dunia novel. tapi itu semua pernah saya alami dan juga ditegur oleh auditor NT. dan untuk 'kata' lebih baik 1000- 1200 kata, agar bisa mencakup cerita di satu bab.
tetap semangat kak. semoga sukses🤗
lunariesse van der hourver: baiklaaa terima kasih krisarnya kakk
total 1 replies
Yiab Yoje
thorrr
lunariesse van der hourver: apaaaa
total 1 replies
husnia wahidah
prolognya bagus bgt, heran
lunariesse van der hourver: makasih ya sengku
total 1 replies
husnia wahidah
kapan up nya thor? seru banget baru kali ini nemu cerita kaya gini
lunariesse van der hourver: ditunggu ya seng
total 1 replies
Legiyan Lyn
keren
niara kahishaa
mantap bgt thor
hazelsgn
hehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!