Genre: Action, Adventure, Comedy (?) Fantasy, Isekai, Magic, Romance (?), Single Heroin, System
Suatu hari, Leo dan teman-teman sekelasnya tiba-tiba dipanggil ke dunia lain oleh kerajaan Velgia untuk membantu mereka melawan ras Demon.
Namun tidak seperti teman sekelasnya yang mempunyai statistik tinggi, statistik yang Leo milik sangat rendah dan dia tidak mempunyai satu skill pun. Hal ini membuat teman sekelasnya menganggapnya sebagai beban.
Pada akhirnya, Leo dikhianati oleh salah satu teman sekelasnya saat mereka memasuki dungeon. Tapi saat Leo sedang sekarat, kesadarannya tiba-tiba dipindahkan ke tempat lain oleh pria misterius yang bernama Magnus, dan pria itu memintanya untuk mewarisi kekuatannya.
Menerima warisan Magnus dalam bentuk System, dan bangkit dari keadaan terpuruk, Leo memulai perjalanannya untuk menjadi yang terkuat.
Tanpa dia ketahui, masa depan yang sangat kacau telah menanti dirinya di masa depan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fallen Star, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21 [ Konfrontasi ]
"Kenapa kau menghalangiku?" Leo menatap Evan, yang berdiri menghadangnya.
"Maaf, tapi aku tidak bisa membiarkanmu melukai Hugo lebih dari ini." Evan berkata dengan wajah penuh tekad.
"Kenapa?" Wajah Leo tanpa ekspresi saat dia berkata, "Kau sudah tau apa yang telah Hugo lakukan terhadapku. Tapi kenapa kau masih ingin melindunginya?"
Evan terdiam sejenak, "Memang benar bahwa hal yang telah Hugo lakukan padamu tidak bisa dimaafkan begitu saja. Meskipun begitu tolong..."
Evan menatap Leo dengan ekspresi memohon dan berkata, "Aku mohon, bisakah kau memaafkan Hugo? Aku akan melakukan apapun sebagai gantinya."
Sementara itu, saat Evan sedang menghadang Leo, Roland segera memberi perintah kepada Eliana, "Eliana, cepat sambungkan kembali lengan Hugo!"
Mendengar ini, Eliana mengangguk dan segera mengambil tangan Hugo yang telah dipotong sebelum mendekati Hugo. Setelah itu, dia menyambung kembali tangan Hugo menggunakan Skillnya.
"Kau... Kenapa kau menyembuhkanku?" Hugo menatap Eliana dengan sedikit terkejut. Dengan semua hal yang telah dia lakukan, dia tidak akan heran jika Eliana membencinya.
Tapi disini, Eliana justru membantunya.
"Jangan banyak tanya. Aku memang kecewa dengan tindakan yang kau lakukan terhadap Leo!" Ekspresi wajahnya berubah dari kesal menjadi serius sebelum dia berkata, "Tapi, aku tidak bisa membiarkan teman sekelasku mati begitu saja didepan mataku."
"Eliana..." Mendengar perkataan Eliana, Hugo sedikit melebarkan matanya. "Terima kasih."
Kembali ke Leo, dia masih menatap Evan dengan tatapan kosong. "Tidak ada yang perlu kau lakukan. Aku akan membalas dendam kepada Hugo apapun yang terjadi. Sekarang, minggirlah!"
"Nah, Leo! Bagaimana kalau kita bicarakan baik-baik masalah ini!" Henry tersenyum dan ikut berdiri menghalangi Leo bersama Evan sebelum berkata, "Oh, ngomong-ngomong, kau masih berutang seratus ribu kepadaku!"
"...."
Terhadap pernyataan Henry, semua orang terdiam dan tidak bisa berkata-kata. 'Orang ini... Masih memikirkan tentang uang dalam kondisi seperti ini!' Pikir salah satu siswa dengan heran.
"Uhuk uhuk..." Leo terbatuk dengan wajah malu. Kemudian, dia mengambil satu koin platinum dari storage sebelum melemparkannya ke arah Henry, "Dengan ini seharusnya sudah lunas!"
'Dia benar-benar meminjam uang!' Ragna menatap Leo dengan tatapan tercengeng.
Saat masih di sekolah, Leo cukup akrab dengan Henry, dan dia juga sering meminjam uang darinya. Namun, ditagih hutang dalam situasi saat ini membuatnya merasa sedikit malu, sehingga membubarkan ekspresi serius yang ada di wajahnya.
Henry menangkap koin yang Leo lempar dan melihatnya sebelum dia memasukkannya ke dalam sakunya dan mengangguk puas.
Jika dibandingkan dengan uang di dunia sebelumnya, seratus ribu sama dengan satu koin emas. Tapi Leo memberinya satu koin platinum, yang setara dengan sepuluh koin emas atau satu juta, dan bahkan Leo tidak meminta kembalian, yang membuatnya merasa senang karena mendapat untung banyak.
"Bagus. Hutangmu telah lunas." Henry tersenyum ke arah Leo.
"Uhuk!" Leo terbatuk sekali lagi sebelum berkata, "Aku akan tetap membalas dendam kepada Hugo. Tapi, mengingat kau pernah meminjamkan aku uang, aku tidak akan melukaimu selama kau tidak ikut campur."
Henry menghela nafas, "Pada akhirnya tetap tidak bisa ya!"
"Benar. Jadi minggir sekarang atau..." Leo mengarahkan pedangnya ke depan dan berkata, "Aku akan menghajarmu!"
Gagal membujuk Leo, Evan dan Henry menyiapkan senjatanya masing-masing dan membuat postur bertarung.
"Maaf, tapi kami tidak akan membiarkanmu!"
Leo menghela nafas sebelum dia menurunkan tangannya saat pedangnya menghilang dari tangannya.
"Aku tidak perlu sebuah senjata untuk menghadapi kalian... Majulah!"
Di sisi lain, saat Leo, Evan dan Henry bersiap untuk bertarung, Roland mendekat ke arah mereka untuk menghentikan Leo. Tapi sebelum itu terjadi, Ragna berdiri di depannya dan menghalanginya.
"Sebaiknya kau tidak ikut campur, tuan kesatria!"
Roland mengerutkan keningnya, "Nak, jangan menghalangiku! Aku tidak punya waktu untuk berurusan denganmu!"
Ragna tersenyum, "Bukankah kau terlalu tua untuk ikut campur dalam urusan anak muda! Dan..." Ragna menghunus pedangnya dan berkata, "Jika kau ingin lewat, maka kau harus mengalahkanku terlebih dahulu."
Melesat menuju Roland, Ragna menyerang Roland menggunakan pedangnya dan menjauhkannya dari posisi Leo.
Tidak punya pilihan, Roland juga menyiapkan pedangnya untuk melawan Ragna dan pertempuran akhirnya dimulai.
Saat pertarungan antara Ragna dan Roland terjadi, Pertarungan Leo, Evan, dan Henry juga telah dimulai.
Evan dan Henry mengaktifkan skillnya masing-masing dan melesat ke arah Leo.
Henry, yang kecepatannya meningkat berkali-kali lipat, tiba-tiba muncul di samping kiri Leo dan menyerangnya menggunakan kedua belati di tangannya.
Menghadapi serangan dari arah kirinya, Leo melangkah mundur sedikit kebelakang sebelum menangkis tangan kanan Henry menggunakan tangan kirinya.
Mengepalkan tangan kanannya, Leo melancarkan sebuah pukulan ke perut Henry, yang menerbangkannya sejauh tiga meter sebelum jatuh ke tanah.
Namun, Leo tiba-tiba menundukkan tubuhnya ke belakang untuk menghindari tebasan Evan sebelum dia berputar ke belakang dan menendang Evan menggunakan kakinya.
Evan menghindari tendangan Leo dengan memindahkan tubuhnya ke belakang. Tapi, Evan melebarkan matanya saat Leo tiba-tiba menghilang dari tempatnya.
Namun sebelum dia dapat mengetahui keberadaan Leo, Leo tiba-tiba muncul kembali di depannya sebelum sebuh pukulan mendarat dengan keras tepat di perutnya.
BAM!
Suara pukulan terdengar sebelum Evan terlempar sejauh lebih dari sepuluh meter jauhnya akibat pukulan Leo.
"Ugh!" Evan mengerang kesakitan sebelum dia mencoba untuk berdiri.
"Kau tidak akan bisa mengalahkanku jika kekuatanmu hanya segini!" Leo menatap Evan yang telah kembali berdiri.
Evan menyeka darah yang ada di sudut mulutnya saat dia menatap Leo dengan serius dan bersiap untuk melawannya lagi.
Tentu saja dia tau kalau kekuatannya jauh di bawah Leo, tapi dia menolak untuk menyerah. Bahkan jika persentase kemenangannya sangat rendah, dia akan tetap bertarung sampai dia tidak bisa bergerak.
Leo yang mengetahui sifat Evan juga sedikit pusing. Jika bisa, Leo sebenarnya tidak ingin bermusuhan dengan Evan karena dia tidak memiliki alasan untuk memusuhi Evan.
Tapi mengingat sifat Evan yang sangat baik, Leo tau kalau dia tidak akan membiarkan temannya sekelasnya terbunuh. Walaupun Leo belum berniat membunuh Hugo.
Karena itu, Leo telah memutuskan.
Dia akan melawan Evan dan menghajarnya sampai pingsan sehingga dia tidak bisa lagi bertarung, sekaligus untuk melihat seberapa jauh mantan teman sekelasnya berkembang.
Adapun Henry! Yah, dia akan membuatnya pingsan dengan.... Lembut. Mungkin.
Dan untuk itu, pertama-tama...
Leo tiba-tiba menghilang dari tempatnya dan muncul di depan Henry sebelum sebuah tendangan mendarat dengan kuat di perut Henry, yang membuat Henry terpental puluhan meter hingga menabrak tembok.
BOOM!
Tembok retak akibat tabrakan Henry sebelum Henry jatuh ke tanah dan pingsan.
"Henry..." Evan berteriak dan menatap Henry dengan khawatir.
"Jangan khawatir! Aku hanya membuatnya pingsan."
Mendengar perkataan Leo, Evan menatap Leo dan menggertakkan giginya erat-erat.
Menghadapi kekuatan Leo, untuk pertama kalinya, dia merasa begitu tidak berdaya, 'Jika saja aku jauh lebih kuat...' Evan mencengkram pedangnya dengan lebih erat.