Difitnah, ditalak, dan diusir suaminya tidak membuat seorang wanita bernama Mila menyerah. Dia tetap bertahan demi untuk mendapatkan hak asuh anaknya.
Setelah dipisahkan dengan anaknya, Mila akan terus berjuang untuk mendapatkan anaknya kembali.
Apa yang akan Mila lakukan agar Aluna bisa kembali ke dalam pelukannya lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aina syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tangisan Aluna
"Mila kamu tunggu di sini Mila," ucap Bu Retno.
Bu Retno kemudian melangkah pergi meninggalkan Mila di ruang tamu.
Beberapa saat kemudian, Bu Retno kembali dan duduk di sisi Mila.
"Mila, bacalah!" ucap Bu Retno sembari menyodorkan sebuah surat pada Mila.
"Apa ini Bu?" tanya Mila.
Mila mengambil surat itu dan membacanya.
Setetes air mata Mila mengalir dari pelupuk matanya saat membaca surat itu.
"Itu surat cerai dari pengadilan Mila. Adnan sudah menggugat cerai kamu," ucap Bu Retno.
Mila mengusap air matanya dan menatap Bu Retno lekat.
"Bu, kenapa Mas Adnan melakukan ini sama aku Bu. Aku nggak salah Bu. Aku nggak pernah selingkuh dengan lelaki lain."
"Ibu percaya sama kamu Mila. Kamu itu wanita yang baik. Tapi ibu juga tidak bisa menghalangi keinginan Adnan. Dia ingin bercerai dengan mu Mila."
"Apa ibu nggak coba bicara dengan Mas Adnan Bu. Agar dia tidak menceraikan aku. Aku kasihan Bu dengan Aluna. Coba ibu bayangkan. Tadi saja Aluna melarang aku pergi dan menyuruh aku untuk tinggal di sini."
"Maafkan ibu Mil. Ibu nggak bisa berbuat banyak. Keputusan sekarang ada di tangan Adnan."
"Ibu sudah berusaha untuk membujuk Adnan, agar dia tidak menceraikan kamu. Tapi Adnan sangat keras kepala Mila. Dia tidak mau mendengarkan ucapan ibu."
Hiks...hiks..hiks...
Bu Retno terkejut saat melihat Mila menangis sesenggukan di depannya.
"Bu, kenapa semuanya jadi seperti ini Bu. Aku nggak sanggup Bu, jika aku harus jauh dari Aluna. Jika ibu dan Mas Adnan izinkan, aku ingin membawa Aluna. Hiks...hiks..."
"Mila, jangan menangis. Mungkin semua ini sudah jalan takdir kalian harus berpisah. Ibu yakin, suatu saat nanti, Allah akan memberikan ganti jodoh yang lebih baik untuk kamu," ucap Bu Retno sembari mengusap-usap bahu Mila. Sejak tadi Bu Retno berusaha untuk menenangkan Mila.
Mila mengusap air matanya.
"Iya Bu. Aku tahu. Jodoh itu di tangan Tuhan. Tapi seandainya aku cerai dari Mas Adnan, bagaimana dengan Aluna."
"Kamu jangan khawatirkan Aluna. Aluna ada ibu di sini. Ibu sayang sama cucu ibu. Ibu akan jaga dan rawat Aluna dengan baik Mila."
Di sela-sela Bu Retno dan Mila ngobrol, Adnan dan Monika masuk ke dalam rumah itu. Mereka terkejut saat melihat Mila.
Mata Adnan membulat sempurna saat melihat Mila.
"Mila, ngapain kamu ke sini?" tanya Adnan dengan tatapan nanar. Nampaknya Adnan tidak suka melihat kehadiran Mila di rumahnya.
Mila juga sama terkejutnya seperti Adnan. Apalagi saat Adnan membawa seorang wanita bersamanya.
"Mas Adnan," ucap Mila sembari berdiri.
Adnan mendekat ke arah Mila dan ibunya.
"Bu, kenapa wanita ini bisa masuk rumah ini Bu? dan sudah sejak kapan dia ada di sini...!" ucap Adnan dengan nada tinggi.
Bu Retno bangkit dari duduknya.
"Adnan, Mila ke sini cuma mau melihat Aluna," ucap Bu Retno menatap Adnan lekat.
"Bu, aku nggak suka wanita ini ada di sini Bu. Suruh Mila pergi dari sini bu. Aku sudah tidak mau melihatnya lagi," ucap Adnan sembari menunjuk-nunjuk wajah Mila.
"Adnan sabar Adnan. Mila ke sini cuma mau melihat Aluna saja. Walau bagaimanapun juga, Aluna itu anak kandungnya. Jadi Mila masih berhak untuk menemui Aluna."
Mila menatap tajam ke arah Monika.
Apa wanita itu yang sudah membuat suamiku berubah, batin Mila.
"Maaf Mas, kalau kedatangan aku ke sini sudah mengganggu kamu. Aku cuma mau melihat Aluna saja," ucap Mila.
Adnan menatap Mila tajam.
"Sampai kapan pun, aku nggak akan pernah membiarkan kamu membawa Aluna pergi Mila. Karena kamu bukan ibu yang baik untuk Aluna," ucap Adnan yang masih di penuhi emosi.
Monika mendekat ke arah Adnan.
"Sayang, sabar sayang. Biarkan saja wanita itu bertemu anaknya. Yang penting, dia itu kan nggak membawa kabur Aluna," ucap Monika.
"Tapi aku nggak suka dia dekat dengan Aluna. Karena dia bisa membawa pengaruh yang buruk untuk Aluna."
Mila tidak mau membuat Adnan semakin murka. Mila akhirnya berpamitan pada semua orang untuk pergi.
"Bu Retno, Mas Adnan, aku pergi dulu ya. Sampai kan salam aku untuk Aluna," ucap Mila.
Setelah itu Mila pun buru-buru pergi meninggalkan rumah Bu Retno.
Mila pergi dengan membawa luka di hatinya. Betapa sakitnya dia, saat melihat seorang wanita memanggil sayang pada Adnan.
Saat melihat sikap Adnan tadi, membuat Mila sadar, kalau dia sudah tidak bisa lagi mempertahankan rumah tangganya dengan Adnan. Karena sepertinya Adnan itu sangat membenci Mila.
Mila menunggu taksi di pinggir jalan. Setelah taksi sampai di depannya, Mila pun masuk ke dalam taksi dan meluncur pergi meninggalkan rumah Bu Retno.
****
Setelah Mila pergi, Adnan dan Monika duduk di ruang tengah. Sementara Bu Retno pergi meninggalkan Adnan dan Monika ke kamar.
Aluna keluar dari kamar. Setelah itu dia melangkah ke ruang tengah.
"Aluna,'' ucap Adnan.
Aluna menatap sekeliling. Sepertinya dia sedang mencari mamanya.
Aluna berjalan ke ruang tamu. Dia terkejut saat tidak melihat Mila ada di sana.
"Mama... mama..." seru Aluna.
Monika dan Adnan saling menatap.
"Mas, sepertinya anak kamu lagi nyariin Mila deh," ucap Monika.
Adnan bangkit dari duduknya. Setelah itu dia mengejar Aluna ke depan.
"Mama! mama...!"seru Aluna setelah dia sampai di depan rumah.
Adnan menghampiri Aluna.
"Aluna, kamu mau ke mana?" tanya Adnan.
Aluna menoleh ke arah Adnan.
"Papa, mana Mama Pa. Tadi mama ada sama nenek. Kenapa sekarang dia tidak ada," ucap Aluna.
"Mama kamu sudah pergi Aluna."
Deg.
Aluna terkejut saat mendengar ucapan Adnan.
"Apa? mama udah pergi. Kenapa Mama pergi Pa. Kenapa mama pergi nggak izin dulu sama Luna."
"Sudahlah sayang, kamu nggak usah fikirin mama kamu. Ayo ikut Papa masuk!" ucap Adnan sembari meraih tangan Aluna.
Aluna menatap Adnan.
"Aku nggak mau masuk Pa. Aku mau cari Mama."
"Tapi mama kamu sudah pergi jauh Aluna!"
"Tapi Luna nggak mau masuk. Luna pengin ikut Mama."
Adnan berjongkok dan mensejajarkan tubuh dengan tubuh anaknya.
"Aluna dengarin Papa! mama kamu itu sudah pergi. Biarkan saja dia pergi Aluna," ucap Adnan sembari memegangi ke dua bahu Aluna.
"Papa, apa mama akan ke sini lagi?"
"Papa juga nggak tahu Aluna."
Aluna tiba-tiba saja menangis. Baru dia bahagia, karena ibunya datang, sekarang dia sedih, saat Mila harus pergi meninggalkannya.
"Mama... hiks...hiks...hiks..."
"Mama kenapa harus ninggalin aku mama..."
Adnan menghela nafas dalam. Dia tidak akan membiarkan Aluna menangis. Adnan akhirnya menggendong Aluna sampai masuk ke dalam.
karena ketika enak sj yg d kejar setelah dapat akan di balik kondisinya. apalagi kau memulai ny dgn tidak baik.
.
buat koreksi aj kak, agar ke depan ceritanya lebih enak di baca, ^^