NovelToon NovelToon
Resiko Menikah Dengan Nona Dingin

Resiko Menikah Dengan Nona Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Mafia / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: qyurezz

Cewek imut dan manis ketika dia sedang manja, dan berubah 180 derajat menjadi dingin dan menakutkan ketika dia sedang dalam mode gila ....
Dia adalah Avril, gadis yang susah ditebak isi hatinya dan gampang berubah haluan, melakukan sesuatu seenak jidat dan suka merepotkan orang-orang disekitarnya..
Bahkan ketika sudah menikah pun d
tidak jauh beda.. Yaa dia menikah dengan laki-laki yang sederhana bernama Asep..
Ehh bukan Asep namanya..😅
Laki-laki itu bernama Keinan
Enaknya dipanggil Ken apa Kei ya??

Ken dan Avril menjalani kehidupan rumah tangga dengan banyak rintangan.. mampukah mereka melabuhkan kapalnya dengan baik sampai tujuan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qyurezz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perubahan sikap Li pada Avril

Li tengah berada disamping ranjang Avril yang terbaring koma. Dengan tatapan nanar, hatinya terasa teriris melihat keadaan Avril, gadis kecil yang ia sayangi seperti anak sendiri terbaring lemah dihadapannya.

Avril gadis cantik yang selalu manja padanya, manis, murah senyum, baik dan ramah pada semua orang. Li sangat menyayangi Avril,ia selalu merangkulnya setiap kali mereka bertemu. Semua itu indah saat keluarga Avril masih utuh. Namun sekarang berbeda jauuh sekali, dunianya seperti runtuh seketika.

Anak yang malang. Lirihnya, menahan tangis, ia mengusap kepala Avril lembut.

Li Yuan, lelaki yang berdarah China, telah mengabdikan diri kepada Ayah Avril selama bertahun tahun, dan sangat dipercayai oleh tuannya itu.

Li menjabat sebagai sekretaris sekaligus sebagai tangan kanan ayah Avril, telah disumpah setia pada keluarga tuannya. Kini dia bertanggung jawab untuk menjaga Avril sebagai satu-satunya pewaris perusahaan milik ayahnya. Jiwanya terkoyak menyaksikan berderet peristiwa dalam waktu hampir berdekatan.

"Tuan.. Maafkan saya, tuan besar, tuan Edward..saya telah lalai dalam tugas saya" Li menahan sesak di dada "Saya tidak bisa menjaga nyonya, sampai ia meninggal... Bahkan nona Avril, ia berusaha menyakiti dirinya sendiri.. Tuan maafkan saya, saya merasa hina dan tidak pantas hidup.." Lirihnya menerawang pada saat dirinya disumpah dihadapan ayah Avril.

Tangannya menggenggam tangan kanan Avril.

Saya berjanji, dengan tangan mungilmu nona, kau akan mampu menjalankan perusahaan dengan lebih baik. Akan ku buat kau menjadi wanita tangguh dan membuat tuan bangga.

Li mencium lembut tangan Avril.

"tak akan saya biarkan anda melakukan hal bodoh lagi nona"

Ceklek..

pintu dibuka dan seorang dokter masuk.

"Permisi tuan" senyum ramah dokter.

"Bagaimana keadaan nona Avril?" Li tanpa menoleh pada dokter, ia hanya memandangi wajah Avril.

"Cukup baik tuan, nona akan segera siuman dalam beberapa hari lagi" dokter menyerahkan surat hasil pemeriksaan keadaan Avril pada Li.

"Terimakasih dokter" Li membaca sekilas hasil pemeriksaan.

"segera antarkan Nona ke kediamannya setelah ia sadar, jangan manjakan dia" Li bangkit dari duduk.

Dokter terlihat mengernyitkan keningnya, heran.

"Saya banyak urusan di kantor, Hubungi saya kalau dia sudah diantarkan ke rumah" Li beranjak dari sana.

"Baik tuan." dokter menunduk hormat.

Kenapa sikapnya dingin sekali?. Batin dokter.

Li keluar dari ruangan disambut dua penjaga di dekat pintu, mereka berdiri tengah menjaga pintu ruangan Avril.

"Pastikan kalian menjaga nona dengan baik, jaga dia dengan sepenuh jiwa kalian" ucap Li dingin.

"Baik tuan" tegas mereka.

Li meninggalkan rumah sakit guna menyelesaikan urusannya di kantor.

---

Tak terbayang betapa lelahnya Li setelah kematian tuannya, kekacauan mulai terjadi di perusahaan memperdebatkan siapa yang akan layak menjadi penerus diantara mereka. Ya mereka para direktur perusahaan sedang berada di ruang rapat tengah mendiskusikan tentang siapa yang akan menjadi Presdir atau pemimpin mereka.

Li hanya mendengarkan dengan jengah pembicaraan mereka, bahkan belum kering tanah kuburan tuannya, mereka sudah meributkan tentang siapa yang akan menjadi pemimpin perusahaan.

"Nona Avril yang akan menjadi penerus!" suara Li menggelegar diantara kericuhan para direktur. Seketika suasana hening menyelimuti ruangan.

"Kau becanda Li? Nona Avril masih sangat kecil, bagaimana bisa ia memimpin perusahaan" ucap salah seorang.

"Siapa bilang? Dia sudah cukup umur dan semua sudah ditentukan oleh tuan besar sebelum kematiannya " ucap Li lantang.

"Nona Avril masih remaja dan masih harus sekolah Li" ucap yang lain serius.

"Saya yang menentukan dia layak atau tidaknya, dan saya pastikan dia lebih hebat dari kalian!"

"apaan kau Li?" tidak terima.

"Sudahlah... Kalian ini siapa tanpa tuan besar? Hah? Kalian tidak akan berada di posisi ini tanpa tuan besar!!"

Hening

Mereka berfikir, ada benarnya ucapan Li.

"Beri saya waktu dua bulan untuk membuktikan nona Avril layak menjadi pemimpin, dan kalian lakukan saja tugas kalian dengan benar. Jangan berharap terlalu jauh dan jangan memikirkan hal bodoh demi mengambil alih jabatan " Tegas Li, berdiri tegak dengan menatap tajam orang-orang diruang itu.

Lelaki ini masih sama dinginnya bahkan setelah Presdir wafat.Batin salah seorang. Semua tertunduk tidak berani bersuara.

"Satu lagi!" ucap Li

"Banyak bicara hanya membuat kalian terlihat sangat bodoh" Li tersenyum sinis. Kemudian ia meninggalkan ruangan itu.

Sial!! Aku bahkan tidak bisa menentang sekretaris itu!. Batin seseorang.

Ada beberapa orang penting yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak karena berkonflik dengan Li, tepatnya berkonflik dengan tuannya. Termasuk mereka yang korupsi di perusahaan juga tak luput dari hukuman Li. Entah mereka diapakan oleh Li, hanya dia yang tau.

----

Avril tengah duduk bersandar di atas kasurnya, ia mengamati sekelilingnya nampak berbeda, ia baru saja bangun dari tidurnya.

"kenapa kamarku seperti ini? aah kepalaku.. Sakit" Avril meringis. Baru saja tiga hari yang lalu ia tersadar dari koma sudah langsung diantar ke rumah sesuai dengan perintah Li. Dan sekarang baru sadar sepenuhnya, berkat perawat yang telaten mengurusnya. Namun belum ada yang menyapa Avril setelah ia sadar.

Avril hendak bangun dan duduk di tepi kasur, masih memegangi kepalanya.

Ceklek pintu dibuka seseorang dari luar masuk menenteng lembaran kertas ditangannya.

"Paman Li..." Avril bahagia langsung berlari memeluk Li dengan senyum yang terpancar diwajah polosnya.

Namun respon Li sangat dingin dan berbeda dari biasanya. Dia tidak membalas pelukan Avril.

"Paman, aku baru saja siuman.." Avril mendongak menatap Li. Namun Li memalingkan wajahnya tidak senyum sama sekali.

"Paman.." ucap Avril lirih.

"Ck.." Li melepas paksa pelukan Avril.

"Menyingkir anak bodoh!!" Li mengusap-usap kasar pakaiannya bekas pelukan Avril. Avril terhenyak ke belakang.

"Paman kenapa?" Avril tersentak karena sikap dingin Li. Ia gemetar.

"Pikirkan kesalahanmu Avril!, dan jangan panggil saya paman selagi anda belum menyadari kesalahan anda nona" tunjuknya pada Avril dengan tatapan membunuh.

"Tapi pam.." Avril belum menyelesaikan ucapannya sudah kembali dibentak Li

"Diam!" Li melepas napas degan kasar

"Kau tau kekacauan apa yang sudah kau perbuat nona? Kau benar-benar tidak tau diuntung!"

"Paman!!" Teriak Avril "Kenapa tidak kau biarkan aku mati saja!!!" sambungnya dengan air mata mulai membasahi pipinya.

Dengan kasar Li mencengkram dagu Avril, matanya merah padam sangat geram.

"Jaga bicaramu anak bodoh!! Kau tau berapa nyawa yang dipertaruhkan hanya demi menyelamatkanmu?!, apa kau pikir dengan kematian, semua akan menjadi baik-baik saja hah?" Li mempererat cengkramannya dan Avril memukul dengan lemah tangan Li. Ia tidak bisa berbicara.

Avril menangis, Li melepaskan cengkramannya pada Avril.

"Usap air matamu!"

"jangan menangis dihadapanku!"

Avril dengan cepat mengusap air mata dengan tangannya, tersisa sesenggukan yang ada.

"Kau tau kesalahanmu Avril?"Li menurunkan volume suaramu.

"Saya benar-benar kecewa padamu Avril, Kamu harus dihukum!"

"Paman.." Avril bergetar ketakutan, matanya sudah sembab.

Li melemparkan beberapa lembar kertas tepat pada wajah Avril sampr berserakan di lantai.

"Itu aturan yang harus anda patuhi, baca dan hapalkan!. mulai sekarang saya yang akan mengatur hidupmu!"

Li mendekat ke telinga Avril.

"Jangan coba membantah nona, kau tidak tau betapa kejamnya saya jika dibantah" bisiknya.

Li ke posisi semula menatap Avril yang tertunduk ketakutan.

"Kau paham nona?"

Avril mengangguk. Gadis polos itu sangat ketakutan dengan sikap Li. Ia meraih kertas yang berserakan di bawah dan merapihkannya.

1
Dwi Winarni Wina
Ayahnya keyden dikira pengemis dan kau dengar sangat marah skl sm li...
Dwi Winarni Wina
mampir dan nyimak thor, Avriel sangat semangat skl makannya sambil melihat pria di kedai itu...

kayaknya avriel lg jatuh cinta pemuda di kedai itu sll membuat avriel semangat skl mendekatinya...
Milka Budi
Luar biasa
qyurezz: terimakasih kakak
total 1 replies
Milka Budi
Lumayan
ZiG Momen
/Heart/
qyurezz: thanks
total 1 replies
DonnJuan
emm... suka banget ceritanya
qyurezz: Aaa makasih..😊😊
total 1 replies
Gourry Gabriev
Bikin gak bisa berhenti
qyurezz
😅😅😉
Stella
Ngakak ampe terbahak-bahak. 🤣
qyurezz: hehe, hai ka salam kenal ya😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!