NovelToon NovelToon
Suami Tampanku.

Suami Tampanku.

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:311.1k
Nilai: 4.7
Nama Author: selvi serman

"Menikahlah segera jika ingin menepis dugaan mama kamu, bang!."perkataan sang ayah memenuhi benak dan pikiran Faras. namun, bagaimana ia bisa menikah jika sampai dengan saat ini ia tidak punya kekasih, lebih tepatnya hingga usianya dua puluh enam tahun Faras sama sekali belum pernah menjalin hubungan asmara dengan wanita manapun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fakta yang diketahui Inara.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam...kamu baru pulang, nak?." tanya ibu yang kini tengah sibuk mengumpul gelas bekas tamu.

"Iya mah. Maaf Inara pulangnya telat, soalnya tadi mampir sebentar di cafe bersama Za dan Zi." jawab Inara.

"Apa benar orang tuanya Za dan Zi tadi berkunjung ke sini, mah?." lagi, tanya Inara ketika teringat akan pesan singkat dari adiknya.

"Benar sayang." ibunya Inara menjawab dengan senyum yang seakan enggan surut dari bibirnya. "Mereka datang ke sini untuk melamar kamu." sambung ibu dan itu justru membuat Inara tergelak mendengarnya, berpikir ibunya sedang bercanda.

"Ibu ini ada-ada saja." gumamnya sembari menggelengkan kepala sebelum sesaat kemudian melanjutkan langkah menuju kamarnya.

"Mama kamu tidak sedang bercanda, nak. Memang benar begitu, niat dan tujuan mereka berkunjung ke rumah kita untuk melamar kamu, Inara."

Deg.

Inara sontak menghentikan langkahnya. jika sudah ayahnya yang berkata pasti bukanlah sebuah lelucon, melainkan Fakta. Ia menolehkan pandangan pada Ayah yang tengah duduk di ruang tengah, menyaksikan tayangan televisi.

"Apa papa dan mama menerimanya?." tanya Inara, kini raut wajah gadis itu sudah terlihat sangat serius.

"Tentu saja, nak. Memangnya ada alasan untuk menolak, jika nyatanya anak papa juga mencintai putra mereka."

Deg.

Sekarang Inara bukan lagi hanya terkejut atas jawaban ayahnya yang menerima lamaran tersebut tapi juga terkejut ketika ayahnya tahu tentang perasaannya terhadap Faras. satu-satunya tersangka yang ada di pikiran Inara saat ini adalah sang adik, Tina, sebab hanya gadis itu yang tahu banyak tentang rahasianya.

Tanpa membuang waktu, Inara segera mencari keberadaan sang adik dikamarnya. Biarlah untuk urusan lamaran akan dibahasnya lain waktu bersama kedua orang tuanya, yang terpenting sekarang adalah menemui di lemes, Tina.

"Maafkan Tina, kak... tapi sumpah, maksud Tina itu baik, Tina ingin kak Inara bahagia bersama pria yang kakak Cintai."

Tina tak berani mengangkat pandangannya. Apalagi saat ini sang kakak dalam mode singa saat mengintrogasi dirinya.

Jujur, Inara jadi tersentuh dengan jawaban Tina, akan tetapi semua ini tidak semudah yang dibayangkan oleh gadis remaja tersebut. "Dek... seperti apa yang kamu katakan, kakak memang mencintai kak Faras, tetapi bukan berarti kami harus menikah terlebih jika kenyataannya kak Faras tidak mencintai kakak. Apa kamu mau kakak menikah dengan pria yang tidak mencintai kakak, begitu? Apa kamu juga tidak kasian jika selama menjalani pernikahan nanti, cinta kakak hanya bertepuk sebelah tangan?." Kini intonasi Inara lebih lembut, berharap adik perempuannya itu paham dengan maksud ucapannya.

"Maafkan Tina, kak. Tina pikir dengan mengungkapkan perasaan kakak yang sebenarnya di hadapan papa dan mama akan lebih baik. Jika tahu begini, Tina tidak akan melakukannya, kak." sesal Tina. "Apa perlu Tina ngomong ke papa dan mama untuk membatalkan rencana pernikahan kakak dan kak Faras??." sambung Tina.

"Rencana pernikahan???." cicit Inara.

"Iya kak, kedua orang tua kita dan keluarganya kak Faras bahkan sudah memilih tanggal untuk pernikahan kalian."

"Apa?." Inara membulatkan matanya dengan sempurna. sungguh, ia tidak menyangka ternyata sudah sejauh itu pembicaraan antara orang tuanya dan kedua orang tua Faras. Jika ia berencana membatalkan pastinya akan sangat memalukan bagi kedua orang tuanya.

Inara terduduk lemas di tepi tempat tidur Tina. "huuuh...." hembusan napasnya pun terdengar berat. sekarang Inara bingung harus berbuat apa. "Apa sebenarnya alasan tuan Faras sampai ingin menikahiku? bukannya dia tidak menyukaiku bahkan menolak aku dulu?." batin Inara.

"Aku harus membicarakannya dengan tuan Faras. Bagaimana pun, aku harus tahu alasannya sampai ingin menikah denganku." lagi, Inara berbicara dalam hati, sebelum sesaat kemudian berlalu meninggalkan kamar adiknya tanpa sepatah katapun.

Setelah melewati malam yang terasa sangat panjang baginya, kini Inara sudah tiba di kantor. Ia tak sabar menunggu kedatangan tuannya.

Sepuluh menit kemudian yang dinanti pun menunjukkan batang hidungnya.

"Selamat pagi, tuan." sapa Inara seraya menunduk hormat.

"Pagi." balas Faras disela langkahnya menuju ruang kerjanya.

Setelah menyaksikan ruang kerja Faras kembali tertutup dengan sempurna, Inara pun terduduk lemas di kursinya. Entah kemana perginya keberaniannya tadi, hingga kini hendak menemui Faras saja rasanya ia tak punya nyali. "Huuuuuf...." Inara menghembus napas bebas di udara.

"Bagaimana kau bisa menanyakan alasan tuan Faras ingin menikahimu, jika berada di dekatnya saja jantungmu sudah ingin meloncat dari rongganya, Inara." lirih gadis itu, dan tanpa di sadari olehnya ternyata gelagatnya itu disaksikan oleh Faras dari balik dinding kaca ruang kerjanya.

Inara coba kembali menyibukkan diri dengan pekerjaannya namun ia sama sekali tidak dapat berkonsentrasi.

*

Tidak terasa sudah seminggu berlalu akan tetapi Inara masih juga belum mendapatkan keberanian untuk mengajak Faras bicara empat mata.

"Pagi cantik..." sapaan Davin sekaligus menarik kesadaran Inara dari lamunannya.

"Pagi, pak Davin."

"Pagi-pagi kok udah melamun, apa nggak takut kesambet." celetukan Davin mampu mengukir senyum di wajah cantik Inara. "Gitu dong senyum, biar tambah cantik!." Inara kembali tersenyum seraya menggelengkan kepala mendengar kata-kata gombal yang terucap dari mulut Davin.

"Oh iya, btw apa tuan Faras ada di ruangannya?." tanya Davin, kembali pada tujuannya yang ingin bertemu dengan Faras. Ya, kini berita tentang lamaran Faras pada Inara sudah sampai ke telinga Davin.

"Iya pak, tuan Faras ada di ruangannya, silahkan masuk!!." sebagai pegawai di perusahaan tersebut, Inara juga mengenal sosok Davin sebagai sahabat Faras, dan sebelumnya Davin sering menemui Faras diruangannya dan tuannya itu sama sekali tidak pernah komplain.

Davin pamit pada Inara untuk menemui Faras di ruangannya.

Setelah mengetuk pintu beberapa kali Davin pun memutar handle pintu ruangan Faras.

"Boleh aku masuk?."

"Bukannya kau sudah masuk, lalu untuk apa bertanya." cetus Faras seraya menatap sahabatnya itu.

Faras menegakkan posisi duduknya menyadari gurat serius di wajah Davin.

Davin menarik kursi di depan meja kerja Faras kemudian menempatinya. tatapannya mampu membuat Faras menaikan salah satu alis tebalnya.

"Ada apa?." tanya Faras tanpa basa-basi.

"Apa benar kau akan menikahi Inara??."tanya Davin.

"Benar." jawaban Faras singkat, padat dan, jelas dan itu mampu membuat Davin menghela napas berat mendengarnya.

"Apa kau menikahinya karena mencintainya? atau kau justru punya alasan yang lain?." pertanyaan Davin berhasil mengundang tatapan tak bersahabat dari Faras.

"Bagaimana pun perasaanku pada Inara, tidak ada hubungannya denganmu."

Kini giliran jawaban Faras yang mengundang kekesalan dihati Davin.

"Tentu saja ada hubungannya denganku, karena aku mencintainya dan aku rasa kau sudah tahu itu, bro." balas Davin. "Tapi, Jika kau ingin menikahinya karena mencintainya maka aku akan berbesar hati melupakan perasaanku padanya."

Davin memang menyukai Inara, namun ia sadar bahwa sampai detik ini hati wanita cantik itu masih di miliki sepenuhnya oleh sahabatnya, Sarfaras Wisatara, maka Davin tidak akan keberatan jika keduanya menikah. Akan tetapi, Davin khawatir jika tujuan Faras menikah dengan Inara hanya karena ada alasan lain dibaliknya, mengingat Faras pernah menolak cinta Inara di saat mereka masih remaja dulu.

"Aku tahu, Om Rasya yang memintamu menikah dengan Inara, tapi Jika kau tidak menginginkan pernikahan kalian, bukankah kau bisa menolaknya! Aku juga tahu begitu banyak kebaikan yang telah diberikan Om Rasya pada Inara, dan salah satunya adalah merekomendasikan nama Inara untuk mendapatkan beasiswa ketika kuliah dulu, tapi aku rasa Inara tidak harus membayar semua itu dengan sisa umurnya, bukan."

Deg.

Inara yang tadinya ingin menggunakan kesempatan atas kedatangan Davin untuk mengajak Faras bicara empat mata lantas mengurungkan niatnya ketika mendengar obrolan diantara Faras dan Davin.

"Jadi, yang sebenarnya menginginkan pernikahan ini adalah orang tuanya kak Faras." Inara tersenyum miris. Kini ia tak lagi ingin membicarakan tentang lamaran tersebut pada Faras sebab kini ia sudah tahu jawabannya. Pantas saja Faras yang dahulu menolaknya mentah-mentah, kini justru ingin menikah dengannya ternyata semua itu adalah keinginan orang tuanya.

Inara yang telah kembali di meja kerjanya memegangi da-danya yang tiba-tiba terasa nyeri.

1
Arin
Akhirnya Za mengikuti jejak kembarannya dengan menikah. Meskipun lewat jalur digrebek warga
Semoga Dika memang mencintai Za
Felycia R. Fernandez
ternyata Thalia dan Riri besanan
secret
waduu waduuu kenaa grebeekk nihh🤭🤭
secret
Zaaa kmu knp kyknya kesel bgt sm Dika, jgn2 ad something nihh🤭🤭
irma hidayat
kayanya bakalan digrebeg warga nih disuruh nikah, cicoklah jodooh dika za
Sri Siyamsih: bnr k, warga kl terjd slpaham hingga d suruh nikah.😁
total 1 replies
Desmeri epy Epy
lanjut Thor
Rina Kurnia
nah loooeee....digrebek satpam.... 😄😄😄
mis.be
wkwkwk di grebeg
mis.be
irit bener
mis.be
cie..jodoh
Desmeri epy Epy
lanjut Thor
Felycia R. Fernandez
keponakan kesayangan Thalia itu Za 😆😆😆
irma hidayat
gimana tuh kalau yg dijuluki buaya sama za adalah jodohnya, nyesel ga udah ngasih julukan
Desmeri epy Epy
dobel up dong Thor
secret
hmm lagi2 kmu menyalahkan org lain tnpa mau mempertimbangkan gilang..
Rafly Rafly
udah pantes lah saudara kembar mu mati Gilang..kok malah nyalahin orang lain... pantesan kamu hidupnya balangsak Mulu /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
irma hidayat
nambah tuh kesalahan gilang bukannya insaf/tobat menyalahkan orang lain atas kematian yumi,moga s gilang dpt balasan atas kejahatannya juga
Felycia R. Fernandez
😅😅😅😅
mana nih om Abi dan Tante Livi blom datang
Felycia R. Fernandez
Gilang ini selalu aja menyalahkan orang lain ...
semoga kamu berjodoh dengan gadis itu,biar kamu yang membahagiakan nya
Rini
Gilang Gilang egoismu ituloh ga sembuh2, adikmu yg ga beres
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!