NovelToon NovelToon
Desa Hujan

Desa Hujan

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Sudah dua tahun ini Feri tidak pernah pulang ke rumah. Ia tinggal di asrama tempatnya bersekolah. Rencananya ia hanya akan pulang setelah lulus. Tapi di liburan kenaikan kelas kali ini firasatnya berbeda. Hatinya menuntunnya untuk pulang. Ia juga mengajak sahabatnya untuk pulang ke desa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 Libur Sekolah Telah Usai

Musim liburan hampir berakhir. Iwan harus sudah kembali ke asrama paling tidak sehari sebelum tahun ajaran baru dimulai. Masih dalam masa berkabung setelah kepergian sahabatnya Iwan diharuskan untuk segera melepaskan semua ingatan yang terjadi di desa yang ia tinggali selama beberapa minggu terakhir ini. Di rumah Pak Dirman ia pamit dengan sedikit kata-kata. Iwan pun diminta untuk menjaga kerahasian desa yang selama ini telah dialaminya.

Di bawah hujan dan matahari yang datang bersamaan siswa SMA itu untuk terakhir kalinya berkeliling desa dibawah naungan payung yang menutupi kesedihannya. Iwan berziarah ke makam sahabatnya. Ia mengitari embung yang tak pernah mempedulikannya. Ia mengunjungi kebun bambu kuning dimana sebuah kenangan menutup kisah miris keluarga temannya. Ia pandangi sungai asri yang tidak akan pernah ditemuinya lagi. Dan yang terakhir kali ia mengucap perpisahan kepada Endang dan Yayan yang kini tinggal bersama menghuni rumah mendiang Pak Tomo. Itu adalah hari terakhirnya Iwan di desa. Bersamaan dengan habisnya masa libur sekolah ia pun harus segera angkat kaki. Datang berkawan pulang seorang diri.

Pagi itu Iwan berangkat dari desa menuju ke sekolah. Tidak ada masalah dengan perjalanan pulangnya dari desa tempatnya menghabiskan waktu liburan panjang kembali ke asrama. Hanya berbeda saja. Tidak ada lagi teman untuk diajak berbicara. Tidak ada lagi kawan untuk berdebat. Tidak ada lagi yang akan menertawakan candaannya dan berbalik menjahilinya. Perjalanan pulang ke asrama tidak sama seperti ketika perjalanannya pulang ke desa.

Persoalan yang biasa terjadi ketika menjadi penumpang angkutan umum membawanya sampai di halte dekat dengan sekolah hingga larut malam. Sesampainya di tempat tunggu itu ia memilih untuk menunggu sampai pagi alih-alih berjalan ke sekolah yang sudah tidak jauh lagi. Malam itu Iwan tidur di bangku halte bus dekat sekolah.

“Wan… Wan… bangun Wan”, suara teguran membangunkan Iwan.

“Sudah lewat subuh Wan”, tambahnya.

Rupanya suara itu berasal dari kedua teman asrama Iwan yang baru saja sampai dari perjalanan mereka dari kampungnya untuk kembali masuk sekolah.

“Ayo jalan Wan”, kata teman Iwan setelah melihat Iwan terbangun.

“Sampai sini jam berapa Wan? Kenapa tidak langsung ke asrama?” tanya seorang teman satunya lagi.

“Yah Iwan. Mana berani ia sendiri di kamar asrama”, ungkap temannya.

“Katanya kau tidak pulang kampung Wan liburan kali ini”, lanjut teman lainnya bertanya.

“Aku jadi pulang”, jawab Iwan yang masih mengantuk.

“Kenapa mesti takut kan ada Feri”, kata teman Iwan.

“Feri si penunggu asrama”, lanjutnya.

Tidak terasa mendengar percakapan kedua temannya itu membuat Iwan terbawa suasana. Air mata begitu saja tanpa diminta keluar mengalir di pipinya.

Setelah berjalan beberapa menit akhirnya Iwan dan dua temannya sampai di sekolah. Gerbang sekolah di awal tahun ajaran baru sepagi itu sudah terbuka dengan lapang siap menerima kedatangan para siswa-siswanya yang kembali pulang setelah menjalani libur panjang dan para murid baru yang untuk pertama kalinya ada datang. Mereka bertiga sudah di sambut oleh sang penjaga sekolah yang selalu dengan ramah terlebih dahulu menyapa.

“Pagi anak-anak. Selamat datang kembali. Mana oleh-olehnya?”, sapaan dan gurauan penjaga sekolah yang sudah akrab dengan para penghuni asrama.

“Pagi Pak Mahmud”, sapa balik kedua teman itu.

Tapi Iwan hanya berlalu tanpa menyapa dan membalas sapaan Pak Mahmud si penjaga sekolah. Ia sama sekali tidak mempedulikan orang tua itu.

1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
makin penasaran
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
gurauan nya kurang bisa gw pahami
Kustri
ini beneran 26 part?
pendek BGT...
coba lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!