Dipisahkan karena sebuah kesalahan membuat dua remaja mengakhiri hubungan mereka tanpa kejelasan.
Hilangnya Anezha Shepira setelah malam tak terlupakan di antara mereka menyisakan luka bagi Elian. Namun siapa sangka gadis yang ia cari selama ini tiba-tiba muncul disaat ia pasrah dengan keadaan dan mencoba move on dari hubungan masa lalu mereka, lantas akan seperti apa kisah yang sebenarnya belum usai itu?
"Gue udah lupain semuanya, dan anggap kita nggak pernah saling kenal"
"Setelah malam itu? hebat banget." Elian terkekeh sinis, lalu mendekat dan berbisik sinis.
"Dimana dia?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Murid Baru
Pagi ini cukup membuat gugup untuk seorang gadis yang kini sedang bersiap di kamarnya. Seragam baru, sekolah baru, dan mungkin orang-orang baru yang akan ditemuinya.
Anezha Sherapina, gadis cantik yang kini menekatkan dirinya untuk hidup sendiri di negara kelahirannya. Nezha baru saja kembali ke Indonesia 2 hari yang lalu, sementara keluarganya memang masih berada di luar negeri.
Rambut panjangnya ia biarkan tergerai, dengan memberi jepit pada samping kepala yang membuat Nezha tampak lebih manis. Gadis itu meniliki penampilannya di kaca depan, lalu tersenyum tipis setelah dirasa pas.
Tidak lama ponsel miliknya bergetar. Mamanya menghubunginya untuk menanyakan keadaan gadis itu.
"Kamu belum berangkat sayang?"
"Ini mau berangkat."
"Ya sudah hati-hati ya? Nanti om Davi yang antar kamu."
"Iya, mama tenang aja."
"Jaga diri baik-baik Zha, kalau ada apa-apa langsung kasih tahu mama."
"Pasti, aku tutup ya ma," pamitnya, setelah itu Nezha menyambar tas miliknya dan segera keluar dari kamarnya.
Kebetulan, tepat saat Nezha akan keluar tantenya sudah menunggunya di depan pintu kamar. Beliau mengajak Nezha untuk sarapan bersama.
"Makasih ya om," ujar Nezha setelah turun dari mobil.
"Oke, kamu baik-baik ya? Kalau ada apa-apa telpon om aja."
Nezha mengangguk. Lalu melambaikan tangannya setelah mobil milik om Davi melaju.
Membalikan tubuhnya, Nezha melihat gedung tinggi dan megah di depanya, sudut bibirnya tertarik ke atas dengan napas yang ia hembuskan cukup dalam. Langkahnya pasti, namun Nezha beruntung karena ternyata bel baru saja berbunyi. Ia datang disaat murid-murid lain mulai memasuki kelas. Dan itu cukup membuat Nezha merasa lega.
Langkahnya membawa Nezha pergi ke kantor untuk menemui guru yang akan menjadi wali kelasnya.
"Selamat pagi anak-anak," sapa bu Indri, guru yang akan menjadi wali kelas Nezha sekarang.
"Pagi bu," balas murid-murid serempak.
"Hari ini, kita kedatangan murid baru."
Beberapa saling berbisik, penasaran dengan murid baru yang akan menempati kelas mereka.
"Nezha, silahkan perkenalkan diri kamu."
Mendengar nama yang disebutkan oleh gurunya sontak membuat Jayden dan Rayza saling pandang, nama itu seperti tidak asing untuk mereka.
Dan, benar saja. Ketika Nezha memasuki kelas, wajah keduanya langsung kaget, bahkan jika tidak sadar sedang berada di dalam kelas, mungkin Razya sudah menggebrak meja di depannya.
"Halo semua, perkenalkan nama saya Nezha Shepira, saya pindahan dari perancis dan kalian bisa panggil saya Nezha, terimakasih."
"Anying. Beneran dia bego," umpat Rayza semakin tidak percaya.
Jayden pun sama seperti Rayza, syok melihat murid baru yang baru saja muncul itu, lebih syok lagi karena ternyata mereka kini satu sekolah dan satu kelas.
"Wah, kacau ini, kacau." Rayza menggelengkan kepalanya, menatap murid baru yang kini sedang tersenyuk tipis dengan beberapa teman sekelasnya.
"Hallo Nezha," sapa beberapa murid cowok yang langsung semangat melihat murid baru itu ternyata memiliki paras cantik dan menawan. Sebagian dari mereka merasa beruntung berada di kelas ips 2 sekarang, karena ada bidadari yang tiba-tiba muncul di tengah rasa bosannya.
Nezha hanya tersenyum tipis menanggapinya. Ia sendiri hanya akan fokus dengan sekolahnya.
"Nezha, kamu duduk di bangku kosong sebelah sana ya?" ujar bu Indri diangguki Nezha. "Baik bu."
Awalnya Nezha baik-baik saja ketika melangkah mendekati bangku kosong tersebut, tetapi seketika langkah Nezha memelan saat dua orang gadis kini menatapnya dengan diam, tatapan itu seperti tatapan marah, tetapi ada juga kilat kebahagiaan dari tatapan dua gadis tersebut.
Setelah bel istirahat berbunyi, Nezha tidak langsung keluar dari kelas, ia tahu ada dua murid yang memang sengaja menunggu sampai kelas benar-benar kosong, dan baru setelah kelas sudah kosong. Dua murid yang sedari tadi terus memerhatikannya itu berbalik badan, menatap Nezha sebelum berucap.
"Ini bener lo kan?" tanya salah satunya, Violeta.
"Lo Anezha temen kita kan?" lanjutnya lagi.
Nezha mendongak, menatap keduanya cukup lama, sebelum akhirnya kedua gadis itu berhambur memeluk Nezha dengan tangis haru.
"Anjir, lo bener-bener nyata Zha."
"Lo kaya setan yang tiba-tiba ngilang terus muncul."
Setelah cukup lama mereka saling meluapkan rasa rindu, mereka melepas pelukan.
Nezha terkekeh melihat salah satu sahabatnya itu menangis, Aldara namanya, gadis yang sedari tadi belum berucap apa-apa, tetapi air matanya sudah mengalir sampai mengenai seragam sekolahnya.
"Sorry," satu kata yang sangat mewakilkan semuanya.
"Kenapa? Kenapa Zha?" Violeta lebih aktif dari pada Aldara.
Dara sedari tadi menatap Nezha dengan diam, tetapi air mata gadis itu sudah mewakili betapa rindu dan senangnya Nezha kembali.
"Sorry ya guys." Nezha tidak tahu harus mengatakan apa, ia sendiri bingung setelah bertemu kembali dengan kedua sahabatnya.
"Gue nggak nyangka lo tiba-tiba muncul Zha, lo tau tadi pas bu Indri bilang ada murid baru, hati gue langsung berdebar, kaya yang tanda kalau lo mau datang," jelas Dara diangguki Nezha dengan senyum.
"Gue kangen sama kalian," ujar Nezha kembali membuat ketiga gadis itu berpelukan.
Sementara di tempat lain. Rayza dan Jayden saling tatap, tetapi wajah keduanya seperti sedang menyembunyikan sesuatu.
"Gue denger di kelas kalian ada murid baru?" tanya Kairo yang diangguki oleh Rayza.
Kairo menoleh, membiarkan layar laptopnya tetap menyala. Merasa aneh dengan sikap Rayza dan Jayden yang tidak seperti biasanya.
"Ada masalah?" tanya Kai melihat kedua sahabatnya itu yang masih bersikap aneh sejak istirahat tadi.
"El dimana sih?" tanya Rayza pada akhirnya.
"Dia di panggil pak Yudi tadi."
"Olimpiade?" tanya Jayden pada akhirnya.
Kairo mengangguk, lalu kembali fokus dengan laptop di depannya.
"Cewek tadi malam nggak bisa muasin lo Ray?" tanya Kairo pada akhirnya, pasalnya Rayza sedari tadi berlagak aneh, sebenarnya normal saja sikap Rayza maupun Jayden, tetapi diamnya mereka malah sepeti orang aneh bagi Kairo.
"Puas banget gue, bodinya padet man, gue sampai crett 3 kali anying," jelas Rayza kembali bersemangat mengingat malam panasnya dengan gadis yang menjadi salah satu hadiah di pertandingan balap tadi malam.
Kairo mengangguk, jawaban Rayza sangat semangat barusan, itu bukan alasan yang membuat Razya tadi sempat bersikap aneh.
"Lo nggak ikut nyicip Jay?" Kai melirik Jayden yang tampak sibuk menggulir layar ponselnya.
Jayden menggeleng, lalu berucap. "Gue tobat, bokap mau nyalon wali kota, jadi gue harus jaga image dulu selama penyalonan," adu Jayden seketika membuat Rayza terkekeh.
"Gaya lo tobat-tobat, tapi liatnya yang tobrut gitu," cibir Rayza melihat Jayden yang memang sedang melihat gadis dengan pakaian seksi sedang bergoyang di ponselnya.
"Gue liat ini biar lupa sama murid baru di kelas, masih syok anying," jelas Jayden seketika membuat Rayza kembali terdiam.
"Lo bener Jay, gila sih... Gue masih nggak nyangka, tiba-tiba banget," komentar Rayza.
Kairo yang mendengarnya cukup penasaran dengan murid baru yang dibicarakan keduanya, tampaknya kedatangan murid baru tersebut cukup mengguncang keduanya.
Tidak masalah kalau hanya mengguncang Jayden dan Rayza, asal jangan sampai mengguncang dunia, apa lagi dunia Elian.. Aw
dobel up kk
next up kak
bahagia slalu kaliannn
gemusshh dgn bayik lucu galen