NovelToon NovelToon
Tunangan Galak

Tunangan Galak

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:211.8k
Nilai: 5
Nama Author: Arzeerawrites

“Arga, ini aku bawain sandwich buat kamu. Dimakan ya, semoga kamu suka,”

Argantara datang menjemput Shelina tunangannya hasil perjodohan karena suruhan orangtua. Ketika Shelina sudah masuk ke dalam mobil, Ia langsung mengemudikan mobil dengan kecepatan yang tinggi dan mengabaikan ucapan Shelina.

Tunangannya itu langsung panik ketika Argantara melajukan mobil dengan kecepatan yang tinggi tanpa memedulikan dirinya yang merasa trauma pernah mengalami kecelakaan lalu lintas di usia kecil.

“Arga tolong jangan ngebut, aku takut,”

“Lo pantes dapat hukuman ini ya. Nyokap gue nyuruh gue untuk jemput lo! Emang gue supir lo?! Hah?!”

“Tapi ‘kan—-tapi bukan aku yang minta, Ga,”

“Lo harus tau satu hal, gue benci sama lo! Walaupun gue udah putus dari cewek gue, dan dia ninggalin gue nggak jelas sebabnya apa, tapi gue masih cinta sama dia, dan gue nggak akan buka hati buat siapapun itu selain dia! Gue yakin dia bakal balik lagi,”

“Tapi ‘kan kita udah tunangan, Ga,”

“BARU TUNANGAN! GUE BENCI SAMA LO, PAHAM?!”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arzeerawrites, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

“Yang ngefans sama tunangan lo emang banyak kok, Shel. Seriusan dah, gue nggak bohong,” sambung Tita sambil mengangkat dua jarinya yaitu jari tengah dan telunjuk untuk membuktikan bahwa dia memang benar-benar jujur berkata seperti itu berdasarkan apa yang Ia ketahui.

“Termasuk gue fans nya. Gue ngefans banget sama Arga, cuma fans tapi ya, jangan salah paham,”

“Ya ampun, Lifa. Iya, aku tau kok. Kamu kenapa khawatir banget aku salah paham?”

Shelina mengusap lengan Lifa yang sudah dua kali menegaskan kalau dirinya hanya sekedar menyukai ketampanan Argantara, sekedar jadi fans, tidak lebih.

“Ya gue takut aja lo salah paham gitu ‘kan. Gue nggak mau pertemanan kita jadi renggang gara-gara itu hahahah. Eh tapi lo bukan tipe yang kayak gitu deh kayaknya,”

“Iya, aku paling males berantem soal cowok makanya selama ini nggak pernah pacaran. Karena mikirnya bakalan ribet punya pacar, terus takut malah ada konflik sama teman karena inilah itulah, jadi mendingan single deh,”

“Eh serius lo selama ini single?”

Shelina menganggukkan kepalanya. Ia tidak berbohong. Memang selama ini Ia belum pernah memiliki kekasih.

“Ya ampun, padahal cantik,”

“Ah kamu jangan gitu. Nanti aku terbang lho dipuji sama kamu, Lif,”

“Masa iya sih lo nggak pernah pacaran? Padahal lo hampir sempurna. Udah cantik, baik, sopan, nggak neko-neko anaknya, kok nggak pacaran?”

“Ya karena nggak neko-neko itu kali ya makanya aku nggak mau pacaran,”

“Oh iya bener, lo pengen hidup lo lurus-lurus aja ya? Kalau pacaran ‘kan bisa belok ke jalan yang nggak benar, nah itu bahaya,”

“Aku nggak mau pacaran, ribet dan dosa juga,”

“Ih pinter,”

“Aku udah ribet sama kuliah, jadi nggak mau tambah ribet dengan punya pacar. Biarin aja deh teman-teman aku pada punya pacar, katanya sih untuk nyemangatin belajar, tapi kalau aku takutnya malah nggak bisa fokus setelah punya pacar. Ditambah lagi, dosanya aku jadi nambah dong kalau pacaran. Dosa aku aja udah setumpuk gunung, malah nambah kalau pacaran,”

“Top prinsipnya, semoga gitu terus ya, sampai nikah sama Arga, cihuyyy,”

“Kalau kalian gimana? Aku penasaran, boleh tau nggak kalian pernah pacaran? Terus kalau pernah, berapa lama?”

“Gue pernah sekali,” jawab Lifa.

“Gue pernah dua kali, abis itu jomblo mulu. Gue pacaran pas SMA,” Tita ikut bercerita tentang kisah percintaannya.

“Nah sama, gue juga pas SMA. Itupun cuma setahun abis itu putus,” jelas Lifa.

“Kala gue ya, pertama pacaran itu cuma dua bulan, nah yang kedua tuh lumayan sekitar satu setengah tahunan lah,” Tita tak mau kalah juga untuk berbagi cerita kepada Shelina yang penasaran.

“Oh pas SMA? Selama kuliah belum pernah berarti?”

“Belum, dekat-dekat doang tapi nggak jadian,”

“Jiahh curhat dia,”

Lifa mendorong bahu Tita yang baru saja bercerita bahwa selama masa kuliah ini, Ia belum pernah punya pacar lagi, tapi kalau dekat dengan laki-laki pernah beberapa kali, hanya saja tak pernah sampai menjadi pacar.

“Kalian disuruh sama Allah untuk fokus kuliah dulu, jadi belum didatengin cowok yang pas deh,”

Tita dan Lifa langsung menatap satu sama lain. Ucapan Shelina langsung masuk ke hati dan pikiran mereka yang masih suka merasa iri ketika tahu teman punya kekasih, senentara mereka tidak.

“Ih kok lo omongannya bikin adem sih,”

“Bukan maksudnya menggurui atau gimana ya, tapi menurut aku nggak punya pacar jangan dipikirin, fokus aja dulu sama kuliah. Ntar jodoh nyusul,”

“Tapi jujur suka iri sama teman kalau punya pacar, Shel,” aku Lifa.

“Iya emang, tapi hilangin aja rasa iri itu, karena sebenarnya pacaran itu nggak penting, menurut aku lho ya. Lebih banyak sisi negatifnya. Nanti kalau udah selesai pendidikan nih, cari deh cowok yang pas sama kalian. Atau bisa jadi tanpa perlu kalian cari, orang itu datang ya karena emang udah waktunya untuk dipertemukan,”

“Duh adem banget kata-kata lo, jadi ngefans sama lo deh, selain ngefans sama Arga,”

“Jangan ngefans sama aku, soalnya aku bukan siapa-siapa,”

“Kata siapa? Orang lo tunangannya Arga,”

“Ya baru tunangan, ‘kan belum lebih,”

“Eh kok ngomong gitu sih?”

Shelina langsung menutup melipat bibirnya ke dalam ketika mendapat peringatan dari temannya, Lifa yang kini menatapnya tajam.

“Aku salah ya?”

“Lo ngomong gitu emang nggak bakal lebih dari sekedar tunangan? Hmm?”

“Tujuan tunangan tuh pengen ke pernikahan ‘kan, Shel?”

“Iya,”

“Nah ya udah jangan ngomong kayak tadi lagi,”

Shelina menganggukkan kepalanya. Ia hanya ragu saja, entah akan berakhir seperti apa pertunangannya dengan Argantara. Ia tidak bisa memastikan apakah akan berlanjut sampai ke pelaminan atau tidak. Mengingat Argantara sangat membencinya, dan Argantara yakin ada banyak cara yang bisa Argantara lakukan. Shelina pasrah saja kalau memang Argantara ingin membatalkan pernikahan itu. Yang jelas Shelina sudah berbakti pada orangtuanya. Shelina sendiri tidak akan mundur dari apa yang sudah Ia mulai. Tapi kalau Argantara mundur, maka terpaksa Ia akan ikut tertarik untuk mundur.

“Eh lo tau nggak mantannya Arga?” Tanya Lifa.

Shelina langsung menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Lifa. Beberapa kali Ia dengar dari mulut Argantara menyebut nama Alya. Tapi Ia sendiri tidak tahu seperti apa rupanya Alya dan bagaimana karakternya. Argantara mengaku sangat mencintai Alya, dan posisinya tidak akan pernah bisa digantikan oleh siapapun.

“Mantannya pernah kuliah di kampus kita, Shel. Tapi nggak tau deh sekarang kemana,”

“Oh ya? Mereka berapa lama pacarannya kalian tau nggak?”

“Lumayan sih dari semester awal-awal kalau nggak salah tapi pastinya nggak tau deh udah berapa lama. Sorry ya kalau gue ngomong gini, tapi mereka emang keliatan saling cinta banget, pulang pergi hampir tiap hari bareng, terus keliatannya akur-akur aja gitu, walaupun Arga banyak yang naksir, tapi mereka tetap adem ayem. Ya mungkin Alya nggak khawatir kali ya karena ‘kan Arga cinta banget sama dia, jadi Alya bodo amat sama cewek-cewek yang naksir itu, dan Arga sih emang dari dulu cuek, kecuali ke Alya,”

“Oh namanya Alya?”

“Iya, cakep sih cewek ya, tapi kata gue lebih cakep elo,”

“Nggak ada yang lebih dari aku, Ta. Buktinya Arga benci banget sama aku,” batin Shelina.

“Bener kata Tita, Alya cantik, tapi cantik lo, mukanya adem, dari muka aja udah keliatan kalau lo tuh orangnya lembut, dan setelah kenal eh beneran lembut ternyata,”

“Kalau Alya sendiri gimana orangnya?”

“Nggak dekat sama dia, Shel, soalnya ‘kan nggak sekelas. Dan jarang jadi perbincangan hangat nggak kayak cowoknya tuh yang banyak fans. Paling dia diomongin ya karena jadi pacarnya Arga, ada pro dan kontra tapi mereka tetap aja tuh awet. Nah yang gue bingung si Alya nggak pernah keliatan lagi di kampus, tapi gue juga nggak tau sih sebabnya apa. Mungkin dia pindah kampus, dikeluarin karena satu dan lain hal,” jelas Tita.

“Udah nggak usah dipikirin, Shel. Alya itu ‘kan mantannya Arga. Tita cerita kayak tadi bukan mau bikin lo kepikiran ya, Tita cuma pengen lo tau aja tentang Alya sama Arga karena lo ‘kan juga penasaran bahkan nanya,”

“Iya aku paham kok, lagian ‘kan aku yang nanya sama kalian, jadi wajar kalau kalian jelasin karena emang aku yang penasaran, makasih ya udah cerita,”

“Itu doang yang kita tau, Shel. Selebihnya nggak tau lagi deh,”

Shelina menganggukkan kepalanya. Sekarang Ia tahu gambaran hubungan Argantara dan mantan kekasihnya seperti apa. Kalau dari cerita temannya, hubungan Argantara dan Alya itu harmonis, saling mencintai, dan tidak peduli dengan apapun yang ada di luar hubungan mereka sehingga hubungan mereka bisa berdiri kokoh. Sejujurnya Ia bingung kenapa hubungan mereka bisa berakhir. Padahal mereka saling mencintai dan dari luar kelihatan baik-baik saja.

“Eh jangan bengong! Lo nggak apa-apa ‘kan?”

“Santai, aku nggak apa-apa,”

“Jangan overthingking, Shel. Mau gimanapun mantannya Arga, tetap lo yang menang, karena lo yang dipilih Arga, bahkan kalian udah tunangan,”

“Aku cuma bingung aja sih kok bisa ya mereka sekarang jadi jauh?”

“Kalau kata gue sih. Mereka putus baik-baik, terus Alya mutusin untuk pindah, mungkin karena nggak mau dekat sama Arga kali, atau emang dia ada kepentingan di luar sana makanya menjauh dari Arga, nah si Arga tunangan sama lo,”

“Aku tunangan sama Arga karena dijodohin,”

“Iya nanti cinta bakal datang dengan sendirinya kok seiring dengan terbiasanya kalian bersama jiahhh omongan gue baku amat deh hahaha,”

“Iya gue rasa mereka putus baik-baik sih. Terus Alya pindah, nah Arga dijodohin sama orangtuanya, tunangan deh sama lo,”

*******

“EH ARGA!”

Argantara mengurungkan niatnya untuk membuka pintu mobil dikarenakan Denis memanggilnya dengan suara yang lumayan keras.

Argantara mengangkat kepalanya sekali sambil bertanya “Kenapa?”

“Itu tadi gue liat si Alya sama cowok, beneran! Sumpah!”

Argantara berjalan mendekati Denis yang berdiri di sebelah mobilnya sendiri hendak masuk mobil juga tadinya tapi Denis malah mendapati sosok yang Ia kenal, dan sosok itu pernah menjadi kekasih temannya.

“Lo serius?”

“Iya, mana mungkin sih gue bohong,”

Melihat Argantara dan Denis tidak jadi masuk mobil, Ardan dan Satria yang sudah duduk di dalam mobil masing-masing akhirnya memutuskan untuk keluar menghampiri mereka berdua yang sedang membicarakan Alya.

“Ada apaan?” Tanya Satria.

“Itu barusan gue liat si Alya masuk kafe, tapi sama cowok,” jelas Denis.

“Tuh ‘kan gue bilang juga apa, Ga. Dia udah sama yang lain, lo nggak percaya sih,”

“Berisik lo aj! Gue mau liat langsung,”

“Heh jangan malu-maluin ya! Lo mau ngapain ngeliat dia langsung? Lo mau berantem sama pacarnya yang baru?”

Satria langsung menarik lengan Argantara yang akan melangkah masuk ke dalam kafe. Denis menunjuk kafe yang sebelumnya dikunjungi oleh mereka berempat. Tadi selama mereka menghabiskan waktu di kafe, mereka tak bertemu dengan Alya. Sesaat setelah mereka meninggalkan kafe, barulah Denis tak sengaja melihat Alya datang bersama seorang lelaki.

“Jangan halangi. Gue deh, Sat. Gue pengen mastiin omongannya Denis bener atau nggak,”

“Ya kali gue salah liat, Ga. Itu beneran Alya, dia gandengan sama cowok. Gue ‘kan masih ingat muka dia gimana orang pernah kenal lama kok,”

“Ya udah gue mau—“

“Arga! Gue yakin lo bakal berantem sama pasangan barunya Alya. Jadi untuk menghindari itu, lebih baik lo nggak usah ke sana,”

“Gue cuma mau mastiin aja!”

Argantara membentak Satria yang masih menahan lengannya supaya tidak kembali ke kafe tadi.

“Gue bilang jangan ya jangan! Gue nggak percaya kalau lo bilang cuma mau mastiin. Gue yakin lo bakal nyamperin Alya, dan lo bakal ngajak ribut pasangan Alya yang baru,”

Argantara berdecak dan langsung menghempaskan tangan Satria yang berusaha untuk mencegahnya supaya tidak bisa memastikan bahwa Alya benar masuk ke dalam kafe yang sebelumnya menjadi tempat mereka mengobrol sambil menikmati menu-menu lezatnya.

Sebelum Argantara melangkah pergi, ketiga temannya kompak menahan karena dikhawatirkan Argantara akan berbuat hal tidak baik di dalam kafe alih-alih cuma sekedar

memastikan.

Mereka bertiga tahu kalau Argantara merindukan sosok Alya begitu dalam. Tidak mungkin hanya ingin memastikan saja bahwa itu benar-benar Alya. Pasti Argantara akan menghampiri, lalu memeluk dan meluapkan segala perasaan rindunya. Pasangan baru Alya tidak akan terima dengan itu. Lalu terjadilah keributan. Kejadian itu sudah ada dalam bayangan Ardan, Denis, dan Satria.

1
Nadira Alexa
Lumayan
Checilia Manalu
kpn ya merekka bucinnya
Desi Irawati
lagian istrinya bego bgt. terlalu baik
Ovi Malik
bikin mati aja tuh uler
Deerma Lalu Lalang
membosankan nih ceritany bertele2
Deerma Lalu Lalang
sekarang jahat cb nti termehek2 lo
Rina Wardani
ini percakapan suami istri atau percakapan anak SD sih 🙄
Dwi Winarni Wina
muak sm shelina nanti dah jatuh cinta tau rasa dicuekim balik sm shelina.

.
Dwi Winarni Wina
Luar biasa
Dwi Winarni Wina
arga shelina gadis yg baik hati knp tdk suka dia setidaknya perlakukan dia baik2 jgn sampe menyakitinya klo emang tdk suka....
Dwi Winarni Wina
arga benci dan cinta beda tipis elo lama2 jatuh cinta sm shelina bucin banget.....
Dwi Winarni Wina
kasian shelina trauma sampai2 kakek neneknya meninggal
Dwi Winarni Wina
arga shelina gadis baik pasti cocok sm dia....
Dwi Winarni Wina
arga mending sm shelina yg jelas klo sm alya gak jelas ini...
Dwi Winarni Wina
coba arga menerima shelina sebagai calon istri km...
Renjani Soraya
kbnyakan basa basi deh thor ga tu de poin, bikin bosen
Rahma Dina
kurang bagus ceritanya banyak diulang dan alurnya datar...
Ali Assegaf
,ada ya othor bucin tingkat monyet
Cangji Romalah
mtp
Eridha Dewi
next thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!