NovelToon NovelToon
HUTAN LARANGAN

HUTAN LARANGAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Balas Dendam / Dunia Lain
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: elaacy

Galuh yang difitnah oleh penduduk kampung dan dibuang dihutan larangan, hutan yang menyimpang segudang misteri.
Dapatkah galuh membalaskan dendam dan menemukan dalang dari orang yang menghasut penduduk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaacy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22: Rencana

Galuh berencana ini mencari minah, sahabat dari ibunya.

"Mbah, aku ingin mencari keberadaan sahabat ibu." Ucap galuh yang sekian lama terdiam.

"Untuk apa mencari miinah?." Tanya mbah surya, ia terkejut mendengar perkataan galuh.

"Ibu menitipkan sebuah surat yang bertuliskan untuk mencari minah." Jawab galuh.

"Mau mencari kemana? Warga desa pun tidak tau kemana perginya wanita itu." Ucap mbah surya.

"Aku akan coba cari mbah." Ucap galuh yang bersungguh-sungguh.

"Huftt, menginaplah satu malam disini." Pinta mbah surya, yang langsung diangguki oleh galuh dan renggo.

Malam harinya, dikediaman mbah surya kehangatan diantara mereka begitu terlihat.

"Makan yang banyak nak, jangan malu malu." Ucap mbah surya yang terus menambahkan sayuran dan nasi kedalam piring galuh, begitu juga kedalam piring renggo.

Setelah makan malam tersebut, galuh segera membereskan tempat makan mereka tadi.

Renggo dan mbah surya sudah duduk dikursi ruang tengah, galuh segera bergabung dengan mereka.

"Kamu yakin nak mau mencari minah?." Tanya mbah surya sekali lagi.

"Yakin mbah." Jawab galuh yang mengangguk mantap.

"Baiklah, mbah tidak akan melarang mu untuk mencari minah." Ucap mbah surya.

"Terimakasih mbah." Ucap galuh yang merasa senang.

Hari semakin larut, galuh, renggo serta mbah surya segera tidur, galuh menempati kamar sang ibu yang masih terawat, sedangkan renggo tidur bersama mbah surya.

Galuh melihat-lihat foto sang ibu saat masih muda, begitu banyak foto yang tertempel didinding itu. Foto ibunya dan renggo disebuah pasar malam, serta foto sang ibu saat pernikahan damar dan minah. Pandangan galuh beralih kearah foto yang paling pojok, ia melihat foto tersebut ternyata foto minah dengan ibunya-siti.

Saat galuh membalik foto tersebut, ia mendapati tulisan.

"Kami menginap di desa melati, desa dimana minah dilahirkan, disana sangat asri dan sejuk. Aku sangat menyukai desa minah."

Isi tulisan itu yang membuat galuh sangat yakin jika minah berada di desa melati itu.

"Besok pagi, aku harus menanyakan dimana keberadaan desa melati ini." Gumamnya, ia segera merebahkan diri dikasur sang ibu, dan tak lama ia segera tertidur dengan begitu pulas.

***

Pagi harinya...

Udara dingin memasuki celah-celah bambu itu, membuat galuh terbangun. Dan segera keluar kamar yang ternyata mbah surya dan renggo sedang menata makanan, untuk sarapan pagi.

"Cucu mbah sudah bangun." Ucap mbah surya yang tersenyum lebar kearah galuh.

"Cuci muka mu dulu galuh." Ucap renggo, galuh hanya mengangguk dan segera pergi kebelakang untuk mencuci muka. Tak lama ia pun kembali dan duduk disamping mbah surya. Mereka segera makan.

Setelah selesai, galuh membawa piring itu kebelakang.

"Mbah, aku mau menanyakan suatu tempat kepada mbah." Ucap galuh yang sudah bergabung dengan mereka.

"Ingin menanyakan apa?." Tanya mbah surya.

"Dimana keberadaan desa melati, mbah." Sahut galuh, mbah surya yang mendengar nama desa itu, seketika terkejut.

"Darimana kamu mengetahui desa itu?." Tanya mbah surya dengan serius.

"Saat aku melihat foto ibu yang ada di kamar, nggak sengaja aku melihat foto ibu dan minah yang berada di sebuah kamar, aku membalik foto tersebut dan disana tertulis nama desa itu, mbah." Jawab galuh.

"Apa foto itu berada dipaling pojok?." Tanya mbah surya.

Galuh hanya mengangguk.

"Desa itu tak terlalu jauh dari sini, hanya sekitaran 1 jam saja." Ucap mbah surya.

"Aku akan kedesa itu mbah, untuk mencari bu minah." Sahut galuh, mbah surya hanya mengangguk dan segera pergi kearah dapur, tak lama pria itu kembali dengan satu kresek roti serta nasi.

"Ini, untuk perbekalan." Ucap mbah surya yang memberikan kresek itu kepada galuh.

"Terimakasih mbah." Ucap galuh yang menerima kresek tersebut.

"Kamu kapan akan pergi kesana?." Tanya mbah surya.

"Hari ini juga mbah." Jawab galuh. Mbah surya hanya mengangguk.

"Kamu pergilah kegapura desa ini, disana kamu akan mendapatkan ojek yang akan mengantarkan mu kedesa melati." Ucap mbah surya kepada galuh.

"Aku akan ikut." Ucap renggo, tiba-tiba.

"Jangan paman, paman disini saja temani mbah." Sahut galuh.

"Tapi...." Galuh segera memotong ucapan renggo.

"Tak usah khawatir paman, aku cuma sebentar kok." Ucapnya yang menyakinkan renggo. Renggo hanya menghela napas panjang, ia akhirnya mengangguk.

"Mbah, paman aku pergi dulu." Pamitnya kepada mereka berdua.

"Hati-hati galuh." Ucap renggo dan mbah surya.

Galuh hanya mengangguk dan meninggalkan perkarangan rumah itu, ia berjalan menyusuri desa yang masih asri tersebut. Sesekali ia bertemu warga yang akan pergi kesawah ataupun ladang..

20 menit berjalan, akhirnya galuh sudah sampai di dekat gapura desa, disana sudah ada beberapa ojek. Ia mendatangi salah satu ojek tersebut.

"Bisa antarkan saya ke desa melati, pak?." Tanya galuh kepada bapak ojek tersebut.

"Bisa mas, ayo naik." Jawabnya, galuh segera naik keatas motor tersebut.

Motor itu segera meninggalkan desa alas pati dan menuju kearah desa melati.

"Mas ini, orang baru ya di desa alas pati? Soalnya saya nggak pernah melihat mas sebelumnya." Tanya bapak itu disela perjalanan mereka.

"Saya hanya berkunjung saja pak." Jawab galuh singkat. Bapak itu hanya mengangguk dan tidak bertanya lagi.

Tak lama mereka sudah sampai didesa melati tersebut. Dan galuh segera turun setelah membayar ongkos. Ia segera melangkahkan kakinya untuk masuk ke desa melati yang tak jauh beda dengan desa alas pati.

Ia melihat seorang bapak-bapak yang akan pergi kesawah, galuh segera menuju kearah bapak itu.

"Permisi pak, saya boleh bertanya?." Ucap galuh, kepada bapak-bapak itu.

"Boleh mas, mau nanya apa?." Sahut bapak itu seraya tersenyum ramah.

"Rumahnya bu minah dimana ya pak?." Tanya galuh yang membuat bapak itu terkejut.

"Untuk apa mencari minah?." Bukannya menjawab pertanyaan galuh, ia malah bertanya balik.

"Ada keperluan pak." Jawab galuh. Bapak itu hanya mengangguk dan memberitahu rumah minah.

"Rumahnya berada paling ujung, saya pamit dulu mas mau keladang." Ucap bapak itu segera pergi meninggalkan galuh.

"Terimakasih pak." Sahut galuh, bapak itu hanya mengangguk.

Galuh segera melangkahkan kakinya, tak lama ia sudah sampai di depan rumah minah, disana seorang wanita tua sedang menyapu.

"Permisi, nek." Sapa galuh dengan ramah. Wanita itu seketika terkejut, tapi tak lama ia segera tersenyum kembali.

"Ada apa ya?." Tanyanya dengan ramah.

"Apa ini benar rumahnya bu minah?." Pertanyaan galuh membuat wanita itu terkejut.

"Kamu siapa? Untuk apa mencari anakku?." Ucap wanita itu dengan suara tinggi.

"Maaf nek, saya ingin bertemu dengan anak nenek." Sahut galuh dengan tenang.

Wanita itu hanya diam sembari menatap galuh dengan tajam.

"Saya anaknya siti." Perkataan galuh membuat wanita itu membulatkan matanya.

"A-anak siti?." Tanyanya dengan terbata-bata.

"Iya nek" Jawab galuh.

"Mari masuk." Ajaknya kepada galuh, mereka segera masuk kedalam rumah sederhana itu. Dan duduk dikursi yang ada disana.

"Benar kamu anaknya dari siti?." Tanya wanita itu, memastikan.

"Benar nek, nama saya galuh." Jawab galuh sekaligus memperkenalkan diri.

"Saya yanti, kamu bisa panggil dengan sebutan nek yanti." Ucap nek yanti.

"Iya nek." Sahut galuh.

"Mari ikut aku." Ajak nek yanti, yang berjalan kesebuah kamar. Dan membuka kamar tersebut, disana seorang perempuan sedang duduk menghadap jendela.

"Itu minah, dia depresi setelah kejadian yang menimpa dirinya, terutama saat mendengar siti kabur, ia merasa sangat bersalah." Ucap nek yanti sendu.

"Anak bu minah, kemana nek?." Tanya galuh, ia lupa jika saras adalah anak dari minah.

"Minah memberikan anaknya kepada sumi, wanita jahat itu." Ucap nek yanti, saat ia menyebut nama sumi pandangannya menjadi tajam dengan napas memburu.

"Masuklah kedalam sana, nenek akan melanjutkan pekerjaan nenek." Lanjut nek yanti, galuh hanya mengangguk dan segera masuk kedalam kamar itu.

1
Das ril
lanjut thor
elaacy: Okeiii
total 1 replies
Rizitos Bonitos
Bikin klepek-klepek!
Edana
Aku suka banget sama twist yang ada di cerita, semoga semakin menarik aja nanti!
elaacy: terimakasi ka, ini cerita pertama saya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!