Menjalani kehidupan sebagai masyarakat biasa adalah pilihan Satria Perkasa Wardoyo atau yang biasa di kenal dengan nama panggilan satria. Selama 5 tahun ini dia menjalani kehidupan yang serba pas - pasan. Dia menikahi seorang gadis bernama Dinda kusuma, dinda seorang gadis yang cantik dan lembut. Sebelum menikah dinda bekerja sebagai kasir disalah satu mini market , namun saat menikah dia memilih fokus dengan rumah tangganya.
Dinda, tidak tahu siapa suaminya yang sesungguhnya namun dia tetap menerima kekurangan sang suami. Nafkah yang serba pas - pasan pun tidak jadi masalah bagi Dinda.
Namun hubungan baik dinda dan ketiga kakaknya berubah tidak baik setelah dinda menikah dengan satria. Kedua kakak lelaki dinda sangat menentang pernikahan dinda dan satria, begitupun kakak perempuan dinda sangat menyayangkan keputusan dinda menerima lamaran Satria yang hanya pedagang es cendol keliling.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhewy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pak karim sakit
.
.
.
[ Semua data yang kamu minta sudah aku kirim lewat email. Kamu pasti akan terkejut melihatnya, siap - siap saja bermain dengan para iparmu boss ] Ucap indra lewat sambungan telepon
[ Ok.. Terimakasih. Satu lagi tolong kamu cari tahu tentang menejer baru di bagian pemasaran, yang bernama Tono Gunawan ] Ucap satria.
[ Banyak sekali kasus yang kamu selidiki boss. Tapi baiklah serahkan semuanya kepada ku , besok kamu akan menerima laporannya. ]
Klik...
Sambungan telepon langsung diputus secara sepihak oleh indra sang assisten kurangajar itu.. Namun satria tidak pernah marah, namun hanya menggerutu saja.
" Kenapa mas ?" Tanya dinda sambil meletakkan kopi hitam kesukaan suaminya.
" Tidak apa - apa din, ini hanya soal pekerjaan di kantor. Terimakasih untuk kopi nya istriku sayang" Ucap satria lalu menyeruput kopi hitam yang masih mengepul.
" Hati-hati masih panas mas " Seru dinda mengingatkan.
Aauuoowww...
Tiba - tiba satria menjerit sambil meletakkan kopi di atas meja. Dia mengusap bibirnya yang kepanasan, baru saja diingatkan dinda sudah terjadi beneran.
" Lagian kopi panas main di hajar saja " Ucap dinda sambil terkekeh.
" Lupa din " Jawab satria singkat.
Tok Tok Tok
" Dinda... Din, dinda !! " Teriak orang dari luar rumah
Dinda bangkit dan membuka pintu , ternyata pak tarno yang mengetuk pintu tidak beraturan. Hampir saja dinda memarahinya .
" Ada apa pak ?" Tanya dinda.
" Itu din, pak karim... Pak karim pinsan disawah. Sekarang sudah kami bawa kepuskesmas, tadi sudah kerumah tapi rumah bapakmu kosong." Ucap pak tarjo dengan nafas yang tersengal - sengal.
Hahhh...
Bapak pingsan ?
Dinda sangat terkejut mendengar bapaknya pingsan, dinda tidak banyak bertanya lagi. Dia langsung mengajak satria untuk melihat keadaan pak karim dipuskesmas. Padahal satria ingin berjualan namun digagalkannya karena bapak mertuanya lebih penting.
" Bagaimana keadaan bapak saya dokter ?" tanya dinda saat sudah berada dipuskesmas.
" Pak karim harus dibawa kerumah sakit karena disini peralatannya tidak lengkap sehingga tidak bisa memastikan sakitnya pak karim. Tapi dilihat dari gejalanya sepertinya pak karim terkena serangan jantung. Bahaya tidaknya bisa diperiksa secara intensif dirumah sakit, soalnya disini hanya puskesmas kecil. " Ucap dokter menjelaskan.
Jantung ?
Dinda menangis saat dokter mengatakan kemumgkinan sakit jantung. Dinda sampai lupa menghubungi ibu dan kakak - kakaknya.
" Din, sudah jangan menangis. Sekarang lebih baik kita bawa bapak kerumah sakit yang lebih besar, kasihan bapak jika kita terus begini. Masalah biaya kamu jangan khawatir, semua itu menjadi urusanku. " Ucap satria .
" Iya mas, terimakasih. Tapi aku belum menghubungi ibu dan kakak ku. Mereka harus tahu jika bapak sakit. Mas kok bapak belum sadar ya, bapak tidak apa - apa kan mas ?" Tanya dinda dalam tangisnya .
" Insya allah bapak tidak apa-apa. Sekarang kita berangkat kerumah sakit, mas sudah meminta ambulan untuk mengantarkan ke rumah sakit. Nanti diperjalanan kita hubungi ibu dan yang lainnya." Ucap satria dengan lembut.
Dinda mengangguk, pak karim kini sudah dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. Perjalanan kerumah sakit lumayam jauh. Sekitar 40 menit baru bisa sampai rumah sakit.
[ Assalmualaikum bu... Ibu dimana ?] Tanya dinda lewat sambungan telepon.
[ Ibu baru saja pulang arisan, kenapa din ? ] Tanya ibu rahayu.
[ Bu, bapak tadi pingsan saat disawah sekarang sedang dalam perjalanan kerumah sakit ]
[ Bapak pingsan ? Terus sekarang kamu bawa kerumah sakit ? Lancang kamu dinda , sehsrusnya kamu bicara dulu sama ibu atau sama kakakmu jangan memutuskan sendiri seperti ini. Kamu mau bayar pakai apa, biaya rumah sakit itu mahal dinda. Cukup kamu bawa kepuskesmas sudah sembuh ]
[ Ya Allah ibu... Ini nyawa bu ! Tadi bapak sudah ditangani di puskesmas tapi dokter puskesmas menyarankan agar bapak dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sampai sekarang bapak juga belum sadarkan diri bu, bahkan ini nafas saja dibantu oksigen ]
[ Ya sudah... Nanti ibu bicara sama kakak - kakakmu dulu. Sudah ibu mau menghubungi mereka dulu ]
Sambungan telepon terputus dan tatapan dinda tertuju kearah pak karim yang sampai sekarang belum juga sadarkan diri.
Setelah menempuh perjalanan 40 menit mobil ambulance sudah sampai didepan rumah sakit yang sangat besar. Kedatangan ambulance itu langsung disambut oleh beberapa dokter dan perawat. Mereka sigap membawa pak karim keruangan UGD.
" Kok dokternya sigap banget mas, seolah mereka tahu jika kita datang membawa pasien ?" Tanya dinda heran.
" Tadi mas sudah menghubungi pihak rumah sakit" Jawab satria.
" Jadi ini rumah sakit mas satria ?" Tanya dinda.
Satria hanya mengangguk dan tersenyum kepada dinda. Dinda sendiri hanya melongo, ternyata orang yang dia nikahi adalah seorang sultan dan benar-benar sultan. Dia mengira jika sultan hanya ada di dunia selebritis saja.
" Bagaimana keadaan mertua saya Fadli ?" Tanya satria tanpa ada embel - embel dokter.
" Bisa bicara keruangan saya ?" Tanya dokter fadli.
Dinda dan satria mengikuti dokter fadli, mereka masuk keruangan dokter fadli. Dokter fadli menceritakan keadaan pak karim, dinda semakin menangis saat mengetahui ayahnya harus melakukan operasi pemasangan ring.
" Jadi sakit jantung bapak sudah parah ?" Tanya dinda seolah tidak percaya dengan penjelasan dokter fadli.
" Iya Non, ayah anda sepertinya sudah lama mengidap sakit jantung namun beliau tidak pernah memeriksakannya dan tidak menjaga pola makan serta kesehatannya. " Ucapan dokter fadli ada benarnya.
Sebenarnya sudah beberapa bulan ini pak karim sering sakit - sakitan tetapi tidak mau berobat sama sekali karena dia berdalih jika hanya kecapean sehingga tidak perlu kedokter.
" Lakukan yang terbaik untuk mertua ku, aku percayakan perawatan mertuaku kepadamu." Ucap satria yakin.
" Saya dan tim dokter yang lainnya akan melakukan yang terbaik untuk pak karim. Sekarang Tuan urus berkas persetujuan operasi nya, agar operasi pak karim bisa segera dilakukan..Tapi menunggu keadaan pak karim stabil terlebih dahulu. " Ucap dokter fadli tetap hormat.
Padahal dokter fadli adalah sahabat satria , sahabat dari masa kecil satria sampai mereka lulus SMA. Mereka terpisah saat menempuh bangku kuliah.
Dinda dan satri sudah keluar dari ruangan dokter fadli dan kembali keruangan UGD namun pak karim sudah dipindahkan kekamar rawat inap VIP. Pak karim dirawat secara intensif untuk memulihkan kondisi tubuhnya terlebih dahulu baru akan di lakukan operasi pemasangan ring.
" Dinda !" Panggil rudi dan yang lainnya.
" Bagaimana keadaan bapak ?" Tanya rudi mewakili para rombongan.
" Bapak harus operasi pemasangan ring mas, dan sekarang bapak masih melakukan perawatan untuk menstabilkan keadaanya baru dalam 2 atau 3 hari ini akan dilakukan operasi " Ucap dinda menjelaskan.
Apa ?????
Rombongan itu kaget dengan serempak. Yang ada difikiran mereka saat ini adalah soal biaya. Operasi pemasangan ring itu tidaklak murah apalagi dirumah sakit besar seperti ini. Sedangkan pak karim tidak mempunyai kartu kesehatan, punya juga tidak bisa digunakan sampai kota.
" Kamu gila dinda ? Kita mau bayar pakai apa ?" Tanya reno dengan kesal.
" Kita bisa patungan, jika biaya habis 20 juta kita bagi 4 dan masing - masing 5 juta. Tadi aku tanya di administrasi biaya operasinya sekitar 20 juta belum biaya perawatan nya " Ucap dinda semakin membuat ketiga saudaranya melongo.
" Aku tidak mau !" Tolak rena dengam cepat.
" Rena , kok kamu bicara seperti itu sih nak. Bapak itu sedang sakit dan butuh biaya untuk operasi. Jadi kalian semua yang harus menanggung biaya rumah sakit bapak. Sawah juga belum waktunya panen " Ucap ibu rahayu.
" Rudi juga tidak bisa bu..Rudi harus bayar cicilan rumah . Belum biaya salonnya sinta " Ucap rudi menolak.
" Reno juga tidak bisa " Ketiga anaknya menolak untuk membantu biaya rumah sakit pak karim.
Satria heran dengan ketiga kakak iparnya disaat seperti ini tidak ada satupun yang mau perduli dengan orang tuanya. Mereka lebih mementingkan gaya hidup mereka daripada kesehatan orang tuanya. Dindapun mengepalkan kedua tangannya setelah mendengar jawaban dari ketiga kakaknya.
" Terus bagaimana biaya rumah sakitnya ?" Tanya ibu rahayu.
" Minta saja sama dinda dan satria karena mereka yang lancang membawa bapak kerumah sakit besar ini. " Ucap reno menunjuk satria dan dinda.
" Hanya rumah sakit ini yang jaraknya paling dekat, lagipula ini juga buat bapak orang tua kalian juga. " Ucap dinda.
Mendengar perdebatan yang tidak ada pangkal dan ujungnya, bahkan tidak ada penyelesaiannya. Akhirnya satriapun angkat bicara.
" Aku yang akan menanggung semua biaya bapak selama dirumah sakit ini. Dari biaya operasi, obat dan perawatan semua aku yang tanggung. Jadi kalian semua jangan berdebat lagi. Sebenarnya kalian ini bukannya tidak punya uang tapi kalian pelit, jaminan kesehatan dari perusahaan tempat kalian bekerja sebenarnya bisa digunakan untuk bapak. Karena kartu kesehatan itu juga berguna untuk orang tua kandung kalian. " Ucap satria.
" Jangan sok tahu kamu. ! Silahkan saja kamu tanggung semua biaya rumah sakit bapak lagipula memang kalian kan yang membawa bapak kerumah sakit ini. Ehh... kamu tahu darimana soal jaminan kesehatan perusahaan bisa untuk orang tua kandung juga padahal tidak setiap perusahaan punya kebijakan seperti itu..?" Tanya rudi penasaran karena adik iparnya yang miskin bisa tahu soal jaminan kesehatan di perusahaan tempat kerjanya.
" Karena aku yang membuat peraturan " Jawab satria dengan santai.
Hahahahaaaaa
Rudi dan rombongannya tertawa, mereka menertawakan kegilaan satria. Ya , mereka menganggap satria sudah gila.
" Dasar adik ipar gila ! Dinda , dinda kenapa kamu mau sama orang yang tidak waras ini..?" Tanya reno sambil tertawa.
*********
RATE BINTANG 5 NYA DULU KAK
LIKE, KOMENTAR, VOTE, FAVORITE SERTA BERIKAN HADIAHNYA.
TERIMAKASIH 🙏❤️❤️