Setelah Kakak kembarnya menikah dan mempunyai anak. Kaira seperti di kejar deadline untuk segera menikah. Rasanya ia jengah padahal umur masih belum tua.
Namun siapa sangka, saat dia pasrah lamaran datang tiba-tiba. Tetapi yang menjadi masalah, dia di lamar oleh Regantara.
"Kenapa harus dia?"
"Memangnya kenapa?"
"Astaghfirullah kak...mana mungkin aku menerima pria yang jelas-jelas menyamakan wajahku dengan boneka babi!"
cuzz squele "Menikah Janda"
Dan jangan lupa follow igku weni0192
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Kaira keluar dari kamar mandi dengan rambut basah, sedikit canggung karena mendapat tatapan maut dari Regan yang kini duduk di sofa dengan memandangnya. Apa lagi terlihat jelas seringai nakal yang membuat Kaira teringat akan aktivitas tadi.
"Masih sakit, hhmm?" tanya Regan yan kini duduk mendekati. Wajah pria itu berseri dengan penampilan yang menarik. Kaira mengakui jika suaminya memang tampan.
Namun pergerakan dari Regan membuat Kaira mati gaya, suaminya melingkarkan kedua tangannya di perut dan mengecup leher Kaira dengan tatapan menggoda. Terlihat jelas dari pantulan cermin wajah Regan menatapnya dengan mata teduh dan senyuman tipis menggugah kalbu.
"Kenapa dia mendadak jadi ganteng sich...ini mata aku yang salah apa memang aku yang terbawa perasaan...."
"Kamu makin cantik, apa lagi kalo lagi manis begini. Imut seperti marsha..."
"Dan kamu beruangnya!" celetuk Kaira membuat Regan semakin gemas dan mengecup pipi Kaira dengan sedikit merusuh, hingga Kaira merengek meminta di lepaskan.
"Kita cari makan yuk! aku laper..." Regan membalikkan tubuh Kaira setelah tadi sempat membantu Kaira mengeringkan rambut. Perhatian kecil itu mampu membuat hati Kaira menghangat. Dan kini Regan tau betul jika dirinya pun lapar apa lagi tadi Regan kalap meminta mengulangnya berulang-ulang.
Setelah makan di restoran favorit Kaira, kini Kaira mengajak Regan untuk berbelanja di supermarket. Mengisi kulkas yang masih kosong agar besok ia bisa memasak sendiri. Setelah mendengar ungkapan cinta dari Regan, Kaira mencoba memperbaiki hubungan mereka dan bersikap lebih baik pada Regan. Dia lebih menghormati Regan dan menurunkan egonya.
Untuk masalah pekerjaan ia akan bicarakan kembali dengan Ayahnya karena Regan yang tidak mengijinkan ia kembali ke Jogja. Mungkin Ayahnya akan menempatkan dirinya di Jakarta, itu pun jika Regan mengijinkannya bekerja.
"Tidur saja kalo kamu lelah sayang ...." Regan menoleh ke arah Kaira yang duduk bersandar dengan mata sayu. Setelah berbelanja kini keduanya memutuskan segera pulang.
"Hhmmm....." Kaira memejamkan mata dan dengan cepat terlelap. Tangan Regan mengusap lembut kepala Kaira yang berbalut hijab memberikan kenyamanan.
Sampai di rumah, Regan begitu repot sendiri. Ia memindahkan Kaira ke kamar setelahnya memasukkan semua belanjaan ke dapur. Tanpa menunggu Kaira bangun, Regan membereskan semua barang-barang yang mereka beli tadi. Mengatur isi kulkas dengan tatanan yang rapi agar Kaira tak susah jika ingin mengambil sesuatu.
Senyum Regan mengembang setelah melihat hasilnya kemudian segera menuju kamar untuk bersih-bersih.
Kaira benar-benar tidak terganggu dengan pergerakan Regan yang kini telah naik ke ranjang dan mendekat. Bahkan kini terlihat anteng setelah Regan memeluknya dengan erat.
"Maaf ya sayang, aku buat kamu lelah." Regan tersenyum menatap wajah ayu Kaira lalu mengecup keningnya dan kembali mendekap tubuh sang istri.
Ini pagi pertama untuk Kaira menyiapkan semua kebutuhan suaminya, membuatkan sarapan dan melayani apapun yang suaminya butuhkan. Setelah beberapa hari cuti, hari ini Regan harus kembali ke kantor. Kembali berkutat dengan segala kesibukan pekerjaan dan meninggalkan Kaira di rumah sendirian.
Kaira mengantar Regan sampai depan teras, ada rasa tak biasa setelah beberapa hari selalu bersama Regan meskipun dengan banyak perseteruan. Tapi hari ini harus sendiri di rumah.
"Re, boleh nggak aku main ke rumah bunda. Pengen bilang sama Ayah masalah di Jogja. Kalo bisa mengajar di Jakarta mungkin aku ambil dari pada bete nggak ngapa-ngapain di rumah. Gimana?"
Regan tersenyum saat mendengar pertanyaan dari Kaira. Sikap Kaira yang mulai luluh dan berubah membuat Regan senang. Bahkan sekarang meminta pendapat padanya. Regan merengkuh pinggang Kaira dan menatapnya dengan cinta.
"Aku tidak ingin kamu kecapekan, tapi jika menurutmu itu baik maka aku ijinkan. Asal apapun yang kamu lakukan bukan prioritas utama. Karena yang menjadi prioritas utama kamu itu cuma aku!" Regan mencolek hidung Kaira yang kini ikut merona.
"Aku berangkat, jika ada sesuatu jangan sungkan hubungi aku. Dan satu lagi, jika mau kerumah Bunda pesan taksi saja berangkatnya, nanti pulangnya tunggu aku jemput kamu."
"Iya, ada lagi?" tanya Kaira yang sudah siap mendengarkan apapun yang akan Regan ucapkan.
"Ada, bawa semua pasukan yang ada di kamar kamu. Karena aku ingin berkenalan dengan mereka."
Ucapan Regan membuat Kaira mengernyit heran, pasukan? siapa? memangnya dia mau perang...
"Semua boneka yang mirip kamu sayang, aku ingin menanyakan pada mereka semua. Di balik tidak sukanya kamu, apa mereka mendapatkan perlakuan baik dari pemiliknya. Seperti di ajak tidur bareng gitu....." Kaira gelagapan dibuatnya, kenapa juga Regan harus mengingat mereka semua. Sedangkan setiap malam tidak absen dari pelukan pemiliknya.
Produksi kalii
..
Di kasih monongan ketika menginjak 10 thn usia perkawinan
Dan ternyata stlh punya anak Baru sy sadar knp Mgkn Tuhan ngasih lama krn faktor istri adik saya.. Yg mgk secara kesiapan mental blm siap di kasih momongan mgk secara umur Iya tp mental blm krn msh Sak karepe dhewe..
Tapi kok kyk bego Dari peran istri gimana
Haruse ga boleh menolak apapun jatah suami
Mlh bahkan sunahnya menawarkan diri, Kan Dah hatam ilmunya seorang guru pula..
Klo kesannya menghindari Dr kewajiban gitu kok kyk org ga pernah punya ilmu