NovelToon NovelToon
Duda Kaya Itu Suamiku

Duda Kaya Itu Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahmuda / Duda / CEO
Popularitas:4.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yayuk Handayani

Janda hanyalah statusku.


Nadira Ayu, seorang gadis muda yang berparas cantik. Tak pernah terbayangkan oleh Nadira, jika dirinya akan menjadi seorang istri diusianya yang masih begitu muda.


Lika liku serta permasalahan dalam hidupnya seolah telah berhasil membuatnya terlempar dari keluarganya sendiri. Hingga pada suatu hari, dengan tanpa sengaja, dirinya dipertemukan dengan seorang gadis kecil yang begitu cantik.


Dan alangkah terkejutnya Nadira, saat gadis kecil itu menginginkannya untuk menjadi sang mommy baginya. Namun sayang, daddy dari gadis kecil itu memandang dirinya dengan sebelah mata hanya karena ia berstatus sebagai seorang janda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tetap Merahasiakannya

Selamat Membaca

🌿🌿🌿🌿🌿

Dentingan sepasang sendok dan garpu itu sudah mulai tak terdengar lagi. Sepasang insan yang baru beberapa jam sudah menjadi sepasang kekasih itu nampaknya sudah mulai selesai dengan aktivitas makan siang mereka.

Selesai makan, baik Andra maupun Nadira ternyata sama - sama diam. Andra memilih untuk fokus pada layar handphone nya, sementara Nadira sendiri hanya diam tanpa ada niatan untuk melakukan hal yang sama seperti Andra.

Hingga sekitar hampir lima belas menit Nadira diam, gadis cantik untuk mulai menoleh ke arah pacarnya, namun setelah itu, dirinya kembali menunduk.

" Ada apa? ". Seru Andra tiba - tiba dengan tanpa mengalihkan pandangannya dari handphone nya.

" Eh tuan, tidak apa - apa ". Sahut Nadira dengan rasa canggung nya yang ternyata masih belum hilang.

" Baru saja kamu mengatakan apa, tuan? ". Sahut Andra yang merasa tersinggung.

" Eh, maksud saya mas, maaf saya lupa ". Sahut Nadira.

" Apa saya?, sudah aku katakan jangan terlalu formal padaku, kenapa aku harus mengingatkan hal itu lagi?, apa sebegitu susahnya untuk meninggalkan kata saya, tuan ". Sahut Andra yang merasa tak habis pikir.

" M-maafkan aku mas, aku masih belum terbiasa ". Sahut Nadira yang merasa sudah sedikit takut.

Mendengar sahutan dari kekasih barunya yang terdengar sedikit takut, membuat Andra menghela nafasnya cukup dalam.

" Kalau begitu kamu harus terbiasa, ingat, kamu itu pacarku, aku tidak suka jika pacarku itu bersikap terlalu formal ". Sahut Andra bahkan dengan nadanya yang terdengar sudah sedikit pelan.

Andra sudah mulai merasakan jika sepertinya Nadira mulai merasa sedikit takut padanya, mungkin karena ucapannya tadi yang terdengar begitu menekannya.

Dan kali ini Nadira masih dengan sikap diamnya, ya mungkin inilah salah satu respon terbaiknya, yaitu mengiyakan saja apa yang diinginkan oleh tuan Andra nya.

Hingga setelah obrolan itu, mereka kembali terdiam. Bahkan Nadira belum sempat menjawab pertanyaan Andra, dan Andra pun sepertinya juga sudah lupa jika Nadira masih belum menjawab pertanyaannya.

Hingga Nadira mulai melirik penunjuk waktu yang tersemat dalam lingkaran tangan kirinya itu. Setelah dirinya perhatikan, waktu sudah hampir menunjukkan pukul dua belas siang, yang menandakan jika sebentar lagi waktu kuliah akan segera kembali dimulai. Nadira mulai sedikit cemas. Jam kuliah sudah hampir dimulai lagi, namun dirinya masih ada di tempat ini. Bagaimana dirinya bisa pergi dari tempat ini?, apakah dengan mengatakan nya pada Andra akan diizinkan?.

" Ada apa?, kenapa kamu bolak - balik melihat jam tanganmu? ". Tanya Andra lagi.

Nampaknya Andra begitu sangat memperhatikan Nadira, entah kapan pria itu yang melihatnya, padahal dirinya masih fokus menatap layar handphone nya.

" Ya Allah, bahkan saat aku melihat jam tangan saja dia sudah tahu, sebenarnya pacarku ini seorang apa?, apa dia seorang detektif?, kenapa penglihatannya begitu tajam?, bahkan disaat aku sekedar melirik jam tangan ". Batin Nadira yang merasa heran.

" Aku bertanya padamu, kenapa kamu melihat jam tanganmu terus? ". Tanya Andra lagi.

" Bukan apa - apa mas, hanya saja... ". Nadira tak jadi melanjutkan kalimatnya.

" Hanya saja apa? ". Lanjut Andra yang masih begitu sangat ingin tahu kalimat pacarnya.

" Kita kapan akan pergi dari tempat ini mas? ". Sahut Nadira pada akhirnya.

" Memangnya ada apa?, kenapa kita harus buru - buru pergi dari tempat ini, kita masih belum lama selesai makan ". Sahut Andra.

" Emm, anu mas, kan aku kuliah, dan sebentar lagi sudah waktunya masuk kelas, jadi aku takut terlambat saja mas ". Sahut Nadira dengan segala kejujurannya.

" Jadi hanya itu, hanya karena takut terlambat masuk kelas, membuatmu sampai bolak - balik melihat jam tangan?, sudah jangan khawatir, mereka tidak akan memarahimu ". Sahut Andra dengan begitu santainya seolah kekhawatiran Nadira tidaklah penting.

" Tapi mas, aku kan kuliah di sana karena mendapatkan beasiswa, kalau aku sampai bolos, bisa - bisa aku kehilangan beasiswa ku ". Sahut Nadira agar Andra bisa mengerti akan kekhawatiran nya.

" Kamu tidak akan kehilangan beasiswa mu, dan mereka juga tidak akan berani mencabut beasiswa itu darimu ". Sahut Andra lagi.

" Tapi, kenapa bisa seperti itu mas? ". Sahut Nadira yang malah menjadi bingung.

" Karena kampus itu adalah milikku, dan kamu adalah pacarku, apa yang menjadi milikku juga akan menjadi milikmu ". Tegas Andra dengan segala kejelasannya.

Sudah dua kali ini Nadira mendengar pernyataan yang sama dari Andra, sebuah pernyataan yang menyatakan tentang kepemilikan. Jujur sebenarnya Nadira merasa sangat tak nyaman, lebih tepatnya, rasanya dirinya merasa tak pantas jika juga harus ikut memiliki apa yang menjadi milik pacarnya, padahal dirinya hanya seorang pacar bukanlah istrinya.

Dan karena sudah seperti ini, Nadira pun akhirnya memilih lebih baik diam saja, sampai entah kapan dirinya baru bisa pergi dari tempat ini. Nadira yang sebelumnya memang tak pernah menjalani hubungan yang namanya pacaran, kini sudah menjalani dan merasakannya. Ternyata berpacaran itu seperti ini rasanya, hanya duduk diam menemani pasangan, yang entah kapan akan selesai dengan urusannya.

*****

Sinar mentari sudah tak terasa begitu terik, mungkin karena sudah mulai memasuki sore hari sehingga membuat lingkungan di sekitarnya terasa tak begitu panas. Motor matic miliknya pun telah berhasil dirinya kendarai hingga sampai di depan rumahnya setelah kurang lebih lima belas menit lamanya dirinya berkendara.

Putri meletakkan motor matic nya itu di depan teras rumahnya. Dapat Putri lihat dengan jelas jika pintu masuk rumahnya sedikit terbuka.

" Assalamualaikum bu, Putri datang ". Seru Putri dengan berlalu masuk ke dalam rumahnya.

" Waalaikumsalam ". Sahut bu Dewi.

Lalu Putri pun mulai meraih punggung tangan kanan sang ibu untuk ia cium. Sejenak bu Dewi mulai melirik ke arah belakang punggung Putri, namun tak ada sosok Nadira yang juga masuk.

" Dira kemana nak? ". Tanya bu Dewi.

" Dira lagi jalan - jalan bu sama pacarnya ". Sahut Putri dengan begitu santainya.

Deg...

" Apa?, pacar?, Dira punya pacar? ". Sentak bu Dewi yang begitu sangat terkejut.

" Sudah, ibu jangan terkejut seperti itu, kan bagus kalau Dira punya pacar, apa ibu tahu siapa pacar Dira? ". Sahut Putri lagi.

" Tidak nak, memangnya siapa pacar Dira? ". Sahut bu Dewi yang malah menjadi begitu penasaran.

" Pacarnya Dira itu tuan Andra ". Sahut Putri.

Deg...

" Apa?, tuan Andra? ". Pekik bu Dewi lagi, bahkan wanita paru baya itu sampai membulatkan kedua bola matanya.

Bu Dewi begitu sangat terkejut bukan main. Ia sangat tak menyangka jika pacar Nadira adalah tuan Andra. Dan satu hal yang membuat bu Dewi merasa bingung. Mengapa Nadira tidak pernah memberitahu jika dirinya sudah resmi berpacaran dengan tuan Andra?.

" Tapi nak, kenapa Dira tidak pernah memberitahu kalau mereka sudah pacaran, dan kamu sendiri malah sekarang baru memberitahu ibu, huh dasar kalian ini ". Sahut bu Dewi lagi dengan perasaan tak sukanya karena dirinya sudah merasa dibohongi.

" Ibu tidak tahu sih bagaimana kronologinya, Putri saja baru tahu hari ini kalau Dira dengan tuan Andra sudah berpacaran ". Sahut Putri karena memang itulah faktanya.

" Berarti Dira berbohong begitu? ". Tanya bu Dewi lagi yang masih merasa tak terima.

" Nah itu dia yang juga ingin Putri ketahui bu, Putri masih belum tahu kenapa Dira menyembunyikan hubungannya dengan tuan Andra, apalagi dulu Dira pernah mengatakan jika dia tidak punya hubungan apa - apa dengan tuan Andra, hanya sekedar diajak bermain saja di taman, ya sudahlah bu, kita tunggu Dira menjelaskan semuanya ". Sahut Putri panjang lebar dengan segala kejelasannya.

Dan bu Dewi pun akhirnya juga tak bertanya lagi, dan memilih untuk mengikuti saja saran dari putrinya.

*****

Sore hari pun sudah cukup larut. Tanpa terasa dengan begitu singkatnya sang mentari tidak lama lagi akan segera tenggelam. Mungkin karena waktu sudah menunjukkan pukul lima sore, dan tak butuh waktu lama lagi sudah akan memasuki waktu maghrib.

Selang beberapa saat dari itu, sebuah mobil mewah berwarna hitam pun telah mulai mendarat di halaman rumah bu Dewi. Nampak pintu mobil itu sudah dibuka. Dan ternyata sosok Nadira lah yang keluar.

" Mas, terima kasih sudah mengantar aku hingga sampai rumah ". Seru Nadira berterima kasih.

" Huum, baiklah aku pulang ". Hanya sahutan itu yang Andra berikan.

Lalu Andra pun kembali mengendarai mobil mewahnya dan meninggalkan area rumah Nadira. Nadira masih berdiri mematung di tempat dengan memperhatikan kepergian kekasihnya itu.

Karena sikap dingin Andra, lagi - lagi Nadira merasa menjadi sedih. Mengapa laki - laki yang sudah menjadi kekasih barunya itu begitu aneh, bahkan terkesan tak menghargai. Meski tak banyak bicara, namun kebersamaan mereka saat di restoran tadi cukup menghangat, namun kini, setelah dirinya diantar pulang, sikap Andra malah berubah menjadi dingin kembali. Sebenarnya Andra itu orang yang bagaimana?.

Setelah cukup hampir lima menit lamanya Nadira mematung dengan memandangi kepergian sang kekasih yang sudah tak nampak lagi. Nadira pun akhirnya mulai melangkah menuju rumahnya. Pasti bu Dewi dan juga Putri sudah menunggu kedatangannya.

" Assalamualaikum bu, Put ". Seru Nadira kala dirinya sudah masuk ke dalam rumah.

" Waalaikumsalam ". Sahut bu Dewi dan juga Putri, sepertinya mereka memang sengaja menunggu kedatangan Nadira.

" Akhirnya kamu pulang juga Dir, aku kira sudah lupa rumah kamu ". Seru Putri yang menggoda sang sahabat.

" Maaf, aku pulangnya sampai se sore ini ". Sahut Nadira namun dirinya mencium tangan bu Dewi.

" Ini bukan sore lagi, tapi sudah mau maghrib ". Sahut Putri menyindir.

Mendengar sindiran dari sang sahabat, membuat Nadira hanya bisa tersenyum kecut.

" Dira, ini sudah mau maghrib nak, ayo kamu mandi dulu setelah itu makan, dan nanti setelah Isya, ada yang ingin ibu bicarakan sama kamu ". Seru bu Dewi.

" Iya bu, Dira paham ". Sahut Nadira.

Nadira sudah mengerti pasti bu Dewi ingin menanyakan tentang hubungannya dengan Andra. Dan tepat sekali, karena Nadira pun juga ingin memberitahukan yang sebenarnya perihal hubungannya dengan kekasih barunya itu.

Sementara di lain waktu, lebih tepatnya sekitar lima belas menit waktu sudah berlalu, sang tuan yang telah mengendarai mobil mewahnya itu telah sampai di kediamannya.

Andra, pria bertubuh tinggi dan kekar itu melangkah masuk ke dalam rumahnya. Langkahnya cukup tergesa lantaran dirinya ingin menemui putri kecilnya itu yang sudah hampir seharian penuh tak dirinya jumpa.

Namun, disaat langkahnya sudah hampir memasuki ruangan tamu, tiba - tiba saja...

" Daddy ". Teriak suara seorang anak kecil yang tak lain adalah putrinya.

" Sayang ". Sahut Andra.

Aida pun berlari mendekati daddy nya. Mendapati sang putri yang menghampirinya, Andra pun mulai meraih tubuh mungil putrinya itu ke dalam gendongannya.

Cup... cup... cup... ciuman hangat pun telah berhasil Andra sematkan di wajah mungil sang putri.

" Daddy, kenapa daddy lama sekali pulangnya?, kan Aida dali tadi nunggu ". Seru Aida yang merajuk.

" Maafkan daddy ya sayang, daddy tadi sedang ada urusan yang tidak bisa daddy tinggal ". Sahut Andra.

" Padahal hali ini Aida mau ajak daddy ketemu bunda, Aida mau main sama bunda lagi daddy ". Sahut Aida, wajar jika gadis kecil itu ingin segera bertemu dengan bunda nya, karena sudah lebih dari satu minggu ia tak bertemu bunda nya.

" Baiklah jika putri daddy ini ingin bertemu bunda, tapi bukan hari ini, ini sudah hampir malam sayang, besok saja ya bertemu bunda nya, besok kan bunda nya Aida libur kuliah, jadi besok putri daddy ini bisa bermain sepuasnya dengan bunda ". Sahut Andra.

" Benalkah daddy?, daddy tidak ingkal janji? ". Tanya Aida yang ingin memastikan.

" Iya sayangnya daddy, daddy tidak akan ingkar janji, besok kita akan bermain sepuasnya dengan bunda ". Sahut Andra yang meyakinkan putrinya.

" Asyiiik, Aida senang sekali, telima kasih daddy ". Seru gadis kecil itu kegirangan dengan memeluk bahu kekar daddy nya.

Aida benar - benar sangat senang karena daddy nya sudah menuruti keinginannya. Bahkan besok daddy nya mengizinkan bermain hingga sepuasnya, tak sia - sia dirinya menantikan kedatangan sang daddy setelah hampir seharian penuh, ternyata inilah imbalan yang dirinya dapatkan, bisa bermain bersama dengan bunda nya hingga sepuas hatinya.

*****

Malam hari ini terasa begitu tenang, namun rasa tenang itu nampaknya tak cukup banyak membuat hati seorang Nadira menjadi tenang juga. Bukan tak tenang, melainkan Nadira merasa sedikit gugup lantaran sang ibu dan juga sang sahabat sudah menantikan pernyataannya.

" Dira, pasti kamu sudah tahu apa yang ingin ibu dan juga Putri ingin tanyakan padamu nak, katakan pada kami, kapan kamu sudah menjalin hubungan dengan tuan Andra, kenapa kamu tidak memberitahu kami nak? ". Tanya bu Dewi.

Jadi memang benar inilah pertanyaan, dan memang sudah sekarang lah Nadira menjelaskannya.

" Iya Dira, katakan, semenjak kapan kamu sudah resmi pacaran dengan tuan Andra? ". Timpal Putri yang juga bertanya.

" Bu, Put, sebenarnya Dira sendiri juga tidak tahu kalau ternyata Dira sudah menjadi pacarnya tuan Andra ". Sahut Nadira.

" Aduh, kamu ini Dir, kalau bicara tidak jelas, apanya yang tidak tahu kalau kamu sudah jadi pacarnya tuan Andra, kan jelas - jelas tuan Andra mengatakan pada semua orang kalau kamu itu adalah pacarnya ". Sahut Putri.

" Dengarkan dulu penjelasan Dira nak ". Potong bu Dewi.

" Jadi begini, sebenarnya tuan Andra yang mengaku kalau Dira dan tuan Andra sudah berpacaran itu semua adalah pengakuan tuan Andra sendiri, tuan Andra melakukan semua itu karena ingin menolong Dira, tapi bukan hanya itu, ternyata selain untuk menolong, tuan Andra juga benar - benar ingin jika Dira menjadi pacarnya, dan baru tadi siang kami berdua sudah resmi berpacaran ". Jelas Nadira dengan segala kebenarannya.

" Apa?, jadi pengakuan tuan Andra di kampus tadi adalah bohong, tuan Andra ingin menolong mu, dan kamu baru tadi siang jadi pacarnya? ". Sentak Putri yang begitu sangat tak percaya.

" Ya kurang lebih seperti itulah Put ". Sahut Nadira lagi.

" Tapi dari sikap tuan Andra ini bisa ibu simpulkan, jika tuan Andra memang benar memiliki perasaan padamu nak, buktinya, demi untuk melindungimu, tuan Andra sampai membuat pengakuan seperti itu ". Sahut bu Dewi, karena memang itulah yang ada dalam pemahamannya.

" Ibu sangat bersyukur jika memang seperti itu, dan kamu nak, kamu harus bisa menjaga hubunganmu dengan tuan Andra agar tetap baik, apalagi putrinya tuan Andra sangat menyayangimu ". Lanjut bu Dewi lagi.

" InsyaAllah, bu, dan soal Aida, Dira sudah menganggapnya seperti anak Dira sendiri ". Sahut Nadira.

" Baguslah kalau begitu, ya sudah ibu rasa tidak ada yang perlu ibu khawatirkan lagi, kalian kalau mau belajar, belajarlah, ibu mau kembali ke kamar ". Sahut bu Dewi.

Lalu, wanita paru baya itupun meninggalkan Nadira dan juga Putri di kamar mereka. Setelah mendengarkan beberapa kalimat pengakuan dari sahabatnya, dalam sejenak membuat Putri menjadi terdiam. Putri malah memandangi wajah Nadira, sepertinya ada hal yang dirinya pikirkan.

" Ada apa Put, kok kamu menatapku seperti itu? ". Sahut Nadira.

" Tidak, hanya saja, aku jadi penasaran dengan tuan Andra ". Sahut Putri.

" Maksud kamu? ". Sahut Nadira yang nampak bingung.

" Dir, kan kamu baru resmi pacaran dengan tuan Andra sejak tadi siang, itu artinya tuan Andra baru tahu tadi siang juga jika kamu seorang janda ". Ujar Putri, bukan tanpa sebab Putri mengatakan hal itu, pasalnya status Nadira yang seorang janda, namun bisa disukai bahkan menjadi kekasih tuan Andra terasa begitu sangat janggal. Karena yang dirinya tahu, tuan Andra bukanlah tipe laki - laki yang akan menerima sembarang wanita dalam hidupnya apalagi dengan wanita yang berstatus janda.

" Iya Put kamu benar, saat makan siang tadi, aku sudah mengatakan pada tuan Andra jika aku ini seorang janda yang sama sekali tidak pantas untuknya, tapi tuan Andra sama sekali tidak mempedulikan itu, tuan Andra tetap mau menerimaku meski statusku janda ". Sahut Nadira.

" Kalau begitu, kenapa kamu tidak katakan saja pada tuan Andra kalau janda itu hanyalah statusmu ". Sahut Putri yang memberikan saran.

" Tidak Put, aku tidak akan mengatakannya, aku akan tetap merahasiakannya ". Sahut Nadira.

" Apa gunanya kamu merahasiakannya Dir?, katakan saja yang sebenarnya pada tuan Andra jika kamu itu masih perawan ". Sahut Putri lagi.

" Tidak Put, sampai kapanpun aku akan tetap merahasiakannya, aku sangat bersyukur karena tuan Andra mau menerimaku apa adanya, dan aku memang ingin suatu saat kelak, aku bisa hidup bersama dengan laki - laki yang bisa menerimaku apa adanya ". Sahut Nadira.

" Ya sudah terserah kamu lah Dir, jika itu menurutmu baik ". Sahut Putri.

Putri tak ingin melanjutkannya lagi, mungkin ada benarnya juga dengan apa yang diucapkan oleh sahabatnya. Sedangkan Nadira sendiri yang memilih untuk tidak mengatakan yang sebenarnya adalah karena dirinya ingin mengetahui, apakah di dunia ini masih ada laki - laki yang benar - benar menerimanya dengan tulus setelah mengetahui statusnya yang sebenarnya.

Bersambung.........

🙏🙏🙏🙏🙏❤❤❤❤❤

🌿🌿🌿🌿🌿

1
Tri Utari Agustina
Cerita bagus banget thor semangat
Yayuk Handayani: Terima kasih kak 🙏
total 1 replies
reni puspitasari
Luar biasa
reni puspitasari
Lumayan
pejuang rupiah😶‍🌫️
Biasa
Tri Utari Agustina
Rasakan Ria diberhenti oleh Andara karena mengasih minyak goreng dikolam renang
Tri Utari Agustina
Suster Ria mau dengan Andara kaca suster ria
Sandisalbiah
mohon maaf sebelumnya.. bukankah saat ini posiai Andra baru akan keluar rumah sakit ya... itu pas kecelakaan bukanya kondisi tangan Andra ada yg patah.. terus kok bisa gendong Nadira..?? 🤔🤔🤔🤔
Tri Utari Agustina
Rasakan Santi dan Siska dibentak oleh Andara
Tri Utari Agustina
Semoga Celine berbohong masalah penyakitnya semoga ketahuan oleh Andara
Sandisalbiah
mungkin setelah kecelakaan otak Andra jd lebih waras dan sikap egoisnya jd berkurang
Sandisalbiah
bodoh apa pura² bego si Andra ini...
Sandisalbiah
preett lah Ndra.. kalau kata maaf bisa menyelesaikan semua masalah.. dan kata maaf bisa menghilangkan rasa sakit di hati maka dunia ini tdk memerlukan hukum dan peraturan..
Sandisalbiah
hadeh.. lemah banget MC ceweknya.. gampang banget di tindas..
Runik Runma
rasain kmu ndra
Runik Runma
ntar bucin loh
Sandisalbiah
laki² egois si Dani ini... pengecut banget sikapnya
Indira Ira
Luar biasa
Tri Utari Agustina
Dasar Dani tidak tahu diri menyuruh Dira menjaga anaknya
Tri Utari Agustina
Jahat mama Santi terhadap Dira semoga ada balasannya
Tri Utari Agustina
Apa Dira anak pungut atau anak kandung thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!