FOLLOW IG AUTHOR: @Thalindalena
“Aku ingin kau menjaga mereka 24 jam!” ucap Ricko dengan nada datar pada babysitter baru kedua anak kembarnya.
“Raisa mempunyai penyakit kelainan genetik, dia membutuhkan donor sumsum tulang belakang dari ibunya, tapi masalahnya aku tidak tahu keberadaan ibunya saat ini. Ibu si kembar adalah ibu pengganti, yang saat ini tidak tahu di mana keberadaannya. Kata dokter, Raisa bertahan hidup sampai 3 bulan lagi, jika aku tidak segera menemukan ibunya, maka nyawa Raisa tidak akan terselamatkan.” Ricko mengatakan itu semua dengan perasaan yang tidak karuan. Sebagai seorang ayah dia merasa sangat terpukul saat melihat kondisi putrinya.
Akankah, Ricko dapat menemukan ibu dari kedua anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak bisa di biarkan!
Sejak tadi Rayan tidak mau lepas dari pelukan Jasmine. Padahal sudah berulang kali Ricko mau pun Jeje menawarkan diri untuk menggendong pria kecil itu, akan tetapi Rayan tidak mau.
“Tidak mau! Aku maunya dengan Kak Jas!” Rayan menepis tangan Ricko yang ingin menyentuhnya, kemudian ia langsung memeluk leher Jasmine dengan kedua tangannya sangat erat.
“Rayan masih syok, Pak. Jadi biarkan saja seperti ini dulu. Aku akan membawanya ke kamar,” ucap Jasmine lalu segera berpamitan kepada semua orang yang ada di ruang keluarga itu.
Ricko benar-benar kesal dengan putranya yang lengket dengan Jasmine dari pada dengannya. Sepertinya posisinya saat ini mulai tergeser dari hati kedua anaknya. Ricko menatap sebal pada Jasmine yang sudah menaiki anak tangga sambil menggendong Rayan.
“Biarkan saja anakmu tenang di pelukan Jasmine. Mungkin dia merindukan pelukan seorang ibu. Ricko, Oma harap kamu segera menikah, kamu tidak kasihan dengan kedua anakmu?” tanya Jeje kepada cucunya.
“Oma, berulang kali aku tegaskan, kalau aku tidak akan menikah dengan siapa pun! Kalian tahu ‘kan kalau aku ini paling malas berurusan dengan yang namanya wanita, karena mereka itu ribet dan sangat menyebalkan! Kecuali Oma, Mommy, dan Rara,” jawab Ricko dengan tegas.
Jeje memutar kedua matanya dengan malas saat mendengar penjelasan cucunya. Ia tidak habis pikir dengan isi kepala Ricko yang tidak mau menikah dan berurusan dengan wanita mana pun.
Sepertinya cucunya itu mempunyai kelainan, Jeje mulai berpikiran negatif.
Xander tidak kalah kesal dengan cucunya itu, kemudian ia mengangkat tongkat naganya dan memukulkannya tepat di kepala Ricko sampai berulang kali.
Tuk ... Tuk!
“Awww! Opa!” jerit Ricko sambil meringis sakit dan menggosok kepalanya yang baru saja di pukul oleh Xander.
"Rasakan itu!" geram Xander puas.
“Kau akan tahu akibatnya nanti kalau kedua anakmu sudah masuk sekolah. Teman-temannya akan mengejeknya karena tidak mempunyai ibu. Kau tidak kasihan dengan kedua anakmu? Jadi, tolonglah jangan bersikap egois seperti ini!” ucap Xander seraya menghela nafas kesal, lalu beranjak dari duduknya. “Honey, ayo kita pulang!” ajak Xander pada istrinya.
Xander merasa jengah jika harus berhadapan terlalu lama dengan Ricko yang sangat keras kepala. Entah menurun dari mana sifat keras kepala dan menyebalkannya itu.
“Iya, Dad.” Jeje ikut beranjak dan segera menuntun suaminya menuju halaman rumah, di mana mobil mereka terparkir di sana.
Meski hatinya kesal dan dongkol dengan Oma dan Opanya, Ricko tetap mengantarkan kedua orang itu sampai halaman rumah. Mobil yang di naiki Xander dan Jeje sudah keluar dari area rumah mewahnya. Setelah itu ia segera masuk ke dalam rumah dan segera naik ke lantai atas, tujuan utamanya adalah kamar kedua anak kembarnya.
*
*
“Kak Jas, aku lapar,” rengek Rayan pada Jasmine yang baru selesai memandikannya.
“Iya, pakai bajunya dulu. Setelah itu Kakak akan menyiapkan makan malam untukmu.” Jasmine berkata sambil membalurkan minyak telon ke permukaan perut dan punggung anak asuhnya itu.
Rayan mengangguk patuh sambil tersenyum tipis, ia memandangi wajah Jasmine yang terlihat bersinar terang.
Baginya, Jasmine adalah sosok ibu peri yang selalu ada untuk dirinya dan juga saudara kembarnya.
Jasmine dengan telaten memakaikan baju tidur ke badan kecil Rayan. Kini pria kecil itu sudah terlihat tampan dan sangat wangi. Jasmine menjadi gemas dengan anak asuhnya itu, ia pun tidak segan langsung menciumi kedua pipi Rayan dengan gemas.
“Anak siapa sih ini? Kenapa tampan dan wangi sekali?” tanya Jasmine gemas.
“Anak Kak Jas,” jawab Rayan sambil tertawa kecil.
“Heh! Tidak boleh berkata seperti itu. Nanti kalau Daddy mendengarnya akan marah.” Jasmine berbicara sambil berbisik, menempelkan salah satu jari telunjuknya di depan bibirnya, lalu menegaskan kepada Rayan kalau dirinya ini hanyalah seorang pengasuh untuk kedua anak kembar itu.
Raut wajah Rayan terlihat sekali kalau sangat kecewa saat mendengar jawaban Jasmine.
Jasmine pun menyadari kalau Rayan kecewa dengannya, ia pun segera mengalihkan pembicaraan.
“Kakak akan membuatkan bubur ayam spesial untuk Rayan,” ucap Jasmine sambil tersenyum dan menjawil gemas hidung mancung anak asuhnya itu.
Kedua mata Rayan membulat lucu kemudian bersorak senang, pasalnya ia sangat suka dengan bubur ayam buatan pengasuhnya itu yang sangat lezat.
“Ayo!” Jasmine mengulurkan salah satu tangannya pada Rayan, agar turun dari tempat tidur. “Jangan berlari, karena Raisa sudah tidur pulas.” Jasmine mengingatkan Rayan yang sudah mengambil ancang-ancang ingin berlari keluar kamar.
“Ops! Maaf, Kak.” Rayan tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi susunya yang rapi dan putih, kemudian ia segera keluar dari kamar dengan langkah berjinjit.
*
*
“Hei, kalian mau ke mana?” tanya Ricko ketika dia sampai depan kamar kedua anaknya, tapi secara kebetulan Jasmine dan Rayan keluar dari kamar tersebut.
“Rayan belum makan malam. Bukankah Bapak juga belum makan malam?” jawab Jasmine sekaligus bertanya kepada Ricko.
“Iya, kamu benar,” jawab Ricko dengan datar. “Rayan, ayo Daddy gendong!” Ricko menatap putranya dengan penuh harap.
“Tidak mau!” jawab Rayan lalu menggandeng tangan Jasmine agar segera turun ke ruang makan.
Ricko menghela nafas kasar, seraya menatap punggung Rayan dan Jasmine bergantian. Demi otak kosong patrick, saat ini dia sangat kesal luar biasa, sejak tadi di abaikan oleh putranya.
Ini tidak bisa dibiarkan!
***
Bestie, please sekali ya, kalau habis baca jangan lupa gerakin jempolnya untuk tekan like (👍🏼), terima kasih, semuanya.