kisah tentang seorang pemuda bodoh yang bekerja sebagai pembohong, suatu hari karma datang dan ajal menjemputnya, bereinkarnasi ke dalam salah satu buku favorit nya dan berjuang untuk membahagiakan karakter favoritnya, sang villaines dalam buku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JOSHUA HUTABARAT 258, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemukan Target
William sampai di depan sebuah rumah tua.
Dia berdiri sendiri di depan pintu setengah rusak ini.
Sebelum sampai ke tempat ini, William dan Anna telah setuju untuk mencari beberapa informasi penting.
Mereka hanya membutuhkan daftar pembeli budak dari tempat ini.
Dengan rencana yang pasti, William segera mengetuk kayu rusak di depannya.
' tuk.. tuk.. tuk.. '
" halo, apakah ada orang di dalam ? "
Setelah menunggu sebentar, suara tapak kaki muncul dari dalam tempat ini.
Pintu itu terbuka, dan sosok pria muda muncul di depan William.
Melalui wajahnya, William memperkirakan bahwa pria ini berusia awal dua puluhan.
Dengan senyum kecil, William memulai perbincangan mereka.
" perkenalkan saya seorang apoteker, salah satu teman dari pak tua Jenkins "
" pak tua itu berkata, aku bisa menemukan beberapa tikus percobaan di sini "
Pria muda itu masih menunjukkan sikap curiga, dengan nada ragu - ragu dia berkata " bos sedang tidak ada disinj, kalau kau perlu sesuatu kau bisa datang kembali nanti "
Mendengar ini wajah William tidak berubah, senyum masih menggantung di bibirnya.
Dengan nada sedikit penasaran dia bertanya " ohh... Kalau begitu bolehkah saya tahu pukul berapa bos mu kembali ? "
" saya tidak ingin melewatkan kesempatan bertemu bos anda "
" kau tahu kan, sebagai apoteker kami memiliki jadwal yang lumayan padat "
Pemuda itu terdiam untuk sementara, mungkin memperkirakan waktu kepulangan bosnya.
" kau bisa kembali pada tengah hari saat jam tua berdentang, kemungkinan besar bos sudah kembali saat itu "
William yang tersenyum, sedikit mengangguk, dengan nada ringan dia berkata " oke, tolong sampaikan kedatangan ku pada bos mu "
" jika tidak ada hal mendesak aku akan datang lagi nanti "
" terimakasih "
Dengan itu William berbalik dan pergi dari tempat ini.
Setelah berjalan beberapa saat, William bertemu dengan Anna di depan gang yang mereka setujui.
Tanpa sapaan, William melewati Anna dan berjalan terus ke ujung kota.
Anna yang mendapatkan kode dari William bergerak perlahan bersama para pelancong dalam keramaian.
Kedua nya berpisah disini, dan akan bertemu nanti, sesuai dengan rencana awal mereka.
Ketika matahari sudah terbenam, William keluar dari hotel kumuh yang dia sewa.
Dengan hati - hati William berjalan menuju gerbang sebelah timur kota ini.
Disana William melihat sosok Anna yang sedang menunggu dirinya di bawah tembok gerbang.
Kedua mata mereka berpapasan.
Anna yang melihat sosok William berjalan memasuki ruang penjaga yang ada dibelakangnya.
William masuk mengikuti Anna.
Setelah masuk, dia melihat dua sosok manusia di pojok ruangan ini.
Keduanya tertidur pulas tanpa suara.
William yang melihat kedua sosok ini sedikit mengernyit.
Dengan suara pelan dia berkata pada Anna yang duduk di depannya " mengapa masih ada saksi yang hidup ? "
" bukankah lebih baik menyelesaikan mereka segera ? "
Anna yang duduk di depan William tampak marah.
sembari melipat tangannya di depannya, dengan kepala yang bergoyang dari kiri ke kanan dia menjawab " tidak, tidak, William kau harus tahu bahwa mereka bukan target misi kali ini "
" mereka hanya tikus kecil malang yang berada di tempat yang seharusnya mereka tidak tempati "
William menatap dalam - dalam mata Anna, dia harus mengakui Anna yang sekarang tidak tampak seperti villainess dalam cerita yang dia ingat.
Kedua pasang mata saling menatap, seolah menunjukkan ketidakpuasan terhadap pendapat orang di depannya.
William yang masih tidak melihat rasa menyerah dalam mata Anna hanya bisa menghela nafas kecil.
" hahhh... Aku mengerti Anna, kau harus memastikan bahwa mereka tidak menjadi penghalang misi ini "
" jika tidak maka aku akan mengubur mereka dengan tangan ku sendiri "
Anna yang mendengar jawaban William melompat dari tempat duduk nya.
Dengan ringan dia memeluk lengan William dan bersikap manja seperti anak kecil.
" hehehe... aku tahu William adalah yang terbaik untuk ku "
" kau bisa yakin William, aku tidak akan lengah tentang hal ini "
William hanya bisa menggelengkan kepala melihat sikap Anna.
Dengan segera William kembali mengalihkan pembicaraan ke topik utama.
" apakah kau mendapat apa yang kita perlukan ? "
Mendengar pertanyaan William, Anna berhenti bermain - main, dengan segera dia mengambil setumpuk kertas dari ruang penyimpanan miliknya.
Sembari menyerahkan informasi itu kepada William, Anna menjelaskan tentang apa yang dia dapat " ini adalah informasi transaksi mereka selama sebulan penuh "
" dari reka buku ini, pendapatan organisasi mereka bersumber dari jual - beli budak "
" beberapa sumbernya berasal dari korban perang, sumber lainnya berasal dari tempat kumuh "
" terutama budak ras lain yang menjadi barang langka di pasaran "
Dengan muka jijik Anna menjelaskan apa yang dia tahu secara perlahan.
William yang mendengar itu mulai membaca berkas yang dia pegang.
Sembari membaca dia membalas perkataan Anna " kau tahu bahwa manusia memang seperti itu "
" perbudakan adalah hal biasa bagi mereka yang memegang kekuasaan, bahkan keluarga silverian memiliki beberapa planet sumber daya yang ditempati budak "
Anna yang mendengar itu juga tidak membantah, dia memberi sudut pandangan berbeda " walaupun begitu, budak milik keluarga silverian masih memiliki gaji dan hak hidup "
" bukan seperti budak disini yang bisa dibuang kapan saja "
" pada dasarnya budak keluarga silverian memiliki situasi yang lebih baik dari rakyat biasa di planet ini "
William yang mendengar itu hanya tersenyum kecil.
Budak keluarga silverian memiliki kondisi yang baik bukan karena keluarga silverian yang memberikan kondisi baik.
Melainkan karna tidak sembarang orang bisa menjadi budak keluarga silverian.
Setahu William bahkan pelayan di mansion milik mereka merupakan jenius di luar keluarga silverian.
Berdasarkan hal ini, maka alasan jenius bisa menjadi budak adalah karna keluarga silverian memberikan terlalu banyak.
Bukan hanya itu, dalam aturan keluarga silverian, jika seseorang mencapai peringkat 9 mereka bisa menjadi anggota sampingan keluarga silverian.
Atau jika mereka menemukan pasangan dari keluarga silverian, mereka bisa menjadi menantu keluarga silverian.
Beginilah keluarga bangsawan atau aristokrat mempertahankan dominasi mereka.
Dengan terus menyokong darah baru, seperti jenius kedalam keluarga, dengan demikian fondasi keluarga akan semakin kuat.
William yang selesai membaca berkas ditangannya segera menyusun rencana berikutnya dengan Anna.
" Anna dalam sebulan ini kita akan melakukan penelusuran dari bangsawan kekaisaran ini "
" target kita adalah setiap lokasi pemindahan budak dengan jumlah kecil yang berserakan "
" kemungkinan besar produk yang mereka gunakan telah terkumpul di satu tempat "
Anna yang mendengar itu tampak terkejut, dengan gugup dia bertanya " apa maksudmu William ? jangan bilang target kita kali ini melakukan uji coba pada manusia ? "
" bukankah itu sudah dilarang oleh setiap kepala keluarga beserta kekaisaran surgawi ? "
William yang mendengar pertanyaan anna menjawab dengan suara pelan.
Suaranya kecil dan tenang, seolah - olah dia takut bahwa Anna akan hancur setelah mendengar kebenaran ini.
Sambil menggenggam tangan Anna dengan erat, sembari menatap wajah cantik itu dia berkata " Anna kau harus tahu bahwa manusia adalah mahluk paling kompleks "
" mereka bisa menciptakan keajaiban terbaik di dunia "
" serta menciptakan kegelapan terburuk di dunia "
" karena itu, apapun yang terjadi aku harap kamu bisa tetap mempertahankan dirimu "
Anna yang mendengar pernyataan itu menghirup nafas dalam - dalam.
Pikirannya dipenuhi kemungkinan yang membuat nya ragu melanjutkan misi ini.
Dia tahu bahwa William mengatakan ini untuk memberi dirinya persiapan akan apa yang mereka nanti temukan.
Merasakan tangannya dalam pelukan kehangatan dari William, pikirannya mulai kembali tenang.
Dengan teguh Anna memutuskan untuk tetap melanjutkan misi ini bersama William.
" aku mengerti Will, aku paham maksud perkataan mu, walau begitu ini adalah hal yang mustahil di hindari "
" aku akan tetap bersamamu Will, aku tidak akan melarikan diri "
Dengan kalimat itu Anna merasakan kelegaan dalam hatinya, dia akhirnya melepas dirinya dalam pelukan William.