NovelToon NovelToon
Luka Di Balik Senyum

Luka Di Balik Senyum

Status: tamat
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Pelakor / Tamat
Popularitas:18.7k
Nilai: 5
Nama Author: retnosari

Laluna: 'Aku mengira jika suamiku benar-benar mencintaiku, tetapi aku salah besar. Yang mengira jika aku adalah wanita satu-satunya yang bertahta di hatinya'.


Jika itu orang lain, mungkin akan memilih menyerah. Namun, berbeda dengan Luna. Dengan polosnya Dia tetap mempertahankan pernikahan palsu itu, dan hidup bertiga dengan mantan muridnya. Berharap semua baik-baik saja, tetapi hatinya tak sekuat baja.


Bak batu diterjang air laut, kuat dan kokoh. Pada akhirnya ia terseret juga dan terbawa oleh ombak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon retnosari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa Dia?

Yah, itu adalah Emilia. Ia kembali karena ajakan dari Arindra. Lalu, datang kepada Luna untuk meminta maaf atas kejadian beberapa minggu lalu.

“Bu, aku minta maaf karena semenjak Ibu sakit. Bahkan aku memilih untuk pergi. Menghindar dari masalah yang seharusnya aku selesaikan,” ujar Emilia dengan penuh penyesalan.

“Sudahlah, aku tidak marah. Sekarang waktunya memperbaiki keadaan, jangan merasa bersalah atas kejadian ini.” Jawab Luna yang mana sudah menganggap Emi sebagai adiknya sendiri. Bahkan, orang yang seharusnya marah karena ikut andil dalam retaknya rumah tangganya dengan Arindra. Kini menganggap semua seakan tidak terjadi apa-apa.

Emi pun mengangguk, tetapi tampaknya ada beberapa yang belum diselesaikan olehnya.

“Besok aku akan kembali ke rumah nenek,” ucap Emi dengan wajah sedih.

“Selesaikan masalahmu dengan keluargamu. Kejar kebahagiaanmu, karena ibu juga sudah selesai dengan semuanya.”

Wajah Emi kembali sumringah. Ada secercah harapan yang diberikan oleh Luna. Entah sudah berapa tetes air mata yang ia buat. Namun, sosok mantan gurunya tak sekalipun marah atau membencinya.

Usai Emi dan Luna berbicara, datanglah Aroon dan merangkul lalu membawa Laluna pergi.

………………………..

Satu tahun kemudian, Aroon memutuskan untuk menetap di Indonesia. Pernikahan antara dirinya dan Laluna sudah terjadi beberapa bulan lalu. Memutuskan untuk berhenti dari mengajar, fokus dengan toko impiannya.

Namun, penghalang rumah tangganya belum juga sirna. Kehidupan Aroon begitu bahagia karena berhasil menikahi Luna, tetapi di sisi lain. Ada seseorang menyimpan dendam karena merasa telah merebut kekasihnya dari orang itu.

Pagi ketika mereka berdua sedang menikmati sarapan, terlebih Aroon ada proyek baru. Dengan buru-buru menghabiskan menu yang dibuat oleh sang istri.

“Sayang, jangan terlalu capek. Istirahat jika tubuhmu sudah lelah,” ucap Aroon, mencium kening Luna dengan begitu dalam.

“Aku hanya duduk, tak ada yang membuatku lelah.” Jawab Luna.

“Baiklah, kalau begitu mas berangkat dulu. Jaga diri baik-baik,” ujar Aroon lagi yang sudah bersiap untuk berangkat.

“Umh, tenang saja.”

Pagi itu Aroon sudah berangkat. Kehidupan yang dijalaninya begitu sempurna, kesempurnaan yang tak pernah didapatkan pada pernikahan pertamanya. Kini semuanya ia dapatkan dengan mudah.

Pukul sepuluh. Luna juga sudah menuju tokonya yang diberi nama ‘toko Pan Arlun’ dalam bahasa jepang yaitu berartikan roti. Sedangkan Arlun sendiri singkatan dari nama Aroon dan Luna.

“Selamat pagi, Bu!” sapa beberapa karyawan.

“Pagi juga,” timpal Luna.

“Bu, stok banyak yang habis. Ada pelanggan memesan kue untuk acara di sore hari,” ujar kepala toko.

“Baik, terima saja.”

Kepala toko itu pun mengangguk, lalu kembali mengecek apa yang harus ia letakkan di daftar rak.

Luna pun bergegas naik ke atas. Tidak mudah dalam satu tahun ini mengembangkan usahanya dari nol. Beruntung, ada Arindra, Emilia, tentunya dua orang yang begitu berarti di dalam hidupnya. Yakni Aruna dan sang suami—Aroon How. Hingga akhirnya Luna bisa mendirikan lima toko Pan dalam setahun.

Mulai mengecek keadaan dapur. Melihat beberapa karyawan sedang mengadon. Namun, beberapa saat kemudian seseorang karyawan memanggil atasannya.

“Bu, ada seseorang pembeli. Akan tetapi ….”

Kalimat itu terhenti, merasa tidak enak hati untuk mengatakannya. Sedangkan Luna sendiri sudah memberikan kode untuk melanjutkan ucapannya itu.

“Tapi beliau hanya ingin dilayani oleh pemiliknya saja.” Akhirnya karyawan Luna itu pun melanjutkan ucapannya.

“Apa aku mengenalnya,” ucap Luna dengan sedikit penasaran.

“Sepertinya nona itu baru pertama kali datang.” Jawab karyawan tersebut dengan perasaan ragu, karena awal kedatangannya sudah membuat kesal para karyawan lainnya.

Luna pun tidak menjawab, langkahnya seketika meninggalkan dapur. Berjalan dengan begitu anggun, hingga membuat perempuan asing menatap tidak suka.

“Jadi, kamu pemiliknya?” tanyanya tanpa basa-basi.

“Betul Nona, jika butuh bantuan. Aku siap membantu,” ujar Luna dengan sopan dan ramah.

“Betul sekali, kedatanganku ke sini karena ingin meminta bantuan, tapi bukan untuk memilih roti kampungan ini!” Suaranya yang lantangnya sehingga membuat menarik beberapa pelanggan.

“Nona, bahkan aku tidak mengenalmu. Jadi, jangan membuat masalah di tokoku jika tidak ingin membeli.”

Bukannya emosinya reda dan pergi dari toko Luna. Justru perempuan yang belum diketahui itu pun semakin menjadi.

“Nona, hentikan!” bentak Luna.

Sayangnya apa yang diucapkan oleh Luna tidak digubrisnya.

“Kalian semua dengar! Dia–wanita ini sudah merebut calon suamiku hingga membuatnya tidak pulang ke negaranya. Lalu memilih menikah dengan wanita pemilik toko murahan seperti dia!”

Huuuu ….

Dasar pelakor.

Dasar perebut suami orang.

Seperti itulah cuitan dari para pelanggan. Luna pun semakin bingung, mana yang harus ia percayai. Perempuan asing itu atau suaminya? Semuanya membuatnya bingung sekaligus marah karena Aroon sudah berbohong jikapun itu benar.

“Apa buktinya jika aku merebutnya darimu? Bahkan aku tidak mengenal siapa yang Nona maksud,” ucap Luna, berpura-pura tidak tahu untuk sementara.

“Jangan berpura-pura. Aroon adalah tunanganku, aku harap matamu tidak buta untuk melihat potret ini.” Lekas wanita tersebut menunjukkan gambar dua orang yang sedang berpelukan di ponsel miliknya.

“Apa ada yang ingin kamu jelaskan, … hahaha dasar pelakor, mau mengelak pun percuma karena apa yang aku katakan adalah fakta!” ucap wanita asing itu lagi.

“Yang aku tahu jika Aroon tidak memiliki kekasih, bahkan calon istri. Terlebih lagi, keponakannya adalah sahabatku. Tentunya kamu tahu siapa yang aku maksud,” serang balik Luna dan di situlah perempuan tersebut sedikit gugup.

“Itu karena dia sahabatmu, makanya menyodorkan wanita murahan sepertimu. Dasar janda tidak tahu diri!”

Plak!

Satu tamparan mendarat sempurna. Sehina itukah seorang janda di mata orang, bahkan sematan itu ia pun tidak ingin didapat. Namun, jodohnya harus berhenti setelah lima tahun ini dan berakhir di pengadilan Agama.

“Kamu, awas saja. Aku akan mengatakan kepada Aroon jika kamu sudah menamparku!” sungut perempuan itu yang tak terima atas tamparan tersebut.

“Bahkan kamu harusnya mendapatkan lebih dari ini.” Jawab Luna dengan sorot matanya yang tajam.

“Cih, jangan bangga karena kamu sudah berhasil menamparku. Nyatanya kamu lebih buruk dari ini, lihat saja. Aku akan memastikan jika Aroon akan kembali kepadaku,” ucap perempuan tersebut dengan lantang.

“Pergi dari tokoku sekarang juga, pergi!” usir Luna dengan amarah yang membuncah.

Berhasil membuat Luna marah, akhirnya wanita itu pun pergi dengan seulas senyuman. Menurutnya, dia pantas mendapatkannya karena telah berhasil merebut teman masa kecilnya. Perempuan itu pun sudah bersusah payah untuk mendapatkan Aroon. Bahkan sampai detik ini ia tak akan menyerah.

Sedangkan di dalam toko.

“Bu, Ibu naik ke atas. Biarkan aku membuatkan minum agar bisa sedikit tenang,” ujar karyawan dari Luna.

“Terima kasih.”

Satu tahun ini, ia sudah bersusah payah menyelesaikan masalah. Berdamai dengan luka di hatinya, tetapi tiba-tiba saja. Tak ada hujan tak ada angin. Badai menyerangnya hingga mengenai tubuhnya. Gemetar, takut, kekecewaan kini menjadi satu setelah mendengar pengakuan dari perempuan asing itu.

“Apa salahku selama ini? Bahkan aku tidak pernah merebut kebahagiaan orang. Namun, kenapa takdir kembali mempermainkanku.”

1
Dewi Dama
malas baca novel ini...perempuan yg tdk punya..malu...
Sammai
Aroon seperti orang bodoh
Soraya
knp gak dilaporin ke polisi aja sih
🤗🤗: mungkin Aroon masih memberi kesempatan, kak. terlebih mereka pernah berhubungan baik.
total 1 replies
Soraya
ayuta nyamar
🤗🤗: iya kayaknya kak.
total 1 replies
Mar lina
apakah Luna
lagi hamil?
lanjut thor ceritanya
🤗🤗: doakan kak, biar cepet hamil.
total 1 replies
Soraya
lanjut
Mariani
dimana mana ulet bulu meresahkan
🤗🤗: bener, Kak. mana gatelnya awet.
total 1 replies
Soraya
lanjut thor
🤗🤗: siap Akak🥰
total 1 replies
Rizky Sandy
g ada mantan jadi saudara,,, mending pergi menjauh,,,,
🤗🤗: ada, bahkan dunia nyata pun ada. tinggal kitanya yang harus melupakan masa lalu biar gak terjebak.
total 1 replies
Soraya
knp paman sama bibinya luna gak gak dikabarin klo aluna kecelakaan
🤗🤗: di sini dia gak punya keluarga kak, dari sejak muda mereka sudah tiada.
total 1 replies
Blu Lovfres
akur novel yg menyebalkan bikin emosi dgn peran wanita nya yg jdi mayat hidup
Soraya
bingung mau komen apa
🤗🤗: komen aja yang pengen kakak ungkapin😄
total 1 replies
Soraya
mampir thor
🤗🤗: makasih akak🥰
total 1 replies
Azlin Hamid
Luar biasa
Atika Sari
bsa dijual,trus bli rumah lgi
🤗🤗: yups bener kak. nanti bagi dua.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!