perjalanan anak remaja yang berusaha bekerja keras , namun perjuangannya penuh dengan duri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sorog , terawangan dan Raga Sukma
Besok paginya Rangga sudah bersiap di tempat biasa ia berlatih.
"Kamu sudah siap !" kakek Jayeng yang melihat Rangga sudah datang bertanya
" siap guru" jawab Rangga cepat
" Kamu perhatikan , " kakek Jayeng langsung memasang kuda kuda , Rangga memperhatikan dengan seksama agar tak ada gerakan yang terlewat .
Setiap dua puluh menit kakek Jayeng memperlihatkan jurus penyerangan baru ia menyuruh Rangga memperagakan .
Satu hari Rangga berlatih jurus inti menyerang baru ia bisa walau sedikit kaku .
keesokan harinya Rangga berlatih sendiri memperlancar gerakan menyerangnya.
di hari ke sembilan baru Rangga bisa melakukan gerakan jurus menyerang dengan lancar .
Sekarang kamu berlatih jurus menggunakan pemberat lagi Rangga " seru kakek Jayeng
" baik guru" Rangga memakai kembali pemberat di kaki dan tangannya berlatih jurus penyerangan.
Setelah bisa melakukan gerakan penyerangan dengan pemberat di badannya kakek Jayeng menyuruh Rangga berlatih di sungai dengan air yang cukup deras alirannya.
Kakek Jayeng menyuruh Rangga menggabungkan semua yang telah ia pelajari , dari gerakan pertahanan gerakan penyerangan dan juga langkah delapan penjuru dalam latihan di dalam air.
Rangga berusaha keras mengkombinasikan ketiganya menjadi jurus yang sakti , walau sang guru berkata bukan jurus yang menentukan menang kalah dalam suatu pertarungan namun kejelian menggabungkan gerak pertahanan dan serangan yang tepat lah yang memenangkan pertarungan ,Rangga masih ingin menciptakan sebuah jurus sebagai ciri khasnya.
Setelah dua bulan berlatih di dalam air, Rangga berhasil juga menciptakan sebuah jurus Ia menamakan jurus lengan Delapan yang mana bila di kerahkan tangan Rangga seakan menjadi delapan karena saking cepatnya tangan Rangga bergerak.
Rangga kembali di adu tanding dengan ke enam kakak seperguruannya.
" Bersiap!"
Kakek Jayeng berteriak memberi aba aba.
" mulai"
"hiaaaat"
dua melesat dengan cepat menyerang Rangga ,
plaak
plaak
Rangga dengan tepat menangkis kedua serangannya.
hiaaat
hiaaat
Dua lagi masuk ikut bergabung menyerang Rangga
Kini Rangga mulai muali terdesak dan dengan menggunakan langkah delapan penjuru , baru ia bisa mengimbangi mereka berempat.
Melihat Rangga masih bisa mengimbangi gerakan mereka bahkan menyerang balik. Narto dan satu nya lagi masuk menyerang dengan kecepatan tinggi
braaak
Aduuh
Rangga terpental , terkena serangan Narto , kini ia mencoba menggunakan jurus ciptaannya Jurus Lengan Delapan.
Wush
kini Rangga yang bergerak duluan menyerang
plak
plak
plak
desh
aduh
braak
Serangannya berhasil mengenai salah satu kakak seperguruannya membuat sang kakak seperguruan terpental dan menjerit kecil.
Narto kembali bersiap
wush
Saat Rangga lengah ia mencoba menyerang
heaaaah
brugh
Narto terpental , rupanya Rangga sengaja memancing agar Narto menyerang dengan membuat sedikit kesalahan
" Cukup!" sang guru yang melihat Rangga memukul mundur dua kakak seperguruan nya yang paling kuat menghentikan pertarungan .
" Kamu udah lulus, untuk pengembangan nya itu bagaimana kamu sendiri ke depannya , sekarang istirahat nanti malam kita mulai latihan ilmu batin." kata kakek Jayeng .
" baik guru" ucap Rangga cepat.
Malam hari , sang guru menerangkan tentang kebatinan dan susunan alam
" kita hidup di alam tengah, yang mana di atas kita masih ada 3 lapis langit dan di bawah masih ada tiga lapis bumi, selain itu , ada juga alam gaib dan alam nyata, yang kita tinggali sekarang alam nyata , alamnya manusia, sedang alam gaib alamnya para jin , dan siluman , di luasnya Galaksi Bima Sakti, masih banyak juga kehidupan yang kita tak ketahui, untuk itu kita tak perlu sombong , di atas langit masih ada langit." tutur kakek Jayeng
" yang akan kita pelajari sekarang cara melihat alam gaib dengan ilmu batin "
" sekarang bersemedhi lah " fokuskan pandangan di tengah pangkal hidung dengan mata terpejam" lanjut kakek Jayeng
semua murid melakukan apa yang di ucapkan oleh sang guru.
" bush"
Rangga yang sudah sering bersemedi dengan ajaran Nagini tentu saja bisa dengan cepat bisa melihat titik terang di tengah pangkal hidungnya , dan perlahan membesar
byar
Kini di hadapan Rangga terbentang suatu pemandangan yang tak pernah ia lihat , ia bergidik melihat banyak ular besar berkepala manusia, ada juga beberapa orang dengan tubuh besar dan bertanduk.
" ini kah alam gaib?" tanya Rangga dalam hati, namun ia bingung karena ia tak mendengar mereka tak ada suara padahal jelas jelas mereka sedang berbicara, ia berteriak pun tak ada yang mendengar teriakannya.
Rangga yang merasa sudah cukup latihannya mengakhiri semedhinya.
" maaf guru , saya bisa melihat sebagian mahluk halus, hanya saja saya tak mendengar mereka berbicara dan mereka juga tak mendengar suara saya padahal saya sudah berteriak .
kakek Jayeng mengangguk
" dalam ilmu melihat alam gaib , ada tiga tingkatan , sorog , Terawangan dan Meraga Sukma" jawab sang guru.
" yang kamu capai sekarang baru sorog, sorog hanya bisa melihat dan tak bisa berkomunikasi, kalau Terawangan bisa melihat dan berkomunikasi, sedangkan Meraga Sukma itu sukma kita bisa memasuki alam gaib , untuk tingkat tertinggi ilmu Merogo Sukmo bisa masuk ke dalam alam gaib dengan badan nya." terang kakek Jayeng menjelaskan
Rangga mengangguk mengerti, kini ia bersemedi lagi, memperdalam ilmu sorognya .
Seminggu berlatih Sorog ,Rangga di suruh berpuasa mutih 7 hari 7 malam, dan mati Geni sehari semalam.
Puasa mutih cuma hanya makan nasi putih dan air putih saja, malam pertama puasa Rangga di suruh makan nasi putih 7 kepel , dan segelas air putih , setiap berbuka dan sahur menjadi satu setiap jam 12 malam. Dan setiap malam kepel nasinya akan dikurangi satu hingga nanti hari terakhir ia hanya sahur dengan satu kepel.
Mati Geni tapa brata yang tak terkena sinar sama sekali.
Rangga di suruh berpuasa di sebuah goa yang berada tak jauh dari rumah kakek Jayeng. Malam puasa mutih Rangga tak merasakan apa apa, hanya saat mati Geni godaan datang , entah dari mana seekor ular besar melilit tubuhnya yang sedang bertapa berusaha melumat tubuh Rangga dengan lilitannya. Rangga bersemedi tak menghiraukan ular besar itu, merasa tak bisa menggoda Rangga ular itu pergi berubah menjadi asap , tak lama setelah ular lenyap menjadi asap, empat wanita muda seperti bidadari dengan baju transparan datang dan langsung memeluk Rangga , Rangga sempat goyah dan hampir tergoda , namun Nagini yang berada di alam bawah sadar dengan cepat menyadarkan Rangga. Rangga kembali meneruskan semedinya , tak lama keempat wanita itu pergi dan berubah menjadi sinar masuk ke dalam kening Rangga.
" Kamu sudah lulus, pergunakan ilmu itu untuk berbuat kebaikan" satu suara menggema yang menyadarkan Rangga bila tapa bratanya berhasil .
Pagi hari Rangga keluar dari goa dan langsung menghadap sang guru.
" assalamualaikum , guru saya sudah berhasil" Rangga mengucap salam dan memberi hormat pada kakek Jayeng .
" Waalaikum salam, kamu beristirahat , seminggu lagi kamu kembali tapa brata." jawab sang guru.
" baik guru" Rangga langsung beristirahat , tubuhnya memang terasa lelah setelah delapan hari melakukan tapa brata.