NovelToon NovelToon
Jaka Keling

Jaka Keling

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Dunia Lain / Ilmu Kanuragan
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kang Mus

Jaka Keling murid padepokan Adisekar dari golongan rakyat biasa, tidak sengaja berkonflik dengan murid dari golongan darah biru, Untuk bertahan di dunia persilatan dan melindungi keluarga dia harus menjadi kuat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kang Mus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 6 Padepokan Adisekar

Padepokan Adisekar, Padepokan yang cukup besar berada di pinggiran kerajaan Maespati, kerajaan yang dipimpin raja Kertawirya Arjuna.

"maaf Jali lain kali saja, aku harus melapor dulu ke pengurus padepokan" saat ini Jaka Keling sedang dikelilingi oleh anak buah Rama Sanjaya. Sesuatu yang dihindari oleh Jaka Keling akhirnya terjadi. Bertemu dengan kelompok Rama Sanjaya.

"Ayolah kita bisa latih tanding dua tiga gerakan, lagipula ini masih pagi waktu masih panjang" Jali mulai maju, bersiap untuk bertarung.

Jaka Keling yang baru sampai ke padepokan Adisekar, tujuan pertama adalah melapor kepada pengurus padepokan, dan mengutarakan alasan keterlambatan kepulangannya. Sayang salah satu anak buah Rama Sanjaya melihatnya sesaat Jaka Keling baru sampai, dan memberitahu teman-temannya.

Rama Sanjaya dan kelompoknya bergegas dan mencegat Jaka Keling, mereka tidak khawatir Jaka Keling berbicara sebenarnya. Lagipula jika Jaka Keling berbicara sebenarnya, dia butuh bukti dan saksi untuk membuktikannya. Yang mereka heran adalah Jaka Keling selamat dan kembali ke padepokan dengan waktu yang cukup singkat mengingat apa yang terjadi padanya.

"Siap tidak siap,mau tidak mau kau tidak punya pilihan" Jali langsung menyerang Jaka Keling. Mendapat serangan mendadak Jaka Keling tidak tinggal diam langsung menghindar dan menangkis serangan.

Pukulan dan tendangan Jali tidak ada yang mengenai targetnya, dengan lincah Jaka Keling mampu menghindar atau menangkis bahaya yang datang.

Pertarungan satu lawan satu terus berlangsung, Jaka Keling terlihat bertahan dan Jali terus menyerang, walau begitu semua orang yang menyaksikan tahu Jaka Keling mampu menguasai situasi, dan tinggal menunggu waktu Jali kehabisan napas dan kelelahan.

"Bara, kunta maju bantu Jali" melihat keadaan Rama Sanjaya menyuruh dua orang maju dan melawan Jaka Keling bersama-sama. Mereka bertiga adalah orang yang sama yang menyerang Jaka Keling di hutan.

Dua orang masuk pertarungan, Jaka Keling mulai kewalahan pada awalnya, tetapi lambat Laun mulai mengimbangi tiga orang yang menyerang. Latihan di lembah dan ajian maung bodas membuat Jaka Keling mampu bergerak lebih cepat dan punya ketahanan dan kekuatan lebih dari sebelumnya.

Tetap bertahan, mendapat serangan dari tiga orang, pukulan dan tendangan lawannya beberapa ada yang mengenai Jaka Keling, Darah dan emosi Jaka Keling mulai terbakar, ada perasaan yang membuat Jaka Keling mulai menyerang. 

"Sepertinya aku harus menyerang" Jaka Keling tahu dia tidak bisa hanya bertahan, dia harus melawan, melihat Jaka Keling hanya menghindar dan bertahan ketiga orang sibuk menyerang dan melupakan pertahanan mereka. Jaka Keling melihat celah dan berhasil memberikan tendangan dadakan, tidak siap dengan serangan, kunta yang berada disebelah kanan terlempar keluar.

"Mundur" Jali memberikan instruksi kepada bara, mereka berdua mundur mendekati kunta yang juga mulai bangkit setelah terkena tendangan Jaka Keling.

"Bisakah cukup sampai disini dulu, aku benar-benar harus pergi menemui pengurus" Jaka Keling tetap berada ditempatnya, dia tidak berniat untuk nyerang, serangan yang mengenai kunta itu hanya karena mereka lengah dan fokus menyerang sehingga melupakan pertahanan.

"Kami belum kalah," kunta yang sempat terjatuh mulai terbakar emosinya, dadanya yang terkena tendangan Jaka Keling terasa nyeri, setidaknya itu akan terasa untuk beberapa hari kedepan.

Jali dan Bara juga terbakar emosi, situasi tiga lawan satu tetapi justru salah satu dari mereka bertiga yang terkena serangan dadakan dan cukup mematikan jika itu diarahkan ke daerah vital.

Walau hanya ada anggota kelompok Rama Sanjaya yang menonton secara langsung, mereka tahu banyak mata yang memperhatikan mereka, kekalahan hanya menjadi lelucon dan ejekan dari murid padepokan, walau mungkin mereka tidak berani berbicara dihadapan mereka.

Mereka bertiga langsung menyerang, tetapi kali ini mereka juga bersiap dengan pertahanan, walau Jaka Keling dalam posisi bertahan dan menghindar dengan kecepatannya dia bisa melancarkan serangan kapan saja.

Jaka Keling juga tidak tinggal diam, dengan kecepatan dia mampu menghindar dari pukulan dan tendangan lawannya, selain itu Jaka Keling mampu menjaga jarak, Jaka Keling tahu pertarungan jarak dekat tidak menguntungkan baginya. Satu lawan tiga, Jaka Keling berusaha agar tidak masuk kedalam jebakan atau kuncian dari tiga lawannya.

Latih tanding tiga lawan satu terus berlanjut hampir satu jam, tidak ada yang tumbang atau mengaku kalah, tetapi keringat dan beberapa lebam mulai memenuhi tubuh Jaka Keling juga ketiga lawannya.

"Sialan, melawan satu orang saja tidak becus.!" Rama Sanjaya mulai meracau, jangankan kalah posisi imbang saja ini akan memalukan bagi kelompoknya, ini membuat emosinya keluar.

Pertarungan mulai melambat, terkadang berhenti dan hanya saling memperhatikan, baik Jaka Keling maupun tiga lawannya mereka butuh waktu untuk mengatur nafas.

"Kalian bantu mereka" Rama Sanjaya menunjuk tiga orang anak buahnya yang lain, dia tidak peduli lagi dengan ejekan atau gunjingan murid padepokan yang lain, yang dia inginkan hanya Jaka Keling babak belur.

Pertarungan yang dalam posisi berhenti, tiga orang lain masuk, sekarang ada enam orang yang mulai mengatur posisi untuk melakukan pertarungan kelompok, dan siap menghajar Jaka Keling.

"Sial sepertinya aku akan babak belur kali ini" Jaka keling mengumpat dalam hati. Walau tahu lawannya tidak akan bertindak diluar kendali. Bagaimanapun saat ini mereka berada di padepokan.

Perkelahian atau latih tanding hal yang biasa terjadi, selama tidak ada kematian atau cedera parah dan permanen itu bukan pelanggaran. Pertarungan dan latih tanding adalah salah satu cara agar mereka terbiasa bertarung bagaimanapun mereka adalah calon pendekar.

"Waha wah wah, enam lawan satu, walau kalian pasti menang apakah kalian tidak malu" tiba-tiba seseorang mengomentari pertandingan. Dia adalah Sumantri, salah satu murid padepokan.

Rama Sanjaya dan yang lainnya terlalu fokus pada pertarungan dan tidak memperhatikan sekitar.

"Tentu saja kami malu, tetapi Jaka Keling yang meminta sendiri, dia ingin tahu apakah dia sanggup menghadapi enam orang sekaligus kami hanya membantunya" Rama Sanjaya mengelak walau tidak masuk akal tetapi sebagai tuan muda dia bebas berbicara apa saja.

"Oh ya, jika enam orang tidak bisa mengalahkan Jaka Keling, kau mungkin akan menambah orang untuk menyerangnya dan kau akan bilang bahwa itu keinginan Jaka Keling." Sumantri membalas perkataan Rama Sanjaya.

"Sumantri, kami hanya melakukan latih tanding biasa, bukankah hal seperti ini walau memalukan tetapi terkadang terjadi juga" Rama Sanjaya tidak bisa mengelak, tetapi pembulian dan perundungan adalah hal yang biasa terjadi, tetapi Sumantri adalah pihak yang tidak bisa dia singgung. Rama Sanjaya hanya berharap Sumantri tidak ikut campur.

Pertarungan juga terhenti, kehadiran Sumantri membuat anak buah Rama Sanjaya juga tidak bisa berbuat apa-apa. Jangankan untuk bergerak, untuk berbicara juga mereka tidak berani.

"Tentu saja, kau bebas melakukan apapun selama tidak melanggar aturan padepokan, begitu juga aku, aku juga ingin latih tanding, aku akan berpasangan dengan Jaka Keling, kami berdua bisa melawan kalian semua kau juga Rama, bisa ikut dalam latihan" Sumantri seperti yang ditakutkan Rama Sanjaya mulai ikut campur.

Sumantri mulai memasuki daerah pertarungan dan berdiri disamping Jaka Keling, melihat itu anak buah Rama Sanjaya terdiam, bahkan Rama Sanjaya sendiri terlihat mematung.

"dengan adanya kakang Sumantri Tantu saja kami tidak akan menang, mohon maaf kakang kami tidak berani latih tanding dengan kakang, sedangkan tuan muda Rama dia sedang tidak enak badan dan tidak bisa ikut latihan" Jali yang melihat adanya keheningan mencoba berbicara mewakili Rama Sanjaya.

Sebagai tangan kanan Rama Sanjaya Jali mencoba memberanikan diri, walau terkadang itu akan menyulut emosi Rama Sanjaya dan dilampiaskan kepadanya, tetapi itu harus dia lakukan, setidaknya masalah ini tidak merembet dan melebar kepada teman-temannya.

"Kami mohon pamit, aku harap tidak ada dendam diantara kita," Jali mulai pamit dan terlihat meminta maaf bukan hanya kepada Sumantri juga Jaka Keling. Tentu saja ini hanya karena ada Sumantri.

Rama Sanjaya dan kelompoknya mulai meninggalkan lokasi pertarungan, Sumantri walau hanya sendiri tidak bisa mereka singgung. Bahkan Rama Sanjaya sendiri hanya biasa diam dan pergi dengan. Kemarahannya.

"terimakasih atas batuannya kakang Sumantri" Jaka Keling menghampiri Sumantri setelah kelompok Rama Sanjaya sudah tidak terlihat.

Panggilan kakang sendiri adalah sebutan yang biasa digunakan oleh para murid padepokan kepada murid senior yang masuk ke padepokan lebih dulu. Sumantri sudah berguru selama tiga tahun, dia adalah murid pribadi empu Gandring, pemimpin padepokan Adi Sekar saat ini.

Jaka Keling sendiri sudah dua tahun, begitu juga dengan Rama Sanjaya dan beberapa anggotanya sebagian besar adalah murid yang seangkatan dengan Jaka Keling. Sisa anakbua Rama Sanjaya adalah Adi kelas yang baru berguru semala satu tahun atau kurang.

"Tidak apa-apa, aku hanya tidak suka cara mereka memperlakukan murid biasa, seharusnya sebagai anak Pademangan Rama Sanjaya bisa bersikap bijaksana" Sumantri walau anak Patih Suwanda yang pengaruh dan kekuasaannya lebih tinggi dari Demang adalah salah satu darah biru yang tetap merakyat.

"Oh ya, Sekar merekomendasikan kamu untuk  kelompok yang aku pimpin, aku kira dia hanya terpesona dengan tampangmu, tetapi melihat kemampuan bertarung mu, kau memang layak untuk aku undang" Tidak seperti kelompok Rama Sanjaya yang terdiri dari orang-orang yang hanya menjilat, kelompok Sumantri adalah kumpulan murid yang berbakat dan punya kemampuan.

Sumantri tidak membedakan kasta seseorang, selama dia bisa dan punya kemampuan,siapa saja bisa bergabung. Hanya ada beberapa kelompok yang seperti kelompok Sumantri.

Sebagian besar kelompok yang terbentuk adalah kumpulan murid darah biru yang mengumpulkan antek-antek sekedar untuk menanjung dirinya, menjadi pelampiasan atau pesuruh yang bisa mereka manfaatkan.

"Terimakasih untuk undangannya, aku tidak bisa menjawab sekarang, setidaknya aku harus menemui guruku terlebih dahulu" Jaka Keling meminta waktu, jika tawaran datang sebelum tragedi mungkin Jaka Keling tidak akan menolak, atau setidaknya akan langsung meminta ijin gurunya untuk bergabung dengan kelompok yang di pimpin Sumantri.

Tetapi saat ini adalah masalah besar, Jaka Keling masih harus menyelesaikan urusannya, juga dia tahu Rama Sanjaya tidak akan melepaskannya begitu saja.

Menjadi anggota kelompok yang di pimpin Sumantri adalah mimpi dan keinginan bagi murid seperti Jaka Keling, tetapi hanya murid terpilih yang bisa. Dan sebagian besar murid akan memilih bergabung dengan kelompok yang dibentuk para tuan muda darah biru, entah sekedar mencari aman atau sedikit menjilat untuk mendapatkan keuntungan.

"Baiklah, tetapi aku juga tidak punya banyak waktu, kau harus memutuskan keputusan secepatnya. Untuk masalahmu dengan Rama mungkin aku bisa sedikit membantu" Sumantri adalah murid Padepokan yang jarang terlihat, selain untuk menemui gurunya dan berlatih, sebagian besar waktunya dihabiskan untuk mencari pengalaman diluar padepokan. Untuk itu dia membentuk kelompok sebagai teman juga sebagai kekuatan yang dibutuhkan.

"terimakasih untuk bantuannya kakang, mohon maaf aku harus segera undur diri" Jaka Keling harus segera pergi, dia ingin segera melapor kepada pengurus padepokan, juga menemui gurunya. Jaka Keling tidak suka berbohong, tetapi dia saat ini harus melakukannya, juga dia ingin segera menyelesaikan kebohongannya.

1
Farit Pratama
ngk di jlskan tingkatan pendekar
mcnya penakut naif kurang kejam terhadap musuh JD ngk seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!