NovelToon NovelToon
Mendadak Papa

Mendadak Papa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Single Mom / Menikah Karena Anak
Popularitas:118.8k
Nilai: 5
Nama Author: Realrf

Hail Abizar, laki-laki mapan berusia 31 tahun. Belum menikah dan belum punya pacar. Tapi tiba-tiba saja ada anak yang memanggilnya Papa?

"Papa... papa...!" rengek gadis itu sambil mendongak dengan senyum lebar.

Binar penuh rindu dan bahagia menyeruak dari sorot mata kecilnya. Pria itu menatap ke bawah, terpaku.

Siapa gadis ini? pikirnya panik.

Kenapa dia memanggilku, Papa? Aku bahkan belum menikah... kenapa ada anak kecil manggil aku papa?! apa jangan- jangan dia anak dari wanita itu ....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Licik

Ruangan kantor itu begitu sunyi. Hanya terdengar suara detik jam dinding yang seolah berdetak lebih lambat dari biasanya. Dinding-dindingnya putih bersih, rapi, terlalu rapi, seperti menyembunyikan sesuatu yang lebih gelap dari sekadar cat tembok. Aroma kopi dingin dan parfum maskulin samar-samar tercium, tapi yang paling terasa adalah hawa dingin menusuk yang seolah datang dari tatapan Ishak Hendrawan.

Pria itu membalik badan, menatapnya tajam. Jantung Evelyn seolah berhenti. Langkah pria berusia empat puluh tahun itu berjalan pelan menghampiri Evelyn yang berdiri mematung. Jemarinya meremas kuat tali tas selempang yang menyilang di pundaknya.

"Besar juga nyalimu. Putri Rahadja," suara pria itu pelan tapi menekan.

Lidah Evelyn terasa kelu, perlahan kepalanya jatuh tertunduk. Seolah batu besar menindih pundaknya.

"Maaf, saya tidak tahu jika hotel ini punya Anda," lirihnya penuh sesal.

Ishak tersenyum remeh pada wanita yang berdiri dihadapannya. Pria dengan jas biru itu berjalan menjauh, lalu duduk dibalik meja kerjanya dengan angkuh. Ingin rasanya Evelyn segera berlari keluar dari ruangan ini, namun kakinya seolah ragu untuk melangkah, tidak mau diajak kompromi. Hati Evelyn masih menggenggam kuat sedikit harap, tentang pekerjaan yang dijanjikan. Biarlah dia tidak punya muka, asal dia dan Cala bisa melanjutkan hidup.

"Kenapa masih berdiri, duduk. Bukan kah kau kemari untuk pekerjaan."

Perlahan wanita berkemeja putih mengangkat wajahnya, mengangguk dengan senyum kaku yang terpaksa ia hadirkan.

"Iya Pak," sahutnya berusaha tenang.

Langkah beratnya mengayun ragu, mendekat. Tangan Evelyn terulur menarik kursi yang ada di depan meja kerja sang Direktur utama, lalu duduk dengan perlahan. Ishak menumpukan kedua sikunya di meja, lalu menumpukan dagu di antara jemari yang bertaut.

"Saya sudah melihat CV yang kamu kirimkan. Cukup menarik, tapi tidak cukup baik untuk bisa menjadi bagian dari hotel ini."

Evelyn masih menunduk, tapi senyum getir tersungging di bibirnya. Seharusnya dia tahu, tidak ada kesempatan untuk dia di sini. Evelyn terlalu berharap.

"So ..." Ishak menarik diri sedikit menjauh dari meja, lalu membuka laci mejanya.

Evelyn menunduk tapi matanya tak bisa menyembunyikan guncangan. Rahangnya mengeras, tangannya mengepal di sisi tubuhnya, namun tubuhnya nyaris tak bergerak, seakan jika ia salah sedikit bernapas, udara pun akan menghakiminya.

“ Evelyn,” suara Ishak terdengar tenang, tapi tajam, seperti pisau berbalut sutra.

“Saya minta kamu pergi dari kehidupan Hail. Dari kota ini. Dari keluarga kami.”

Evelyn menarik napas pelan. Ia mencoba bicara, tapi Ishak tak memberinya waktu.

“Sudah cukup saya memberikan kamu ketenangan, selama ini saya tidak mengusik hidup kamu. Tapi kamu dengan liciknya memakai anak itu untuk menjebak Hail. Apa kau pikir aku tidak tahu rencana busuk mu mendekati Hail dan mengincar warisan keluarga Hendrawan. Permainan Anda terlalu halus, tapi saya tidak sebodoh itu," Ishak menyeringai dingin.

Beberapa hari yang lalu tanpa sengaja Ishak melihat Hail bersama seorang anak kecil di bangku depan minimarket. Dan Ishak pun memerintahkan seseorang untuk menyelidiki anak kecil itu, dan hasilnya cukup mengejutkan.

Evelyn tersentak. Ada dorongan untuk membantah, membela diri, meneriakkan bahwa ia tidak seperti itu. Tapi suara itu tertahan di tenggorokannya. Hatinya sakit mendengar tuduhan yang Ishak lontarkan, tapi dia benar-benar tidak sanggup bicara. Karena kemudian Ishak berkata—dengan nada dingin yang menusuk tulang.

“Kau pikir kami lupa? Dosa ayahmu… Mengkhianati kepercayaan kami, menggelapkan dana perusahaan, membuat ratusan karyawan kehilangan pekerjaan. Semua itu bukan sekadar kesalahan bisnis, Evelyn. Itu penghianatan. Dan kau—kau datang seolah tak berdosa, seolah nama keluargamu bukan noda. Kau salah ... bau busuk mu akan selalu tercium, darah penghianat!"

Langit-langit ruangan terasa menekan Evelyn, seperti akan runtuh dan menimpanya. Dadanya sesak. Ia menelan ludah, mencoba tegar. Tapi suara Ishak terus menghantamnya.

“Jangan pura-pura polos, Evelyn. Kau tahu siapa dirimu. Dan tempatmu… bukan di sini.”

Akhirnya, Evelyn bersuara. Pelan, namun jelas. “Saya tahu apa yang Papa saya lakukan. Saya tidak menyangkalnya. Tapi saya bukan dia…"

Suaranya nyaris tenggelam. Matanya mulai berkaca-kaca, tapi ia menolak menangis. Karena menangis hanya akan membuatnya terlihat lemah. Namun di dalam, jiwanya retak sedikit demi sedikit.

Ishak bangkit dari kursinya. Langkahnya pelan saat mendekat, namun setiap langkah terasa seperti palu godam di dada Evelyn.

“Saya tidak peduli seberapa keras kau berusaha menebus masa lalu. Dosamu sudah ditentukan sejak kau lahir. Kau bukan bagian dari kami. Dan tak akan pernah jadi. Jauhi Hail, atau kau akan tahu akibatnya."

Evelyn akhirnya hanya diam. Tak ada lagi kata-kata. Karena ia tahu… sekeras apapun ia melawan, masa lalu ayahnya telah menjadi tembok yang terlalu tinggi untuk dipanjat. Dan kali ini, ia harus menanggung semua dosanya—meski bukan miliknya.

Kilatannya datang. Sebuah ingatan menyentak masuk, membelah ruang waktu. Berputar seperti film dibenak Evelyn.

Flashback on.

Tiga tahun lalu, saat dunia Evelyn runtuh di apartemen kecilnya di Melbourne.

Berita tentang Regan Rahadja, sang ayah, muncul di layar besar stasiun TV Australia. “Direktur Keuangan PT Buana Jaya Grup ditangkap atas tuduhan penggelapan dana dan manipulasi laporan keuangan,” begitu bunyinya.

Saat itulah, pintu apartemennya diketuk keras. Evelyn membuka dengan tangan gemetar, dan di ambang pintu—berdiri Ishak Hendrawan.

Wajah pria itu dingin. Tanpa basa-basi, ia masuk.

"Kalau kau masih punya harga diri, kau akan menghilang dari kehidupan Hail," katanya tajam. "Atau... saya pastikan ayahmu tak akan melihat langit bebas seumur hidupnya."

Waktu itu Evelyn hanya menangis dalam diam, menahan napas yang berat. Dia sendirian, kehilangan segalanya, dan sekarang... ditekan dari arah yang paling tak dia sangka.

“Jangan pikir saya tak bisa menjangkau kamu meski kamu bersembunyi di ujung dunia,” ancam Ishak sebelum melangkah pergi.

Evelyn yang ketakutan dan bingung memutuskan untuk pulang ke Indonesia, pergi dan menghilang dari pandangan Hail.

Flashback off.

Dan kini, semua ancaman itu kembali bergema. Tubuh Evelyn gemetar, mengingat hari dimana ia runtuh. Kenangan ini mencekiknya, membuat wanita itu kesulitan bernapas.

Brak!

Suara pintu terhempas keras membelah suasana. Ruangan seperti terguncang. Evelyn dan Ishak sama-sama menoleh cepat.

Hail berdiri di ambang pintu, napasnya memburu. Wajahnya penuh amarah. Matanya menatap lurus ke arah Ishak dengan sorot seperti bara.

“Dia tidak akan ke mana-mana!” suaranya meledak, menampar dinding-dinding ruangan.

Langkah-langkahnya menghentak lantai marmer, mendekat. Tangannya mengepal, rahangnya mengeras, dan tubuhnya menegang menahan emosi. Tapi suaranya—suara itu penuh gemuruh dan ketegasan.

“Aku enggak peduli dengan masa lalunya. Dan aku enggak peduli siapa ayahnya. Evelyn adalah pilihanku. Kalau kau terus memaksa dia menjauh... maka aku juga akan menjauh, jangan membuat rasa hormat ku padamu hilang!"

Tatapan Hail ke arah Ishak tak bergeming. Tegas. Luka dan amarah bertabrakan dalam suaranya.

1
Anita♥️♥️
wkwkwk kasian sekali om,,gagal mp nih/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
✨ Rydha ✨
gpp hail...
toh masih bisa lain hari 🤣🤣🤣🤣
Fitri Herra
.Cala😅,kasian papamu palanya pening wkwkwk
C Gemoy 🐣
Wkwkwk gatot deh om 😂😂😂
C Gemoy 🐣
💜💜💜💜
Fitri HY
.lumayan kentang ya Hail😂perkara boneka ketinggalan tapi mayan lah tadi udh nyicil cap cip cup tipis2😂
Dimas Setyo 😍
Yach gagal unboxing son gara² cala mana minta tidur bareng papa mama nya lagi 🤣😂
Yanti99
yg mau unboxing ga jadi saballll ya ommmmm hail nunggu Cala bobo nyenyak dulu🤣🤣🤣
Realrf: nanti Cala kena gempa
total 1 replies
Aulia Zahra
ya ampun dasar om hail ga sabaran 😅cala sini sama Tante dulu
Realrf: udah Nahan /Awkward//Awkward//Awkward/
total 1 replies
Aulia Zahra
kasian tiga sekawan sampe tamat ga dapet jodoh
Aulia Zahra
ya ampun Abi kamu kaya d tinggal pacar menikah 😅😅
selingkuhan cakra
waduh semoga eve selamat
liska Supriatna
sabar ya om sabar 🤣🤣 klo udh gk tahan, mlm ini bersolo karir aja dulu di kmr mandi 😁 ... lagian knp bonekanya cala gk di bawah sih,,, kan jadi Gatot deh 😅
Realrf: ya elah masak suruh solo
total 1 replies
Lilis Ika Supriatna
Upss🤭 Gagal dong 🤣 .... kasian om Hail mna udh ehem bgt LG udh gk kuat nahan eh,,,, Cala mlh dtng di waktu yg gk tepat 🤣🤣 sabar ya om sabar msh ada hari esok kok 😁😁
selingkuhan cakra
emang gila si rubi. pengen nyekek benr
Na_
yah gagal🤣sama aku aja gimana om, ups🤭🤣🤣
Realrf: dih/Awkward//Awkward//Awkward//Awkward/
total 1 replies
jimin park
abi astaga...padahal masih bisa liat bos hail loh...bisa" nya malah kyk mau pindah dunia nangisnya...selamat buat pernikahannya y om hail dan evelyn...terus bersama dalam suka dan duka
Rysa
itu rambut makin cetar weyy.ungu warna favorit...bahagia selalu
Rysa
senangnya liat hail dan eve resmi nikah...woyyy jomblo buruan nyusul nikah...
kieky
makasih mak uda nuntasin cerita ini dengan manis...dan kenapa trio jojoba itu masih jomblo...y karna emak g ngasih jodoh..gimna sih 😒/Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!