follow ig ku @zariya_zaya
Kemala tidak pernah menyangka kalau ia akan menikah dengan pria asing yang merupakan tetangganya sendiri demi menyelematkan nyawa ayahnya. Ia tidak tahu bahwa di hari pernikahannya, merupakan hari terakhir ia bisa melihat manusia. Sebab, pria yang dinikahinya, adalah seorang vampir dan Kemala terjebak dalam dunia sang vampir tampan nan mempesona.
Akankah sang vampir membiarkan Kemala hidup? Apakah pernikahan Kemala berakhir bahagia? Bagaimana dengan nasib ayahnya yang tengah koma?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Titin Supriatin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21 Selayang Pandang
Sungguh Kemala tidak habis pikir dengan niat baiknya Richard sampai memberikan hadiah mobil yang jelas sangat tidak masuk akal bila dimiliki oleh ayahnya. Richard sendiri malah bersikukuh akan memberikan hadiah tambahan seperti kapal, kereta dan bahkan pesawat pula. Sempat terjadi perdebatan kecil antara sepasang suami istri beda alam itu sehingga membuat ayah Kemala hanya geleng-geleng kepala.
Punya mantu gini amat ya, dermawannya kebangetan, batin Daries dan segera menengahi perdebatan antara Richard dan Kemala. Daries menolak semua hadiah Richard dengan alasan hal itu tidak ada manfaat untuknya sama sekali.
“Kalian jangan berdebat lagi, seperti anak kecil saja.” ayah Kemala menatap lurus menantu tampan yang agak aneh itu. “Nak Richard, daripada kau memberiku mobil dan barang-barang mewah lainnya, sebaiknya potong saja hutang putriku yang 200 juta itu supaya dia tak perlu bekerja lagi denganmu untuk melunasi hutang-hutangnya,” ujar Daries.
“Itu hanya alasan Kemala saja Sir. Sejujurnya, 200 juta hanya sebagai bentuk mahar pemanasan agar saya bisa menikahi Kemala. Dan kedatangan saya kemari, meminta restu langsung dari Anda. Sebab, saya harus mempertemukan Kemala dengan keluarga besar saya di Kanada, secepatnya, mala mini juga.” Richard benar-benar to the poin tanpa basa basi.
“A-apa? Kanada?” ayah Kemala langsung terkejut. “Memang itu letaknya di Indonesia bagian mana?” tanyanya dan membuat menantunya tersedak.
“Ayah, Kanada tidak ada di Indonesia, tapi di Amerika. Jauh sekali dari sini dan harus menyeberangi samudra,” terang Kemala. Maklumlah, namanya juga orang desa mana tahu apa itu Kanada ataupun Amerika.
“Yah … jauh sekali, ya? Aku tidak mungkin bisa ikut kalian. Diusiaku yang sekarang, sepertinya, aku tidak bisa bepergian jauh.” Daries membuang napas agak sedikit kecewa. Tapi dalam sekejap ia langsung bersemangat lagi. “Ya sudah, pergilah, aku merestui pernikahan kalian. Cepatlah kembali kemari dan bawa cucu yang banyak saat kalian datang lagi nanti.”
Richard ikutan bersemangat setelah mendengar restu dari mertuanya. Vampir tampan itu langsung berdiri menjabat tangan mertuanya.
“Dengan senang hati akan saya lakukan Sir. Saya akan menjaga Kemala dengan baik supaya nanti bisa melahirkan banyak cucu untuk Anda.” Saking senangnya Richard, ia memeluk tubuh kurus kering ayah Kemala.
Keduanya tertawa bersama-sama membayangkan banyaknya anak kecil yang berseliweran di rumah gubuk ini dengan riangnya. Belum apa-apa saja mereka berdua sudah menghayal yang bukan-bukan. Kalau Kemala jangan ditanya, dari tadi ia sudah tepok jidat berkali-kali menghadapi suami dan ayahnya. Sepertinya, ayah Kemala ini sudah mendapatkan menantu idaman.
Kekacauan apalagi yang sedang Richard buat sekarang, batin Kemala.
“Tapi Sir, kami tidak bisa meninggalkan Anda dalam keadaan seperti ini. Semua pengawal setiaku akan menjaga Anda 24 jam penuh. Tidak usah memberi mereka makan karena mereka bisa mencari makanan mereka sendiri. Selama kami pergi, kehidupan Anda akan terjamin makmur. Rumah ini juga akan secepatnya di renovasi. Gilberto akan sering menengok Anda.”
“Geledo? Siapa Geledo?” tanya ayah Richard bingung.
“Gil-ber-to, Sir. Dia asistenku. Saat ini dia sedang ada urusan penting jadi tidak bisa ikut kemari. Kami harus berangkat malam ini juga Sir. Maafkan kami.” Richard kembali memeluk ayah Kemala seolah dialah anak dari Daries, bukannya Kemala. Hanya dalam waktu sekejap, ayah dan menantu itu cepat akrab sekali karena mereka berdua sefrekuensi.
Tanpa membuang banyak waktu, Richard benar-benar hendak membawa pergi Kemala dari desa setelah mendapat restu dari ayahnya. Berat rasanya bagi Kemala meninggalkan pria paruh baya itu. Gadis itu bahkan menangis sesenggukan karena tak sanggup menahan rasa sedihnya harus berpisah lagi dengan ayah tercinta.
“Pergilah, Nak. Jangan menangis, temukan kebahagiaanmu dengan orang yang kau cintai. Selama kau hidup di sini, ayah tak bisa memberikan apa-apa untukmu. Sekarang ada orang yang benar-benar akan membuatmu bahagia. Ini kesempatan bagimu untuk hidup jauh lebih baik dari sebelumnya. Doaku bersamamu, Sayang. Lekaslah kembali saat kau sudah punya banyak anak nanti. Ayah akan menunggu saat membahagiakan itu tiba.” Daries memeluk erat putri satu-satunya yang ia besarkan dengan cinta dan kasih sayang meski hidup mereka hanya serba kecukupan.
Pria paruh baya itu sangat bersyukur memiliki Kemala sebagai putrinya karena gadis itu tumbuh menjadi wanita yang baik. Ia sangat bahagia karena putri tercintanya telah mendapatkan pangeran tampan yang tampak amat sangat mencintai Kemala meski agak aneh di mata Daries. Namun, bukan masalah karena yang terpenting bagi pria paruh baya itu, adalah kebahagiaan putrinya.
“Kemala akan sering-sering menghubungi Ayah dan memberikan kabar. Jaga diri ayah baik-baik ya …,” isak Kemala dan sekali lagi memeluk tubuh kurus ayahnya.
Perpisahan ayah dan anak itu tak terelakkan lagi, tapi kali ini Daries melepas kepergian putrinya, untuk menjemput kebahagiaan yang tak bisa ia berikan tapi dapat dipenuhi oleh Richard. Richard sendiri sudah berjanji akan menjaga Kemala dengan sangat baik lebih dari apapun.
Pasangan suami istri itupun pergi meninggalkan desa tepat ditengah malam buta di aman semua orang tertidur dengan amat sangat pulas. Richard meninggalkan mobil mewahnya di sebuah rumah kosong yang entah milik siapa dan pergi menggendong Kemala dan terbang ke Angkasa menuju Kanada.
Awalnya, Kemala sangat takut digendong Richard yang sedang melesat cepat. Namun vampir tampan itu benar-benar melindungi istrinya luar dalam. Richard baru berhenti bergerak bila hari sudah menjelang pagi. Kali ini vampir tampan itu tiba di Korea dan langsung check in hotel pukul 03.00 dini hari waktu Korea.
“Kita akan tinggal di hotel ini sementara sampai matahari kembali terbenam, baru lanjut terbang lagi. Kau tidak keberatan, kan?” tanya Richard saat keduanya sudah berada di penginapan berkelas ala hotel bintang 5.
“Ini di mana? Apa masih di Jakarta atau Malaysia?” tanya Kemala bingung, selama diajak terbang, ia meringkuk dalam dekapan Richard sehingga tidak tahu ada dimanakah dia sekarang.
“Kita ada di Korea, Cagiya … di negeri gingseng.” Richard mendekat ke tempat istrinya berdiri yang langsung terkejut setelah tahu ada di mana mereka saat ini.
“Kau serius? Baru juga beberapa jam saja kau terbang dan sekarang kita ada di Korea?” pekik Kemala antara percaya dan tidak percaya. Gadis itu berlari ke depan jendela dan membuka tirai jendela kamarnya.
Kemala langsung disuguhkan dengan banyaknya bangunan gedung-gedung menjulang tinggi dan juga papan reklame berukuran besar berisi artis TOP Korea saat ini. Melihat bahwa ini benar-benar negeri ginseng, Kemala sangat senang. Ia tidak pernah menyangka bakal menginjakkan kakinya di negara ini.
“Kau suka?” tanya Richard sambil memeluk tubuh Kemala dari belakang. Wajah Richard berkilauan karena terpapar sinar matahari.
Menyadari hal itu, Kemala langsung menutup kembali tirainya. “Maaf, aku terlalu senang sampai lupa kalau kau berbeda denganku.”
“Tidak apa-apa …” Richard, semakin mengeratkan pelukannya dan mencium pipi merah merona istrinya. “Lagipula, cuma ada kau dan aku di kamar ini.”Richard membalikkan tubuh istrinya dan menempelkan keningnya di kening Kemala.
Tanpa permisi dulu, vampir tampan itu menggendong istrinya dan meletakkannya di atas tempat tidur. Mata pasangan kedua suami istri itu saling beradu pandang satu sama lain seolah siap melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan sebagai pasangan suami istri. Kemala sendiri sepertinya sudah siap lahir batin menyerahkan semuanya pada pria yang amat ia cintai.
“Kau tidak keberatan … bila aku … mencobanya?” tanya Richard minta izin.
“Tidak … ini sudah kewajibanmu sebagai suamiku, tapi aku takut …,” ujar Kemala terbata-bata.
“Aku juga takut, aku takut aku tidak bisa mengontrol diri, tapi kita harus melakukannya. Demi keselamatanmu saat bertemu dengan keluargaku. Kau bisa memukulku atau lakukan apapun jika aku mulai lepas kendali.” Richard mengecup pelan kening Kemala saat ia akan memulai ritual malam pertama keduanya.
BERSAMBUNG
***