NovelToon NovelToon
RANTAU (Gadis Desa Masuk Kota)

RANTAU (Gadis Desa Masuk Kota)

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:6.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sina Tu Narti Ajj

Warning!!! Bukan Adegan Wik-wik-wik, tapi di jamin bikin meleleh kayak kue luber+ senyum senyum sendiri. Kepoin kuy 😉

🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Mentari Putri Batara, bercita-cita menjadi sarjana. Namun, dia hanya mampu menelan rasa pahit keinginannya. Terlahir dalam keluarga kurang mampu, memaksanya untuk berjuang sendiri demi bisa berkuliah dan membahagiakan Amma-nya (Ibu).

RANTAU-lah jalan satu-satunya yang dia pikirkan. Hanya nama keberuntunganlah yang dia pertaruhkan di kota besar, tanpa adanya kenalan di sana.

OB, tukang sayur dan Asisten berikut jadi waiters pun Mentari kerjakan demi bisa membayar hutang dari orang yang bernama Sagara Biru Sunjaya.

"Satu kali ciuman, maka dua juta hutang kamu akan dianggap lunas." Sagara Biru Sunjaya-Bos yang amat tergila gila oleh Mentari.

"Hah...?!" Mentari.

Namun siapa sangka, karena Merantau, Mentari justru menemukan keluarga besar dari Amangnya yang kaya raya. Tapi...?

Penasaran? Yuk, kepoin penuh drama komedi kisah Anak Desa Masuk Kota.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sina Tu Narti Ajj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21

Pukul sepuluh malam, pria yang berwajah tampan yang begitu banyak di puji oleh wanita itu, Tapi cueknya pakai banget, Biru. Masih saja berada di kantor dengan silau layar di hadapannya. Bekerja melupakan dirinya jikalau ia mengurung asistennya di unit tepat di dalam kamarnya....kasian...kamu Mentari..Laper tidak ?

Ceklek...

Sang sekretaris masuk setelah mengetuk manja pintu dengan penampilannya yang hot membahana, kemeja ketat dengan kancing sengaja di buka dua hingga belahan itu terekspos isinya Ingin berlompat keluar dan ingin memperlihatkan ke Biru, beeehh..rok ketatnya men...di atas lutut memperlihatkan kaki jenjang putihnya di hadapan Bos Tampannya. Biasa.....Si ular lagi menggoda. eh...si elang Cuek bebek.

Tapi......Biru malah tak melirik sedikit pun, Cuek.. dengan penampilan yang menurutnya murahan. tapi...coba yang di hadapannya Mentari ? Beda lagi, walaupun penampilan deso....auto ketarik magnetnya, karena Biru menyukai yang simpel tidak neko neko,apa adanya. itulah Biru. Direktur yang santai, damai, ibaratkan kucing yang jinak penutur patuh di hadapan orang tuanya, tapi...jika di usik atau ada yang ingin bermain curang di sisinya maka ia akan menjadi Singa yang siap menancapkan taringnya.

""Bos.."" Suara itu terdengar mendayu manja minta di lirik.

Tapi...si bos Sagara masih setia dengan layar leptopnya.

""ada apa.?"" Tanya Biru datar tanpa menoleh selirik pun.

""Uda jam sepuluh malam ! apa bos butuh sesuatu yang hangat hangat."" Sena namanya, Sekretaris seksi dengan sejuta pesonanya namun pesona itu mati jikalau merayu sang Bos. Suaranya semakin mendayu manja... hangat-hangat, apa tuh maksudnya ?

""Hais....Jam sepuluh ?"" Kaget Biru melirik jam tangannya. ""Mentari. !"" ingatnya dengan suara baritonnya. membuat Sena terperanjat kaget dengan dengusan kesal sudah mendengar nama Mentari dari bibir sensual Bosnya.

""Ish.... kenapa menjerit memanggil nama gadis udik itu."" Batin Sena tidak mood.

""Sena. tolong rapikan mejaku, aku melupakan Mentari di rumah, dan kenapa kamu baru mengingat kan ku dengan waktu yang sudah malam begini.?"" Biru memasang kancing jasnya, bertutur pun tak melirik yang hot hot di depan.

Membuat Sena semakin geram, jikalau dirinya tak memperdulikan karir, mungkin wanita seksi ini sudah menerkam Biru lebih dulu naik ke ranjang.

...******...

Biru keluar dari lift menuju ke unitnya dengan langkah seribu panjang, berjalan pun seraya membuka jasnya yang merasa sesak membalut tubuh sispeknya.

Menekan kode unik pintu utama dengan terburu-buru sehingga salah terus membuat dirinya mendesah kasar, ia begitu panik yang sudah melupakan asisten manisnya yang di kurungnya di kamar.

""Bodoh.!"" Rutuknya yang merasa bersalah ke Mentari. Bagaimana keadaan Mentari ? apakah dia lapar ?. ia kesal ke diri sendiri.

Pintu utama sudah terbuka, ia membuang jasnya ke asal asalan seraya berjalan menuju kamarnya yang di kunci sedari tadi.

Ceklek....

""Mentari. ?"" Lirihnya sangat.

Biru membuang nafas panjang yang menangkap asistennya yang sedang tertidur di atas single sofa, Mirip seperti kucing yang tidur meringkuk kedinginan.

Suhu pendingin ruangan Biru memang On, dan Mentari pasti tidak bisa mengaturnya karena terlalu deso.

Biru mendekat, duduk berjongkok di depan wajah yang sedang tidur nyenyak itu.

""Maaf, My Petite !"" elus lembut di pipi Mentari dengan senyum manis terukir di bibir sensualnya.

Biru memindahkan tubuh mungil itu ke atas kasurnya dengan cara pelan dan sangat hati hati. Wanita yang pertama menyentuh kasurnya adalah Mentari, banyak wanita yang memasang diri untuk di bawa ke ranjang empuk itu, tapi.....Biru tidak tertarik dengan barang murahan yang pasti bekas orang.....

""Tidur lah, kucing manis."" memakai kan selimut khususnya ke tubuh mungil yang berhasil merebut hatinya, polos, Lucu jika sudah kumat desonya. itulah yang ia sukai Biru ke Mentari, tak lupa Gadis petite-nya mempunyai hati tangguh yang mau berkorban demi keluarganya di sana, dan otomatis pasti gadis di hadapannya yang terpulas itu mempunyai hati penyayang, Keluarga saja No 1 pasti suami nanti pun di utamakan. itulah pemikiran khusus Biru ke Mentari.

Biru menarik dasi yang terasa mencekiknya, melepaskan kemeja putihnya dan berjalan menuju kamar mandi, sebelum tidur ia berniat untuk membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.

Lima belas menit terlewat, Biru sudah keluar dari kamar mandi, dengan handuk yang melilit di pinggangnya, matanya memicing sipit ke arah kasur.

""Mentari ?"" Carinya. Gadis itu sudah tidak ada, Buru buru ia keluar kamar tanpa menggunakan pakaian terdahulu, tapi sebelum benar-benar keluar, ekor matanya menangkap setelan baju santai yang masih tertilap rapi di atas kasur. dan itu pasti Asistennya yang menyiapkannya.

Biru membuka lebar lebar kamar Mentari. Tidak ada sang empu. ia mengecek kamar mandi Mentari, tapi tetap saja tidak ada. Kemana dia ? apa dia kabur ? Kabur kamana pun tidak akan bisa lari darinya, Seringainya. Mentari itu miliknya dan gadis itu tidak boleh pergi meninggalkannya.

Praaaaang....

Sayup-sayup, Biru mendengar suara berisik di arah dapur, dengan cepat ia bergegas menuju ke asal suara.

""Aaaah... kenapa pada kosong sih ? Pfuu.!"" Mentari membuang nafas beratnya, ia mengobrak abrik isi dapur, tidak ada apapun yang bisa di makan, ia kelaparan....tadi pagi ia hanya sarapan roti bersama Biru sebelum mengamen dan Sebelum di kurung di kamar.

"" Patite.?"" Biru tersenyum cheeky seraya menyandarkan sebelah bahunya menempel di tembok dengan dada bidang yang masih terekspos.

Mentari memutar tubuhnya ke arah suara.

""Hais... Bos."" Umpatnya kembali membelakangi dada dan perut sixpack milik Biru punya.

""Kenapa tidak memakai baju ? aku kan sudah menyiapkannya ?"" Cerca Mentari.

Biru terkekeh, bukan pergi memakai bajunya, ia malah mendekat ke arah Mentari.

""Aku panik dan lupa ! aku kira petite ku sudah kabur."" Ucap Biru tepat di belakang Mentari. Mentari memijit keningnya yang tiba-tiba pening. Mungkin karena ia benar-benar kelaparan.

""Aku tidak mungkin kabur membawa hutang di pundak ku, tenang saja, aku bukan tipe orang yang tidak tahu di untung."" Jelasnya. ""Dan pergi lah memakai baju mu, Bos Bembe.."" Kesal Mentari yang masih membelakangi Biru.

""Wow, Bos tampan ?"" Biru masih tahu arti itu yang aslinya adalah kambing. ""Aku suka dengan sebutan itu.""

Mentari tersenyum geli tanpa sadar.

""Tunggu sebentar, aku akan pakai baju terlebih dahulu, kita akan makan bersama."" Biru berbalik tapi kembali menghadap Mentari lagi.

""Maafkan aku sudah membuat mu terkurung dan membuat mu kelaparan....aku akan memasak untuk mu sebagai permintaan salah ku."" Bisik Biru tepat di telinga Mentari dengan suara seksinya.

Mentari terpaku diam, harum mulut Biru menusuk hidungnya, spontan ia mengingat dirinya di cium ganas olehnya. kedua kakinya merasa gemetaran entah karena efek kelaparan atau karena Biru yang membuat atmosfer aneh, ia merasa aneh dengan bosnya itu, kadang baik dan manis seperti sekarang dan kadang menyeramkan seperti orang kesurupan yang marah marah tidak jelas.

1
johannes sinabutar
maaf kak , tulang itu di gunakan untuk Abang laki laki atau adik laki laki nya Amak/ibu/inang , klw untuk konteks kembaran bapak itu dipanggil Uda untuk yg lebih mudah dari bapak dan untuk yang lebih tua di panggil paktua , mohon koreksinya kak
elistya suci
gitu amat si thor sedihnya,ni sampe gemeter lo nangisnya😪😪
isnaini_jk 28
Luar biasa
muti ara
🤣🤣🤣🤣
muti ara
uhuuy meriah 😍😁😁😁
muti ara
tuh kan 😭😭😭😭😭😭
muti ara
😭😭
muti ara
🤣🤣🤣🤣🤣
muti ara
😂😂 dari palet mana sih loe. dari planet bumi 🤣😂😂
Ran Aulia
😥😥😥😥😥😥 huwa kejer
Ran Aulia
😥😥😥😥😥
Ran Aulia
😂😂😂😂😂
Ran Aulia
terharu 😥😥 tes tes
Ran Aulia
😂😂😂😂
Ran Aulia
bawangnya tersebar dimana2 😫😫😫😫😫
Ran Aulia
bebal ? mohon maaf setahu saya bebal artinya bodoh ya ? atau ada arti yg lain ? 🙏🙏🙏🙏
Ran Aulia
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ran Aulia
🤣🤣🤣🤣🤣
Ran Aulia
mengharu biru 👍👍👍👍👍

terimakasih ya author 😍😍😍😍😍😁😍
Ir Ma
sangat bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!