Di hari pernikahan yang harusnya menjadi hari yang paling membahagiakan. Justru menjadi hari yang paling menyedihkan untuk Laudrea .
Mempelai pria yang sudah menjadi kekasihnya selama 2 tahun ini justru menghilang, seorang Daniel Mahotra itu melarikan diri dari pernikahannya.
Demi menjaga nama baik keluarga. Laudrea terpaksa harus menikah dengan putra pertama dari keluarga Mahotra itu.
Akan seperti apa pernikahan Laudrea dengan Firas Mahotra seorang pria yang dingin dan kaku itu menjadi suami Laudrea tanpa adanya rasa cinta?
~yuk ikuti kisah Laudrea & Firas~
Menikahi Kakak dari Calon Suamiku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.dinart, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Rea Hilang 2
Atas persetujuan dari pimpinan resto tersebut, mereka memeriksa rekaman CCTV. Namun tidak tampak sesuatu yang mencurigakan yang terlihat dari rekaman CCTV yang mereka telusuri saat ini.
"Tidak ada apapun Fir, bagaimana ini?" ucap Leon.
Lalu mereka pun berlalu pergi meninggalkan ruangan scurity tersebut.
Namun baru saja beberapa langkah mereka meninggalkan ruangan itu. Terdengar ponsel scurity itu berdering dan terdengar percakapan yang mencurigakan ditelinga Leon. Tanpa sepengetahuan scurity itu Leon menghentikan langkahnya dan mendengarkan percakapan scurity dengan seseorang yang mungkin telah membayarnya.
"Jangan coba bermain main denganku, katakan sekarang untuk siapa kau bekerja!" ucap Leon sambil memegang kerah baju scurity tersebut dengan begitu emosi.
"A.. apa maksud tuan, sa... saya tidak mengerti," ucap scurity itu dengan tergagap gagap karna ketakutan.
"Jangan berpura pura tidak mengerti maksudku, katakan atau aku akan menyeretmu ke dalam penjara!" ucap Leon dengan tanpa melepaskan tangannya dari baju scurity tersebut.
"Tapi saya benar benar tidak mengerti Tuan."
"Katakan dengan siapa kau berbicara baru saja?!"
Scurity itu terus saja mengelak hingga membuat Leon murka lalu menghajarnya dengan membabi buta tanpa ampun. Hingga akhirnya datang pimpinan dari Resto tersebut bersama dengan Firas.
Melihat rekan kerjanya dihajar habis habisan membuat scurity yang satu itu angkat bicara.
"Tuan bisa saya bicara sebentar ada yang ingin saya sampaikan kepada anda," ucap scurity itu menatap Firas.
"Katakan!"
Lalu scurity itu mulai menceritakan kebenarannya tentang potongan rekaman CCTV yang sengaja dilakukan seseorang yang tidak dikenalnya itu. Lelaki itu datang dan memberinya sebuah amplop coklat seraya mengancamnya jika memberi tahu semuanya pada siapapun yang memeriksanya maka keluarga mereka akan mendapat masalah. Scurity itupun memberitahu bahwa ada salah satu pelayan Restoran tersebut yang juga ikut terlibat dengan kejadian ini.
"Hentikan Leon, tidak ada gunanya kau menghajarnya karna dia juga tidak mengenali orang yang telah mengancamnya."
"Lebih baik kau kerahkan anak buahmu untuk mencari barang bukti di dalam Resto."
Pimpinan Restoran tersebut pun terus meminta maaf atas kejadian yang menimpa pengunjungnya lalu mempersilahkan mereka untuk mencari barang bukti yang mungkin bisa ditemukan dari salah satu pelayannya yang bekerja padanya.
Tak berselang lama salah satu anak buah Leon keluar dengan menyeret salah satu pelayan wanita beserta sisa serbuk obat tidur dengan dosis tinggi yang telah campurkan ke dalam minuman yang dipesan Rea.
"Katakan sekarang atau kau akan mendekam dipenjara dalam waktu yang cukup lama!" Firas berucap dengan emosi yang begitu meluap luap. Tatapan matanya yang tajam dan memerah itu membuat siapapun yang melihatnya itu pasti akan merasa takut.
"Ampun tuan, saya hanya disuruh oleh seorang lelaki yang sama sekali tidak saya kenal, tapi lelaki itu mengatakan bahwa dia adalah kekasih dari wanita itu," ucapnya dengan suara yang gemetar dan terus menunduk.
"Bawa pelayan itu ke kantor polisi," titah Leon kepada salah satu anak buahnya.
"Ampun Tuan, maafkan kesalahan saya." pelayan itu berlari dan bersujud di bawah kaki Leon dan juga Firas.
"Jika kau tidak mau dipenjara, katakan padaku siapa yang telah membayarmu!" geram Leon.
"Saya benar benar tidak tahu Tuan. Tolong maafkan saya." Pelayan itu terus menangis sambil memohon pada Leon dan Firas.
"Apapun alasannya, kau telah melakukan kesalahan dan harus bertanggung jawab atas kesalahanmu. Berikan ponselmu!"
Namun pelayan itu mengaku tidak memiliki ponsel.
Leon semakin geram dibuatnya.
"Dimana tas miliknya?" tanya leon pada para pelayan yang masih berkumpul di sana.
Lalu salah satu pelayan berlari kebelakang dan membuka salah satu loker yang berisi barang barang pribadi milik pelayan yang kini sedang di introgasi oleh Leon.
"Maaf Tuan, ini tas dan barang barang pribadi miliknya," ucap satu pelayan yang juga sudah lama merasa geram dengan tingkah pelayan satu ini.
Firas membuka tas itu dan menemukan ponsel milik Rea yang berada didalam tas milik pelayan itu.
"Ini ponsel milik istriku, lalu dimana kau sembunyikan istriku!" Firas mencekik leher pelayan wanita itu dengan begitu kuat hingga pelayan itu hampir saja kehabisan nafas jika Leon tidak mencegahnya.
"Fir, kau akan menghilangkan nyawanya jika terus mencekiknya!"
Namun pelayan itu memilih bungkam. Hingga akhirnya mereka menyerahkannya ke kantor polisi beserta barang bukti yang ditemukannya.
Leon kembali berpikir tentang siapa yang sebenarnya telah menculik Rea. Apakah mungkin Daniel? tapi dia rasa ini tidak ada sangkutan nya dengan Daniel. Karna setahu mereka Daniel masih ada di dalam ruangannya saat mereka keluar dari kantornya. Dan lagi pula Daniel tidak mungkin melakukan hal itu.
Kenapa aku merasa begitu sedih saat mengetahui wanita itu telah diculik, apa aku mulai menerimanya? ah itu tidak mungkin, aku rasa ini hanya rasa tanggung jawab saja karena status wanita itu saat ini adalah istriku.
Firas terus tenggelam dalam pikirannya sendiri.
"Leon segera cari dan temukan wanita itu aku tidak mau ayah dan ibu menyalahkanku atas kejadian ini."
Leon mulai merasakan sisi lembut dan kehangatan Firas mulai kembali sedikit demi sedikit.
"Bagaimana ini, kemana lagi harus mencari Rea," ucap Nilam dengan perasaan paniknya.
"Rama, aku harus menghubunginya siapa tau dia bisa membantuku." Nilam bergumam sendiri.
Kemudian ia pun mulai menghubungi ponsel Rama yang merupakan atasan di kantornya bekerja. Namun sayangnya ponsel Rama pun tak bisa ia hubungi saat ini.
*
*
*
Seorang wanita baru saja terbangun dari tidurnya. ia mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan yang di dominasi dengan warna gelap layaknya kamar seorang pria. Ditatapnya sebuah foto berbingkai kecil. Foto seorang lelaki remaja menggunakan kacamata besar dan terlihat begitu culun di atas nakas yang berada di sebelah tempat tidur yang ditempatinya itu.
"Dimana aku." Rea terbangun dari pembaringannya seraya mengingat kejadian sebelumnya.
Ia mengingat jika sebelumnya ia sedang menunggu Nilam lalu ia merasa ngantuk sesaat setelah meminum lemon tea yang baru saja disajikan oleh seorang pelayan.
Kemudian ia menyadari bahwa sekarang dirinya pasti sedang diculik oleh seseorang namun entah siapa ia sendiri pun tidak mengetahuinya tentang siapa yang telah menculiknya dan atas dasar apa ia diculik.
Ceklek
Pintu terbuka. Nampak seorang wanita berseragam pelayan membawa sebuah nampan yang berisi makanan dan minuman.
"Nona saya pelayan rumah ini yang ditugaskan untuk merawat nona," ucap pelayan wanita tersebut.
"Siapa Tuanmu?" tanya Rea.
"Maaf Nona, saya hanya bertugas untuk melayani Nona, tidak untuk memberi tahu Tentang siapa Tuan saya." Pelayan wanita itu berkata seraya meletakan nampan yang dibawanya tadi.
Rea menatap pelayan wanita yang sebagian wajahnya tertutup oleh masker. Namun matanya tidak asing bagi Rea. Seperti ia mengenal mata pelayan wanita itu.
"Baiklah jika begitu apa boleh melihat wajahmu?"
"Maaf Nona wajah saya jelek karna ada bekas luka bakar jadi saya tidak bisa membuka maskernya karna anda pasti akan merasa jijik jika melihatnya."
Setelah meletakan makanan ke atas meja pelayan wanita misterius itupun kembali keluar dan menutup kembali pintu kamar tersebut.
Setelah berada di balik pintu yang sudah kembali tertutup. Pelayan wanita itu menarik nafas panjang lalu menghembuskan perlahan seraya mengusap sudut matanya yang mulai berair.
"Maafkan saya Non," ucapnya seraya berjalan menuju ruangan khusus pelayan yang ada dibelakang rumah mewah itu. Lalu melepas masker yang melekat dan menutupi sebagian wajahnya.
.
.
.
BERSAMBUNG✍️✍️✍️.
...----------------...
*Jangan lupa tinggalkan jejak like, kritik dan sarannya ya. Agar author semangat update bab selanjutnya*
sungguh mantap sekali
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘