NovelToon NovelToon
Hot Duda Dan Perawan Tua

Hot Duda Dan Perawan Tua

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perjodohan / Duda
Popularitas:3.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Reetha

Bagaimana jika perawan tua dan seorang duda tampan dipertemukan dalam perjodohan?

Megan Berlian yang tajir melintir harus mengakhiri kebebasanya di usia 34 tahun dengan menikahi Morgan Erlangga, seorang dokter bedah tulang
yang sudah berusia 42 tahun dan memiliki dua anak remaja laki-laki.

Megan, gadis itu tidak membutuhkan sebuah pernikahan dikarenakan tidak ingin hamil dan melahirkan anak. Sama dengan itu, Morgan juga tidak mau menambah anak lagi.

Tidak hanya mereka, kedua anak Morgan yang tidak menyambut baik kehadiran ibu sambungnya juga melarang keras pasangan itu menghasilkan anak.

Megan yang serakah rupanya menginginkan kedua anak Morgan untuk menjadi penerusnya kelak. Tidak peduli jika keduanya tidak menganggapnya sama sekali.

Ikuti kisah mereka, semoga kalian suka ya...🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reetha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kau Berkhianat?

Pagi datang, membawa sejuta harapan bagi setiap penduduk bumi yang masih setia bernapas.

Morgan membuka mata dan ingin segera beranjak, namun tidak bisa. Seseorang menindih lengannya.

Kenapa dia sedekat ini? Bukankah dia yang membuat pembatas tadi malam? Lalu ada dimana bantal itu sekarang?

Morgan menikmati wajah cantik yang hanya berjarak beberapa senti darinya.

Bibirnya sangat sexy. Apa aku boleh --"

Morgan mengurungkan niatnya untuk beranjak, dengan jantung yang berdetak kencang ia menikmati pelukan pertama dari sang istri.

Entah ini sengaja atau tidak, aku menyukainya.

Morgan tidak menyangka bahwa tidur bersama seperti ini terasa menenangkan. Ia merasakan kenyamanan saat membuka mata sudah disuguhi wajah cantik ini.

Tadi malam adalah malam pertama bagi pasangan ini untuk mulai menikmati tidurnya di ranjang yang sama.

Ku kira aku tidak akan lagi merasakan gejolak ini setelah sepuluh tahun. Megan Berlian, kau berhasil masuk ke dalam hatiku begitu cepat.

Megan menggeliat dari tidurnya yang terasa begitu nyaman.

Apa ini? Pak dokter, kau...

Megan terkejut saat berusaha mengumpulkan semua kesadarannya.

Tapi tidak, aku yang memeluknya. Bahkan kepalaku sedang menindih lengannya. Astaga! Kenapa aku seperti ini?

Megan bergerak dengan sangat pelan agar tidak membuat suaminya terbangun. Dengan panik ia berlari menuju tas kecilnya dan mengambil beberapa pil dari sana, menelannya dengan air mineral.

Apa yang dia lakukan? Apa dia meminum semacam obat untuk serangan panik?

Morgan bertanya-tanya dalam hati. Tidak ingin penasaran, Morgan meraih tas kecil itu dan menemukan sekeping berisi pil.

Hanya dengan beberapa detik, Morgan sudah tahu dengan jelas jenis obat-obatan apa yang baru saja diminum oleh istrinya.

Dengan muka kecewa dia menatap pintu kamar kecil dimana istrinya sedang berada.

Tak lama, Megan leluar dari kamar kecil itu mengenakan pakaian mandi.

"Apakah tidur denganku sangat menjijikan sehingga Nona Megan langsung membersihkan diri begitu bangun?"

Suasana hati Megan yang sedang baik, mampu terkecohkan dengan kalimat yang keluar dari mulut suaminya. Megan tersinggung.

"Pak dokter, apa maksudmu? Bukankah hal normal jika bangun pagi langsung mandi?"

Ini bukan soal mandi atau tidak. Perasaan Morgan hancur ketika mengetahui istri nya ini mengantongi kemana-mana pil anti kehamilan. Berbagai pertanyaan muncul di pikiran Morgan.

"Kau tanya saja dirimu. Renungkan kesalahan apa yang sudah kau lakukan, Nona Megan."

Morgan berjalan keluar, namun dikagetkan dengan keberadaan dua putranya yang berdiri menghalangi pintu.

"Ada apa? Apa yang membuat kalian sepagi ini berada disini?" Morgan kembali melangkah. Hatinya yang sedang kacau membuatnya tidak ingin bicara lagi.

David menyungging senyum sinis.

"Aku sudah tahu ini akan terjadi, neraka ini akan segera di mulai."

David mendorong kursi roda membawa kakaknya menyingkir dari sana.

"Nak, ada apa?"

Megan menyusul dua remaja itu, bahkan bersimpuh mensejajarkan tubuhnya dengan Erick.

"Kau butuh sesuatu, Nak?"

Menanyai Erick seperti sedang berinteraksi dengan seorang anak kecil.

"Tante, kau bertengkar dengan ayah?"

Megan menggeleng dengan raut wajah kebingungan. Mungkinkah David mendengar berdebatan kecil barusan? Pikirnya.

"Kami tidak bertengkar. Ayahmu sedikit sensitif pagi ini. Kalian tenang saja, aku akan memikirkan apa kesalahanku."

Megan bersikap seolah semua aman-aman saja.

"Pertengkaran memang biasa terjadi saat dua orang yang tidak saling menyukai dipaksa hidup bersama. Jangan pikirkan kami, khawatirkan diri kakak saja. Aku sama David tidak akan terpengaruh dengan suasana bagai neraka yang akan terjadi di keluarga ini." Erick menimpali dengan kalimat tajam, mengiris hati.

"Neraka yang kalian maksud tidak akan terjadi. Bunda yang tidak kalian inginkan ini sangat pandai membujuk orang. Hmmm?" Megan mengacak rambut si sulung tampan itu.

"Kak, berhenti perlakukan aku seperti anak TK. Aku hanya sedang tidak bisa berjalan. Kalau aku sudah sembuh, tinggiku pasti melebihimu!"

Erick merapikan rambutnya yang berantakan.

Megan kerap bertingkah menyebalkan padanya ketimbang David. Keperibadian David yang dingin agak menakutkan, jadi Megan memilih aman.

Meski demikian, Megan tidak pernah melewatkan David dalam memberinya banyak perhatian, suka atau tidaknya anak itu.

.

Sarapan pagi sedang berlangsung.

Setiap orang menikmati lezatnya hidangan tanpa ada suara.

Morgan melirik ponsel Megan yang diletakkan di sebelah ponsel Morgan.

Mr. Robert memanggil.

Morgan beralih menatap sang istri yang menyambar ponsel tersebut.

"Maaf, saya jawab telepon dulu,"

Megan menyingkir.

Monic dan kedua cucunya memperhatikan gestur dan raut wajah Morgan yang terlihat tidak biasa.

Morgan beranjak dari duduknya lalu kembali ke kamar untuk bersiap untuk jadwal terapi untuk Erick hari ini.

"Pak Dokter, ini teh manis mu."

Megan datang dengan segelas teh di tangannya.

"Soal rasa jangan diragukan, Dok. Bukan aku yang membuatnya." jelas Megan. Dia tidak ingin Morgan ragu untuk meminumnya.

Morgan hanya membisu, membuat Megan bertanya-tanya dalam hati. Sebenarnya apa yang membuat pria ini kehilangan selera untuk bicara.

"Tadi yang menelfonku adalah seorang pria tua. Dia adalah seorang perancang terkenal untuk perhiasan."

Berpikir bahwa mungkin saja suaminya ini mempermasalahkan sebuah panggilan telepon dari seorang lelaki, Megan berusaha menjelaskan dengan pelan.

"Nanti malam akan ada jamuan makan malam di kediaman mr. Robert. Apa aku boleh pergi?"

Meski tetap akan pergi bila tidak mendapatkan izin, sebagai seorang istri Megan merasa suaminya perlu tahu kemana dia akan pergi. Ingat kata nenek, tunjukan ketulusan.

"Silakan, Kau boleh pergi kemana pun sesukamu, Nona Megan."

Akhirnya Morgan mau membuka mulut untuk bicara.

"Dok," Megan mendekat setelah meletakkan gelas teh yang dibawanya.

"Coba jelaskan, apa kesalahanku? Kenapa aku merasa Pak Dokter masih marah terhadapku?"

Morgan menghembus napasnya panjang.

"Kau mengonsumsi pil anti kehamilan? Untuk apa kau meminum itu? Apakah sudah terbiasa menelannya?"

degh!

Megan tertegun. Mulutnya seakan terkunci tidak mampu untuk berkata-kata.

Haruskah aku mengatakannya?

Megan yang terbungkam seolah membenarkan apa yang sedang dipikirkan oleh Morgan.

"Dok, aku tidak menyalahgunakannya." hanya itu yang bisa Megan katakan.

"Lalu untuk apa kau membawa itu kemana-mana? Kau menghianati aku? Atau ... aku telah menikahi wanita milik orang lain?"

Perkataan itu, lengkap dengan tatapan dalam yang menuntut sebuah penjelasan, raut muka Morgan menggambarkan perasaannya yang hancur mengetahui istrinya telah menghabiskan satu barisan pil KB. Ingin marah, rasanya sangat ingin mengamuk.

Megan tidak tega membuatnya larut dalam tanda tanya.

Perlahan Megan mendekat, memberi lelaki ini sebuah pelukan. Hanya itu yang terlintas dalam benaknya.

Megan memeluk dengan perasaan sayang yang dia punya untuk teman hidupnya ini.

"Dok, aku meminum itu saat aku berdekatan denganmu saja. Kau boleh tidak percaya, tapi itu adalah kenyataannya."

Morgan tertegun mendengarnya.

Meski pengakuan ini terdengar memalukan, tapi Megan mengakuinya dengan serius. Ada rasa bahagia terselip di hati Morgan yang paling dalam saat mengetahui jika istrinya tidak akan menolak untuk disentuh.

"Benarkah itu? Tapi kebersamaan kita baru empat hari. Selama dua pekan kita berjauhan. Lalu kenapa kau menghabiskan lebih dari empat pil?"

Mengan menyudahi pelukannya.

"Saat malam pertama dan kedua, aku ... meminum 2 pil. Meski tidak tahu pasti kapan kita akan melakukan itu tapi aku menjaga diri dengan itu. Apa Dokter percaya, sekarang?"

Keduanya saling memberi tatapan dalam. Seakan ingin menembus apa kata hati dan pikiran lawannya.

"Kau yakin tidak berkhianat di belakangku?"

Megan menggeleng.

"Aku tidak pernah menghianati siapapun selama aku hidup. Lagi pula aku punya banyak urusan pekerjaan dan memiliki dua putra yang butuh perhatianku, kapan aku punya waktu untuk berse-"

Blub...

Penjelasan megan terputus saat bibirnya tertutup oleh Morgan yang menyerangnya tiba-tiba.

Morgan tidak membiarkan Megan menuntaskan kata-katanya.

Terjadilah ciu*man pertama bagi pasangan ini.

.

Awas!, jangan lupa dukungan semangatnya guys...🥰

1
💖 sweet love 🌺
ngeselin banget anak2nya.. pada sok semua
Sesilia Putri Febrianti
ASLI INI SERU BGTTTTT MESKIPUN TELAT BEBERAPA TAUN
Reetha: Makasih ya dah mampirr
total 1 replies
Sweet Girl
bwahahaha cucok tuuuu, perlu direalisasikan itu Bu Megan...
Sweet Girl
bwahahaha jangan kuatir Rick... pasti kamu habis ini dikasih mobil sama Bunda mau.
Sweet Girl
jangan menilai dulu dong dok... rasain dulu baru komen...
Sweet Girl
jangan jangan suamimulah yg membeli, buat kejutan mu.
Sweet Girl
iya tuyulnya banyak, JD para tuyul tuyul itu yang bekerja.
Sweet Girl
Ya beda kelaslah...
Sweet Girl
waduh.... sampai di bius si Erick...
Sweet Girl
bwahahaha coba aja di buka tengkorak pala nya dok.
Sweet Girl
😂😂😂😂😂nenekna lucu...
Sweet Girl
bwahahaha ya mbok biarin tho dok... nenek Khan LG seneng, bakal punya cucu mantu.
Reetha: 😂😂😂😂😂😂😂
total 1 replies
Sweet Girl
bwahahaha Nenek berarti Ndak rabun...
Sweet Girl
seru, lanjut baca
Reetha: Makasih kk
total 1 replies
Aseh Asehani
aku suka kamu davit
Aseh Asehani
aku ikut nangis/Sob/
Reetha: Sini ambil tisuu
total 1 replies
Nining Chili
🥳🥳🥳
Aseh Asehani
semangat lanjut
Aseh Asehani
Kecewa
Aseh Asehani
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!