Aurora, merupakan gadis cantik yang berusia 21th, dia dijual oleh Ayah kandungnya sendiri untuk menutupi kerugian perusahaanya, akibat hasutan dari ibu dan anak tirinya.
Kevin Alexander, Ceo tampan dan kaya raya, rela membayar Mahal Aurora dari Ayahnya karena ingin memilikinya.
Kevin mengikat Aurora dengan pernikahan tanpa cinta dan sebagai pelampiasan nafsunya saja.
Akankah Aurora bisa lepas dari jerat Ceo bastard itu atau justru mencintainya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3
Malam pun tiba.
Tak
Tak
Tak
Aurora menuruni anak tangga dengan wajah yang sudah di poles dengan sedimikian rupa, dan baju kurang bahan yang di berikan oleh Dena untuk memikat sang Tuan muda.
"Shitt... Dia terlalu cantik" umpat Sora dalam hati. Dia menatap iri dengan kecantikan yang Aurora miliki.
"Kau cantik sekali Sayang" puji Bimo.
"Bukankah ini yang kalian inginkan, menjadikanku seperti wanita jal*ng" ucap Aurora sambil menatap sinis ke arah mereka.
"Ayo kita jalan sekarang Pa, tidak enak kalau membuat tuan Kevin menunggu terlalu lama" ucap Dena sambil menarik tangan Aurora agar segera meninggalkan ruangan.
Aurora melangkah dengan berat, setiap langkahnya seolah membawa beban yang tak terlihat. Sementara itu, mata Sora terus mengawasi dengan tatapan yang tajam, penuh kecemburuan.
"Maafkan papa Nak, papa sudah mengorbankanmu, cuma ini yang bisa papa lakukan untuk menyelamatkan perusahaan papa" ucap Bimo dalam hati.
Mereka berempat pergi meninggalkan mansion dengan menggunakan satu mobil.
Mobil hitam marcedes benz berjalan membelah jalanan ibu kota yang lumayan padat.
Sepanjang jalan Aurora hanya diam menatap ke arah luar jendela mobil, sambil mengamati gedung-gedung yang berjajar rapih di pinggir jalan. Pikirannya berkelana entah kemana, dia sudah pasrah dengan takdir hidupnya.
Setidak nya dengan cara seperti ini Aurora bisa keluar dari rumah terkutuk itu. Selebihnya dia akan pikirkan nanti.
Namun siapa sangka bahkan Aurora sendiri tidak tahu kalau dia akan memasuki neraka yang kedalamannya sendiri tidak ia ketahui.
Ia cuma berharap suatu saat dia bisa membalas perlakuan ibu dan adik tirinya itu.
Tak terasa mobil mereka tiba di restoran yang begitu mewah.
"Keluarlah" ucap Dena
Aurora keluar dari mobil dan kemudian berjalan mengikuti mereka dengan tatapan datar dan dingin.
Mereka memasuki ruang vip yang sudah di siapkan oleh Haikal.
Mereka duduk dengan tenang. Aurora hanya diam saja, dia tidak tertarik dengan obrolan mereka bertiga.
Beberapa saat kemudian Kevin datang dan di ikuti oleh Haikal dibelakangnya.
Mereka berdiri menyambut kedatangan Kevin termasuk Aurora.
"Duduklah" titah Kevin dengan tatapan datar.
Kevin duduk sambil menyilangkan kakinya. mendadak suasana ruangan tersebut berubah dingin dan terasa mencekam.
"Katakan" titah Kevin dengan tatapan datar dan penuh intimidasi.
Gluk
Bimo menelan salivanya kasar, kerongkongannya terasa kering, badanya tiba tiba bergetar.
"Ini Aurora, putri saya tuan" ucap Bimo memperkenalkan putrinya kepada Kevin.
Kevin mengamati Aurora dari atas sampai bawah, dia tersenyum tipis tanpa ada yang bisa melihatnya.
Aurora menangis dalam diam sambil menundukkan kepalanya. Dia berpikir apakah dirinya ini barang, sehingga mereka dengan seenaknya menjual dirinya.
Apa mereka pikir dirinyan ini hanya patung yang tidak memiliki perasaan? Apakah harus seperti ini, cara dia untuk membalas budi? Pertanyaan pertanyaan itu yang berputar di kepala Aurora.
Sungguh orang tua yang tega menjual anak nya sendiri demi uang, pikir Kevin.
"Apa kau pikir harga anakmu bisa semahal itu, bahkan dengan uang 30M saya bisa membeli banyak wanita yang saya inginkan." ucap Kevin sambil tersenyum remeh.
"Saya mohon tuan, saya membutuhkan uang itu" ucap Bimo dengan tatapan memohon.
"Terus apa yang kau maksud sebagai jaminan? apa kau pikir rumahku tempat penitipan anak hah" ucap Kevin dengan pandangan menajam ke arah Bimo.
"Tidak tuan, saya menyerahkan anak saya sebagai ganti uang 30M tersebut, anak saya akan menjadi hak milik anda tuan" ucap Bimo tanpa memikirkan perasaan Aurora.
"Maksudnya kamu ingin menjual anakmu sendiri? " ucap Kevin sinis.
Dena dan Sora tidak berani menginterupsi perdebatan mereka, mereka merasa takut dengan aura yang di keluarkan Kevin. Pria itu sangat dominan.
"Saya terpaksa tuan, saya butuh uang itu untuk menyelamatkan perusahaan saya""ucap Bimo memohon sambil mengatupkan kedua tangan nya di depan dada.
Aurora hanya pasrah tidak tahu harus bagaimana. Dia sayang sama Ayahnya, dia yakin Ayahnya berubah karena hasutan Ibu tirinya itu. Aurora tidak mau nanti Ayahnya kesusahan, makanya dia mengorbankan dirinya demi perusahaan Ayahnya.
Dia bisa saja kabur dari rumah. Namun, Aurora masih memikirkan nasib Ayahnya. Walaupun Ayahnya selama ini tidak peduli dengannya, Aurora tetap menyayanginya.
bagaimanapun juga dia hadir di dunia ini karena benih dari Ayahnya itu. Dan sudah seharusnya seorang anak memaafkan kesalahan orang tuanya seperti orang tua yang selalu memaafkan kesalahan anaknya bukan. Itulah yang ada di pikiran Aurora saat ini.
"Baiklah, saya akan memberikan uang itu dan sekalian akan membawa anakmu malam ini juga." Ucap Kevin dengan tegas lalu menatap ke arah Haikal.
Haikal yang di tatap pun mengangguk seolah mengerti apa yang di maksud tuannya itu.
Sejak tadi mata Sora tidak pernah lepas dari wajah tampan Kevin, dia merasa kagum dengan pria itu. "Pria itu begitu sexy dan menarik, aku akan mendekatinya nanti" ucapnya liriu
Dena yang mendengar itu pun langsung tersenyum dan matanya berbinar. Akhirnya dia tidak akan kehilangan kehidupan mewah nya.
Seketika Aurora mengangkat wajahnya menatap Kevin.
"Apa harus sekarang" tanya Aurora memberanikan diri.
"Hmmm" cuma itu yang keluar dari mulut Kevin.
"Tapi aku belum membawa apapun" ucap Aurora.
"Aku akan menyiapkan semuanya untukmu" ucap Kevin yang di angguki oleh Aurora.
"Kau urus sisanya, Kal" titah Kevin, dan melangkah keluar keluar meninggalkan ruangan itu.
Tak lama Kevin menoleh, melihat Aurora yang masih bergeming.
"Cepatlah" titah Kevin sambil menatap Aurora tajam.
"I-ya tuan" ucap Aurora dengan suara terbata.
Aurora segera melangkahkan kakinya mengikuti Kevin tanpa berpamitan kepada keluarganya terlebih dahulu. Dia sudah muak dengan drama keluarga itu.
Setibanya di parkiran, Kevin langsung masuk kedalam mobil, di ikuti oleh Aurora
"Kita kemana Tuan" tanya sopir Kevin.
"Kita ke Mansion sekarang" jawab Kevin.
Kevin memiliki Mansion sendiri, sedangkan orang tuanya tinggal di mansion utama keluarga Alexander bersama sang opa.
Mobil Kevin berjalan meninggalkan Restoran. Sepanjang jalan, suasana di dalam mobil terlihat sunyi, tidak ada obrolan dari Aurora dan Kevin.
Aurora menyandarkan tubuhnya di jok mobil sambil memejamkan matanya, untuk menghilangkan rasa lelah yang menyiksa tubuhnya. Kepalanya terasa berat, karena terlalu memikirkan masalah ini.
Tak terasa cairan bening keluar dari sudut mata Aurora.
"Dalam keadaan terpejam pun kau bisa meneteskan air mata, apa sesakit itu?, kau begitu pintar menyembunyikan kesedihanmu di depan semua orang" bathin Kevin ketika melihat Aurora menangis.
"Sudah sampai tuan" ucap Sopir Axel.
"Hmmm...."Jawab Kevin membuka pintu keluar dari mobilnya, tanpa memperdulikan Aurora.
Aurora membuka matanya. Dia masih diam mengamati rumah yang ada dihadapannya saat ini.
"Dimana ini" tanya Aurora dalam hati.
"Turunlah Nona, kita sudah sampai" ucap Sopir Kevin menyadarkan Aurora.
"Terima kasih pak" ucap Aurora sambil tersenyum ramah.
Aurora keluar dari mobil, dan melangkahkan kakinya menyusul Kevin yang sudah lebih dulu masuk kedalam mansion.
Setelah di dalam mereka di sambut oleh pelayan yang sudah berjejer di depan menyambut kedatangan tuanya.
"Antar dia ke kamar utama" ucap Kevin kepada salah satu pelayannya.
"Kamar utama Tuan" tanya Pelayan memastikan pendengarannya. Pasalnya Kevin tidak pernah mengijinkan perempuan manapun memasuki kamar pribadinya. .
"Apa kau tuli hah" sentak Kevin.
"Ba-ik tuan" ucap pelayan itu gemetar.
"Dia benar benar orang yang kejam, dia akan melakukan apa saja sesuai kemaunya" takut Aurora.
Pelayan mengantar Aurora ke kamar Kevin, sedangkan Kevin memilih masuk ke dalam ruang kerjanya.
sabar dikit lagi ketika Kevin menyadari perasaannya padamu semua akan baik baik saja..