Ratu Ketiban Duren

Malam hari seperti yang Akhtar janjikan, ia datang ke rumah Ratu. Bertepatan saat keluarga Azril akan makan malam.

Zeya mengajak Akhtar untuk ikut makan malam bersama dengan keluarganya. Akhtar memilih duduk di samping Ratu. Kebetulan kursi disampingnya kosong. Azril menatap Akhtar, membuat pria itu jadi salah tingkah.

Ratu mengambilkan nasi buat Akhtar. Ia juga menambahkan lauk kepiringnya Akhtar. Akhtar tampak tersenyum semringah.

"Terima kasih, Ratu," ucap Akhtar tersenyum dengan Ratu.

"Jangan curi-curi kesempatan," gumam Azril, tapi masih dapat di dengar Akhtar. Ia langsung terdiam dan menyantap makanannya.

Setelah makan malam, Zeya dan Ratu mencuci piring bekas makan malam tadi. Walau di rumah Azril mempekerjakan asisten rumah tangga, tapi Zeya selalu mengerjakan apa yang bisa ia lakukan tanpa bantuan.

Memasak lauk juga selalu ia lakukan. Zeya mengajarkan Ratu masak dan membuat kue. Zeya selalu berpesan pada Ratu jika seorang pria bisa jatuh cinta karena masakan.

Ada pepatah yang mengatakan bahwa cinta berawal dari perut naik ke hati. Artinya ketika seseorang dihidangkan makanan yang dipadu dengan "bumbu" kasih sayang, akan muncul rasa cinta usai menyantap nikmatnya menu tersebut.

Walaupun Azril dan Zeya selalu memanjakan Ratu, tapi pekerjaan rumah bisa Ratu kerjakan. Ia sering membantu Zeya memasak dan mencuci piring.

Azril, Raja, Pangeran dan Akhtar duduk di ruang keluarga. Akhtar tampak gugup, hingga kedua kakinya tak bisa berhenti bergerak. Azril sengaja tak mengeluarkan suara, sebelum pria itu.

"Maaf Daddy, aku boleh bicara," ucap Akhtar akhirnya membuka pembicaraan.

"Hhhmmm, apakah aku ada melarang," ujar Azril datar.

"Setelah empat bulan aku mengenal Ratu, aku rasa mulai tertarik dengannya. Bolehkah aku menjalin hubungan yang lebih serius dengan Ratu," ucap Akhtar terbata. Ia menarik napasnya sejenak menghilangkan kegugupan.

"Apa kau tau, tidak peduli berapa usia putriku, ia akan tetap menjadi bayi perempuan kesayanganku. Seorang ayah mencintai anak perempuannya melebihi cintanya pada diri sendiri. Aku tak mau Ratuku terluka untuk kedua kalinya."

"Aku tak akan mudah mengizinkan putriku untuk kau dekati, jika maksudmu hanya untuk main-main dan bersenang-senang saja," ujar Daddy.

Anak perempuan adalah orang paling istimewa di hati seorang ayah, melebih istri, anak lelaki, bahkan orang tuanya sendiri. Ayah akan selalu lebih peduli dan sayang pada anak perempuannya.

Ayah akan memastikan bahwa putri kecilnya tidak akan pernah terluka oleh apa pun. Dia juga akan berusaha semampunya untuk melawan siapa pun yang membuat anak perempuannya bersedih hati.

"Daddy, akan aku buktikan jika aku tak main-main dengan Ratu. Jika dalam perjalanan menuju pernikahan, ternyata aku melakukan kesalahan dan menyakiti Ratu, aku akan menerima apapun yang akan Daddy dan Raja lakukan."

"Apa bukti jika kamu serius dengan Ratuku."

"Jika Daddy takut aku hanya main-main dengan Ratu, aku siap menikahi Ratu kapanpun Daddy inginkan."

"Tidak semudah itu, Sergio."

"Kenapa Rudolfo,apa yang membuatmu belum yakin padaku. Aku sangat mencintai Marimar," ucap Akhtar.

"Woiii ... ini bukan telenovela, udah asyik serius tadi. Sampai pula ke telenovela," ujar Raja sewot, ia heran melihat Daddy-nya yang selalu saja bisa becanda di sela keseriusan.

Azril dan Akhtar saling berpandangan. Mereka tersenyum melihat Raja yang sewot. Bunda dan Ratu yang ingin bergabung tidak heran mendengar percakapan suaminya dan Akhtar.

Zeya tahu jika Azril hanya bercanda agar suasana tidak kaku. Azril telah bicara dengan Zeya, jika ia ingin melihat keseriusan Akhtar beberapa bulan ini sebelum menikahkan mereka.

Suaminya itu telah menyelidiki semua tentang Akhtar serta latar belakang pria itu. Ia tak ingin Ratu gagal, apa lagi jika gagal dalam pernikahan.

"Daddy ngomong apa, sih?" ucap Ratu. Ia memilih duduk disamping Azril dan memeluk tubuh ayah sambungnya itu. Ratu memang senang memeluk Daddy Azril jika duduk berdekatan. Ia sangat manja dengan Azril.

"Mas, jangan bercanda aja. Serius dong ngomongnya."

Sebenarnya Azril hanya ingin mencairkan suasana, tapi tak menyangka Akhtar akan meladeni dan membalas candaannya.

"Aku memberimu waktu tiga bulan untuk membuktikan jika kamu memang serius dengan Ratu."

Azril memandangi Ratu yang ada dalam pelukannya. Ia mengusap rambut panjang putrinya itu.

"Walau usia Ratuku sudah cukup dewasa, tapi bagiku ia tetap bayiku. Tak akan pernah aku biarkan siapapun menyakiti hatinya. Kamu dan Ratu bisa saling pendekatan dulu. Akan kulihat seberapa cinta dan seriusnya kamu pada Ratuku."

"Baiklah, Daddy. Dalam waktu tiga bulan yang diberikan akan aku perlihatkan betapa aku memang serius ingin menjadikan Ratu sebagai pendamping hidupku. Akan aku jadikan Ratu menjadi Ratu dihatiku dan di rumah tanggaku nantinya."

"Dari semuanya yang terpenting adalah Ratuku. Jika Ratu telah mengatakan siap menikah, barulah aku akan menikahkan kalian."

"Satu lagi Daddy, sebenarnya kedatangan aku kesini bukan hanya ingin meminta izin untuk menjalin hubungan dengan Ratu aja, tapi aku juga ingin minta izin yang lain."

"Izin apa. Kalau surat izin mengemudi, aku tak bisa memberinya. Kamu salah datang ke sini. Itu di kantor polisi."

"Bukan surat izin mengemudi, Daddy." Dalam hatinya Akhtar berkata, "kenapa calon mertua aku begini amat ya. Mana mungkinlah aku minta SIM ke sini?"

Raja dan Pangeran tak bisa menahan tawa melihat wajah Akhtar yang tertekan menghadapi Daddy mereka.

Bersambung.

Hai semuanya. Semoga Weekend bersama keluarga menyenangkan.

Seperti biasa mama ada rekomendasi novel. Bisa mampir ke sini.