NovelToon NovelToon
KEHUDUPAN KEDUA

KEHUDUPAN KEDUA

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Junot Slengean Scd

Seorang kultivator legendaris berjuluk pendekar suci, penguasa puncak dunia kultivasi, tewas di usia senja karena dikhianati oleh dunia yang dulu ia selamatkan. Di masa lalunya, ia menemukan Kitab Kuno Sembilan Surga, kitab tertinggi yang berisi teknik, jurus, dan sembilan artefak dewa yang mampu mengguncang dunia kultivasi.
Ketika ia dihabisi oleh gabungan para sekte dan klan besar, ia menghancurkan kitab itu agar tak jatuh ke tangan siapapun. Namun kesadarannya tidak lenyap ,ia terlahir kembali di tubuh bocah 16 tahun bernama Xiau Chen, yang cacat karena dantian dan akar rohnya dihancurkan oleh keluarganya sendiri..
Kini, Xiau Chen bukan hanya membawa seluruh ingatan dan teknik kehidupan sebelumnya, tapi juga rahasia Kitab Kuno Sembilan Surga yang kini terukir di dalam ingatannya..
Dunia telah berubah, sekte-sekte baru bangkit, dan rahasia masa lalunya mulai menguak satu per satu...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Junot Slengean Scd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3 BAYANGAN SEKTE HITAM

Udara sore di kaki Pegunungan Barat terasa aneh.

Langit kelabu, kabut pekat menggantung, dan suara serangga lenyap dari hutan.

Suasana sunyi… terlalu sunyi.

Di atas tebing, Xiau Chen berdiri dengan jubah abu-abu yang berkibar tertiup angin.

Tatapan matanya menembus kabut jauh di depan seakan sedang membaca rahasia alam.

Ia baru saja keluar dari sarang naga, tubuhnya kini memancarkan aura yang berbeda.

Tidak lagi lemah seperti bocah cacat, tapi juga belum sekuat dirinya di kehidupan sebelumnya.

“Qi di dunia ini… terasa lebih padat, tapi tidak seimbang,” gumamnya pelan. “Ada sesuatu yang mencemari aliran spiritual bumi.”

Suara dari dalam jiwanya bergema lembut suara Kitab Kuno Sembilan Surga.

“Kau benar. Dalam seribu tahun terakhir, aliran dunia telah diganggu. Ada kekuatan asing yang meniru hukum langit untuk menciptakan kitab palsu.”

Xiau Chen mengerutkan kening. “Kitab palsu?”

“Ya. Bayangannya meniru bentukku, namun isinya telah diubah oleh tangan manusia. Mereka menyebutnya Kitab Hitam Pemakan Jiwa.”

Mendengar itu, mata Xiau Chen memancarkan sinar tajam.

“Tak kusangka… seseorang berani meniru kitab yang kutulis dengan darah dan jiwaku.”

“Dan mereka tidak hanya meniru,” lanjut suara itu. “Sekte yang menyembah kitab palsu itu kini berkuasa di dunia. Mereka disebut Sekte Bayangan Langit, dan pemimpinnya—disebut Patriak Mo Tian, seorang kultivator yang memuja kehancuran.”

Nama itu bergema dalam hati Xiau Chen.

Mo Tian…

Sebuah nama yang sama sekali asing, tapi aura gelap yang menyertainya membuat jantungnya berdegup perlahan. Ia tahu, dari pengalaman panjangnya di kehidupan lalu, bahwa nama yang bergema seperti itu bukan nama manusia biasa.

“Patriak Mo Tian…” gumamnya. “Jika dunia ini berada di bawah pengaruhnya, maka kebangkitanku bukan kebetulan. Langit benar-benar ingin aku turun tangan lagi.”

Ia menarik napas panjang.

Lalu, menatap ke arah lembah di bawah. Di sana, samar-samar terlihat asap mengepul dari sebuah desa kecil. Aroma darah tercium di udara.

Tanpa ragu, Xiau Chen melompat dari tebing, tubuhnya meluncur cepat seperti bayangan.

Angin memecah di sekelilingnya, dan sesaat kemudian ia mendarat di tanah tanpa suara.

Desa itu… telah berubah menjadi lautan mayat.

Rumah-rumah terbakar, dan bau darah menyengat menusuk hidung.

Orang-orang terkapar, tubuh mereka hitam hangus, seolah diserap dari dalam.

Xiau Chen berjongkok di samping seorang mayat.

Ia menyentuh lehernya, merasakan sisa energi spiritual yang menguap.

“Teknik penyerapan jiwa…” katanya perlahan. “Sama seperti yang kulihat ribuan tahun lalu. Tapi ini lebih kejam.”

Ia menatap sekeliling. Di dinding rumah, ukiran aneh tergambar sebuah lingkaran dengan mata di tengahnya.

Aura gelap mengalir dari simbol itu, membuat daun-daun kering di tanah berubah hitam.

“Itu simbol Bayangan Langit,” suara kitab bergema lagi. “Setiap kali mereka mendirikan altar, mereka akan menandai tempat itu dengan mata gelap—simbol mereka yang disebut ‘Tatapan Mo Tian’.”

Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar di ujung jalan.

Dari balik asap, muncul sekelompok orang berpakaian jubah hitam dengan lambang yang sama di dada mereka. Mata mereka kosong, seperti boneka tanpa jiwa. Di tangan mereka tergenggam pedang pendek hitam keunguan, berdenyut seperti urat hidup.

Pemimpin mereka berhenti beberapa langkah dari Xiau Chen.

Raut wajahnya muda, tapi matanya menghitam tanpa pupil.

“Kau siapa?” suaranya berat, bergema aneh seperti berasal dari dua dunia.

Xiau Chen menatapnya tanpa ekspresi.

“Aku yang seharusnya menanyakan itu. Mengapa kau menghancurkan desa ini?”

Pemuda itu tertawa. Suaranya seperti logam digesek batu.

“Hancur? Tidak. Kami hanya memanen jiwa. Mereka hanyalah bahan bakar bagi kebangkitan Patriak Mo Tian.”

Nama itu lagi.

Aura dingin muncul dari belakang Xiau Chen.

Ia tahu para pemuja kitab palsu itu sedang menjangkau lebih luas dari yang ia duga.

“Jadi kau murid sekte itu,” ucap Xiau Chen datar.

Pemuda itu tersenyum miring. “Murid? Tidak. Aku adalah salah satu Bayangan roh yang dipinjamkan tubuh oleh Patriak. Kau seharusnya bersyukur bisa mati di tanganku.”

Xiau Chen mendengus. “Sudah lama tak kudengar kesombongan seperti itu.”

Tanah di bawahnya bergetar. Dalam sekejap, pedang hitam di tangan musuh bergetar dan meluncur ke depan, menciptakan pusaran bayangan.

Satu tebasan saja memotong udara dan menghancurkan rumah di belakang Xiau Chen.

Namun, ketika debu menghilang, Xiau Chen tidak ada di tempatnya.

Tiba-tiba, suara angin melintas di belakang pemuda itu.

Bugh!

Tendangan keras menghantam punggungnya, membuat tubuhnya terpental dan menabrak batu besar hingga retak.

Xiau Chen berdiri di tempatnya, tangan disilangkan di dada, tanpa ekspresi.

“Gerakanmu terlalu lambat.”

Pemuda itu menggeram. “Kau pikir aku manusia biasa?!”

Ia merentangkan tangan, dan dari bayangan tanah, muncul belasan tangan hitam yang mencengkeram udara. Suara jeritan arwah terdengar dari baliknya, membuat udara terasa berat.

“Itu jurus Sepuluh Bayangan Jiwa Terikat,” bisik kitab dalam pikirannya. “Teknik ini menjerat jiwa lawan dan menghancurkannya dari dalam.”

Xiau Chen menutup matanya sebentar. “Aku tahu.”

Ketika tangan-tangan itu menyerang, tiba-tiba seluruh udara membeku.

Dalam sepersekian detik, aura tekanan mengalir keluar dari tubuh Xiau Chen.

Cahaya keemasan menyala di balik punggungnya bentuk naga purba samar muncul, mengaum pelan.

Tangan-tangan hitam itu langsung hancur berkeping-keping.

Suara jeritan arwah berubah menjadi dengungan pilu sebelum lenyap ditelan angin.

Pemuda itu menatap tak percaya.

“Itu… aura naga suci? Tapi tubuhmu manusia!”

Xiau Chen melangkah maju. “Tubuhku mungkin manusia, tapi jiwaku adalah api yang menelan naga.”

Dalam satu langkah, ia menghilang.

Dan dalam kedipan mata berikutnya—pedang hitam pemuda itu pecah, tubuhnya terbelah dua, berubah menjadi kabut hitam yang menguap ke langit.

Suasana hening kembali.

Namun belum sempat Xiau Chen meninggalkan tempat itu, langit tiba-tiba berubah.

Awan hitam berputar di atas kepalanya, membentuk pusaran besar.

Dari dalam pusaran itu, muncul simbol mata gelap—sama seperti yang tergambar di dinding desa tadi.

Suara berat menggema dari langit.

“Kau berani membunuh salah satu bayanganku… .

Nada suara itu dingin, namun berisi keagungan yang menekan jiwa. Bahkan udara di sekitar Xiau Chen bergetar, seolah ingin memaksanya berlutut.

Namun Xiau Chen hanya berdiri diam.

Ia menatap langit tanpa gentar. “Kau pasti Mo Tian.”

“Benar. Dan kau… memiliki aroma kitab kuno itu.”

“Kau… keturunannya? Tidak, bukan. Kau jiwa yang pernah menyatu dengan kitab itu. Mustahil… kau seharusnya telah musnah seribu tahun lalu!”

Xiau Chen tersenyum samar.

“Langit memberiku satu kesempatan lagi. Tampaknya bahkan Patriak gelap sepertimu pun tidak mampu menentang kehendak surga.”

“Kehendak surga?”

Suara tawa bergema dari langit, dingin dan memekakkan.

“Aku adalah kehendak surga yang baru, Xiau Chen. Dunia ini kini tunduk pada bayanganku. Kau tidak akan mampu menghentikanku lagi!”

Pusaran langit semakin pekat, petir hitam menyambar tanah di sekitar desa.

Namun Xiau Chen hanya mengangkat tangannya, menatap awan hitam itu dengan tenang.

“Kalau begitu… kita lihat siapa yang pantas disebut kehendak sejati.”

Cahaya keemasan keluar dari tubuhnya, melesat ke langit, menembus pusaran awan.

Dalam sekejap, suara naga menggema dari balik langit.

Guntur keemasan bertarung dengan petir hitam.

Cahaya dan kegelapan bertubrukan, menyalakan langit sore.

Sampai akhirnya—puncak Pegunungan Barat bergetar hebat, dan suara ledakan besar mengguncang bumi.

Kabut gelap perlahan sirna, meninggalkan langit jingga yang tenang.

Xiau Chen berdiri di tengah reruntuhan, napasnya sedikit terengah, tapi matanya tetap tajam.

“Pertarungan jiwa... dan hanya melalui bayanganmu saja aku nyaris kehabisan energi,” pikirnya. “Kekuatan Patriak Mo Tian… bahkan lebih dalam dari yang kuduga.”

Namun di saat yang sama, sesuatu bergetar di dalam dadanya.

Cahaya emas dari kitab kuno berpendar di balik jiwanya, lalu membentuk simbol baru yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

“Bab Kedua dari Kitab Sembilan Surga telah terbuka…” bisik suara itu.

“Bab Pemanggilan Jiwa Langit.”

Xiau Chen mengepalkan tangan.

“Baik. Jika langit memberiku kesempatan kedua, maka aku akan gunakan untuk membasmi kegelapan ini hingga ke akarnya.”

Angin sore bertiup pelan, meniup abu dari desa yang terbakar.

Di langit, awan jingga memantulkan cahaya di wajahnya yang tenang—wajah sang Pendekar Berwajah Giok yang kini lahir kembali.

Ia menatap jauh ke arah timur, di mana gunung-gunung lain menjulang.

“Mo Tian… aku datang.”

1
Nanik S
Lanjutkan Tor
Nanik S
Bagus... walau dulu sektemu hancurkan saja kalau menyembah Iblis
Nanik S
Xiau Chen... hancurkan Mo Tian si Iblis pemanen Jiwa
Nanik S
Lebih baik berlatih mulai Nol lagi dan tidak usah kembali ke Klan
Nanik S
Hadir 🙏🙏
Girindradana
tingkatan kultivasinya,,,,,,,
Rendy Budiyanto
menarik ceritanya min lnjutin kelanjutanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!