Terlahir kembali sebagai anak orang kaya bernama Ethan, ia bereinkarnasi bersama sebuah sistem yang misterius. Sistem Penguasa, yang meringankan hidupnya dan juga merumitkan kisah cintanya.
Di sekolah, Ethan dipertemukan dengan mantan pacar dari kehidupan sebelumnya, Karina. Kehidupan kedua ini menjadi kesempatan bagi Ethan untuk mengulangi hubungan dan memperbaiki kesalahannya.
Namun, Sistem Penguasa terus memaksa Ethan untuk menguasai sekolahnya, menjadi puncak tertinggi di antara siswa lain, dan Karina tidak menyukai gaya hidup Ethan itu.
Akankah Ethan dapat kembali bersama Karina? Ikuti kisahnya yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon milorasabaru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
"Silahkan duduk, geulis." Bu Sari menunjuk kursi kosong di jajaran paling belakang.
Karina pun berjalan melintasi meja-meja sembari menurunkan wajahnya, mungkin dia malu karena dipandangi terus oleh semua orang. Tanpa sadar tatapanku terpaku padanya hingga terduduk, lalu sontak aku mengalihkan wajah pada Rara yang berada di meja samping jendela. Dari raut mukanya, jelas sekali aku bisa mengetahui kalau dia memperhatikan sikapku pada Karina.
"Ethan."
"Eh, iya, Bu?" timpalku terkejut.
"Kenapa masih berdiri di sini?"
"Oh iya, Bu."
Aku merasa kikuk. Lagipula, guruku itu belum menyuruh atau mengizinkan aku untuk duduk. Sembari berjalan menuju kursi di samping Rara, aku berusaha untuk tidak menoleh satu kali pun pada Karina. Aku masih penasaran, sungguh.
"Kenapa kamu ngeliatin terus anak baru itu?" tanya Rara berbisik.
"Familiar mukanya. Kayak pernah ketemu," timpalku dengan lugas.
"Yang bener?"
"Bener."
Aku yakin wajahku menunjukkan ekspresi jujur, karena aku memang jujur. Walaupun, kebenaran yang aku sampaikan hanyalah separuh dari keseluruhan. Bukan cuman pernah ketemu, aku bahkan dulu berpacaran dengannya. Tidak mungkin aku menjelaskannya semua itu pada Rara.
"Terus lebih cantik siapa kalau kata kamu?" tanya Rara. Dia mengujiku.
"Kamulah jelas!" jawabku spontan dan tanpa sadar memekik.
"Ada apa, Ethan?" tanya Bu Sari di depan kelas.
"Oh, gak apa-apa, Bu."
Mataku berkeliling dan mendapati seisi kelas menatapku dan Rara. Sebagian dari teman-teman sekelas tersenyum, seperti menahan tawa. Mereka pasti tahu apa yang kami berdua bahas. Aku tidak berani menoleh ke kursi belakang pada barisan samping, nanti membuat semakin memperkeruh keadaan.
"Kalau gitu, Ibu pamit dulu ya anak-anak. Pak Dedi lagi tidak bisa hadir hari ini, jadi jangan keluar kelas atau berisik ya sampai jam pelajaran selesai," ucap Bu Sari lembut pada semua siswanya.
Kami semua mengangguk dan setelah wali kelas kami itu berlalu dari kelas, seisi kelas bersorak gembira mengetahui jam kelas Fisika hari ini kosong. Tidak ada yang suka Fisika. Teman-teman cowok langsung merekrut anggota untuk 'mabar' game, sementara teman-temanku yang cewek langsung mendekati pada meja Karina.
Kecuali Rara, dia langsung menarik seragamku hingga tubuhku hampir terjatuh pada pangkuannya. Aku terkesiap dengan tindakan pacarku yang sekuat tenaga. Untung saja aku sudah melepas jaket baruku, pasti kulit hitam itu akan tergores oleh kuku lentik Rara.
[Jawab: Tidak akan. Jaket Perfecto milik Anda memiliki daya tahan terhadap sayatan dan tusukan. Selain tidak dapat tergores, tetapi juga tidak akan robek.]
Wah, mantap juga!
"Ethan ..." ucap Rara lirih lalu ia memelukku.
"Kenapa tiba-tiba narik aku, sih?" protesku lembut.
"Kamu janji gak akan leor sama cewek itu?" tanya Rara.
Pandanganku ikut beralih ke arah yang sama dengan Rara, menatap pada Karina yang sedang dikerumuni teman-temanku. Aku melirik pada wajahnya, Rara seperti khawatir.
"Kok mikir ke sana sih?" tanyaku sembari mengusap punggung lengannya.
"Cara kamu lihat dia itu beda banget," ucap Rara lalu menunjuk teman kelasku yang sedang duduk di seberang samping kami. "Dulu kamu jujur bilang Sasha lebih cantik dari aku, tapi kamu gak pernah ngelihat dia kayak anak baru itu."
Sasha teman kelasku itu memanglah cantik, Rara juga mengakui itu. Wajar saja karena dia blasteran bule dan dia wanita tercantik di kelas ini menurut survey ketua murid. Tapi, bukan masalah kecantikan Karina yang membuatku terus menatapnya, dan aku tidak bisa menjelaskan itu pada Rara.
"Rara ... dia itu mirip banget sama pacarnya teman online aku."
Tentu saja aku berbohong.
😒
/Cleaver/