Sintia janda malang yang ditinggal suami begitu saja, Sintia bangkit dari keterpurukannya dengan merubah penampilannya supaya tidak ada lagi laki-laki yang seenaknya sama Sintia, Mampukah Sintia membalas sakit hatinya pada mantan yang seenaknya meninggalkan dirinya karena culun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Kiki tidak menyangka perempuan yang rese kemarin seharian adalah istrinya, Kiki tidak menyangka kalo istrinya bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari dirinya.
"Dek penampilan kamu semakin menarik, cantik, dan seksi sekali aku suka melihatnya." ucap Kiki yang berusaha jalan menuju kearahnya.
"Cantikan mana aku atau perempuan perebut suami orang?" tanya Sintia menatap Kiki, Sintia tidak akan pernah lupa saat Kiki dengan sombongnya meninggalkan dirinya dirumah begitu saja.
"Cantikan Dek Sintia lah apa lagi sekarang Dek Sintia semakin cantik dan pekerjaan Dek Sintia juga bagus, pulang yuk ke rumah sayang Mas rindu dengan Dek Sintia dan mau kan menjalankan rumah tangga bersama Winda juga." bujuk Kiki yang ingin memiliki dua istri, setelah Sintia terlihat cantik.
"Jangan buru-buru Mas, kita pacaran lagi seperti dulu bagaimana hemm maksud aku, Mas rahasiakan keberadaan aku dari Winda maupun orang tua Mas kalo kita ketemu juga jalan-jalan bareng bagaimana mau kan atau masih malu jalan sama aku?" tanya Sintia menatap laki-laki yang masih menjadi suaminya.
"Mau sekali sekali dek, Mas ikutin saja apa mau Dek Sintia sampai Dek Sintia mau tinggal bersama Mas dan Winda juga, Mas janji akan bersikap adil ke kalian." lanjut Kiki senang, karena Sintia mau menerima dirinya walaupun dulu sempet mengecewakan Sintia dengan meninggalkan Sintia demi Winda wanita yang paling dicintai nya dulu.
Sintia senyum sinis mendengar ucapan Kiki, bilang mau adil tapi Sintia sama sekali tidak percaya dengan ucapan Kiki, Sintia akan membuat Winda merasakan apa yang dialami Sintia dulu.
**
Orang tuanya Kiki masuk kedalam rumah, melihat rumahnya sudah bersih dan sudah ada makanan di meja makan.
"Ini masakan kamu atau beli?" tanya Bunda nya Kiki melihat ayam goreng, ikan, sayur asem, dan sambal di atas meja.
"Masakan saya Bunda kenapa memangnya?" tanya Winda sedikit kesal, karena calon mertuanya bicara seperti tadi.
"Dikirain beli kok masakan begini doang, enak tidak masakan kamu? Soalnya selama ini kamu tidak pernah masak jadi saya tanya ke kamu juga takut rasanya tidak enak." sindir Bundanya Kiki terus terang.
"Dicoba saja dulu Bunda, saya berusaha bikin makanan enak untuk kita makan dengan susah payah masak sambil duduk di kursi roda dan membersihkan rumah ini sendirian." sindir Winda sengaja sekalian bicara terus terang ke calon mertuanya, sudah tidak peduli mereka akan marah atau tidak karena tidak pernah menghargai Winda sama sekali.
Winda memundurkan kursi rodanya untuk jalan ke kamarnya, Winda malas sekali ngobrol sama mertuanya yang seenaknya saat makan siang pulang entah dari mana perginya.
**
Sintia minta Kiki tidak seenaknya selama di kantornya Wulan, karena tidak enak sahabatnya atasannya Sintia yang sudah banyak bantu Sintia untuk kerjain Kiki.
"Tenang saja Dek, Mas tidak akan seenaknya selama kerja disini sayang, oh iya Dek Sintia tinggal dimana sayang?" tanya Kiki yang ingin melihat tempat tinggal barunya Sintia.
"Aku tinggal sama Wulan Mas, soalnya dia sendirian di kota ini Mas jadi aku temani Wulan semenjak Mas meninggalkan aku sampai detik ini." ucap Sintia, Sintia berusaha tidak menatap wajahnya Kiki takut jatuh cinta kembali ke suaminya.
"Oh sama Bu Wulan, tapi Mas boleh kesana kan Dek Mas rindu sama Dek Sintia." lanjut Kiki berharap istrinya mengijinkan Kiki, buat kerumahnya Wulan untuk nginep beberapa hari disana.
"Nanti aku tanya Wulan iya sayang, karena mau bagaimana pun aku disana numpang tinggal karena kesalahan Mas jadi tidak enak membiarkan Mas main kesana apa lagi sambil nginep segala, walaupun kita suami istri tapi tidak bisa seenaknya Mas!" tolak Sintia sengaja, karena Sintia sudah jijik harus tidur bareng suaminya lagi semenjak Sintia tahu kebohongan suaminya selama ini.
Sintia akan cari cara untuk urus sendiri gugatan cerai, Sintia yang sudah kumpulin bukti perselingkuhan Kiki semakin yakin pisah sama Kiki.
**
Winda melihat jam masih menunjukkan jam dua siang, Winda merasa capek dan bosan dirumah tanpa ada Kiki dirumah apa lagi tidak ada yang bisa diajak ngobrol.
Winda melihat mertuanya jalan masuk kedalam kamar, berusaha santai menunjukan wajah biasa saja.
"Ada apa Bunda kesini?" tanya Winda melihat mertuanya.
"Kata Kiki pernikahan kalian diundur karena Kiki baru diterima kerja?" tanya Bundanya Kiki penasaran.
"Betul Bunda, mau bagaimana lagi pernikahan harus dilakukan dirumah saya walaupun cuma ijab kabul saja kan." ucap Winda yang malas bahas soal pernikahan terus.
"Tidak bisa ditunda sampai bulan depan, kita akan bahas pernikahan kalian secepatnya karena Bunda malu mendengar hinaan tetangga karena melihat kamu tinggal dirumah ini tanpa status suami istri apa lagi keberadaan Sintia kita tidak tahu ada dimana, kita bakal menahan malu tapi kalian tetep nikah itu lebih baik dari pada seperti ini mengerti kamu!" penjelasan mertuanya Winda, Bundanya Kiki beneran kesal melihat anaknya bisa menampung pacarnya tanpa peduli ucapan orang lain.
"Winda pasrah deh apa yang Bunda inginkan, yang penting pernikahan kita tetep jadi Bunda." lanjut Winda pasrah.
Winda menerima saja keputusan mertuanya, lebih baik dari pada disuruh pergi justru meninggalkan Kiki selamanya.