Selingkuh Karena Kecewa

"Sayang kenapa kamu bisa ada di sini? Dan bagaimana kamu bisa masuk ke kamar Demian?" tanya wanita yang sedang bersama Demian tersebut.

Gala yang melihat tentang penghianatan yang dilakukan wanita itu secara langsung, tanpa berpikir panjang Gala mencengkram leher wanita itu hingga membuat wanita tersebut kesulitan untuk bernafas.

"Dengar Gea, kamu pikir aku tidak tahu bahwa selama ini kamu berhianat? Tapi kenapa harus di rumah ini, bukankah Selingkuhanmu ini punya istri?" Gala menatap Gea dengan wajah merah padam.

Pikiran buruk tentang Mentari kini memenuhi pikiran Gala saat ia tak kunjung melihat orang yang dicintainya itu, hingga ia tidak bisa menahan emosi saat melihat Demian dan Gea bercumbu mesra di kamar yang seharusnya menjadi hak Mentari.

"Lepaskan! Kamu tidak berhak menyakiti istriku!" Demian yang babak belur kini mencoba mendekati Gala untuk melindungi istri keduanya tersebut.

Sementara Gea tidak bisa bersuara, karena lehernya dicekik dengan begitu kuat oleh Gala. "Istri kamu bilang? Terus dia siapa?" Gala menatap Foto pengantin yang terpampang di kamar tersebut.

"Dia juga istriku, tapi dia sekarang ada di luar kota, seorang pria sah sah aja memiliki dua istri bukan?" tanya Demian yang terus berusaha untuk menarik tangan Gala yang masih mencengkeram leher Gea.

Akan tetapi, kemarahan Gala semakin memuncak saat mendengarkan ucapan Demian, hingga Gala menghempaskan Gea yang berstatus tunangannya itu dengan begitu kasar, dan menghajar Demian tanpa ampun.

"Sayang! Lepaskan suamiku! Kenapa kau menghajarnya? Seharusnya kamu senang kalau aku menikah dengan dia, bukankah selama ini kamu tidak menginginkan aku?"

Gea yang terjerembab kini bangkit terus berusaha menghalangi Gala yang menghajar Demian membabi buta. Wanita itu menatap perkelahian itu dengan wajah panik, apalagi saat melihat Demian yang kini terluka parah.

*

*

*

Sementara di luar rumah, Mentari kini baru pulang dari luar kota. Ia turun dari mobil sembari menatap ponselnya yang rusak karena jatuh dan tertindas mobil.

"Bagaimana kabar Gala ya?" Mentari bergumam sambil terus memikirkan orang yang dicintainya itu.

"Ah tidak, ini salah ... Bukankah aku sudah berjanji untuk memberi kesempatan pada suamiku? Tidak seharusnya aku memikirkan pria lain," ucap Mentari mencoba mengalihkan pikirannya dari orang yang ia cintai, lalu memasukkan ponselnya yang rusak ke dalam tasnya.

Mentari kini melangkah menuju pintu utama, namun ia mengerutkan kening saat pintu tersebut terbuka lebar dan terdengar suara keributan dari arah kamarnya.

"Ada apa ini? Apa Daddy datang ke sini karena marah pada Demian?" Mentari mempercepat langkahnya untuk memastikan keadaan.

Akan tetapi, langkahnya langsung terhenti saat ia berada di ambang pintu, Mentari begitu syok dengan apa yang ia lihat hingga wanita itu hanya bisa berdiri mematung dan menyaksikan kejadian di depan matanya dengan begitu jelas.

"Kamu tahu, Mentari itu sahabatku! Tidak akan kubiarkan siapapun menyakitinya, termasuk kau dan wanita mura-han ini!" Gala terus menghajar Demian dengan Gea yang berusaha mencegah Gala hingga wanita itu beberapa kali tersungkur karena dorongan Gala yang kuat.

Ketiga orang tersebut tidak menyadari kehadiran Mentari karena mereka kini berada dalam pikiran masing-masing.

"Ha ha ha ... " tawa Demian pecah hingga membuat Gala menghentikan pukulannya dan menatap pria itu bingung.

"Kau bodoh! Apa kau mencintainya sampai kau bela-belain menghajarku seperti ini? Aku tahu kamu tidak mencintai Gea, jadi seharusnya kamu bahagia jika ternyata tunanganmu itu istriku juga," ucap Demian yang masih tergeletak di lantai.

Sementara Gea masih susah untuk bangkit karena merasakan nyeri di sekujur tubuhnya karena dorongan Gala yang begitu kuat.

"Apa?" Mentari terkejut dengan ucapan suaminya.

Mentari kini menatap ketiga orang yang ada di kamarnya tersebut dengan tatapan yang menyiratkan luka yang mendalam.

"Kamu punya istri lain, Mas?" tanya Mentari bersamaan air mata yang mulai menetes dari kedua pelupuk matanya.

Deg

Ketiga orang yang sedang membuat keributan itu menoleh, ketiganya menatap Mentari dengan wajah yang berbeda-beda.

Gala menatap Mentari dengan wajah tidak tega, sementara wajah Demian kini pucat pasi, ada perasaan bersalah saat Mentari mengetahui semuanya. Gea yang melihat reaksi Mentari, ia hanya menarik sebelah sudut bibirnya sambil berusaha bangkit dari posisinya.

Gala yang melihat Mentari meneteskan air mata, ia yang semula berjongkok kini berdiri dan membelakangi Demian dan Gea. Pria itu mencoba mendekati wanita yang ia cintai, namun Mentari mengangkat tangannya, hingga Gala menetap di posisinya.

"Mentari aku ... " ucapan Gala terpotong saat mendengar tawa Mentari yang menggelegar di kamar tersebut.

Gala memilih diam, meskipun ia tidak mengerti mengapa Mentari tertawa setelah mengetahui semuanya.

Setelah itu, Mentari melangkah mendekati suami dan selingkuhannya itu, lalu mengelilingi Demian dan Gea seraya menatap keduanya dengan tatapan yang menyeramkan.

"Kalian tidak tau siapa aku? Kalian pikir, kalian bisa membodohiku dan membuat aku terpuruk?" tanya Mentari.

Gala balik badan, menatap Mentari dan mencoba memahami apa yang dilakukan oleh orang yang dicintainya tersebut.

Setelah itu, Mentari berjongkok di antara Gea dan Demian yang masih terduduk di lantai sambil menatap keduanya bergantian.

Lalu wanita itu mengangkat jari telunjuknya dan menggerakkan di depan wajah sang suami. "Tidak semudah itu, Demian ... " ucap Mentari seraya tersenyum sinis.

"Dan ingat!" Mentari kini beralih menuding Gea, dan meletakkan jari telunjuknya itu tepat di dahi Gea dan mendorongnya sedikit. "Aku tidak suka di permainan oleh siapa pun!"

"Sayang, kamu hanya salah paham!" Demian yang terluka, ia menahan sakitnya dan mencoba untuk memegang lengan istri pertamanya itu.

Akan tetapi, Mentari langsung berdiri hingga Demian hanya bisa menggenggam angin. "Jangan sentuh aku! Aku tidak sudi di sentuh pria brengsek sepertimu!" sentak Mentari dengan wajah yang berapi-api.

"Kamu jangan banyak alasan Tari, aku tahu kamu hanya pura-pura terluka agar bisa berpisah dengan Demian dan mendapatkan cintamu — Gala!" Gea menarik sebelah sudut bibirnya.

Mentari pun mengepalkan tangannya, lalu berjongkok kembali dan menarik rambut Gea kasar. "Jika memang iya kamu mau apa?"