Tak ingin adiknya meninggal, Arum Marchelya (18) gadis cantik yang hidup hanya berdua dengan sang adik tirinya itu bersusah payah mencari pinjaman untuk kesembuhan Kamelia yang mengidap penyakit leukemia. Karena biaya berobat tidak mencukupi untuk kesembuhan adiknya, Arum terpaksa memberanikan diri untuk meminjam 100 juta pada Bos Rentenir. Tapi nasib malang menimpanya, Arum yang cantik jelita malah dipaksa untuk menjadi istri keempat Rentenir yang berusia 40 tahun.
Arum yang masih belia langsung menolak hingga ia pun dikejar oleh tujuh Preman. Arum mencoba kabur sebelum tubuhnya diperkosa oleh Preman milik Rentenir itu.
Namun tiba-tiba Arum tidak sengaja bertemu dengan sosok pria misterius. Ia pun meminta pertolongan padanya, berharap selamat dari kejaran tujuh Preman. Tetapi, Arum tidak sangka pria misterius itu menawarkan uang 100 juta apabila ia bersedia melahirkan anak untuknya.
"Lahirkan anak untukku, sayang."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asti Amanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Mual Kembali
Rayden memasuki ruang belajar milik Ibu tirinya. Ruangan itu berfungsi sebagai tempat Barsha bekerja mengatur keseharian para pembantu dan tentunya berbagai hal yang berhubungan dengan organisasi Mafia. Kening Rayden pun mengerut tidak ada satu orang di dalam ruangan itu. 'Kemana Nyonya tua itu?' pikir Rayden mendekati meja kerja Barsha.
'Apa jangan-jangan wanita ini sedang menemui ayahku?'
Rayden menyentuh dagunya, ia penasaran kemana Ibu tirinya ini.
Tok tok tok
'Excuse me, Tuan," seseorang memanggilnya dari pintu. Rayden pun menoleh pada Asisten itu.
"Braga," Rayden menghampirinya.
"Selamat datang kembali, Tuan." Braga membungkuk setengah badan menghormatinya.
"Ehem... kau lebih cepat menyambut ku daripada Nyonya Barsha, kemana wanita itu?" Seperti biasa, tatapan Rayden datar dan dingin. Ia memang memiliki dua karakter. Saat berada di luar ia bebas mengeluarkan ekspresi, tetapi sebaliknya bila ia sudah berada di dalam Mansion, hanya dua ekspresi itu dikeluarkan.
"Nyonya dari tadi pergi ke tempat Tuan besar,"
"Mansion ayah? Untuk apa lagi dia ke sana?" Suara Rayden langsung meninggi, ia tampak marah dan terkejut Nyonya Barsha ke sana. Firasatnya mulai tidak enak.
"Tentu hanya untuk memberi kabar pada ayah anda jika Tuan sudah kembali," jawab Braga jujur.
Rayden duduk di kursi Barsha, ia menghela nafas panjang lalu menyentuh kepalanya yang berdenyut.
'Sudah aku bilang, jangan langsung ke sana!' celetuk Rayden dalam hati. Ia agak menyesal memberitahu kepulangannya pada Barsha saat masih di kapal pesiar.
"Untuk apa anda mencari Nyonya, Tuan?" Braga menghampirinya dan berdiri di depan meja kerja itu.
Rayden bangkit dari kursi, ingin melihat Arum dari pada menunggu Barsha kembali.
"Saya punya urusan dengannya, jika dia telah pulang, kau beritahu padanya untuk menemuiku ke perpustakaan,"
"Baik, Tuan."
Rayden meninggalkan Asisten Braga begitu saja, menyusuri bagian Mansion dan melihat-lihat situasi dalam mansion yang tidak ada perubahan sama sekali. Padahal sudah lima bulan ia tinggal di luar mansion. Bukankah bagus jika dia datang dan mendapat perubahaan?
Namun pandangannya pun beralih pada suara tidak familiar. Daisy, ya suaranya yang tengah menertawai Arum sampai juga ke telinga Rayden. Pria itu berjalan cepat sebelum Daisy bermain kasar.
Arum berdecak sakit, hatinya bergemuruh mendapat cacian dari Daisy yang menganggapnya sebagai gadis jelata yang beruntung bekerja menjadi anak pembantu.
Bahkan dengan angkuhnya, Daisy melangkahkan kaki mendekati Arum. "Ada apa denganmu? Kau takut sampai diam begitu? Hahaha… jangan-jangan kau sedang pipis di celana tidak kuat melihat gadis cantik sepertiku di mansion ini," tawanya lagi-lagi menyebalkan.
"Cih, saya tidak ada urusan denganmu." Arum membuang muka ingin pergi. Daisy menggigit bibir kesal. 'Sialan, beraninya dia mengabaikan aku' Langsung saja tangan Arum ditarik paksa hingga gadis itu berbalik bertatap dengannya lagi.
"Lepaskan!" Arum balas menarik paksa tangannya. Dua matanya sudah malas memandangi Daisy.
"Hei, pembantu kampung! Inikah sikapmu padaku? Aku ini Putri dari pria kepercayaan di tempat ini, dan kau hanya gadis jelata yang numpang kerja di Mansion calon suamiku. Harusnya kau membungkuk hormat padaku!" ujarnya marah-marah.
Pembantu di sebelah Arum sudah dari tadi menggigil ketakutan. Ini pertama kalinya ia melihat amarah Daisy membara. Memang semua orang patuh dan menghormatinya, dan hari ini ia juga tak sangka Arum mengundang kemarahan Daisy.
"Apa itu perlu?" tanya Arum menatapnya datar. Ekspresi itu semakin membuat Daisy geram, ia merasa gadis di depannya masih belum sadar dengan posisi yang ia miliki.
"Ya Iyalah! Berapa kali lagi aku harus katakan padamu, ha?" Tangan wanita itu telah mengepal kuat-kuat. Ia kapan saja bisa menampar Arum.
"Jika aku tidak mau, apa yang akan kau lakukan padaku?"
Pembantu mendesis, bingung mengapa Arum malah bicara begitu? 'Ya Tuhan, apa ini akan jadi masalah nanti?' batin pelayan ingin melerai mereka, tapi Daisy dengan cepat mengangkat tangan sebelah untuk manampar Arum.
"Kau!" Arum tetap kokoh berdiri.
Tap! Arum pun terkejut setelah tangan Daisy ditangkap seseorang. Ia pun menoleh ke pemilik tangan itu.
'Tuan Rayden? Dia sudah kembali?' Arum menatapnya dan tersenyum.
"Daisy! Apa ini sambutan untukku? Membuat keributan dan berteriak di Mansionku?!" Rayden menghempaskan tangan itu dan tidak lupa membentaknya.
'Hah, Mansion milik Tuan Rayden?' pikir Arum terkejut. Namun rasa terkejutnya meningkat setelah Daisy dengan manja bergelayut di lengan Rayden.
"Oh Ray, aku ini sedang memarahi pembantu tidak tahu diri ini, masa dia tidak tahu kalau aku ini Istrimu. Kau jangan marah padaku dong!"
'Ha? Istri?' Arum terbelalak. Jantungnya hampir berhenti berdetak. Rayden pun melirik Arum, ia tahu gadis ini sedang shock. Dengan tatapan dingin, Rayden pun mendorong Daisy lepas darinya.
"Kau masih calon, belum jadi Istriku. Sekarang pergilah ke ruanganku, aku akan menemuimu di sana," ucap Rayden datar. Daisy cemberut tidak diberi senyuman satu pun, ia pun menunjuk Arum.
"Kalau begitu, aku ingin kau mencambuk dia!" ujar Daisy masih belum ingin melepaskan Arum.
"Kenapa saya harus dicambuk?" tanya Arum menunjuk dirinya.
Daisy menggertakkan rahang lalu dengan lantang memarahinya lagi. "Dasar gadis kampung! Kau tidak menghormati ku, tentunya kau perlu dihukum!"
"Hentikan!" Rayden balik membentak Daisy.
"Daisy, pergilah ke ruanganku sekarang juga!" kelakar Rayden menunjuk ke arah kanan mansion.
"Cih, baiklah! Kali ini kau lepas, tapi jika aku sampai melihatmu lagi, kau jangan harap dapat hidup tenang di mansion ini!" decak Daisy membuang muka lalu pergi dengan sombongnya. Ia mengoceh tidak karuan tiba-tiba saja Rayden melindungi gadis itu.
Rayden menghembus nafas berat, ia pun menatap Arum yang sedari tadi menunduk.
"Bawa dia ke kamarnya,"
"Baik, Tuan!" Pelayan membawa Arum pergi. Sedangkan ia pergi menemui Daisy dulu. Arum menengok ke belakang, melihat punggung Rayden yang membelakanginya dan menjauh. Arum tampak gusar, ia sedih melihat Rayden pergi menemui Daisy.
Hueeekkk….
Lagi dan lagi Arum mual di dalam kamar mandi. Pelayan di luar kamar yang sedang merapikan ranjang langsung saja berlari mendekati pintu.
"Anda baik-baik saja di dalam sana, Nona?" tanya pembantu sedikit teriak. 'Duh, gadis ini siapa sih? Kenapa Tuan Rayden membawanya? Jika sampai Nyonya Barsha tahu, gadis ini bisa dikirim ke pulau pengasingan. Dia mual-mual begini pasti sedang hamil! Apa mungkin gadis ini seorang pelacur?' Ia mulai berpikir buruk soal Arum.
Arum di dalam sana sedang menyentuh perutnya, ia lupa meminum obat kandungannya hingga mualnya kembali lagi. Ia pun keluar dan melihat pembantu sudah cemas padanya.
"Anda tidak apa-apa?"
Arum tersenyum. "Tidak apa-apa, saya cuma sakit perut habis berlayar ke sini." Pelayan mengelus dadanya lega.
"Jika begitu, siapa nama anda?" tanya Pelayan ingin tahu.
"Arum, saya Arum Marchelya."
"Oh ya, bisakah kau jujur, siapa wanita dan soal mansion ini?" tanya Arum.
Pelayan langsung mengangguk. "Baiklah, Nona!"
Keduanya pun duduk di sofa dan mulai mengobrol serius.
Di ruangan Rayden, pria itu berjalan masuk lalu mendekati Daisy yang sudah lama duduk di sofa. Daisy sontak saja berdiri lalu memeluk kegirangan Rayden.
"I miss you, Ray." Wanita berumur 24 tahun itu mendongak ke Rayden.
"Kau pasti merindukan ku kan, Ray?" Daisy menyentuh rahang Rayden lalu menjinjit ingin mencium bibir calon suaminya itu. Pria yang dapat mewujudkan ambisinya menjadi ketua Mafia selanjutnya.
..."Kau boneka milikku, Rayden."...
.......
.......
.......
...Jauh Banget Ya Halunya Wkwk...
.......
.......
Edwar itu keliatan cinta banget sama Elisabeth buktinya dya Samapi sekarang mau membalaskan kematian istrinya...tapi kenapa dya menikah Samapi tiga kali. oke mungkin untuk kedua masuk akal karena anak"nya masih kecil masih butuh yg namanya ibu tapi yg ketiga..gunanya apa? trus kenapa sampai Mariam jadi queen? dan kenapa barsha gak pernah disentuh Edward, om yg ini masuk akal lagi kalau mungkin saat itu Edward masih cinta sama istri pertamanya. tapi yah ketiga .istimewa apa yg dimiliki Mariam , pengertiannya? tapi bukannya barsha juga seperti itu?😌 terlihat dari kedekatan rayden dengannya sedangkan Mariam? trus mandul? darimana Mariam tau sedangkan Edward saja gak pernah menyentuh barsha ..ketiga Edward itukan ketua mafia masa gak tau yg tulus dan tdk? yg mana musuh dan bukan?..
.semua gak nyambung 😪
katanya cinta sama istri pertama kok punya istri sampai tiga. katanya ketua mafia kok bodohnya ketulungan.
trus kata mandul itu karena perkataan Mariam bukan? pertanyaan gw lagi. barsha sdh ada sejak rayden kecil lah Mariam itu baru ada .
trus Edward percaya aja gitu sam aperkaatn Mariam sedangkan Edwar tdk pernah menyentuhnya .darimana dya tau barsha mandul kalau untuk mendapatkan bibit saja gak pernah .
bener" dah Thor ..aneh
trus lo kira marahnya rayden sampai gak kasih makan istrinya ..itu bukan fatal dan bisa langsung dimaafkan?
heheh ceritamu menjatuhkan perasaan danharga diri wanita. sangat RENDAH! dan SAMPAH!
l
aneh banget lu nulis kalimat.😌
terus merebut posisi elisabeth emang queen bisa diberikan untuk orang lain. ini tentang kerajaan bukan meskipun mafia gak cocok bahkan gak nyambung dan gak masuk akal bisa"nya ada mafia dalam kerajaan 🤦 queen kan hanya untuk istri pertama lah yg lain hanya selir..kalau pun ada queen tapi bukan untuk posisi elisabeth. seperti kerajaan inggris ada queen tapi queen lain. ..gw lupa istri kedua pangeran cherles dya itu gelarnya queenn(gak tau gw lupa)
bukannya memberantas musuh kan itu tujuannya, mencari dalang istrinya meninggal lah kok masih mau ya meneruskan kelompoknya. sampai anak yg akan lahir selanjutnya malah disambut sebagai pewaris mafia.
mirisss
trus katanya ayahnya rayden itu sangat mencintai istrinya kok nikah lagi samapi punya istri ketiga .
kalau cinta gak nikah lagi, kalaupun hanya ada istri kedua karena anak"nya saat itu masih kecil dan perlu ibu..masuk akal aja. nah ini istri ketiga ngapain? 😌