Asyifa Nadira harus menerima kenyataan pahit disaat dirinya hamil besar justru ditinggalkan sang suami mengejar wanita lain.
Dengan bekal pendidikannya dia terus berusaha membesarkan sang anak seorang diri dengan menjadi dosen di salah satu kampus terkenal.
Tanpa disangka dirinya terlibat kesalah pahaman dengan seorang mahasiswa yang mengharuskan mereka untuk menikah.
bagaimana perjalanan kisah cinta dua insan beda usia tersebut? ikuti terus ceritaku ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Dewi Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Tak terima
Dion terus menghajar Rangga tanpa ampun. Meski dengan tangan kosong dia tak gentar sama sekali.
Sementara Rangga yang sudah terkapar di atas lantai masih saja sok angkuh. Dengan wajah yang sudah berlumuran darah dia berusaha bangkit.
"Lo punya nyali juga ya bocah." Rangga tampak menyeringai meski sedang menahan sakit di sudut bibirnya yang berdarah.
Kemudian pria itu berusaha bangkit dan menyerang balik Dion. Dengan mudah Dion langsung menangkis pukulan Rangga.
Cukup mudah melawan hal kecil seperti Rangga sebab Dion sendiri adalah atlet karate pemegang sabuk hitam sejak umur lima belas tahun.
"Aaakkhh.." lagi-lagi Rangga memekik sebab tangannya yang dipelintir oleh Dion.
"Setidaknya jika ingin mencelakai orang lain belajarlah melindungi diri sendiri. Dan ya, jika kau laki-laki sejati mestinya datanglah dengan jantan jangan sembunyi-sembunyi mengancam perempuan. Dasar banci." Dion kembali menghempas tubuh Rangga kembali ke lantai.
"Hahaha, kau membela wanita bekas pria lain sampai seperti ini? Kasian sekali, apa tidak ada wanita baik-baik yang mau denganmu?" ucapan Rangga yang seolah merendahkan Syifa tentu saja membuat Dion kembali meradang.
"jaga ucapanmu Rangga. Atau aku akan menghancurkan mulutmu sekarang juga." Dion hendak menghajar Rangga namun dia mendengar suara wanita yang memekik tertahan. Sehingga dia mengurungkan niatnya.
Dion paling pantang menghajar seseorang didepan wanita. Baginya wanita adalah makhluk yang paling sensitif dan peka sehingga sering mendapatkan trauma.
"Ingat kata gue Rangga. Jangan pernah lo berani menyentuh Syifa dan juga Bella. Karena lo bakal berurusan sama gue." dengan kesal Dion pun meninggalkan Rangga.
Sekiranya cukup untuk pelajaran Rangga kali ini. Dion bisa saja menjadi kejam namun dia juga masih memiliki hati nurani. Jika saja tak ada hukum dan doaa mungkin dia sudah melenyapkan Rangga saat itu juga.
Saat Dion hendak mengendarai motornya tiba-tiba seorang wanita menghampirinya.
"Tunggu.." ucap wanita itu.
Dion memperhatikan wanita yang tampak kurus itu, rupanya itu adalah wanita yang tadi memekik di dalam rumah tadi.
"A-aku istrinya Rangga. Maaf aku hanya ingin tahu, apa yang telah dilakukan suamiku kepada Syifa?" Mona tampak terbata. Sejujurnya dia juga sangat takut kepada Dion setelah menyaksikannya menghajar Rangga tadi.
"Suamimu terus-terusan mengganggu dan mencoba melukai istriku. Dia bahkan mengancam Syifa akan mengambil putrinya. Jika dia terus seperti itu maka jangan salahkan jika aku memberinya pelajaran lebih parah dari ini." terlihat dari tatapan Dion bahwa dia tak main-main dengan ucapannya.
Mona hanya bisa terdiam gigit jari. Tak disangka bahwa suami Stifa begitu mencintainya. Ada rasa iri dalam hatinya, Syifa bahkan sudah menemukan pria yang teramat menyayanginya. Sedangkan dirinya hanyalah perebut yang kini juga mulai disia-siakan Rangga.
Mona kembali berjalan ke dalam rumahnya. Dia berusaha membantu Rangga yang masih terkapar di lantai depan pintu.
"Aarghh.. Sial, bocah tengik itu lagi-lagi menghajarku." umpat Rangga.
Mona hanya terdiam sambil memapah Rangga ke sofa. Dia mengambil kotak obat serta waslap dan air di ember. Membersihkan luka dan darah di wajah suaminya.
"Akh, sakit. Pelan-pelan bodoh." Rangga terus memekik ketika Mona mencoba mengobatinya.
Meski jengkel namun Mona mencoba untuk tetap tenang. Tak peduli dengan cacian Rangga.
"Kenapa kamu masih mengganggu Syifa?" akhirnya Mona memberanikan diri bertanya kepada Rangga.
Rangga pun langsung memicingkan matanya dan menatap Mona dengan rasa marah.
"Itu bukan urusanmu." ujar Rangga ketus.
"Rangga, aku hanya tidak ingin kamu terus terusan mengganggu mereka. Syifa sudah berkeluarga. Dan lihat sendiri kan bagaimana marahnya suami Syifa." Mona mencoba untuk mengingatkan Rangga. Namun lagi-lagi yang dia dapatkan hanyalah kemarahan dari sang suami.
"Dia itu cuma bocah tengik ingusan. Sok-sokan punya nyali gede. Paling-paling di seriusin juga ngadu ke orang tuanya." dengan sombongnya Rangga masih mengelak.
Mona yang mulai jengah akhirnya hanya diam. Mengalah demi kebaikannya. Sebab berdebat dengan Rangga tidak akan ada habisnya. Hanya kemarahan dan cacian yang akhirnya didapat.
Sementara Dion kini sudah kembali pulang ke rumah. Namun dia dibuat terkejut saat melihat Syifa sedang duduk di ranjangnya.
"Dari mana?" tanya Syifa dengan nada penasaran.
"Itu, tadi beli rokok sebentar. Nggak bisa tidur." Dion segera mencari alasan. Untung saja setelah pulang dari rumah Rangga tadi dia sempat membeli rokok sebentar.
Syifa kembali menatap Dion dengan sorot menelisik. Sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan oleh suaminya itu.
"Beneran cuma beli rokok? Nggak sedang ketemu sama cewek lain kan?" ucap Syifa dengan bibirnya yang sedikit manyun.
Dion pun langsung mendekati syifa dan menyentil keningnya. Tentu saja Syifa mengaduh karena sentilan Dion.
"Kenapa mesti ketemu cewek lain kalau di rumah aja udah ada yang secantik dan sexy begini." ujar Dion sambil terkekeh.
Syifa hanya semakin memanyunkan bibirnya sambil memutar bola matanya.
"Kok bangun sih sayang? Nggak ngantuk apa?" tanya dion lagi.
"Ngantuk sih, cuma ini habis nyedot ASI. Penuh seharian nggak dikeluarin." jawab Syifa.
"Sekarang udah selesai belum? Mau dibantuin lagi nggak?" mata Dion langsung berbinar mendengar penuturan Syifa.
"Nggak perlu ya. Udah selesai. Lagian kalau kamu bantuin yang ada malah makin merembet kemana-mana." tolak Syifa seketika.
Dion pun langsung terkekeh. Tentu saja dia paham dengan maksud Syifa.
"Tapi kalau aku minta, boleh ya. Itung-itung gantiin Bella deh, mau ya Sayang?" Dion dengan manjanya langsung menduselkan kepala ke dada Syifa.
Tentu saja Syifa langsung menjaga jarak sebab merasa geli sendiri dengan perlakuan Dion.
"Dasar mesum." omel Syifa.
"Eh, suami kok dikatain mesum. Kan itu juga termasuk ibadah sayang." rengek Dion.
Tapi Dion paham, dia hanya bercanda terhadap Syifa. Sebenarnya tidak tega Dion memintanya sekarang. Setelah apa yang dialami Syifa hari ini Dion hanya ingin istrinya merasa nyaman dan tenang.
Dion pun akhirnya memutuskan untuk berbaring dan tak lama setelahnya dia langsung tertidur.
Sebab marah-marah dan emosi tingkat tinggi yang dialaminya tadi benar-benar menguras tenaganya.
Syifa kembali menatapi wajah tampan suaminya yang tengah terlelap. Namun entah kenapa firasat Syifa mengatakan bahwa Dion baru saja melakukan sesuatu yang dia sembunyikan.
Saat Syifa hendak menyelimuti tubuh Dion dia melihat punggung tangan Dion yang berwarna kemerahan seperti baru saja membentur sesuatu.
Syifa pun tak merasa semakin penasaran. Akhirnya diam-diam dia mencari jaket Dion. Berharap menemukan sesuatu atau petunjuk lain.
Saat memeriksa jaketnya Syifa dibuat terkejut ketika mendapati ada noda darah di beberapa bagian jaketnya.
Syifa tertunduk lemas. Sebenarnya apa yang sedang di lakukan suaminya itu. Jangan-jangan Dion baru saja menghajar seseorang.
...****************...
Apakah di season2 Hana akan hamil thor...🤔🤔🤔
Lom lagi lo tau siapa yg udah lo jambak.
Kalok sampek lo tau siapa kakak tuh gadis???
Mampus lo...
Macem"sama keluarga papa Wira...
Ayo Mas Dion,Hamilin tuh bu Dosen /Facepalm//Facepalm/
Cusslah Gasskeun...💪💪💪💪💪
Jangan kasih kendor...
Hajar truss sampai gemporrr...😄😄😄