NovelToon NovelToon
Time Travel Raja Perang Memburu Istrinya

Time Travel Raja Perang Memburu Istrinya

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Balas dendam pengganti
Popularitas:54.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Novi adalah seorang wanita seorang agen mata-mata profesional sekaligus dokter jenius yang sangat ahli pengobatan dan sangat ahli membuat racun.

Meninggal ketika sedang melakukan aktivitas olahraga sambil membaca novel online setelah melakukan misi nya tadi malam. Sayangnya ia malah mati ketika sedang berolahraga.

Tak lama ia terbangun, menjadi seorang wanita bangsawan anak dari jendral di kekaisaran Dongxin, yang dipaksa menikah oleh keluarga nya kepada raja perang Liang Si Wei. Liang sangat membenci keluarga Sun karena merasa mencari dukungan dengan gelar nya sebagai salah satu pangeran sekaligus raja perang yang disayang kaisar.

Tepat setelah menikah, Novi melakukan malam pertama, ia menuliskan surat cerai dan lari. Sayangnya Liang, selalu memburu nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sun Yu Yuan

Ia mengamati wajah tampan di depannya. “Oh... Siapa si tampan ini?”

“Apa maksudmu? Lepaskan aku! Kau lupa siapa aku? Aku Raja Perang Liang Si Wei ” teriak Liang, masih dalam posisi kaku.

“Liang Si Wei? Sun Yu Yuan? Bukankah ini karakter novel yang terakhir aku baca. Astaga bisa-bisa nya aku masuk dalam novel ini.” ucap Novi dalam hati.

“Jadi ini wajah Raja Perang yang disebut-sebut di novel itu... Yang katanya pintar, sedikit bicara, membasmi musuh tanpa ampun.. Hmm... tampan juga...”

“Apa maksudmu? Lepaskan aku! Kalau tidak, aku akan membunuh seluruh keluargamu.” teriak Liang, masih dalam posisi kaku.

Novi mendekat perlahan, tangannya mengelus wajah Liang yang tidak bisa menghindar. “Tubuhku masih panas... Racunnya belum hilang... Kau yang masuk ke kamar ini... ya tanggung jawab dong.”

“Lepaskan aku, wanita gila! Kau akan menyesal seumur hidupmu!!”

Novi mendekat, napasnya hangat dan terengah. “Aku sudah bilang... aku diracun. Dan aku tidak bohong. Jadi... nikmati saja, Jenderal.. Atau Raja... Siapapun kamu, aku tak peduli.”

Liang menggertakkan gigi. “Kau akan menyesal...”

Novi menatap wajah lelaki di hadapannya. Meski napasnya masih berat karena racun yang mendidihkan darahnya, ia tidak bisa mengabaikan sosok yang ada di hadapannya.

Garis rahang tajam, alis tegas, dan tatapan mata tajam itu, semua begitu nyata dan memesona. Bahkan dalam keadaan diam tak berdaya, aura dingin dan angkuhnya masih menyelimuti ruangan.

“Aku harus menurunkan suhu tubuhku... setidaknya menyerap hawa dingin dari siapa pun yang ada di dekatku,” bisik Novi pelan, entah pada diri sendiri atau pada pria yang masih menatapnya dengan geram.

Tangan Novi terangkat perlahan, mengusap sisi wajah Liang dengan lembut. “Ternyata kulitmu juga dingin ya... ini bisa membantu.” Suaranya terdengar lemah namun menggoda, seperti desahan napas yang tersisa.

“Berhenti. Apa yang akan kau lakukan?” Liang menatap ke arah mata Novi, sementara tubuh Liang mendadak merinding, bulu bulu halus di badannya seketika berdiri.

“Apakah kau pernah tidur dengan seorang wanita?” tanya Novi penasaran

“Sun Yu Yuan!” teriak Raja Liang.

“Uh, telingaku! Tak usah berteriak, aku hanya bertanya. Lagipula aku bertanya dengan sopan padamu!”

Novi menatap mata Raja Liang. “Berapa banyak wanita yang telah kau gauli?”

“Aku tidak suka memelihara wanita, apalagi wanita kotor yang telah dipakai orang lain. Apalagi kau!”

“Eits, jangan sembarangan bicara, kau bahkan belum mencobanya!”

“Sun Yu Yuan, aku akan membunuh mu!” geram Raja Liang.

“Jangan marah, nanti kau cepat tua. Lagipula kita sudah menikah. Jadi wajar sebagai suami istri yang sah, kita melakukan itu bukan?” ucap Novi dengan senyum simpul.

Tangannya turun ke bagian leher Liang, jari-jarinya menyentuh bagian dada yang terbuka sebagian. Ia perlahan membuka jubah luar pria itu. “Malam ini adalah malam pernikahan kita!”

Liang menyentakkan tubuhnya sekuat tenaga, namun titik totokan nya sempurna. Tubuhnya masih lumpuh, tak bisa bergerak sedikit pun.

“Kau benar-benar wanita gila!” desisnya.

“Kalau aku gila, maka kau penyebabnya,” ucap Novi dengan senyum lemah. “Racun ini bukan main-main. Tapi tubuhmu... cukup dingin untuk menyeimbangkan suhu tubuhku. Kalau bukan karena racun ini, mana mau aku menyentuhmu.”

Jubah merah itu jatuh perlahan ke lantai, kainnya menggesek permukaan batu halus kamar. Novi memandangi dada bidang Liang dengan ekspresi yang tak terbaca, antara kagum, kesakitan, dan pasrah. Tangannya kembali mengusap dada pria itu, menyerap dingin dari kulitnya yang sejuk.

Liang mengerutkan alis. “Apa kau sadar apa yang sedang kau lakukan?”

“Aku sadar sepenuhnya,” bisik Novi. “Aku sedang berjuang untuk hidup. Kalau kau tidak bisa membantu... setidaknya diamlah.”

Keheningan menyelimuti kamar untuk sesaat. Suara napas mereka berdua menyatu dalam ketegangan yang menggantung di udara. Lilin merah berkedip ditiup angin, membuat bayangan tubuh mereka bergerak di dinding.

Liang masih terdiam. Meski tubuhnya tak bisa bergerak, ia bisa merasakan kehangatan yang perlahan menyerap ke dalam kulitnya, bisa merasakan sentuhan lembut wanita di depannya ini.

“Kau terlihat lebih tampan, jika mulutmu diam seperti ini!”

Liang menutup mata, napasnya sedikit bergetar.

Novi, dengan napas tersengal dan wajah yang memerah akibat panas racun yang menjalar di tubuhnya, tetap menatap pria di hadapannya. Matanya tak gentar, meski tubuhnya bergetar karena suhu tinggi yang nyaris membakar kesadarannya.

Dengan perlahan, ia menurunkan lapisan pakaian Liang satu demi satu. Ia tidak tergesa. Setiap gerakannya seperti menahan gejolak di dalam dirinya agar tak meluap, seolah memberi jeda pada dirinya sendiri untuk tetap sadar di tengah hasrat dan bahaya yang menyatu dalam satu malam.

Liang tiba-tiba menggertakkan giginya, ekspresi wajahnya berubah. “Kau berani sekali! Apa kau ingin mati, hah? Keluarlah dari sini!” bentaknya, suaranya meledak, menggema di kamar pengantin yang remang.

Novi tidak gentar. Meski jantungnya berdetak cepat, ia menatapnya dengan tatapan lurus. “Tubuhku terbakar... racun Afrosidak ini, aku sudah bilang padamu sejak tadi.”

Suara Novi parau, namun penuh keteguhan. Ia menghapus keringat di dahinya dengan punggung tangan, lalu melanjutkan, “Racun ini menyerang pusat suhu dan saraf. Jika tak dinetralisir, aku akan mati. Dan satu-satunya penawarnya... adalah kau.”

Liang terdiam sejenak. Matanya memicing, penuh badai emosi. “Afrosidak... siapa yang berani-beraninya memberi racun seperti itu... di hari pernikahan ini..? Apa mereka mencari mati dengan raja ini?”

Kemarahan membuncah di dadanya, bukan hanya kepada wanita di hadapannya, tetapi juga pada siapa pun yang telah merancang kekacauan ini. Siapa pun yang tega menjadikan pengantin wanita sebagai alat, dan dirinya sebagai alat penawar.

Novi sudah kehilangan sebagian kendali. Ia melepaskan pakaiannya satu demi satu, bukan karena nafsu, tapi karena tubuhnya benar-benar terasa seperti terbakar dari dalam.

Tatapannya menantang, meski wajahnya terlihat lemah. “Jadi bagaimana, Yang Mulia? Jika aku menyentuhmu sekarang... apakah kau akan berteriak lebih kencang, sehingga seluruh orang kediaman ini datang dan melihat kita... seperti ini?”

Liang membeku, kemarahannya bertabrakan dengan kenyataan yang membuatnya tak bisa bergerak.

“Kau... kau wanita tak tahu malu!” desisnya, wajahnya memerah karena marah dan, ia benci mengakuinya, kebingungan.

Novi tersenyum samar, langkahnya maju perlahan hingga jaraknya dengan Liang hanya beberapa jengkal. “Kalau aku tak tahu malu, mungkin aku tak akan memberitahumu soal racun ini sejak awal. Cukup diam saja dan biarkan aku bekerja untuk mengambil suhu dingin dari tubuhmu.”

Liang masih tidak bisa menggerakkan tubuhnya karena totokan yang Novi lakukan sebelumnya. Tapi matanya menatap wanita di hadapannya dengan ragu, marah, bingung, dan... heran. Tidak ada ketakutan dalam sorot mata itu

Novi menyentuh pipinya pelan, kali ini bukan menggoda, tapi lebih seperti meyakinkan bahwa ia masih sadar, bahwa ia tahu batasnya.

“Aku tahu ini keterlaluan... Tapi aku tak punya pilihan,” bisiknya.

Ia bersandar ke dada pria itu, memejamkan mata sambil menarik napas panjang, seolah mencoba menyerap suhu tubuh Liang yang dingin ke kulitnya yang menyala.

“Aku tak percaya kau bisa seenaknya menaruh nyawa di tanganku,” gumam Liang akhirnya.

1
@haerani-d
ya ampun daku kira ada apa thor, ternyata ayam lepas pertanda perwakilan dari pasukan quartet yang ngisengin sang ayah karena keegoisannya g ketulungan padahal dah cinta /CoolGuy/
Sribundanya Gifran
lanjit up lagi thor
syee..16
semangat thor
Maria Lina
outhor ni ud nmls up ya thor kadang kadang 2 kn kurang 😩😩
Viona Syafazea
aa otor yg satu ini ceritanya bikin aku candu terus... please dahhh crazy up thor.. /Sob//Sob/
Viona Syafazea
terjatuh dr kudanya sudah tinggal di injak sapinya belum.. 🤪🤪
Viona Syafazea
emangnya ikan pake alat pancing.. hadeuuhhh ada ada aja mahluk satu ini.. /Facepalm//Facepalm/
Warni
Astaga,bener2 jatuh dari kuda🤪
Viona Syafazea
/Joyful//Joyful//Curse//Curse/
Viona Syafazea
weeeehhhh bener-bener bibit unggul ya langsung jd empat sekaligus.. /Facepalm/
Viona Syafazea
aduhhhh macam mana otak si pm ni... /Facepalm//Facepalm/
月亮星星 ( yueliang xingxing )🌟🌙
😂😂😂😂😂😂😂😂😂
Viona Syafazea
kasiann seorang jendral perang yang gagah harus ngalamin kehamilan simpatik.. /Facepalm/
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
🍒⃞⃟🦅EsTehPanas SENJA
isterimu lah! saat melahirkan ke empat anakmu 😶😑
🍒⃞⃟🦅EsTehPanas SENJA
wwwih 3 laki2 dan 1 perempuan! mantabs 👍🏻👍🏻👍🏻
Lala Kusumah
wow kereeeeeennn quartet 😍😍😍❤️❤️❤️🥰🥰🥰
Murni Dewita
💪💪💪💪
🍒⃞⃟🦅EsTehPanas SENJA
hah?!? buset kembar 4 😳🤭
🍒⃞⃟🦅EsTehPanas SENJA
hebat! dalam hitungan bulan lho ini 👍🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!