Dinda Ayudia meida(Dinda),dua bersaudara berasal dari keluarga sederhana,ayahnya seorang PNS dan ibunya seorang ibu rumah tangga tapi cukup untuk mendidik kedua anaknya.
lalu apa yang membuat Dinda tersisihkan?
hai ini cerita pertamaku semoga kalian suka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mie Atah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3.AYT
Setelah kami selesai sholat subuh berjamaah di masjid pondok pesantren di lanjutkan memulai kegiatan yaitu mengaji Alq'uran.
Setiap kelas sudah ditentukan mana yang untuk kelas satu SMA atau Satri baru dan untuk santri santri yang sudah lumayan lama.
Dinda salah satu santri yang di percaya oleh umi elok nama Bu nyai tempat Dinda mesantren untuk membimbing santri kelas 1 SMA atau baru.
"assalamualaikum"ku ucap salam setelah sampai di kelas dimana aku mengajar adik adik santri
"waalaikumsalam"jawab para santri
"Alhamdulillah wa syukurillah"sedikit mukodimah ku sampaikan sebagai pembukaan kajian di pagi hari
"Alfaatihah"serempak kami mengangkat tangan dan membaca surat Al-fatihah
Satu persatu santri maju membaca Al-Qur'an,ku perhatikan ,kuberitahu mana bacaan yang salah ntah itu tajwidnya atau makhorijul huruf nya.
Ku tutup Al-Qur'an ku "Alhamdulillah,tteh tutup kegiatan kita pagi ini mari kita semua membaca lafadz hamdalah"
serentak santri mengucapkan"Alhamdulillah "
satu persatu santri ingin bersalaman denganku awalnya aku menolak tapi mengingat pesan yang Abah yai sampaikan bahwa jangan menolak santri atau siapapun di bawah umur kita yang ingin bersalaman dengan kita bukan untuk membanggakan diri atau apapun tapi supaya mereka belajar bahwa sopan santun di atas segalanya rasa hormat mengalahkan segala yang kita punya.
Ku biarkan tanganku di salimi mba mba santri tapi tak sampai mereka mencium tanganku langsung ku tarik tanganku dan ku cium tangan ku sendiri sebagai bentuk bahwa aku pun masih sama derajat ilmunya dengan mereka.
Aku hanya melaksanakan amanah umi elok untuk membantu mengajar di pondok pesantren.
Tepat pukul 06:00 aku kembali kekamar
"assalamualaikum"
"waalaikumsalam"
semua yang ada dikamar sibuk menyiapkan diri untuk masuk sekolah,ada yang sedang merapihkan buku,ada yang sibuk memoles bedak ke wajahnya ada yang sibuk meniup meniup jilbabnya agar berdiri tegak
"teh cepet telat nanti"salah satu teman kamarku mengingatkan sambil sibuk memoles lips blam ke bibirnya.
"tenang dia mah gak rempong kaya kamu"jawab liha
aku hanya terkekeh,aku termasuk remaja yang simple dalam berpakaian maupun make up asal gak kulemek😅🤭 ni wajah udah aman.
Aku ikut berbaris mengantri untuk bercermin,yaaaa begitulah kami sampai buat ngaca aja antri padahal kacanya sudah terbelah dan hanya bisa memantulkan wajah saja tapi jangan salah ni kaca bukan sembarang kaca, jadi kaca sejuta umat.
Bukan tidak ada kaca lagi tapi cuma ini satu satunya kaca yang awet bertahan di tengah badai kami para santriwati yang gila ngaca, hadeeehhh🤦
"beres"senyumku mengembang karena jilbapku pagi ini gak banyak Derama.
"LETS GO"liha menginterupsi sambil melambai tangan mengajak kami semua berangkat ke sekolah.
Setelah sampai ke kelas kami menaruh tas di meja masing masing lanjut menuju lapangan dimana kebiasaan pondok pesantren yaitu melaksanakan apel pagi sebelum melaksanakan kegiatan sekolah yaitu membaca Asmaul Husna.
ku lihat pa Rohmani melambaikan tangan memanggilku
"ia pak"tanyaku
"Din tugas MC ya,jadwal semester 2 belum di tulis,jadi belum tau siapa aja yang tugas"terang pak Rohmani
"siap pak" jawabku sambil melakukan gerakan hormat
"sip"jawab pak Rohmani sambil memberikan satu ibu jarinya kepadaku.
Aku salah satu santri dan siswi yang aktif di sekolah maupun kegiatan pesantren.
Disini Dinda disana Dinda dimana mana ada si Dinda.
Aseeeekkk eh kok malah nyanyi ,,,,,,hahay
Sampe kata temanku yang lain"Din Din bisa gak sih tu muka ganti rupa,bosen"
Tapi aku tidak sakit hati,karena memang begitu ada nya Dinda
Selesai membaca Asmaul Husna bersama-sama kami kembali ke kelas masing-masing.
Aku duduk bersama liha tentunya bagian pinggir dekat jendela,Susana pagi yang sejuk beraromakan padi segar yang mulai panen yaa pesantren di tempat ku mondok di kelilingi hamparan sawah yang luas.
Di ujung jalan pembatas antar kampung berdiri gunung yang lumayan tinggi disebut gunung dirham disana terdapat Makom para pendiri pondok terdahulu.
Tak terasa jam terus bergulir
"sampai disini anak-anak ada yang mau ditanyakan tentang pelajaran kita hari ini"tanya Bu tri salah satu guru yang mengajar mata pelajaran matematika.
Senyap tidak ada yang menjawab
"baik emang udah pada pinter ya Alhamdulillah"kata Bu tri terdengar enak tapi sebetulnya itu sindiran untuk kami 🤭
"ngebleng Bu lapar"jawab krismon salah satu teman kelasku
"heleh Mon Mon kue Iki laper wae kerjanane"Asep menimpali
"sama aja kaya kamu cep"aku menimpali Asep tapi begitulah kami memanggilnya Encep.
Gelak tawa terdengar memenuhi ruangan
Jam istirahat datang yang biasa kami lakukan selain jajan di kantin juga kami duduk-duduk di taman yang di sediakan pesantren.
Aku, liha dan teman yang lain berkumpul mengobrol sambil di selingi candaan yang mengundang tawa.
"guys gimana rencana kalian selanjutnya,kalau aku sih udah fix lanjut ke universitas b,dan udah di ACC sama Abi aku"Eti memberi tahu sambil menepuk dadanya bangga
" aku insyaallah lanjut mondok di salah satu pondok di Jawa"liha menimpali"kalau kuliah gak tau ni belum kepikiran,moga nyusul kamu ya et"lanjut lihatlah sambil mencolek dagu eti
Teruuuuus Meraka menceritakan masa depan Meraka aku hanya menjadi pendengar yang baik sambil sesekali aku ikut tertawa tapi jauh didalam lubuk hati tersirat kesedihan yang tidak mampu aku ungkap,keganjalan di hati yang tidak mampu aku singkirkan.
teeeeetttt teeeeetttt
Tanda bel masuk pelajar selanjutnya
"baik sekian dari bapak semoga bermanfaat aamiin, assalamualaikum"tutup salam pak Ali pelajaran terakhir tanda kegiatan sekolah telah berakhir
Ok guys hari othor up 2 bab dan lumayan panjang ye,,selamat membaca dan terimakasih💃💃💃💃