seorang lelaki dingin, kejam, memiliki aura yang begitu menyeramkan dan di takuti seantero sekolah tiba- tiba manja dan begitu posesif dengan seorang gadis bahkan ia bisa menangis karenanya ? ya dia , Kelvin William Smith lelaki yang berusia 18 tahun yang masih menginjak kelas 3 SMA namun di usia yang terbilang muda iya sudah menjadi CEO Smith namun semuanya berubah semenjak kedatangan arabella Adhitama di hidup Kelvin
°°°
"aku gak pernah lepasin kamu sayang!"ucap Kelvin dengan suara seraknya,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fyzah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 29
"opa, Oma apa boleh Bella tinggal di tempat yang lebih dekat dengan sekolah Bella, kadang merasa capek karena jaraknya jauh" pintas Bella dengan memelas berharap diperoleh.
"hmm lusa kemarin, opa sudah bicarakan masalah ini dengan kedua orang tuamu, mereka memperbolehkan jika memang membuatmu lelah, biar nanti oppa urus apartemen yang dekat dengan sekolahmu" jelas janson.
" tapi ingat semua, jangan nakal okey" perintah Gaian
"tenang saja Oma, Bella janji gak nakal lagi"
°°°
hari minggu ini kevin berencana untuk menghabiskan waktu di apartemennya saja, dengan bersantai berhubung semua berkas sudah ia tandai.
seperti sore hari ini, kevin sedang nge gym karena ia sudah lama tidak melakukannya, ponselnya berdering menandakan ada panggilan masuk.
" hallo Dad"
"Son, bisakah kamu memantau mall yang berada di sana, Dad rasa ada yang tidak beres karena pemasukan dan pengeluaran tidak sesuai dengan semestinya,"
" bisa Dad, tapi mungkin setelah aku mandi"
" kau belum mandi? yang benar saja ternyata anakku jorok sekali"
"C'mon Dad, disini sudah sore, dan tentunya aku sudah mandi pagi."
"ah Dad lupa kalau waktu kita berbeda, baiklah segera mandi dan ke sana bersama jacky"
" hmm dad" panggilan pun terputus oleh Daddy nya kevin pikir di hari minggu ini ia dapat menikmati waktu, tanpa urusan pekerjaan apapun, sepertinya itu hanyalah mimpi bagi seorang kevin william Smith.
kevin pun menghentikan aktivitas gym nya, lalu ia segera mandi untuk menghilangkan keringat-keringat yang masih melekat di tubuhnya, ia juga tak lupa memberi pesan kepada jacky untuk ke mall menemaninya, untuk memantau atas suruhan Daddy nya,
kevin pun segera berganti pakaian kali ini ia hanya menggunakan kaos hitam polos dan juga celana pendek selutut tak lupa dengan sneaker putihnya, setelahnya ia pun mengambil kunci mobil lalu menuju basement begitu sampai di lobby kevin segera keluar dan menghampiri Jecky yang sudah menunggunya.
Kevin segera masuk ke dalam mall yang diikuti oleh jacky di belakangnya para pekerja mall itu membungkuk badannya, sebagai suatu penghormatan
"Jecky apa Deddy mengirimkan dokumen, mengenai pemasukan dan pengeluaran mall"
" tentu saja tuan ini" ucap Jecky dengan menyerahkan dokumen digital yang berada di ipad.
setelah kevin baca dengan cermat ternyata benar data tersebut tidak sesuai dengan semestinya mereka melangkah kakinya menuju ruangan manager dari mall ini.
" tuan bukankah itu manager dari mall ini" tunjuk jacky pada seorang pria sedang membawa koper hitam di tangannya
"apalagi cara berjalannya yang mengendap-endap membuat kevin yang menaruh curiga kevin.
dengan langkah cepat Kevin agar dapat mengikuti manajer tersebut manajer itu berhenti di balik tembok dan menengok ke belakang, untung saja Jecky dan kevin pun dengan cepat bersembunyi di belakang tembok.
"kau sudah dimana, uangnya sudah di tanganku, lebih cepat kau sampai, lalu kita kabur dengan uang ini" ucap manajer itu yang sedang menghubungi seseorang.
kevin yang mendengarnya langsung menghampiri manajer itu bisa-bisanya ia hampir kecolongan 35 miliar.
BUGH...BUGH
bastard!!..
Bugh bugh
bangsat
kevin terus memukulnya hingga tak ada celah untuk manager itu melawan, perlu diingat bahwa kevin masihlah anak remaja yang masih sulit untuk terkontrol emosinya, apa lagi saat ia tahu bahwa ada penghianat yang bekerja dengannya.
" tu-tuan" ucap manajer itu dengan terbatas-batas bahkan beberapa orang melihat kejadian tersebut, akibat kerasnya pukulan kevin hingga membuat orang mencari sumber suara tersebut.