Rinjani Nestia Dwilaga atau yang kerap disapa Jani karena kecerobohan dan keisengannya terjebak di satu kamar dengan seorang pria.
Charles Smith Willian yang diberi obat tidur oleh seseorang dibuat terkejut karena saat bangun ia berada satu ranjang dengan seorang gadis.
Ditangkap basah oleh kakak gadis itu dan disuruh menikah.
"Kalian harus menikah!!"
"Kami tidak melakukan apa-apa." Ucap keduanya.
Merasa terjabak dengan pernikahan ini mereka berdua membuat perjanjian. Setelah setahun pernikahan mereka akan bercerai.
" Jangan saling mencampuri urusan masing-masing!" ucap keduanya kompak
Akankan mereka benar akan bercerai?
Atau akankah timbul benih cinta pada keduanya.
Tolong baca setiap bab dan jangan lupa tinggalkan jejak, jangan tabung bab ya. Terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cintaku-Perjaka Tua 21
Agatha sungguh kesal. Selama berada di rumah Charles dirinya sungguh diabaikan. Jani sibuk dengan apa yang dia lakukan sendiri.
Jam menunjukkan pukul 11. 00 siang, Jani terlihat sudah siap untuk pergi. Kue gang ia buat juga sudah selesai dan ia menaruhnya dalam lemari pendingin.
Tap ... Tap ... Tap ...
Jani berjalan mendekat ke arah Agtha. Gadis itu memperlihatkan senyum terbaiknya.
" Maaf mbak, saya harus pergi dan maaf mbak tidak bisa terus berada di sini. Saya tidak mungkin meninggalkan orang asing di rumah saya."
" Orang asing? Sudah ku katakan aku pacar Charles, pemilik rumah ini. Kamu siapa bernai-berani nya mengusirku hah!"
Jani tidak terpancing dengan omongan Agatha. Gadis itu bersikap dengan begitu tenang menghadapi wanita yang jelas-jelas sudah berakhir hubungannya dengan Charles tapi tampaknya masih tidak terima.
" Kan saya di awal sudah bilang. Saya pemilik rumah ini. Jadi saya berhak melakukan apapun di rumah saya. Salah satunya meminta mbak untuk pulang."
" Heh, jangan coba-coba kamu ya."
Merasa waktunya berangkat ke kampus sudah semakin mepet, Jani langsung saja menarik tangan Agatha dan dibawa keluar rumah.
Cekleek
Brakk
Jani menutup pintu lalu menguncinya. Satu hal juga yang tidak diketahui Agtha yakni kata sandi rumah milik Charles. Wajah Agatha sungguh kesal di tarik paksa keluar dari rumah Charles tersebut.
" Nah, mbaknya kalau mau nunggu di luar saja. Terserah deh. Bagus pun jadi berasa ini rumah ada security nya. Daa mbak. Semoga yang ditunggu segera pulang. Tapi kayanya nggak deh, soalnya Bang Charles nya lagi ke luar kota. Bye ... Baik-baik ya jaga rumah kami."
Duagh
Agatha menendang ban mobilnya sendiri dengan begitu kuat. Ia bisa melihat ekspresi gadis yang di hadapannya itu. Ekspresi puas karena berhasil mengerjai dirinya. Jani pun langsung berlari pergi saat tukang ojek online pesanannya sudah datang.
" Aku harus cari tahu siapa gadis itu. Mana boleh aku kalah dengannya. Charles hanya akan jadi milikku, persetan meskipun dia sudah menikah. Aku akan mendapatkannya kembali."
Dengan perasaan kesal wanita itu masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan kediaman Charles. Dia begitu menggebu ingin kembali kepada Charles tapi ia lupa apa yang sudah dilakukan di belakang pria yang ia kejar itu.
Seperti malam ini, Agatha menghabiskan malam dengan pria lain. Dan itu tidak hanya sekali dua kali ia lakukan, bahkan saat statusnya menjadi kekasih Charles. Sungguh wanita yang tidak sadar akan dirinya sendiri.
Drtzzzz
Ponsel Agatha bergetar. Ia menepikan mobilnya sejenak. Tertera nama sang manager di sana.
" Hai beb, siang ini ready ya kita mau ada meeting dengan perusahaan minuman bersoda."
" Nggak bisa besok apa Lita. Gue capek banget ini."
" Sorry beb harus sekarang. Soalnya ini perusahaan besar, kita nggak boleh ngecewain. Gue susah lho dapat proyek ini."
Agatha membuang nafasnya kasar. Mau tidak mau dia menyanggupi apa yang Lita katakan. Bagaimanapun ini adalah pekerjaan, dan biasanya Lita memang mendapatkan pekerjaan yang bagus.
Ia pun begegas untuk pulang agar segera bisa bersiap menuju perusahaan yang sudah diberitahukan oleh Lita. Sepulangnya dari apartemen Sean semalam, Agatha belum sempat membersihkan dirinya. Ia malas jika mandi di tempat Sean, karena pria itu pasti akan menyerangnya kembali. Sean seakan tidak pernah puas dengan tubuh Agatha.
🍀🍀🍀
pukul 12.00 tepat Jani sampai di kampus. Ia langsung bergegas menuju ke masjid universitas untuk melaksanakan kewajiban 4 rakaat sebelum kelas dimulai. Tari yang sudah sampai sedari tadi menunggu Jani di luar masjid.
Memiliki kepercayaan yang berbeda tidak membuat persahabatan Tari dan Jani renggang. Anastasia Tarina, adalah nama lengkap Tari. Mereka sudah bersahabat dari pertama kali masuk ke kampus. Tepatnya saat orientasi mahasiswa baru.
" Sudah selesai Jan?"
" Yups, sorry ya lama."
Tari menggeleng, ia tentu tidak pernah merasa lama jika menunggu Jani melakukan kewajiban agamanya.
" Udah makan belum, kantin dulu yuk. Waktunya cukup deh buat nunggu kelasnya Bu Irene."
" Oke deh."
Jani membawa Tari ke kantin. Mereka memesan makanan sesuai keinginan masing-masing. Tari dengan menu bakso dan jani dengan menu mie ayam. keduanya menikmati makan siang mereka dengan hikmad sampai seseorang duduk di sebelah Jani.
" Sorry, aku nggak ganggu kan?" tanya orang tersebut.
" Ganggu sih, tapi ya udah sih nggak masalah," jawab Jani ketus.
Jani adalah tipe gadis yang terus terang. Jika dia merasa teganggu maka ia akan mengatakannya langsung tanpa tedeng aling-aling alias basa-basi.
orang tersebut tidak marah malah tersenyum. Sepanjang jani makan orang itu terus memperhatikan membuat jani merasa risih. beruntung ponsel Jani berbunyi.
" Waalaikum salam, iya om ada apa? ohh gitu, oke nggak masalah kok. oke, take care."
Jani kembali makan dengan tenang. Orang yang duduk di samping Jani yang tidak lain adalah Paundra itu jelas merasa penasaran. Ia bisa mendengar jelas Jani berbicara ditelepon dan memanggil om pada orang diseberang.
" Om? bicara dengan siapa Jani sebenarnya? apa benar Jani adalah seorang sugar baby? tapi untuk apa? dia adalah putri orang kaya, uangnya lebih dari cukup jika hanya untuk bersenang-senang. Lalu siapa om yang di sebut itu?"
Banyak sekali pertanyaan yang muncul di kepala Paundra. Ia sungguh sangat penasaran dengan gadis yang duduk disebelanya itu. Jani seperti banyak sekali memiliki rahasia dan Paundra tidak sabar untuk mengungkapkan satu demi satu rahasia Jani.
" Udah kelar kan Tar, yuk cabut. Nanti telat masuk kelas Bu Irene. Eh lo, sorry gue duluan."
Jani melenggang pergi bersama Tari mengacuhkan Paundra yang hanya menatap Jani penuh bingung. Sebagai pria tampan dalam angkatan tersebut, Paundra seakan-akan tidak berarti di depan Jani.
" Aku akan bisa mendapatkan mu. Tidak ada yang tidak bisa Paundra dapatkan, termasuk kamu Rinjani Nestia Dwilaga."
Di sisis lain, Jani sepanjang jalan dari kantin menuju kelas menggerutu karena ulah paundra. Dia sungguh tidak suka dengan gaya sok Paundra.
" GIla tuh cowok sok kecakepan banget. lo lihat kan Tar dari tadi ngelihatin gue dah kayak gue itu makanan nikmat. Jijik banget sumpah tatapannya."
" Iya gue tahu kok, ini bakalan rame pasti. Kabar yang beredar dia pacaran sama Sella. Pasti saudara tiri cinderela itu nyalahin lo kalau si Paundra deketin lo."
Jani membuang nafasnya kasar. keinginannnya menyelesaikan mas kuliah dengan tenang sepertinya tidak akan berjalan dengan mulus.
" Huffft, nasib. Asli enakan jadi bini. nggak harus musingin ini itu soal kampus dan mata kuliah serta para penduduknya. Gue resign aja apa ya jadi mahasiswa. Berbakti sepenuhnya pada suami, eeh..."
TBC
Note: Sambil nunggu retensi, aku up satu dulu ya. Nanti aku kabari kalau retensi udah keluar. Lup yu readers ku semua.
