Jebakan Saffana Untuk Aksa.

Hari pernikahan.

Tidak perlu menunggu lama. Hari pernikahan Saffana dan Aksa akhirnya di laksanakan. Saffana yang tidak bisa berkutik dan juga protes tentang pernikahan yang sebenarnya dirinya yang sudah membuatnya terjebak dalam masalah besar itu.

Di dalam kamar Saffana duduk di depan cermin dengan seorang wanita yang merias wajah Saffana. Meski tidak memakai jilbab dalam kesehariannya. Namun di hari pernikahannya Saffana menggunakan hijab dan begitu cantik dengan balutan gaun pernikahan yang islami yang modern berwarna putih dengan hijab senada dengan gaunnya yang menutupi dada dan di berikan mahkota sebagai tambahan dari riasan Saffana.

Memang permintaan untuk menggunakan hijab di hari pernikahan adalah permintaan Eyang,l mengingat tokoh agama di Yogyakarta akan di undang dan agar terlihat lebih baik saja dan Saffana menurut saja dengan apa yang di katakan kepadanya.

"Apa yang aku lakukan sebenarnya? kenapa aku berada di posisi seperti ini. Bukan ini yang aku mau. Lalu bagaimana aku menjalani kehidupanku sebagai istri dari kak Aksa. Pria yang pasti sudah membenciku. Karena aku sudah melibatkannya kedalam masalah ini. Aku tidak bisa menghentikan pernikahan ini," batin Saffana dengan wajah murung yang terlihat begitu resah menjelang detik-detik pernikahannya.

"Nona Saffana begitu cantik dan sangat manis. Calon suami Nona Saffana akan kagum dengan penampilan nona Saffana," puji wanita perias itu. Namun Saffana tidak menanggapi sama sekali. Karena dia sama sekali tidak bahagia di hari pernikahan yang pasti akibat ulah sendiri.

"Kenapa Nona melamun?" tanya perias itu.

"Tidak apa-apa!" jawab Saffana.

Krekkkkk.

Pintu kamar di buka dan Saffana yang melihat dari depan cermin yang ternyata Shofia. Shofia tersenyum dan menghampiri Saffana dengan berdiri di belakang Saffana dengan memegang kedua bangun Saffana.

"Kamu cantik sekali Saffana!" ucap Shofia. Saffana menjawab ucapan itu hanya menunjukkan ekspresi wajahnya yang murung.

"Bunda tau, kamu sangat khawatir dengan pernikahan ini. Kamu khawatir dengan kehidupan kamu yang baru bersama dengan Aksa dan masuk dalam keluarga mereka. Tetapi Saffana bunda percaya keadilan Allah. Kamu akan memberikan kamu rasa bahagia dan ini bukan jalan terburuk untuk kamu," ucap Shofia yang mencoba untuk mengarahkan Saffana.

"Bunda tahu apa yang kamu pikirkan yang pasti kamu akan berhadapan setiap saat dengan Tante Rachel dan Bunda tahu itu yang kamu khawatirkan. Karena Tante Rachel yang tidak menyukai kamu," lanjut Shofia.

"Tapi ini yang terbaik untuk kamu Saffana dan bunda yakin kamu akan bahagia Saffana!" ucap Shofia.

"Bagaimana mungkin aku bisa bahagia dengan pernikahan yang sama sekali tidak pernah aku inginkan. Aku justru tidak pernah menyangka jika hal ini akan ada dalam kehidupanku. Ya Allah apa ini karma untukku dengan aku yang sudah memfitnah dia," batin Saffana.

"Ya Allah mungkin memang ini adalah takdir darimu," batin Saffana.

"Ayo Saffana kita keluar, penghulu dan tamu undangan sudah menunggu kamu," ajak Shofia.

"Iya Bunda," jawab Saffana.

*********

Untuk acara pernikahan yang memang hanya diadakan akad nikah yang sakral saja diadakan di kediaman rumah Eyang. Tamu undangan yang hadir juga hanya kerabat saja dan juga beberapa tokoh yang cukup berpengaruh di daerah tersebut yang mereka undang termasuk tokoh agama.

Nuansa pernikahan juga sangat islami dan makanya Saffana menggunakan dress islami dan jilbab yang menutup auratnya. Aksa sendiri sudah berada di depan penghulu yang duduk di atas kursi dengan Aksa yang memakai kemeja putih dengan paduan kain samping lututnya. Aksa begitu tampan dengan pakaian yang di kenakannya yang lebih mencolok ke arah Melayu.

Sama dengan Aksa yang pasti juga sangat khawatir gugup di hari pernikahannya. Aksa mengira persetujuannya akan menyelesaikan masalah di mana Saffana akan mengakui perbuatannya. Namun ternyata justru membawa keduanya ke dalam pernikahan yang sama-sama tidak diinginkan keduanya.

Tidak lama akhirnya Saffana datangnya yang di gandeng oleh Shofia, semua mata tertuju kepada pengantin wanita yang anggun dan cantik itu. Termasuk Alsa yang dari wajahnya tidak bisa bohong. Jika dia terlihat kagum dengan penampilan baru Saffana yang sangat manis dan begitu anggun.

"Ya ampun Saffana cantik sekali. Aku nanti ingin menikah memakai pakaian seperti itu. Terlihat sangat cantik dan auranya berbedanya," ucap Aliyah yang sejak tadi senyum-senyum melihat kecantikan dari calon kakak iparnya.

"Shuttt!" tegur Rachel yang duduk di samping Aliyah negur putrinya yang suaranya membuat telinganya sakit.

"Apa sih mah. Mama juga harus mengakui. Jika kak Saffana itu cantik," ucap Aliyah.

"Diamlah kamu!" tegas Rachel.

"Tumben sekali wanita ini mau memakai jilbab. Apa sekarang dia tau diri. Karena yang di nikahinya bukan orang sembarangan," batin Rachel yang wajahnya masih terlihat culas.

Aksa tidak lama-lama melihat Saffana dan Aksa yang mengalihkan pandangannya yang kembali melihat penghulu dan Saffana yang sudah sampai saja di duduk di samping Aksa.

Tidak bisa bohong dari wajah keduanya sama-sama terlihat gugup satu sama lain. Jantung keduanya yang berdebar dengan kencang.

"Baiklah apa sudah bisa kita mulai?" tanya penghulu.

"Silahkan di mulai pak," sahut David.

"Baiklah!" sahut penghulu yang berjabat tangan dengan Aksa.

..."Saya nikahkan Aksa binti Adam Wahid dengan Saffana Riani Anggita binti almarhum Lukman dengan mas kawin cincin sebesar 54 gr dan seperangkat alat sholat di bayar tunai!"...

...Aksa tidak langsung menjawab yang menoleh ke arah Saffana yang sejak tadi menunduk....

..."Saya terima nikahnya Saffana Riani Anggita binti almarhum Lukman dengan mas kawin tersebut di bayar tunai," sahut Aksa yang akhirnya menyelesaikan ijab kabul dengan lancar....

..."Sah!"...

..."Sah!"...

..."Alhamdulillah!"...

Penghulu memimpin doa.

"Ya Allah apa ini adalah takdir dari mu. Kau yang marah kepadaku dengan semua yang kulakukan, telah memfitnahnya dan engkau menghukumku dengan pernikahan ini," batin Saffana.

"Pada akhirnya aku mengikuti semuanya. Aku sudah terlanjur menikah dengan Saffana dan sudah tidak ada yang bisa di ulang lagi," batin Aksa.

"Ya Allah semoga Aksa bisa memperlakukan Saffana dengan baik dan tidak seperti Rachel yang selalu menyakiti hatinya," batin Shofia.

"Kenapa aku harus memiliki menantu seperti wanita ini," batin Rachel yang tidak percaya jika hal itu akan hadir dalam kehidupan nya.

"Bagaimana Rachel memiliki menantu seperti Saffana!" tiba-tiba Rina berbicara berbisik-bisik kepadanya.

"Makanya kamu itu jangan sombong jadi seorang ibu. Lihat Putra yang kamu bangga-banggakan dan kamu banding-bandingkan sudah membuat malu keluarga dengan perlakuan yang sangat tercela dan tidak bisa dimaafkan," sindir Rina.

"Aku masih mengingat dengan kamu yang bersikeras dan mengatakan tidak akan pernah menginginkan menantu seperti Saffana. Sekarang lihat Allah membalas ucapan kamu yang sangat takabur. Sekarang Saffana wanita yang selalu kamu hina dan kamu hindari menjadi menantumu. Akhirnya jadi menantu kami,"

"Rachel. Jika aku menjadi kamu pasti aku sudah tidak mempunyai muka lagi. Kamu sudah menjilat ludah kamu sendiri," ucap Rina yang tersenyum yang puas bisa mengatai sepupunya itu

Rachel sama sekali tidak bisa berkutik dan memang benar dia telah mendapatkan karma dari perkataannya yang akhirnya kejadian padanya.

"Lagi pula Rachel ini juga merupakan doa keluarga kita," ucap Rina.

"Apa maksud kamu?" tanya Rachel menoleh kearah Rina.

"Kamu lupa. Jika dulu saat Saffana di bawa pertama kali oleh Shofia dan mas David. Bagaimana kamu terhadapnya?" tanya Rani yang membuat Rachel berpikir dengan pernyataan Rina.

Bersambung