NovelToon NovelToon
My Lovely Husband

My Lovely Husband

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Suami ideal / Tamat
Popularitas:434k
Nilai: 5
Nama Author: AfkaRista

"Kita akan menikah dua bulan lagi, sampai kapan kita akan merahasiakan ini pada Raya?"

Deg

Raya mematung. Kakinya tiba - tiba melemas. Jantungnya seolah berhenti berdetak mendengar kalimat yang keluar dari mulut sang sahabat. Haidar dan Sintia akan menikah? Bahkan pernikahan mereka sudah didepan mata. Bukankah itu artinya hubungan mereka sudah pasti terjalin sejak lama? Tersenyum miris, Raya merasa jadi manusia paling bodoh yang mudah dipermainkan.

Pulang dengan luka hati, siapa sangka tiba - tiba datang lamaran dari Axelio, anak sahabat lama Papanya. Akhirnya, dengan berbagai pertimbangan singkat, Raya memutuskan menerima pinangan Axel.

Lantas, akankah kehidupan rumah tangga Raya dan Axel bahagia? Bagaimana cara Axel membuat Raya move on dan berubah mencintainya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Rumah tangga Raya dan Axel semakin hari semakin bahagia. Tak terasa pernikahan mereka telah berjalan dua bulan lebih. Setiap ada acara, Raya selalu menemani suaminya. Axel juga dengan bangga memperkenalkan sang istri pada rekan - rekan kerjanya. Keduanya tak malu lagi memperlihatkan kemesraan mereka. Bahkan mereka menjadi pasangan terfavorit di kalangan pengusaha. Selain karena paras keduanya yang rupawan, mereka dikenal ramah dan baik hati. Tapi yang namanya rumah tangga, pasti ada saja kerikil yang menggangu. Akhir - akhir ini tak jarang Raya menerima kiriman bunga atau hadiah dari orang tak di kenal. Hal itu jelas mengganggu dan sering membuat Axel kesal.

"Tidak salah lagi, ini pasti dari mantan begajulan kamu itu!", kesal Axel. Lagi - lagi istrinya menerima kiriman buket bunga mawar yang begitu besar.

Raya sudah membuang bunga itu ke tong sampah, namun Axel masih saja kesal. "Sudahlah, Mas. Tidak penting juga. Toh aku selalu membuangnya. Jadi jangan kesal lagi"

"Tetap saja aku merasa terganggu, Sayang!"

"Kalau begitu kamu urus saja. Sebenarnya masalah ini nggak penting buat aku!"

Axel menatap istrinya lekat, "Tentu, Mas pasti mengurusnya!. Kalau sampai benar Haidar pelakunya, aku akan memberinya pelajaran!"

Raya hanya bisa menenangkan sang suami. Dia juga merasa terganggu, tapi menuduh Haidar tanpa bukti juga tidak bisa dilakukan begitu saja.

"Ya sudah, sebaiknya Mas berangkat kerja sekarang biar tidak terlambat"

Axel mengangguk, setelah berpamitan pada istrinya, ia segera melajukan mobilnya ke kantor.

🌿🌿🌿

Raya mematut penampilannya di depan cermin. Setelah di rasa pas, ia mengambil tas lalu segera berangkat. Ia akan menemani Camelia mencari kado untuk ulang tahun Teo. Dan semalam, ia sudah meminta izin pada Axel.

Sesampainya di Mall, Raya segera menghubungi Lia. Mereka sengaja janjian di sana karena arah rumah mereka berlawanan sekaligus menghemat waktu juga.

"Raya!!", Lia melambaikan tangannya dan Raya segera menghampiri sahabatnya itu.

"Kamu sudah lama datang?"

"Belum lama. Oh ya, sebaiknya kita makan dulu. Sudah jam makan siang, aku tidak mau dimarahi Axel karena tidak memberi istrinya makan!"

Raya tertawa, "Kamu takut ya, pada suamiku?"

"Bukan takut! Hanya malas meladeni sikapnya yang kaku persis kanebo kering!"

"Baiklah, sebaiknya kita memang makan dulu. Aku juga sudah lapar"

"Mau makan dimana?"

Camelia menatap Resto Jepang yang kebetulan tidak jauh dari tempat mereka berdiri, "Disana saja"

Keduanya masuk ke Resto dan memilih tempat duduk di bagian pojok

"Silahkan. Mau pesan apa?"

"Ray, pesan apa saja yang kamu mau. Aku yang bayar"

"Baiklah. Kalau begitu aku akan memesan banyak makanan"

Raya dan Lia akhirnya memesan udon, onigiri, shabu dan chankonabe. Begitu pesanan dihidangkan ke atas meja, mata keduanya tampak berbinar.

"Mari makan!"

Raya tampak menikmati makanannya begitupun dengan Lia, perempuan itu bahkan makan dengan semangat.

"Review jujur, nilai untuk Resto ini sembilan dari sepuluh"

Raya mengangguk setuju, "Kamu benar. Makanan disini memang enak"

Keduanya kambali menikmati santap siang mereka. "Mau coba menu lainnya?"

"Sudah cukup. Aku sudah kenyang sekali"

Usai makan siang, mereka kembali ke misi awal yaitu mencari kado untuk Teo

"Kamu sudah tahu mau beli kado apa?"

Lia menatap sahabatnya, "Belum tahu sih, menurutmu jam tangan bagus tidak?"

"Boleh juga"

"Tapi jam Teo sudah banyak" keluh Camelia

Raya berpikir sejenak, "Kalau parfum bagaimana?"

"Parfum ya? Boleh sih. Sebagai desainer, Teo kan harus selalu wangi. Saran kamu bagus banget. Ya sudah, ayo kita ke toko parfum"

Mereka naik eskalator menuju ke lantai lima. Dimana di lantai lima ada toko parfum yang sangat terkenal. Sesekali keduanya bercerita. Hingga tak terasa mereka sudah sampai di lantai lima. Lia langsung menggandeng Raya memasuki toko parfum.

Lia tampak memilih aroma yang pas untuk sang suami. Begitu menemukan yang cocok, Lia langsung membayarnya. Tak lupa membingkainya dengan kotak kado.

Setelah dari toko parfum, Raya dan Lia melanjutkan jalan - jalan mereka dengan memasuki beberapa butik pakaian.

"Ini bagus untukmu"

Raya menatap baju yang Lia pegang, "Modelnya memang bagus. Tapi warnanya aku kurang suka"

"Kalau begitu, aku saja yang ambil ini"

Keduanya tampak asyik melanjutkan acara shopping mereka. Raya dan Lia keluar masuk ke beberapa toko dan butik lainnya. Raya membeli kemeja baru untuk suaminya tak lupa dasi yang senada dengan warna kemeja tersebut. Sedangkan Lia jangan di tanya, dia membeli banyak sekali barang. Tas, sepatu, pakaian dinas malam dan beberapa kosmetik.

"Sudah semua kan?" tanya Lia memastikan

"Sudah"

"Kalau begitu, ayo kita pulang"

"Sebentar ya, aku mau ke toilet dulu" seru Raya

"Baiklah. Aku akan menunggu di bangku sana"

Raya mengangguk, belanjaannya ia titipkan pada Lia. Istri Axel itu segera masuk ke toilet yang tak jauh dari sana.

Begitu selesai dengan kegiatannya, Raya keluar dari salah satu kamar mandi.

"Apa kabar, Ray?"

Raya cukup terkejut karena Sintia tiba - tiba bersuara. "Seperti hantu saja, bikin jantungan"

"Aku baik seperti yang kau lihat"

Sintia menatap Raya dengan senyum masam, "Bagaimana? Kamu suka dengan bunga dan hadiah yang sering suamiku kirimkan?"

Raya mengerutkan alis, "Jadi semua itu benar kiriman dari Haidar?"

"Kenapa sekarang kamu jadi sok polos? Bukankah jelas jika Haidar lah pengirimnya?"

"Aku benar - benar tidak tahu. Dan aku tidak peduli!"

Sintia tertawa, "Bagaimana rasanya dicintai dua pria sekaligus, kamu pasti bangga pada dirimu sendiri kan?"

"Apa maksud ucapanmu?"

"Jangan berpura - pura tidak tahu. Kamu senang kan, Haidar masih mengejarmu? Kamu juga sangat dicintai suamimu! Kamu sungguh serakah Ray! Tidak puaskah dengan kehidupanmu sampai - sampai kamu masih membuat Haidar tergila - gila?!"

Raya mengepalkan tangan, dia tidak terima dengan tuduhan yang Sintia berikan. "Kamu tahu betul aku sudah melepaskan Haidar! Jika dia masih mencintaiku, apa itu salahku?" Raya menatap lekat mantan sahabatnya, "Hanya karena pria, kamu berubah jadi wanita angkuh. Kamu bukan lagi Sintia yang aku kenal!"

"Setiap orang bisa berubah, Ray. Jangan jadi orang munafik!"

Raya mengangguk, "Kamu benar. Semua orang bisa berubah, termasuk kamu! Bahkan untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan, kamu rela mengorbankan persahabatan kita!"

"Tutup mulutmu!"

"Kenapa? Kamu tidak terima?", Raya menatap Sintia dengan sinis. Dulu, mereka adalah sahabat baik. Tapi karena seorang pria, hubungan mereka harus berakhir dan sekarang mereka mulai berseteru. Jujur Raya kecewa, setahunya Sintia sosok yang baik. Tapi lihatlah, sekarang dia malah seperti membencinya. Jika Haidar masih mengejarnya, apakah semua salah Raya? Raya bahkan telah menikah dengan pria lain. "Kamu dengan gampang mengkritik orang lain. Tapi setelah orang lain balik mengkritikmu, kenapa kamu marah?!"

Sintia tertawa, "Tapi aku bukan kamu yang tega memainkan perasaan banyak orang! Kamu tidak hanya menyakiti Haidar, tapi kamu juga menyakitiku!"

"Seharusnya kalimat itu lebih tepat kamu tunjukkan pada dirimu sendiri. Sekarang aku tanya, siapa pengkhianat yang sesungguhnya disini?!"

"Kami tidak mengkhianatimu! Kami hanya dipaksa oleh keadaan!"

Raya mengangguk "Ya benar. Tapi bukankah kalian punya mulut? Kenapa tidak mengatakan apapun! Jika kalian jujur aku bisa mengalah! Apa susahnya mengatakan itu!!", Teriak Raya emosi. "Tapi apa yang kalian lalukan? Kalian bahkan merencanakan pernikahan di belakangku! Jadi, siapa yang menyakiti siapa?!!"

"Bukankah aku datang untuk menjelaskan semuanya. Tapi apa yang kamu lakukan? Kamu memilih untuk menikahi pria lain! Kamu dan egomu bahkan tidak mau mendengarkan apapun yang ingin aku jelaskan! Kamu membuat keputusan sepihak! Kamu yang salah Ray! Kamu yang egois!"

"Kalaupun aku mendengarkan penjelasanmu hari itu, apa pernikahan kalian bisa dibatalkan?"

Sintia bungkam, tentu saja jawabannya tidak.

"Sekarang kita sudah punya jalan hidup masing - masing. Aku bahagia dengan suamiku. Dan kamupun harus bahagia dengan Haidar"

Sintia tertawa miris, "Kamu memang bahagia. Tapi aku tidak! Bagaimana bisa aku bahagia kalau Haidar masih mencintai kamu?! Kamu dan hanya kamu yang ada dalam pikirannya! Aku muak! Aku lelah!!"

"Itu bukan salahku! Salahkan saja suamimu itu!"

"Kamu sungguh egois, Ray. Kamu jahat. Kamu sudah punya Axel yang begitu mencintai kamu. Dan kamu masih mengikat perasaan Haidar?!" Mata Sintia berkaca - kaca, "Kamu tidak tahu bagaimana rasanya di abaikan. Kamu tidak pernah tahu bagaimana sakitnya mencintai seorang diri! Setiap saat, suamimu selalu memuji wanita lain. Membandingkanmu dengan mantan kekasihnya! Kamu tidak akan tahu rasanya semua itu! Sakit Ray! Rasanya sakit sekali!!"

Jujur Raya iba mendegar pengakuan Sintia. Tapi tentang perasaan, semua diluar kendalinya.

"Kamu dan Haidar hanya perlu bicara-"

"Bagaimana bisa kami bicara kalau yang dia bahas selalu kamu! kamu! Dan kamu!" potong Sintia cepat

"Lalu aku harus bagaimana? Masalah perasaan Haidar semua diluar kendaliku!"

"Aku sudah hampir putus asa. Bathinku menderita. Kamu tahu? Bahkan di malam pertama kami, nama kamu yang Haidar ucapkan!!"

Sintia mengeluarkan pisau dari balik sakunya, dia tertawa kecut.

"Apa yang akan kamu lakukan?!"

Sintia tidak menjawab, namun ia mengarahkan pisau itu di atas tangannya

"Sin, jangan!!! Argg!!"

"Apa yang kamu lakukan?", tanya seorang perempuan yang baru masuk kedalam toilet

Sintia gemetar melihat Raya yang mengerang kesakitan. Dia tak sengaja mendorong Raya dengan keras hingga wanita itu terpental ke lantai.

"Mbak, kamu tidak apa - apa"

"Arrgg. Sakit!"

"Astaga kakimu mengeluarkan darah!"

Mata Sintia terbelalak melihat darah mengalir dari paha Raya. Dia menutup mulut lalu berlari ke luar dengan cepat.

"Hei! Kalau jalan pakai mata!", omel Lia. Dia menyusul Raya ke toilet karena sahabatnya itu tak kunjung datang

"Astaga, Raya!!"

1
Khoerun Nisa
kasian Haidar sbnrnya tidak bnr2 slh cm GK jujur aja tp klu aku juga akan bingung gmn cara untuk jujur takut bnr2 raya ninggalin..
raya keburu ngambil keputusan Nerima lamaran harusnya meminta penjelasan dulu..
Atiah arini
good
Lina Herlina
dulu Haidar gak punya malu...skg sintia
Lina Herlina
ada hadirnya Sintia aja Haidar gak bisa mencintai...apalagi ini Sintia gak ada di sisinya selama beberapa lama waktunya...ya lebih memudahkan Haidar untuk mencintai perempuan lain.
Lina Herlina
regina kok gak takut ya cari gara2 ma Axel lagi
Lina Herlina
Haidar jadi laki2 terlalu PD /Facepalm//Facepalm/
Lina Herlina
keren axel
Chris Antono
lanjut
Chris Antono
Luar biasa
Suci Imas Sadah
katanya mau pindah kluar kota ..ko msh dsitu2 aj s haidar sama klrgany
Kosong
Emak emak gilaaaa
Kosong
Si ida ini bener2 gilaaaaa

Wkwkwkwkw Seram memang ada mak mak yg begini
Hiiiiiiiii
Kosong
Yg salab besar disini itu orang tua sinta dan haidar
Orang tua egoissss
Kampreeet
Nenie Chusniyah
luar biasa
Kosong
Axel bangkeeeeee
Kosong
Aaaaaaa gkseru dramanyaa
Enakan di axel
Evi
seperti suami ku GK suka,,
klw dandan selalu ditanyak adek mau kemana dandan cantik",, maksud hati mau nyenengin suami tapi kata suami gk usah, nanti klw ada yg naksir gimana?? 😜😜😜😜
suamiku lebai amat yah 😄😄😄😄😄
Royani Arofat
Nyesrlnya sampe mati ya haidar...

jgn2 ...nnti kmu mati d tgn sintia pas ngrlindungi raya.gpp kl gitu.biar mamamu nyadar bahwa sintia yg dia elu2kan malah bunuh anaknya
@Amey _dhea _457
ceritanya bagus, bikin sedih, bahagia, ❤❤❤❤❤❤❤
mama aya
ngeri amat bu dara 😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!