Kehidupan Baru Si Pecundang

Marcus menatap kaca tempered yang jebol, di terobos oleh Ayah Nelson tersebut.

Dia ingat kaca itu di desain Ayahnya begitu kuat, dengan lapisan khusus yang tidak mudah di hantam oleh kekuatan apapun.

Ternyata ada kekuatan khusus tertentu, yang mampu menjebol kaca tersebut.

"Tuan, apakah anda terluka?" tanya Toni mendekat pada Marcus, dengan nada cemas.

"Aku baik-baik saja, panggil bagian perbaikan untuk membereskan kekacauan ini semua!" ujar Marcus, lalu berbalik menuju kantornya.

Dia akan menyusun rencana lagi, untuk membalaskan dendamnya, sekarang tubuhnya terasa lemah, setelah mengeluarkan kekuatannya.

Marcus belum mengetahui kalau tubuhnya, ternyata akan bereaksi seperti ini, setelah beberapa kali mengeluarkan kekuatannya.

"Marcus!" suara seorang wanita dengan langkah cepat, datang menghampirinya.

Membuat tubuh Marcus tidak menyukai, aura wanita yang mendekat padanya itu.

Matanya dengan tajam memandang wanita itu, wajah datarnya terlihat begitu dingin, melihat wanita tersebut datang menghampirinya.

"Marcus! maafkan aku, aku di perdaya Nelson saat itu, dia mengancamku, kalau tidak ia akan membunuh semua anggota keluarga ku!" sahut wanita itu seraya semakin mendekati Marcus.

Tatapan dingin, dan wajah datar Marcus terlihat semakin gelap.

Marcus begitu muak mendengar, apa yang di ucapkan wanita ja-lang itu.

Dengan cepat, tangannya dia kibaskan, saat wanita itu mencoba semakin mendekat padanya.

Wusss!

"AHH..!!"

Brukk!

Wanita itu jatuh tersungkur, dengan kencang ke lantai, dan mengeluarkan darah dari mulutnya.

"Menjijikkan, jangan mendekat padaku!" Marcus mengibas-ngibaskan tangannya pada pakaiannya.

Seolah-olah ada kotoran menempel pada pakaiannya, yang keluar dari tubuh wanita itu mengenai pakaiannya.

Marcus memberikan kode kepada beberapa bawahannya, untuk menghalau wanita itu pergi dari sana.

Belum saatnya ia membunuh wanita itu, ia akan membuat wanita itu menderita terlebih dahulu.

"Marcus, aku memang bersalah, aku melakukannya karena terpaksa, maafkan aku, aku masih mencintaimu, Marcus!!" teriak wanita itu.

Tiba-tiba Marcus merasa perutnya mual, ia ingin muntah mendengar kata-kata dari wanita itu.

"BAWA DIA PERGII!!" teriak Marcus dengan kuat, sehingga ruangan bergetar oleh gelombang suaranya, yang begitu kencang.

Dengan kasar wanita itu di tarik dari sana, tanpa memperdulikan teriakan, dan rontaan tubuhnya yang melawan.

Marcus melonggarkan dasinya, yang terasa membuat dia merasa sulit bernafas, karena wanita itu, yang tidak ingin dilihatnya lagi.

Dengan langkah berat, kaki Marcus masuk ke dalam ruang kantornya.

Mengunci pintu, lalu membawa tubuhnya untuk berbaring ke sofa.

Brukk!

Marcus menjatuhkan tubuhnya ke sofa, dengan tubuh yang terasa lemah.

Sepertinya ia terlalu bersemangat mengeluarkan kekuatannya tadi, membuat tubuhnya belum terbiasa, dengan apa yang di lakukannya.

"Felicia!" gumam Marcus tanpa sadar.

"Iya, Tuan!"

Marcus mendengar suara Felicia.

Pria itu spontan bangkit dari duduknya, gumamannya di dengar Felicia dari jarak yang cukup jauh.

"Felicia, kamu mendengar suaraku?" tanya Marcus, sembari melihat sekitar ruang kantornya, seakan-akan mencari Felicia di sana.

"Tentu saja sayang, kita pasangan spesial, ikatan kita sangat kuat, kita memiliki kekuatan yang tidak di miliki oleh pasangan manapun!" suara merdu Felicia sangat jelas di dengar Marcus, di sekitar telinganya.

"Aku bertemu dengan Nelson, dan aku telah membuat dia terluka, tapi Ayahnya tiba-tiba muncul, dan membawanya pergi!" ujar Marcus.

"Bagaimana dengan tubuhmu? apakah ada sesuatu yang aneh, setelah kamu memakai kekuatan mu pada manusia?" tanya Felicia dengan lembut.

"Iya, sepertinya aku terlalu bersemangat mengeluarkan tenagaku, sekarang tubuhku jadi sedikit lemah!" kata Marcus, dengan nada menyesal.

"Tidak apa-apa, itu hal wajar yang kamu alami, perlu latihan lagi pada objek manusia, untuk melatih kekuatan mu, semakin kamu sering melatihnya menyerang lawanmu, kekuatanmu akan jadi semakin kokoh, aku ada untuk menstabilkan tubuhmu yang lemah, Tuan!" sahut suara Felicia yang lembut.

"Apa maksudmu, sayang?" tanya Marcus bingung.

"Apa kamu lupa? saat kamu hampir mati di tempat pembuangan sampah mayat itu?" tanya Felicia mengingatkan Marcus, kenapa dia bisa kembali bernafas dengan baik.

Wajah Marcus langsung berubah, setelah ia di beri petunjuk Felicia.

Ya, mereka pasangan spesial, Felicia adalah penambah kekuatannya.

Marcus tersenyum lebar, dan nyaris tertawa, memikirkan betapa bodohnya dirinya.

Bersambung.....