NovelToon NovelToon
Pernikahan Status

Pernikahan Status

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Tamat
Popularitas:11.2k
Nilai: 5
Nama Author: Juwita Simangunsong

Enam bulan pernikahan yang terlihat bahagia ternyata tak menjamin kebahagiaan itu abadi. Anya merasa sudah memenangkan hati Adipati sepenuhnya, namun satu kiriman video menghancurkan semua kepercayaannya. Tanpa memberi ruang penjelasan, Anya memilih pergi... menghilang dari dunia Adipati, membawa serta rahasia besar dalam kandungannya.

Lima tahun berlalu. Anya kini hidup sebagai single mom di desa kecil, membesarkan putranya dan menjalankan usaha kue sederhana. Namun takdir membawanya kembali ke kota, menghadapi masa lalu yang belum selesai. Dalam sebuah acara penghargaan bergengsi, dia kembali bertemu Adipati—pria yang masih menyimpan luka dan tanya.

Adipati tak pernah menikah lagi, dan pertemuan itu membuatnya yakin: Anya adalah bagian dari hidup yang ingin ia perjuangkan kembali. Namun Anya tak ingin kembali terjebak dalam luka lama, apalagi jika Adipati masih menyimpan rahasia yang belum terjawab.

Akankah cinta mereka menemukan jalannya kembali? Atau justru masa lalu kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juwita Simangunsong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Sebuah jalan sepi di perbukitan pada malam hari, di dekat villa kosong yang jadi umpan.

Sebuah mobil hitam dengan kaca gelap berhenti perlahan di balik semak-semak. Bram duduk di dalamnya, mengenakan jaket gelap dan topi hitam, matanya menatap tajam ke arah villa megah yang berdiri di tengah sepi.

Lampu villa menyala. Di balkon lantai dua, terlihat bayangan seorang pria dan wanita tampak seperti Adipati dan Anya sedang duduk menikmati malam.

Bram berbisik, sambil memegang teropong "Akhirnya… kalian lengah juga. Terlalu percaya diri, Dip."

Di kursi sebelah, Marco duduk sambil memainkan senter kecil sambil berbisik. "Gue masih nggak yakin lo harus dateng langsung. Bukannya biasanya lo cuma main bayang-bayang?"

Bram "Ini kesempatan gue lihat dia hancur. Aku mau lihat wajahnya waktu dia tahu… dia gak bisa lindungi orang-orang yang dia sayang."

Marco "Lo beneran mau pakai cara lama? Atau mau langsung masukin ancaman ke dalam rumah?"

Bram tersenyum miring "Aku nggak perlu masuk. Cukup kirim pesan di jendela. Biar besok pagi, pas mereka bangun, mereka lihat siapa yang pegang kendali."

Marco menghela napas "Oke. Tapi kita cepat. Tempat ini terlalu sepi. Kalau jebakan, kita bakal kejebak duluan."

Bram keluar dari mobil, membawa satu tas kecil berisi sarung tangan, tali, dan secarik kertas bertuliskan "Aku selalu lebih dulu dari kamu."

Sementara itu, di dalam villa Ruang Kontrol Khusus.

Di lantai bawah villa, ternyata ruangan itu bukan kamar tidur seperti tampaknya melainkan ruang kontrol kecil yang telah disiapkan oleh Arga dan Riko. Mereka duduk di depan layar yang menampilkan kamera infrared dan night vision.

Arga senyum puas "Burung hantu masuk sangkar."

Riko melirik Adipati yang berdiri di belakang "Target terdeteksi, Pak. Bram beneran datang. Dia lagi jalan pelan ke sisi timur villa."

Adipati dingin, mantap "Jangan cegat dulu. Biarkan dia taruh ancamannya. Saya ingin tahu sejauh mana dia berani."

Anya masuk ke ruangan, khawatir "Mas… kamu yakin kita aman? Aku beneran gak nyangka dia seberani ini."

Adipati menggenggam tangan Anya "Tenang, Sayang. Semua sudah dalam kendali. Dia pikir dia sedang mainkan kita. Tapi sebentar lagi… dia akan sadar dia sedang menari di panggung yang kita siapkan."

Beberapa menit kemudian. Bram berjalan mendekati jendela lantai bawah. Ia menempelkan ancaman di kaca dengan lakban hitam, lalu mundur perlahan sambil tersenyum puas.

Bram berbisik pelan "Selamat tidur, Adipati. Nikmati mimpi buruk mu."

Tapi begitu ia balik badan…

Lampu sorot mendadak menyala terang dari dua sisi.

Riko dan Arga muncul dari balik pagar, senjata tak mematikan di tangan.

Riko "Halo, Tuan Masa Lalu. Kok nggak bilang-bilang mau main?"

Bram kaget, mundur. "Apa?! Tidak mungkin…!"

Adipati muncul dari sisi lain villa, langkahnya tegas, tatapan tajam menusuk. "Permainan selesai, Bram."

Bram panik, tapi tetap tersenyum pahit "Kamu… jebak aku?"

Adipati dingin "Kamu yang bawa dirimu sendiri ke sini. Dan sekarang… waktunya kamu hadapi kenyataan. Aku bukan milik masa lalu."

***

Ruang bawah villa hanya ada Bram dan Adipati

Cahaya di ruangan itu remang. Hanya satu lampu gantung kecil menggantung tepat di atas kepala Bram yang duduk di kursi dengan tangan masih terikat. Anya sudah pergi. Riko dan Arga berjaga di luar.

Adipati berdiri diam beberapa saat. Wajahnya menegang. Napasnya berat, tapi tertahan.

Adipati dengan nada pelan pelan. "Dulu, aku pikir... kamu penyelamatku."

Bram mendongak, sinis "Aku memang menyelamatkanmu sayang."

Adipati menatapnya lekat-lekat "Tidak jangan panggil aku sayang. Kamu hanya datang di saat aku hancur… dan kamu memanfaatkannya."

Bram tertawa kecil "Kamu bahkan gak bisa tidur tanpa aku di sebelah kamu waktu itu. Kamu menangis, Adipati. Seperti anak kecil. Kamu peluk aku dan bilang kamu gak bisa hidup tanpa aku. Dan sekarang kamu bilang aku memanfaatkan mu?"

Adipati suaranya mulai bergetar "Karena saat itu aku gak tahu siapa aku! Aku hidup dalam luka, Bram. Luka dari keluarga yang menyangkal aku , dari iman yang membuatku bertanya-tanya apakah aku berdosa hanya karena aku berbeda. Dan kamu ... kamu masuk saat aku paling rapuh! Kamu menawarkan kebahagian yang semu ... Ya kebahagian yang membuat aku tambah hancur dan terjerumus dalam dunia percintaan laknat."

Bram dingin " Itu semua aku lakukan karena aku sangat mencintaimu, Adipati. Tidak seperti orang lain. Aku terima kamu. Apa itu salah? Kita berasal dari keluarga yang membuang kita. Hanya saja orang tua mu tidak membuang mu seperti orang tua aku membuang aku Adipati. Orang tua mu tidak sepenuhnya tahu siapa kamu dan akhirnya dia mencairkan kamu istri seorang wanita dan aku tahu awalnya kamu menderita hidup bersama orang yang tidak kamu cintai."

Adipati menunduk, menahan air mata. Lalu ia duduk di hadapan Bram, mata mereka sejajar "Mungkin itu bukan salah. Tapi caramu mencintai aku… menjeratku. Kamu membuat aku takut kehilangan, takut bilang tidak, takut berpikir tanpa kamu. Kamu tahu aku tergantung padamu, dan aku menikmatinya. Tapi setelah aku menikah dengan Anya ternyata aku mulai sadar bahwa cinta aku kepada kamu itu salah. Anya datang memberikan cinta yang aku butuhkan Bram, cinta seorang wanita terhadap laki - laki."

Bram "Kau menyebut itu cinta? Kamu bahkan pergi dan berjanji akan kembali. Apa yang terjadi kau buang aku seperti bangkai.Dan sekarang kau bilang semua hanya kesalahan? Kau hanya mencintai Anya dan apa yang aku lakukan tidak berarti sama sekali?"

Adipati dengan suara lirih, penuh sesal "Aku tahu. Dan itu salahku juga. Aku pengecut. Aku lemah. Aku lari tanpa menjelaskan, karena aku takut... kalau aku tinggal lebih lama, aku gak akan bisa lepas dari kamu."

Hening bahkan sangat hening.

Adipati melanjutkan, suara pelan namun tegas "Bram… aku pernah mencintaimu. Tapi itu bukan cinta yang menyembuhkan. Itu cinta yang tumbuh dari luka, bukan dari keutuhan. Dan aku gak mau hidup dalam luka itu lagi."

Bram tak menjawab. Matanya mulai basah. Untuk pertama kalinya, wajahnya tidak lagi sinis atau penuh amarah tapi penuh kehilangan yang nyata. "Jadi ini akhirnya Adipati?"

Adipati berdiri. Ia menatap Bram seperti seseorang yang telah melepaskan beban bertahun-tahun. "Iya. Ini akhir untuk kita… dan awal bagiku yang baru. Aku gak mau hidup di masa lalu. Dan kamu juga harus berhenti mencuri masa depan yang bukan milikmu."

Bram pelan "Kamu bahagia sekarang?"

Adipati tersenyum kecil, menatap ke arah pintu yang tadi dilewati Anya. "Untuk pertama kalinya… iya."

Pintu dibuka. Arga masuk dengan tenang.

"Apa yang harus kita lakukan dengannya, Pak?"

Adipati menjawab. "Jangan sakiti dia. Tapi pastikan dia gak bisa menyentuh keluargaku lagi. Kita bawa ini ke jalur hukum. Tanpa kekerasan. Aku sudah cukup terluka untuk jadi monster seperti dia."

Bram tertunduk. Untuk pertama kalinya, dia kalah… bukan karena tak bisa melawan, tapi karena Adipati tidak lagi terikat padanya.

1
kalea rizuky
gay itu susah sembuh. percayalah
kalea rizuky
sekali menjijikan ttep menjijikan
kalea rizuky
Q aja jijik liat pati mending cari yg normal aja anya kasian Vino nanti tau bapak nya gay dlu dih itu mental anak bisa drop
kalea rizuky
laki menjijikan kek qm g pantes jd ayah tau dih najis penyakit bgt takut anya kena hiv
kalea rizuky
anya g jijik
kalea rizuky
lavender marriage jahat bgt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!