Seorang gadis muda bernama Alya dikhianati oleh kekasihnya, Raka, dan sahabat dekatnya, Mira, yang menjalin hubungan di belakangnya. Dunia Alya runtuh. Namun, tanpa diduga, dia justru dinikahi oleh Davin, om dari Raka , seorang pria dewasa, mapan, dan berwibawa. Hidup Alya berubah drastis. Dia bukan hanya menjadi istri sah seorang pengusaha kaya, tapi juga tante dari Mira dan mantan pacarnya. Dari situ, kisah balas dendam elegan dan kisah cinta tak terduga pun dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Ujian Diam dari Seorang Suami
Malam itu hujan turun deras. Di dalam rumah yang biasanya hangat, suasana menjadi dingin, tegang, dan penuh tanya.
Alya duduk di sofa ruang tengah, menggenggam jemari yang mulai gemetar, sementara Davin berdiri membelakangi jendela, menatapnya dengan mata teduh tapi penuh keraguan.
“Aku mau dengar langsung dari kamu,” ucap Davin datar, memperlihatkan layar ponsel yang menampilkan foto dirinya bersama Raka di Ubud. “Apa yang sebenarnya terjadi?”
Alya menghela napas panjang, lalu menatap mata suaminya. “Itu bukan seperti yang kamu pikirkan, Mas.”
“Jelaskan.” ujar Davin,
Dan Alya pun menjelaskan semuanya, dari pertemuan yang tidak disengaja, godaan Raka yang datang perlahan, sampai penolakannya yang tegas. Ia juga mengaku menyesal tidak langsung bicara, meski alasannya hanyalah karena ia tak ingin Davin merasa cemburu tanpa alasan.
Davin mendengarkan tanpa menyela, tanpa ekspresi. Setelah Alya selesai, ia hanya berkata singkat:
“Aku butuh waktu.” jawab Davin, akhirnya lalu pergi dari sana.
Hari-hari berikutnya berubah drastis. Davin tidak lagi selembut biasanya. Tidak memeluk, tidak mencium, tidak menyentuh Alya. Ia bersikap formal hanya berbicara jika perlu, dan lebih sering menghabiskan waktu di ruang kerja.
Alya merasa seperti tamu di rumahnya sendiri.
Namun yang tidak Alya tahu, Davin tidak diam begitu saja.
Ia menghubungi seseorang—detektif pribadi—untuk menyelidiki siapa yang menyebarkan foto itu. Ia juga memeriksa kembali latar belakang Raka… dan yang paling mengejutkan, ia mendapatkan satu nama yang tidak asing: Mira.
Ya, Mira-lah yang menyewa seseorang untuk mengambil foto itu dan menyebarkannya. Bahkan, ia menyuruh orang itu menyebar isu di media sosial anonim bahwa Alya berselingkuh dari Davin dengan mantan pacarnya.
Di sisi lain, Alya berusaha keras memperbaiki keadaan. Ia menulis surat untuk Davin, memasak makanan favorit suaminya, bahkan menyiapkan ulang tahun pernikahan mereka yang akan datang. Tapi Davin tetap dingin.
Hingga suatu malam, Alya masuk ke kamar kerja dan menemukan tumpukan berkas di meja. Di antara berkas-berkas itu, ada sebuah foto lama… foto seorang wanita muda dengan wajah cantik dan mata teduh yang sangat mirip dengan dirinya.
“Apa ini?” tanya Alya.
Davin kaget. Ia buru-buru menutup map itu, tapi sudah terlambat.
“Apa maksudnya ini, Mas? Siapa dia?” tanya Alya lagi.
Davin terdiam lama. Lalu akhirnya menjawab, pelan… “Dia mantan tunanganku. Namanya Nisa.”
Alya tercengang.
“Aku… belum pernah cerita ini karena kupikir sudah selesai. Tapi waktu aku lihat kamu pertama kali, Alya… aku merasa melihat Nisa lagi.”
Davin pun membuka kisah masa lalunya—tentang bagaimana Nisa meninggal karena kecelakaan saat mereka bertengkar hebat. Tentang rasa bersalah yang selama ini ia simpan. Tentang kenapa ia selama ini bersikap terlalu protektif dan emosional dalam hubungan mereka.
“Aku takut kehilangan kamu… seperti aku kehilangan Nisa. Itu kenapa aku jadi begitu saat lihat foto kamu dan Raka. Aku gak bisa berpikir jernih.” jelas Davin yang merasa bersalah.
mendengar penjelasan itu Alya mendekat lalu menggenggam tangan Davin.
“Aku bukan Nisa, Mas. Dan aku tidak akan meninggalkan kamu. Tapi aku juga butuh kamu percaya padaku… tanpa syarat. Seperti aku percaya padamu.” ujar Alya
Dan saat itulah… Davin akhirnya menangis. Untuk pertama kalinya, ia membiarkan semua beban dan luka lama mengalir keluar. Di pelukan Alya, bukan sebagai seorang suami yang kaya dan kuat, tapi sebagai pria yang pernah hancur… dan ingin sembuh.
Beberapa hari kemudian, Davin menunjukkan hasil investigasinya.
“Pelakunya Mira. Dia masih belum puas menghancurkan hidupmu.” ujar Davin,
Alya menatap layar ponsel yang menampilkan bukti pesan antara Mira dan seseorang yang menyebar foto itu.
“Kita harus laporkan ini,” kata Alya.
Davin mengangguk. “Tapi kali ini… aku ingin kamu yang memutuskan. Aku hanya akan mendukung.”
Dan Alya pun memutuskan, ia tidak akan diam lagi. Sudah cukup Mira menghancurkan masa lalunya. Kini saatnya ia bangkit dan melawan.
...----------------...
Pagi itu, langit Jakarta terlihat cerah, seolah ikut menandai semangat baru yang mengalir dalam diri Alya.
Bukan lagi gadis yang terluka, bukan pula istri yang diam dan menahan air mata. Hari ini, ia berdiri sebagai perempuan dewasa yang akan melawan, bukan dengan teriakan atau caci maki, tapi dengan strategi.
“Aku ingin laporkan Mira ke polisi,” ucap Alya tegas di hadapan Davin dan pengacaranya, Pak Rendra.
Davin menatapnya penuh dukungan. “Kalau itu keinginan kamu, kita akan lakukan.”
Pak Rendra pun menjelaskan, “Kami bisa menjerat Mira dengan Undang-Undang ITE karena penyebaran foto tanpa izin, pencemaran nama baik, serta pemalsuan informasi. Tapi kita harus siapkan bukti kuat, termasuk saksi.”
Alya mengangguk mantap. “Aku sudah punya semuanya.”
Beberapa hari sebelumnya, Alya sempat menghubungi salah satu teman lama dari kampus, Icha, yang ternyata tahu banyak soal aktivitas Mira di belakang layar. Icha mengaku Mira pernah memamerkan ‘rencana menjatuhkan Alya’ kepada beberapa teman, lengkap dengan rekaman suara saat ia tertawa dan berkata,
"Biar dia nikah sama om-omnya itu, tetap aja aku bisa hancurin dia kapan aja." ujar Mira sombong.
Rekaman itu menjadi bukti penting. Ditambah dengan jejak digital chat dan transfer uang dari Mira ke seorang fotografer amatir bernama Doni, semuanya menguatkan dugaan bahwa Mira benar-benar merencanakan fitnah itu.
Sementara proses hukum berjalan, Alya tidak hanya menunggu di rumah.
Ia mulai aktif lagi di media sosial. Tapi kali ini, bukan untuk pamer kemewahan, melainkan untuk membagikan cerita dan semangat untuk para perempuan yang pernah disakiti.
Ia mengunggah video pendek:
"Dulu aku disakiti orang yang paling aku percaya. Tapi luka itu yang bikin aku sadar, jika aku bisa bangkit, dan aku pantas bahagia. Jangan biarkan pengkhianatan orang lain menghentikan langkahmu."
Video itu viral. Banyak perempuan mengirim pesan dukungan, bahkan membagikan kisah mereka sendiri. Nama Alya menjadi simbol kekuatan. Dari istri yang direndahkan menjadi wanita yang diperhitungkan.
Namun, kabar viral itu juga sampai ke telinga Mira.
Mira murka.
Ia mengunggah story penuh sindiran,
"Lucu ya. Dulu nangis ditinggal cowok, sekarang sok kuat. Dasar tante-tante sok motivator."
Tapi kali ini, netizen justru balik menyerangnya. Komentar netral berubah jadi pembelaan untuk Alya:
– “Mira ini kok makin nyinyir ya? Iri?”
– “Alya elegan banget sih cara balas dendamnya. Hormat!”
– “Kalau udah kalah kelas, jangan bikin diri makin malu, Mbak.”
Mira panik. Nama baiknya di kantor mulai jadi pembicaraan. Bahkan Raka, yang sebelumnya masih sempat menyapa Mira lewat DM, kini benar-benar memutus komunikasi.
Sampai akhirnya… surat panggilan polisi datang ke tangannya.
Ia shock. Tidak menyangka Alya benar-benar membawa ini ke jalur hukum.
Mira mencoba menghubungi Alya. Berkali-kali. Tapi tak ada satupun yang dijawab.
Sampai satu hari, Mira datang langsung ke rumah Davin.
Alya sendiri yang membuka pintu. Tanpa senyum. Tanpa basa-basi.
“Aku datang untuk minta maaf,” kata Mira pelan.
Bersambung
kn ksel kl trs ngusik alya sm davin....
raka bnrn tlus atwcma modus????
kya'nya dia pduli sm alya,tkut d skiti ktanya....
aku udh mmpir lg...tp gmes pgn getok kplanya tu orng,gila bgt smp ftnah plus neror sgla sm alya....pdhl kn mreka yg udh jht....