Baik Aku Pergi, Berbahagialah

Setelah bertemu dengan Lina,aku menelfon pengacara pribadi keluarga Harrison dan meminta nya bertemu di perusahaan William yang saat ini memang sedang berada di sana.

Aku akan memenuhi keinginan nya untuk bercerai,dan tidak menjadi penghalang antar hubungan nya dengan Teresa yang memang seharusnya sejak dulu mereka bersama,

Seharusnya sejak dulu aku melakukan ini tapi apa boleh buat,aku baru mempunyai kesempatan dan kesadaran kalau meski aku mempertahankan pernikahan orangtua angkat ku tidak akan pernah peduli atau menyayangi ku karna mereka hanya memperlakukan ku sebagai alat untuk mencapai kesuksesan mereka,dan aku juga baru sadar kalau sekeras apapun aku mempertahan pernikahan untuk bahagia suatu saat nanti, kenyataan hal itu tidak akan pernah terjadi karna selamanya mereka tidak akan pernah menyukai ku.

***

"Tuan William,ada yang ingin bertemu dengan anda"

"Hmm"

Pria jangkung dengan siluet tajam yang saat ini berdiri menjulang di depan dinding kaca yang memperlihatkan gedung-gedung pencakar langit itu berbalik,dan duduk di kursinya meletakkan dokumen yang Ia lihat sejak tadi.

"Selamat siang tuan William"

William terlihat terkejut mendengar suara ku sehingga langsung mengangkat pandangan nya.Aku tau kenapa dia terkejut,karna sebelum nya menginjakkan kaki di sekitar ruangannya saja aku tidak pernah tapi sekarang tiba-tiba berada di ruangannya,dia pastinya marah.

"Seperti nya setelah keluar dari rumah sakit kau mempunyai keberanian pencerahan untuk merubah penampilan mu dan berani masuk ke ruangan ku?!", tatapan nya begitu tajam seolah ingin menerkam ku dan mencabik-cabik tubuh ku."Tapi sayangnya kau tetap tidak bisa menarik perhatian ku sama sekali,dan justru membuat ku semakin muak dan ingin membunuh mu karna berani masuk ke ruangan ku tanpa seizin ku!"

"Maaf untuk itu,hanya saja aku harus masuk karna harus bertemu secepatnya dengan mu tuan William.Dan untuk mengubah penampilan aku tidak sedang merubah penampilan ku untuk menarik perhatian siapapun,aku hanya ingin kembali seperti diri ku yang dulu tanpa merendahkan diri ku sendiri dan membiarkan aku di injak-injak",Aku menatapnya dengan tenang tanpa emosi bahkan aku menatap matanya secara langsung,hal yang tak pernah berani ku lakukan sejak dulu,bohong jika tidak takut melihat pria menyeramkan itu.

"Aku datang untuk memenuhi keinginan kalian,aku akan menandatangani surat cerai itu", ucap ku tanpa basa-basi.

Seketika wajah William berubah serius,suasana juga menjadi dingin dan mencekam tangannya yang berada di atas meja terlihat mengepal kuat,aku tau dia pasti merasa tersentil karna akhirnya budaknya ini mau menandatangani surat tanpa paksaan nya seperti sebelum-sebelumnya,dia juga tidak bisa lagi menyiksa ku ketika dia marah atau kesal dan melampiaskan semua kemarahan nya pada ku.

"Kau yakin?,kau tidak akan bisa kembali lagi setelah menandatangani surat itu.Lagipula kau bisa apa tanpaku?, Keluarga mu juga tidak mau dengan mu lagi."

"Bahkan ketika kau berada di rumah sakit itupun mereka tidak datang sama sekali,kau yakin akan kembali ke sana,bukan nya kau akan di tolak lagi?.Bukan hanya mereka bahkan teman atau kerabat pun kau tidak punya sampai-sampai tidak ada yang datang melihat mu di rumah sakit itu?kau yakin bisa hidup di luar sana",ucapnya dengan senyum mengejek dan merendahkan.

Aku terdiam mendengar nya, ternyata dia tau aku ada di rumah sakit dan tau kalau tidak ada siapapun yang datang,tapi untuk melihat ku sekali saja dia tidak sudi,rasa sesak itu kembali menjalar di dada ku tapi segera ku tepis.

"Bersikap lah baik dan penurut seperti biasa,maka aku akan memaafkan mu dan melupakan hari ini",ujarnya dengan wajah arogannya kemudian mengabaikan ku dengan kembali mengambil dokumen yang tadi di baca.

"Pak saya tau anda sudah berada di luar,tolong masuklah", panggil ku pada seseorang yang saat ini berada di depan pintu karna sejak tadi pintu ruangan itu memang terbuka lebar.

"Selamat pagi tuan William,maaf sudah mengganggu waktu anda nyonya Aulia memanggil saya untuk datang kemari",ujar pria paruh baya yang merupakan pengacara pribadi keluarga Harrison itu.

"Apa ini?",tanya nya kembali menatap ku dengan tatapan tajam.

"Bukan kah saya baru saja mengatakan kalau akan mendatangani surat cerai itu?,jadi agar tuan tidak repot-repot lagi saya panggilkan pengacara tuan saja"

Pengacara itu dengan sigap dan cepat mengeluarkan surat cerai kami, yang memang sudah ada sejak lama dan pengacara itu tau kalau selama ini kliennya ya itu sangat menginginkan perceraian itu jadi dia tidak membuang waktu menyerah kan pulpen dan selembar kertas yang sudah sejak lama selalu ku tolak dan tidak mau ku lihat atau ku sentuh,tapi kali ini aku menerima pulpen itu dan langsung mencoret kan tanda tangan ku di sana sebagai yang di gugat,dan aku juga melihat tanda tangan William sudah ada sejak lama di sana.

Pengacara itu tersenyum lega karna tau itu yang selalu di inginkan oleh kliennya itu."Tidak sampai satu minggu surat cerai ini akan di sahkan oleh hukum,anda tenang saja tuan saya akan mengurus nya segera"

"Oh iya nyonya Aulia,anda sudah membaca isi nya terlebih dulu kan kalau anda tidak akan mendapat sepeser pun setelah perceraian ini,dan hak asuh tuan muda Edward akan jatuh pada tuan William"

"Yah aku tau isinya pak,dan sudah seharusnya memang begitu jadi tidak apa-apa",jawab ku setenang mungkin.Hati ibu mana yang akan rela melepaskan anak yang di lahirkan nya sendiri sedurhaka apapun anak itu,namun itu sudah menjadi keputusan nya.Hatinya juga sudah terlanjur kecewa pada putranya.

"Kalau begitu saya permisi Tuan William.Mari pak",ucap ku dan meninggalkan ruangan itu, rasanya begitu lega seperti beban hidup ku selama ini terangkat dari pundak ku.

...

POV Author

Setelah kepergian Aulia, suasana ruangan menjadi begitu dingin namun gerah,sehingga membuat pengacara itu merasa merinding dan takut secara tiba-tiba melihat wajah suram dari klien nya itu.

"Tuan William anda baik-baik saj"

"Sebaiknya kau keluar sekarang"

"Baik tuan,surat cerai ini..."

Sebelum pengacara itu mengambil surat cerai yang masih terletak di atas meja, William lebih dulu mengambil nya dan menghancurkan nya hanya dengan sekali genggaman hingga surat itu sekarang sudah menjadi bola kertas yang remuk.

"Pergi sekarang!"

"B-baik tuan,tapi bagaimana dengan perceraian kalian?"

"Dia akan kembali lagi dengan memohon-mohon dan bersujud di kaki ku."

"Tuan tapi nyonya Aulia tadi itu..."

"KELUAR!!"

"Iya tuan,permisi Tuan"

"Dia pikir dia siapa?,apa dia pikir dia bisa lepas begi saja setelah menghancurkan hidup ku selama ini?,kau pikir kau bisa pergi kemana dari ku"

Wajah lega dan cerah Aulia setelah menandatangani surat cerai itu kembali melintas di pikiran nya, sehingga dengan cepat Ia melemparkan surat cerai itu ke tong sampah dengan wajah yang begitu suram dan menyeramkan.

"Kau akan kembali dengan sendirinya"

...

BERIKAN DUKUNGAN LEWAT

LIKE

KOMEN

SUBSCRIBE

VOTE

MAKASIH💖💖💖💖💖💖