Gimana jadinya jika Putri bangsawan kelas atas jatuh cinta pada Kesatria yang ternyata merupakan keturunan iblis.
Awalnya sang putri hanya ingin berteman dan bermain bersama. Namun disaat sedang bermain, mereka berdua diserang iblis jahat. Mereka berdua dalam bahaya, sang putri tak bisa berbuat apa apa. Untung saja si mc keturunan iblis, jadi dia bisa melindungi sang putri.
Mulai saat itu sang putri berjanji untuk membalas budi pada sang mc, bahkan berjanji untuk menjadikannya suami.
Karya ini hanya karangan belaka, segala sesuatu yang mirip hanyalah kebetula.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zeyynmaloth, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemampuan Blood Demon
Pertarungan antara Lewis dan Raipope pun berlanjut. Kini Raipope menyerang lebih agresif. Raipope berfikir pertarungan ini tak bisa ditunda tebih lama lagi, dengan kata lain Raipope ingin segera ada pemenang diantara mereka.
"THE GREAT FIRE OF DARKNESS!!"
"THE GREAT FIRE OF DARKNESS!!"
"THE GREAT FIRE OF DARKNESS!!"
Tampak Raipope terus menerus mengeluarkan serangan mematikan miliknya. Namun serangan demi serangan dari Raipope berhasil dihindari atau pun ditangkis. Disini walau sudah dengan sangat agresif sekali pun, Raipope tak bisa menandingi kekuatan Lewis.
"Kau mulai tampak ganas ya, Raipope."
Ucap Lewis setelah menghindari serangan Raipope.
"Diam kau! Berani beraninya kau merendah Great Fire... Berani beraninya kau merendahkan api kematian mutlak"
Seru Raipope.
Lewis pun terus saja menghindar ataupun menangkis, mengisyaratkan bahwa sekuat kuatnya Raipope, dia tak akan pernah setara dengannya.
"Memang sih... Great Fire itu api kematian mutlak, tapi kalau tak kena ya percuma."
Lewis kini mulai menghina.
"Kurasa aku tak akan bisa menang, aku jamin jika lawan ku ini bukan Lewis aku akan menang dari tadi juga. Lewis itu Blood Demon, kecepatan terbangnya luar biasa, selain itu dia punya The Darkest Shield."
Ucap Raipope dalam hati, mentalnya mulai jatuh.
Raipope pun memutuskan untuk melancarkan serangan terkuatnya. Lewis yang mengetahui lawannya akan melancarkan serangan pamungkas pun berfikir untuk mengadukan kekuatan. Disini Lewis menunjukkan mau sekuat apapun Raipope tak akan pernah setara dengannya.
Raipope :"GREAT BLACK EMBERS!!.."
Lewis :"RED CRESCENT SLASH!!.."
Kedua kekuatan mereka pun beradu dan bertabrakan. Kekuatan mereka itu sangat dahsyat sehingga menghancurkan sekitar.
Dirasa kekuatan yang mereka lontarkan akan menghasilkan ledakan dan menghancurkan sekitar, Lewis dengan sigap mengeluarkan perisai untuk melindungi diri nya sendiri.
"DOOMMM....."
Ledakan itu benar benar membuat alam sekitar manjadi hancur. Alam yang tadi nya indah kini menjadi hamparan tanah yang berada di lapisan bawah. Rerumputan pun hilang seketika saat ledakan itu muncul.
Terlihat Lewis baik baik saja berkat pertahanan sihir tadi. Namun berbeda dengan Raipope. Tampak Raipope terbaring di tanah dengan tubuh penuh luka. Lewis pun menghampiri Raipope dan melihat kondisi nya.
"Apa kau masih hidup?"
Tanya Lewis, dia terbang menghampiri Raipope.
"A... Ayohh.... Ayo bunuh aku!"
Seru Raipope dengan nada lemas, sekarang tubuhnya yang terbaring itu berada dekat dengan Lewis.
"Kau sudah kalah Raipope."
Ucap Lewis.
"Mhahaha.... Benar kah itu?"
Tanya Raipope.
Mendengar perkataan Raipope itu, Lewis pun mengerti bahwa lawannya itu akan melancarkan serangan lagi.
"Dia sudah gila, dia pasti akan menyerang lagi."
Dalam hati Lewis berbicara.
Benar saja secara tiba tiba tangan Raipope bangkit mengeluarkan api ungu, dengan energi yang dimiliki Raipope, dia melancarkan pukulan yang mana dia berharap serangan ini akan mengalahkan Lewis.
Namun dengan cepat Lewis menghindari pukul mematikan tersebut. Namun tak cukup sampai situ saja, Raipope mengeluarkan sihir api nya lagi. Kini Lewis menggunakan sihir nya untuk meningkatkan kecepatan nya. Tampak tubuh Lewis dialiri energi gelap yang sangat kuat.
"THE GREAT FIRE OF DARKNESS!!"
Mantra tersebut terucap dari mulut Raipope.
Namun serangan mematikan itu berhasil dihindari Lewis karena kekuatan kecepatan nya tadi. Lewis menendang Raipope yang masih terbaring, dengan tendangannya Raipope terlontar jauh.
"BUKKKK...."
Setelah itu Lewis menghampiri Raipope dengan cepat, lalu mengangkat pedangnya ke langit tanda ia sudah tak ingin bertarung lagi dan ingin segera mengakhiri pertarungan ini.
"SLAHHH...."
"AACCKKK..."
Ucap Raipope kesakitan.
Raipope terluka dan darah nya Raipope berhasil didapat Lewis. Raipope yang sudah tahu dia tak bisa apa hanya bisa tersenyum dan menyerah.
Raipope pun menatap wajah Lewis dengan tatapan mata seolah bilang "Kau sangat hebat". Lewis pun sudah tak memasang wajah serius lagi karena tahu dia sudah menang.
"Lew.... Lewis.... Bunuh saja aku sekarang juga! Buat aku mati seribu kali."
Seru Raipope.
"Aku menolak."
Jawab singkat Lewis.
"Ke... Kenapa... Kau kan Blood Demon, saat darah ku kau ambil kau bisa melakukan apa saja, bahkan membuat ku mati beribu ribu kali."
Ucap Raipope, nadanya rendah.
"Aku menolak. Aku hanya akan membunuh mu sekali."
Ucap Lewis, wajahnya tampak memarahi Raipope.
"Apa? kenapa?"
Tanya Raipope kebingungan.
"Diam kau... Kau kalah, yang kalah tak berhak mengatur atur yang menang."
Ucap Lewis Kini tangannya mulai menyilang di dada.
Mendengar hal itu Raipope terdiam sejenak. Pedang sakti Lewis pun ditancapkan ditanah. Suara keheningan malam pun mulai terasa kembali. Tampak Raipope melihat keatas, dia melihat bulan yang bersinar.
"Hei kawan, kau sekarang jadi jauh lebih hebat ya."
Ucap Lewis memecah keheningan malam.
"Benarkah?..."
Tanya Raipope.
"Tentu saja. Kamu itu sebenarnya kuat."
Ucap Lewis memuji.
"Tidak tidak tidak... Apa yang hebat dari aku?."
Balas Raipope.
Lagi lagi keheningan malam pun terasa. Mereka berdua terdiam sejenak merasakan sejuknya udara dimalam hari.
"Hey bung. Kau benar benar akan meninggalkan Dark Dicepratops untuk selamanya ya?"
Tanya Raipope.
"Aku punya alasan. Yang jelas jika kau jadi aku, kau juga akan melakukan hal yang sama."
Balas Lewis.
"Apapun yang terjadi, dia tetaplah panutan ku."
Ucap Raipope dalam hati, pandangan nya menatap wajah Lewis.
"Kawan, aku hanya akan membunuh mu sekali. Aku sama sekali tidak akan menghipnotis mu atau membuat mu mendung ku."
Ucap Lewis.
Mendengar hal itu, Raipope paham bahwa Lewis melakukan hal seperti itu karena Lewis menganggap Raipope sebagai sahabat, bukan yang lain. Raipope kemudian tersenyum. Kini terlihat Lewis memetik jari nya dan seketika Raipope pun mati.
"Raipope, kau ini Immortal Demon yang sangat kuat, nyawa mu ada ratusan. Tapi yang membuat ku berkata bahwa kau hebat adalah karena tekad mu itu."
Lewis berbicara sendiri.
Beralih pada William di istana Tudor. Dia mulai berfikir bahwa pria tua yang dijumpai nya merupakan iblis yang datang di mimpi nya. Memikirkan hal itu, William jadi berfikir macam macam. Termasuk berfikir bahwa dia juga bisa menggunakan sihir gelap.
"Aku pikir aku juga bisa menggunakan sihir gelap. Tapi itu teori ku saja sihh..."
Ucap William dalam hati bergumam.
"Aku tahu. Aku akan menanyakan hal ini pada Queen Mary."
Ucap William dalam hati dan kemudian William pun bergegas menemui Queen Mary.
Sesampai nya di dalam istana, lebih tepatnya di singgasana ratu. Terlihat Mary sedang membaca buku, dia tak terkejut dengan kehadiran William yang hadir secara tiba tiba.
"Ada apa William Marshal? Tumben sekali kau mengunjungi ku malam malam begini."
Tanya sang ratu.
"Aku mau menanyakan sesuatu. Apa aku bisa menggunakan kekuatan sihir hitam?"
Tanya William.
"Tidak bisa, ku pikir kau tahu bahwa pada dasarnya manusia biasa tak bisa menguasai sihir hitam. Jika memaksa untuk menggunakan nya, maka dia akan langsung menjadi jahat dan patuh terhadap perintah iblis. Atau jika tidak, dia akan gila dengan sihir gelap itu."
Balas Mary.
"Iya aku tahu itu. Tapi aku sekarang mulai berfikir bahwa aku bisa menggunakan sihir hitam tanpa ada pola pikir ku yang berubah.*
Ucap William.
"Sama sekali tidak, entah apa yang membuat mu mengatakan hal itu."
Ucap Mary, tatap matanya terus menolak kontak mata..
"Lalu... apa penjelasan logis tentang sosok iblis dalam mimpi ku itu?..."
Tanya William.
"Walau kau terus saja mengatakan itu bukan mimpi biasa itu bukan mimpi biasa aku akan tetap bilang padamu bahwa itu hanyalah mimpi biasa."
Ucap Queen Mary.
"Baik lah, ternyata pikiran mu tak berubah."
Ucap William.
"Nanti besok temui aku lagi di sini dini hari"
Ucap Queen Mary.
"Baik."
Ucap William sembari memberikan salam hormat.
Setelah itu William pun pergi meninggalkan sang ratu dan bergegas ke kamar inap nya. William masih saja tak percaya dan terus berfikir bahwa ini semua ada sesuatu yang janggal.