kisah ini menceritakan tentang seorang tuan muda dari klan besar yg di sebut sampa karena tidak bisa berkultivasi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WOURU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
dendam
"Apa kakak Liyan maksud menggendong sesuatu yang berat adalah aku?" Xiao Yi menatap tajam Yan Liyan.
Yan Liyan yang melihat mata merah Xiao Yi menatap tajam dirinya, langsung menatap kearah lain berusaha agar mata mereka tidak saling bertemu.
"Ah, ayo kita bermalam di gua di sana! Aku melihatnya ketika aku datang kemari tadi." ucap Yan Liyan mengalihkan topik pembicaraan.
Xiao Yi yang tahu kalau Yan Liyan mengalihkan pembicaraan hanya mendengus kesal dan mengalihkan pandangannya kepada gadis disamping Yan Liyan.
"Hei kakak Hua perkenalkan namaku Xiao Yi teman sekaligus adik dari kakak Liyan." ucapnya dengan senyuman dan mata bulatnya.
jadi.....
Apa kau ingin membunuh pria ini dengan tanganmu sendiri?" tanya Xiao Yi pada Bing Hua.
Bing Hua melihat pria yang diseret oleh Xiao Yi untuk sesaat.
"Tidak perlu, lagipula pria itu sudah mati." ucap Bing Hua melihat tatapan kosong pria paruh baya itu.
"kau salah kakak Hua, pria ini belum mati, dia masi bernafas hanya jiwanya saja yang rusak" balas Xiao Yi dengan muka polos tanpa dosa.
Yan Liyan tersenyum kecut ketika mendengar perkataan dari Xiao Yi serta wajah polosnya.
'Merusak jiwa seseorang sama saja dengan membunuh orang itu dari dalam.' batin Yan Liyan.
Xiao Yi mengangguk ketika melihat Bing Hua tidak merespon perkataannya.
"Baiklah, kalau kau tidak mau ini sangat bagus untuk melampiaskan kekesalanku pada seseorang." ucap Xiao Yi menatap Yan Liyan.
Xiao Yi memegang erat kerah baju pria itu, lalu melemparnya kearah batu besar yang berada tidak jauh dari tempat itu.
Batu besar itu hancur menjadi serpihan debu diikuti dengan darah yang berceceran di rumput hijau.
Bing Hua yang melihat apa yang dilakukan oleh Xiao Yi menatap ngeri sekaligus kagum terhadap gadis itu.
"Bagaimana dia bisa menjadi sekuat itu di usianya yang masih dibawahku." batin Bing Hua.
Yan Liyan tersenyum tipis ketika melihat Bing Hua menatap Xiao Yi dengan ngeri sekaligus kagum.
"Ayo kita pergi dari sini dan bermalam digua yang aku bicarakan tadi!" ajak Yan Liyan kepada mereka berdua.
Bing Hua yang mendengar itu mengangguk.
"Baik tuan!"
sedangkan Xiao Yi langsung melompat ke punggung Yan Liyan dan memeluk erat punggungnya.
Yan Liyan tersenyum masam ketika melihat kemanjaan Xiao Yi kepadanya.
'Ini sama sekali tidak berhasil. rencanaku gagal total dan malah membuatnya lebih manja lagi kepadaku.' gerutu Yan Liyan dalam hatinya.
".................."
Di dalam sebuah ruangan mewah, terdapat seorang pemuda yang cukup tampan. terlihat sedang menunggu sesuatu.
"Sial! dimana tetua ketujuh! kenapa lama sekali hanya untuk menangkap seorang wanita lemah sepertinya?!"
ucap pemuda itu dengan ekspresi marah.
Tidak lama kemudian seorang pelayan tua masuk kedalam ruang mewah itu dengan tergesa-gesa.
pemuda yang melihat itu hanya tersenyum.
"Apa ada kabar dari tetua ke-7?" tanya pria itu.
"I..iya tuan muda." pria tua itu terbata-bata dengan raut wajah ketakutan terhadap orang di depannya.
Pemuda yang melihat raut ketakutan dari pelayan itu menjadi kebingungan.
"Ada apa? kenapa kau ketakutan? apa ada hal yang buruk terjadi padanya?" tanya pemuda itu dengan.berturut-turut.
Pelayan tua yang mendengar pertanyaan berturut-turut dari tuan mudanya langsung menjawab.
"Be-benar tuan muda, cahaya giok kehidupan tetua ke tuju telah padam."
ucap pelayan tua itu, yang sudah pasrah dengan nasibnya karena memberikan kabar buruk pada orang di depannya.
"..............."
Sedangkan jauh di kedalaman hutan, lebih tepatnya di dalam sebuah gua.
Terlihat dua orang remaja berumur 14 tahun dan satu orang gadis dewasa sedang duduk di depan api unggun dengan daging panggang di depannya.
"Hei kakak Liyan, kemana tujuan kita selanjutnya?" tanya Xiao Yi kepada Yan Liyan yang sedang memandang Bing Hua lekat-lekat.
Yan Liyan yang mendengar itu mengalihkan pandangannya kepada Xiao Yi
"Kita akan pergi ke ibukota kekaisaran Han untuk mengikuti turnamen yang diadakan 10 tahun sekali disana." ucap Yan Liyan sambil memikirkan sesuatu.
Xiao Yi kebingungan ketika mendengar itu.
"Untuk apa kau mengikuti turnamen itu kakak Liyan? bukankah itu akan sangat membosankan untukmu?" tanya Xiao Yi yang keheranan dengan apa yang dipikirkan oleh Yan Liyan.
"Untuk melakukan langkah pertama dari rencana balas dendamku, yaitu membuat mereka menyesal karena telah menghina dan menganggap diri sampah."
ucap Yan Liyan sambil melihat kembali kearah Bing Hua.
Bing Hua yang dipandang oleh Yan Liyan hanya diam, karena dia tidak merasakan niat tertentu dari Yan Liyan.
Begitu pun dengan Xiao Yi. Dia tidak merasakan niat tertentu dari pandangan Yan Liyan terhadap Bing Hua, tapi tetap saja itu membuatnya kesal.
"Aku tahu kakak Hua itu terlihat sangat mirip denganmu, tapi jangan mengabaikanku! lagipula kecantikan kami berdua terlihat sama." ucap Xiao Yi yang terlihat cemburu.
Yan Liyan yang mendengar itu menatap Xiao Yi yang telah salah paham denganya.
"Adik Yi. Aku hanya penasaran tentang balas dendam yang dia katakan tadi, tidak lebih dari itu."
Bing Hua yang mendengar Yan Liyan yang penasaran dengan balas dendamnya tidak berbicara sama sekali, tapi justru dia balik bertanya.
"Tuan tadi mengatakan tentang rencana balas dendam. maaf kalau aku lancang, tapi apa rencana tuan untuk balas dendam kepada orang yang telah menyakiti tuan?" tanya Bing Hua dengan penasaran.
Yan Liyan terdiam untuk sesaat ketika mendengar pertanyaan dari Bing Hua.
"kau akan tahu nanti, yang pasti aku mempunyai rencana sendiri untuk balas dendam. Kau juga harus segera menyelesaikan masalah balas dendamu."
"Tenang saja kakak Hua, aku akan membantumu tentang balas dendamu." ucap XiaoYi
Bing Hua hanya tersenyum ketika mendengar ucapan dari Xiao Yi.
"Tidak perlu. Kau hanya perlu membantu tuan untuk menjalankan rencananya.
"Hei kakak Hua! kakak Liyan itu sangat kuat, kalau dia mau dia bisa membalas dendam sekarang juga dan tidak akan ada yang bisa menghentikanya untuk itu.
Dia itu hanya sedikit kejam, dia ingin membuat keluarga yang telah menghina nya menderita sedikit demi sedikit." ucap Xiao Yi sambil melihat Yan Liyan.
"Kau tidak perlu membantunya adik Yi." ucap Yan Liyan kepada Xiao Yi.
Xiao Yi keheranan ketika mendengar perkataan Yan Liyan
"kenapa? tanya Xiao Yi.
"Agar dia punya tekad kuat untuk meningkatkan kekuatan nya."
"Hei kakak Liyan, dia itu perempuan sama sepertiku. Apa kau tidak terlalu kejam padanya." Xiao Yi menatap Bing Hua dengan perasaan kasihan.
"Kau sangat naif adik Yi, dunia ini sangat kejam pada siapa pun tanpa memandang status dan gender. Satu-satu nya cara untuk melawan kejamnya dunia kultivator adalah mempunyai kekuatan besar."
jelas Yan Liyan kepada mereka berdua.
"Hah... hari sudah malam, aku mengantuk." ucap Yan Liyan meninggalkan dua perempuan yang terdiam terlihat seperti merenungkan tentang sesuatu.
'Walaupun aku bisa tidak tidur selama satu bulan penuh. tapi tetap saja tidur itu adalah kebiasaanku dari dulu.' batin Yan Liyan.
sedangkan Xiao Yi dan Bing Hua yang sedang merenungkan kata kata Yan Liyan.
Tiba-tiba Xiao Yi berbicara untuk menghilangkan suasana hening akibat merenungi kata kata Yan Liyan.
"Kenapa kakak Hua memanggil kakak Liyan dengan sebutan tuan?" tanya Xiao Yi menatap Bing Hua.
Bing Hua yang mendengar itu menatap balik Xiao Yi.
"Itu karena....
Penjelasan:
Sebenarnya Yan Liyan bisa membantai keluarga Yan, tapi dia khawatir kalau kekaisararan akan ikut campur bagaimana pun keluarga Yan merupakan pilar penting dalam berjalannya keseimbangan dan sumberdaya di kekaisaran karena dekat dengan hutan herbal
Dia tahu ada monster tua yang selalu menjaga dan melindungi kekaisaran dari ancaman maka dari itu dia punya rencana sendiri untuk balas dendam.
Yan Liyan itu tidak naif cuma berpikir panjang.